Anda di halaman 1dari 14

Kanker Payudara: Penyebab, Gejala dan Pengobatannya Posted on January 11, 2009 by Anca Kanker payudara adalah pertumbuhan

yang tidak terkontrol dari sel-sel pada payudara. Munculnya sel kanker tersebut terjadi sebagai hasil dari mutasi atau perubahan yang tidak normal pada gen yang bertanggungjawab menjaga pertumbuhan sel dan menjaganya tetap normal (sehat). Gen di dalam setiap inti sel, yang bertindak sebagai ruang kontrol dari masingmasing sel. Biasanya, sel dalam tubuh kita berganti sendiri secara teratur. Proses pertumbuhan sel: sel sehat baru mengambil alih sel lama. Tapi seiring waktu, mutasi bisa menghidupkan beberapa gen dan mematikan bagian lain dalam sel. Sel yang berubah tersebut memiliki kemampuan untuk berpisah dan tanpa kontrol memproduksi lebih banyak sel-sel seperti itu dan membentuk tumor. Tumor bisa jinak (tidak berbahaya untuk kesehatan) atau ganas (memiliki potensi untuk menjadi berbahaya). Tumor jinak bukan kanker: memiliki kemiripan dengan sel normal , tumbuh perlahan, dan tidak menyebar ke jaringan atau bagian lain dari tubuh. Tumor ganas (malignan) disebut kanker. Sel-sel ganas tersebut dapat menyebar di luar tumor asal ke bagian atau jaringan lain dari tubuh. Istilah kanker payudara merujuk kepada suatu tumor ganas (malignan) yang berkembang dari sel-sel di payudara. Kangker payudara biasanya dimulai pada sel di lobules, kelenjar yang memproduksi susu, atau pada duktus saluran kelenjar susu, saluran yang menghubungkan lobulus ke puting susu. Jarang terjadi, kanker payudara mulai pada jaringan stromal, termasuk jaringan lemak dan jaringan ikat dari payudara. Seiring dengan waktu, sel-sel kanker dapat menyebar ke jaringan payudara sehat membuat jalan masuk ke kelenjar getah bening di ketiak, suatu organ kecil yang menyaring benda asing dalam tubuh. Jika sel kanker telah meluas ke kelenjar getah bening, maka ini menjadi jalan ke bagian lain dari tubuh. Kanker payudara selalu disebabkan oleh abnormalitas/gangguan pada gen(suatu kesalahan dalam bahan genetik). Hanya 5-10% dari kanker diwarisi dari ibu atau ayah. Kira-kira 90% dari kanker payudara adalah karena abnormalitas genetik yang terjadi sebagai hasil dari proses ketuaan dan lainnya. Meskipun ada langkah-langkah yang dapat dilakukan setiap orang untuk membantu tubuh tetap sehat seperti makan diet seimbang, tidak merokok dan alkohol, serta latihan secara teratur, kita tidak akan pernah bisa menjamin bahwa kita akan terhindar dari penyakit ini. Statistik (Insidens) Kanker Payudara Insidens kanker payudara pada perempuan di Amerika Serikat adalah 1 banding 8 (sekitar 13%). * Pada 2008, sekitar 182.460 kasus baru kanker payudara invasif diharapkan dapat didiagnosis pada perempuan di Amerika Serikat, bersama dengan 67.770 kasus baru kanker payudara noninvasif (in situ). * Kira-kira 1.990 kasus baru kanker payudara invasif akan didiagnosis pada pria pada 2008. Kurang dari 1% dari semua kasus baru kanker payudara terjadi pada laki-laki. * Dari 2001 hingga 2004, tingkat insiden kanker payudara di AS turun 3,5% per tahun. Satu teori adalah bahwa penurunan ini disebabkan karena berkurangnya penggunaan terapi penggantian hormon/terapi sulih hormon (HRT/ Hormone Replacement Therapy).

* Kira-kira 40.480 perempuan di AS diperkirakan meninggal pada 2008 akibat kanker payudara, meskipun angka kematian telah turun sejak tahun 1990. Ini merupakan hasil dari kemajuan pengobatan, deteksi dini, dan meningkatnya kesadaran. * Untuk perempuan di Amerika Serikat, angka kematian akibat kanker payudara lebih tinggi daripada kanker paru-paru. * Selain kanker kulit, kanker payudara adalah yang paling sering didiagnosis kanker pada perempuan di AS. Lebih dari 1 dalam 4 penderita kanker adalah kanker payudara. * Dibandingkan dengan perempuan Amerika keturunan afrika, perempuan kulit putih sedikit lebih besar untuk menjadi kanker payudara, tapi kemungkinan akan mati lebih kurang. Salah satu alasan adalah bahwa perempuan keturunan afrika cenderung memiliki tumor yang lebih agresif. Perempuan dari latar belakang etnis lainnya -Asia, Hispanic, dan lainnya- memiliki risiko lebih rendah dalam perkembangan kematian akibat kanker payudara dibandingkan dengan kulit putih dan Afro-american. * Pada 2008, terdapat sekitar 2,5 juta perempuan di AS yang selamat dari kanker payudara. * Resiko kanker payudara dari seorang perempuan kira-kira dua kali lipat jika dia memiliki turunan pertama (ibu, saudara perempuan, anak perempuan) yang telah didiagnosis dengan kanker payudara. Sekitar 20-30% perempuan dengan diagnosis kanker payudara memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara. * Kira-kira 5-10% dari kanker payudara disebabkan oleh mutasi gen yang diwariskan dari satu ibu atau ayah. Mutasi dari gen BRCA1 dan BRCA2 adalah yang paling sering. Perempuan dengan mutasi ini memiliki resiko terkena kanker payudara sampai 80%, dan mereka sering didiagnosis pada usia muda (sebelum usia 50). Meningkatkan resiko kanker ovarium juga dikaitkan dengan mutasi gen ini. Laki-laki dengan mutasi BRCA1 memiliki 1% risiko perkembangan menjadi kanker payudara pada usia 70 dan 6% apabila mereka memiliki mutasi BRCA2. * Kira-kira 90% dari kanker payudara adalah bukan herediter, tetapi abnormalitas genetik yang terjadi sebagai proses aging/penuaan dan gaya hidup pada umumnya. * Yang paling penting, faktor risiko untuk kanker payudara adalah jenis kelamin (perempuan) dan usia (semakin tua). Penyebab terjadinya Kanker Payudara Seperti penyakit kanker lainnya, penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Yang bisa dijelaskan adalah faktor resiko dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi perkembangan terjadinya kanker payudara. Resiko terjadinya Kanker Payudara Risiko Absolut/Mutlak Resiko mutlak digunakan untuk menjelaskan seorang individu dari kemungkinan menderita kanker payudara. Ini didasarkan pada jumlah orang yang akan berkembang menjadi kanker payudara dalam jangka waktu tertentu. Resiko mutlak juga dapat dinyatakan sebagai persentase. Apabila kita mengatakan bahwa 1 dari 8 wanita di Amerika Serikat, atau 13%, akan berkembang menjadi kanker payudara selama seumur hidup, kita berbicara tentang risiko absolut. Rata-rata

setiap wanita memiliki 1-dari-8 kesempatan mendapat kanker payudara lebih selama 80 tahun masa hidup. Risiko mutlak kanker payudara berkembang selama dekade tertentu kehidupan lebih rendah dari 1 dari 8. Anda yang lebih muda, semakin rendah risiko. Sebagai contoh: * Dari usia 30 sampai 39, adalah resiko mutlak 1 dalam 233, atau 0,43%. Ini berarti bahwa 1 dari 233 perempuan dalam kelompok usia ini dapat diharapkan untuk mendapatkan kanker payudara. * Dari usia 40 sampai 49, resiko mutlak 1 dari 69, atau 1,4%. * Dari usia 50 sampai 59, resiko mutlak 1 dari 38, atau 2,6%. * Dari usia 60-69, resiko mutlak 1 dalam 27, atau 3,7%. Seperti yang dapat Anda lihat, semakin tua anda, semakin tinggi resiko mutlak terkena kanker payudara. Perlu diketahui bahwa jumlah dan persentase rata-rata untuk seluruh penduduk tergantung pada sejumlah faktor, termasuk riwayat keluarga, riwayat reproduksi (seperti haid dan riwayat anak), ras / etnis, dan faktor lainnya. Riwayat keluarga, misalnya. Resiko mutlak kanker payudara lebih tinggi bagi perempuan yang telah diwariskan mutasi gen BRCA1 atau BRCA2. Faktor risiko mutlak mereka selama masa hidup berkisar antara 40-85%. Ini berarti bahwa dari setiap 100 perempuan yang memiliki gen ini, di mana ada 40-85 bisa berkembang menjadi kanker payudara. Risiko Relatif Risiko relatif merupakan angka atau persentase yang membandingkan satu kelompok risiko kanker payudara dengan kelompok lain. Ini adalah jenis risiko yang sering dilaporkan oleh penelitian, yang sering membandingkan kelompok perempuan dengan perilaku atau karakteristik yang berbeda untuk menentukan apakah satu kelompok yang lebih tinggi atau lebih rendah dari risiko kanker payudara daripada yang lain (baik pertama kali didiagnosa atau ulangan). Faktor-faktor Resiko Kanker Payudara Faktor resiko adalah sesuatu yang meningkatkan risiko menderita kanker payudara. Banyak faktor risiko terpenting untuk kanker payudara berada diluar kendali kita, seperti usia, riwayat keluarga, dan riwayat medis. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat dikontrol, seperti berat badan, aktivitas fisik dan konsumsi alkohol. Faktor risiko yang dapat dikendalikan: Bobot/berat badan. Kegemukan yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, terutama bagi perempuan setelah tidak haid (menopause). Jaringan lemak tubuh adalah sumber utama estrogen setelah ovarium berhenti menghasilkan hormon. Memiliki jaringan lemak lebih banyak berarti memiliki estrogen yang lebih tinggi, yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Diet. Diet diduga merupakan faktor risiko untuk berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara, tetapi belum ada studi mengenai jenis makanan yang meningkatkan risiko tersebut. Adalah ide baik untuk membatasi sumber daging merah (termasuk lemak dalam keju, susu, dan

es krim) karena mungkin saja berisi hormon, faktor pertumbuhan lainnya, antibiotik dan pestisida yang membayakan kesehatan. Beberapa peneliti percaya bahwa makan terlalu banyak kolesterol dan lemak lainnya adalah faktor risiko untuk kanker, dan studi menunjukkan bahwa makan banyak daging merah atau daging yang diproses dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terhadap kanker payudara. Diet rendah lemak misal buah-buahan dan sayuran umumnya dianjurkan. Latihan/Olahraga. Bukti yang berkembang bahwa latihan dapat mengurangi resiko kanker payudara. American Cancer Society merekomendasikan melakukan olahraga selama 45-60 menit 5 hari atau lebih dalam seminggu. Konsumsi alkohol. Studi menunjukkan bahwa risiko kanker payudara meningkat seiring dengan banyaknya jumlah konsumsi alkohol. Alkohol dapat membatasi kemampuan hati untuk mengendalikan tingkat hormon estrogen darah yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko. Merokok. Merokok dikaitkan dengan sedikit peningkatan resiko kanker payudara. Terpapar estrogen. Karena hormon estrogen perempuan merangsang pertumbuhan sel payudara, terpapar dengan estrogen dalam waktu yang lama, tanpa terputus dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Beberapa faktor resiko tersebut yang dapat kita kontrol, seperti: * Menggunakan gabungan terapi hormon pengganti (estrogen dan progesterone; HRT) untuk beberapa tahun atau lebih, atau menggunakan estrogen sendiri selama lebih dari 10 tahun * Kegemukan * Kebiasaan minum alkohol Nampaknya penggunaaan kontrasepsi oral/pil sedikit meningkatkan risiko untuk kanker payudara, tetapi hanya terbatas untuk jangka waktu tertentu. Wanita yang berhenti menggunakan kontrasepsi oral lebih dari 10 tahun yang lalu tidak mempunyai peningkatan risiko kanker payudara. Stres dan kegelisahan. Tidak ada bukti jelas bahwa stres dan kegelisahan dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Namun, apapun yang bisa kita lakukan untuk mengurangi stres dan untuk meningkatkan kenyamanan, bersenang-senang dan bahagia dapat memiliki efek yang besar pada kualitas hidup. Jadi sebutlah kegiatan seperti: meditasi dan doa/ibadah dapat berharga buat kualitas hidup kita. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa praktek ini dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan: Gender/Jenis Kelamin. Wanita adalah faktor risiko kanker payudara. Meskipun laki-laki bisa mendapatkan kanker payudara, sel payudara perempuan terus berubah dan berkembang, terutama akibat kegiatan hormon estrogen dan progesterone. Kegiatan ini menempatkan mereka pada risiko lebih besar untuk kanker payudara dibandingkan pria.

Usia. Dari usia 30 sampai 39, risikonya adalah 1 dalam 233, atau 0,43%. Yang menjadi 1 dari 27 atau hampir 4% pada saat seseorang berada di usia 60 tahun. Riwayat kanker payudara dalam keluarga. Jika seseorang memiliki garis keturunan pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan) yang memiliki kanker payudara atau ada beberapa keluarga yang terkena kanker payudara atau ovarium (terutama sebelum mereka berumur 50), berarti seseorang tersebut memiliki resiko lebih tinggi mendapatkan kanker payudara. Riwayat pribadi kanker payudara. Jika seseorang telah didiagnosa dengan kanker payudara, maka risiko berkembang lagi, baik di payudara yang sama atau payudara lainnya, lebih tinggi daripada jika tidak pernah memiliki penyakit ini sebelumnya. Ras. Perempuan kulit putih sedikit lebih tinggi untuk mendapat kanker payudara selain perempuan afro amerika. Orang asia, Hispanic dan non amerika memiliki resiko lebih rendah kanker payudara. Terapi radiasi pada dada. Setelah terapi radiasi pada daerah dada saat masih anak-anak atau dewasa muda untuk pengobatan kanker lain secara signifikan meningkatkan resiko kanker payudara. Peningkatan risiko kelihatannya meningkat jika radiasi diberikan saat payudara masih berkembang (selama masih remaja). Perubahan seluler payudara. Perubahan sel payudara yang tidak biasanya ditemukan saat biopsi payudara dapat menjadi faktor risiko untuk kanker payudara. Perubahan ini meliputi pertumbuhan yg terlalu cepat dari sel (disebut hyperplasia) atau penampakan yang abnormal (atipikal). Terpapar estrogen. Karena hormon estrogen perempuan merangsang pertumbuhan sel payudara, terpapar estrogen lebih lama, tanpa jeda, dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Beberapa faktor risiko yang tidak di bawah kontrol, seperti: * Mulainya haid (menarke) pada usia muda (sebelum usia 12) * Saat menopause/haid brehenti (akhir siklus bulanan) pada akhir usia (setelah 55) * Terpapar estrogen lingkungan (seperti hormon dalam daging atau pestisida seperti DDT, yang memproduksi substansi mirip estrogen. Kehamilan dan menyusui. Kehamilan dan menyusui mengurangi jumlah keseluruhan siklus haid perempuan dalam hidup dan mengurangi resiko kanker payudara. Perempuan yang tidak pernah hamil atau kehamilan yang pertama setelah usia 30 memiliki peningkatan risiko kanker payudara. Bagi wanita yang memiliki anak, menyusui mungkin sedikit menurunkan risiko kanker payudara, terutama jika mereka terus menyusui selama 1 1 / 2 sampai 2 tahun. Bagi banyak perempuan menyusui sepanjang ini adalah tidak praktis dan merepotkan. Terpapar DES. Perempuan yang mengonsumsi obat-obatan yang disebut diethylstilbesterol (DES), digunakan untuk mencegah keguguran dari tahun 1940-an sampai tahun 1960-an, memiliki peningkatan sedikit resiko kanker payudara. Perempuan yang ibunya mengonsumsi DES selama kehamilan mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi juga terkena kanker payudara.

Tanda- tanda atau Gejala Kanker Payudara Pada awalnya, kanker payudara mungkin tidak menimbulkan gejala apapun. Benjolan mungkin terlalu kecil bagi anda untuk sadar atau menyebabkan perubahan apapun yang tidak biasa anda lihat sendiri. Seringkali daerah abnormal tersebut ditemukan pada screening mammogram (xray/foto rontgen pada payudara), yang mengarah ke pemeriksaan lebih lanjut. Dalam beberapa kasus, tanda pertama kanker payudara adalah berupa benjolan atau massa di payudara anda atau yang ditemukan pada pemeriksaan dokter. Benjolan yang terasa sakit, keras, dan tidak rata lebih cenderung menjadi kanker. Tetapi kadang-kadang kanker dapat tidak keras dan bulat. Sehingga penting diperiksa oleh dokter. Pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) harus menjadi bagian dari kesehatan rutin bulanan anda dan anda harus ke dokter jika anda mengalami perubahan pada payudara. Jika anda lebih dari 40 tahun atau memiliki resiko tinggi untuk penyakit ini, anda juga harus melakukan pemeriksaan mammografi tahunan dan pemeriksaan fisik oleh dokter. Semakin dini kanker payudara ditemukan dan didiagnosis semakin baik kesempatan kita untuk mengobatinya. Proses diagnosa dapat berminggu-minggu dan melibatkan berbagai jenis tes. Menurut American Cancer Society, perubahan di luar biasanya pada payudara bisa menjadi gejala dari kanker payudara: * Bengkak semua atau sebagian dari payudara, * Iritasi kulit atau dimpling, * Payudara sakit, * Puting susu sakit atau masuk kedalam, * Kemerahan atau penebalan puting susu atau kulit payudara, * Nipple discharge atau cairan puting selain air susu, * Benjolan di daerah ketiak. Perubahan ini dapat juga menjadi tanda untuk kondisi yang tidak bersifat kanker, seperti infeksi (inflamasi/peradangan) atau kista. Penting bahwa perubahan pada payudara segera diperiksakan pada dokter! Pemeriksaan Kanker Payudara: Skrining, Diagnosis dan Monitoring Kanker payudara dan pemeriksaan medis saling mendukung baik anda belum pernah sebelumnya menderita kanker payudara dan ingin melakukan pemeriksaan dini, anda baru saja didiagnosa ataupun sementara pengobatan dan tindak lanjut. Pemeriksaan yang paling sering dilakukan sehubungan dengan kanker payudara adalah: * Skrining tes: Skrining tes seperti mammografi tahunan-hasilnya disebut mammogramdiberikan secara rutin untuk orang-orang yang sehat dan tidak diduga mengalami kanker payudara. Tujuannya adalah untuk menemukan kanker payudara sedini mungkin sebelum gejala kanker berkembang dan biasanya lebih mudah untuk ditangani.

* Tes Diagnostik: tes Diagnostik seperti biopsi diberikan kepada orang-orang yang diduga memiliki kanker payudara, baik karena gejala yang ditemukan atau dari hasil pemeriksaan. Tes ini digunakan untuk menentukan apakah kanker payudara atau bukan, dan jika demikian, ditentukan juga apakah kankernya sudah menyebar di luar payudara. Tes diagnostik juga digunakan untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang kanker untuk menentukan pengobatan apa yang sesuai dengan kanker payudaranya. * Pemantauan/monitoring: Setelah diagnosis kanker payudara, banyak tes dilakukan selama dan setelah perawatan untuk memantau seberapa baik terapi yang diberikan. Pemantauan tes juga dapat digunakan untuk memeriksa tanda-tanda kekambuhan (rekurensi). Secara lengkap pemeriksaan yang dilakukan adalah: - Biopsi - Hitung sel darah - Kimia darah - Scan tulang - MRI payudara - Pemeriksaan fisis payudara - Pemeriksaan payudara sendiri (Breast self exam) - CT scan - Foto rontgen dada - Tomosintesis digital - Ductal lavage - FISH (Fluorescence in situ Hybridization) - Immunohistokimia (IHC) - Mammogram - Molecular Breast Imaging - Oncotype DX - PET scan - SPoT-Light HER2 CISH - Termografi - Ultrasound (USG) Stage atau Stadium/Tahap Kanker Payudara - Stage 0: tahap sel Kanker payudara tetap di dalam kelenjar payudara, tanpa invasi ke dalam jaringan payudara normal yang berdekatan. - Stage I: adalah 2 cm atau kurang dan batas yang jelas (Kelenjar getah bening normal). - Stage IIA: tumor tidak ditemukan pada payudara tapi sel-sel kanker ditemukan di Kelenjar getah bening ketiak, ATAU tumor dengan ukuran 2 cm atau kurang dan telah menyebar ke Kelenjar getah bening ketiak/aksiller, ATAU tumor yang lebih besar dari 2 tapi tidak lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke Kelenjar getah bening ketiak. - Stage IIB: tumor yang lebih besar dari 2 cm, namun tidak ada yang lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke Kelenjar getah bening yg berhubungan dgn ketiak, ATAU tumor yang lebih besar dari 5 cm tapi belum menyebar ke Kelenjar getah bening ketiak. - Stage IIIA: tidak ditemukan tumor di payudara. Kanker ditemukan di Kelenjar getah bening ketiak yang melekat bersama atau dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di Kelenjar

getah bening di dekat tulang dada, ATAU tumor dengan ukuran berapapun dimana kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak, terjadi pelekatan dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di Kelenjar getah bening di dekat tulang dada. - Stage IIIB: tumor dengan ukuran tertentu dan telah menyebar ke dinding dada dan/atau kulit payudara dan mngkin telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak yang berlengketan dengan struktur lainnya, atau kanker mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening di dekat tulang dada. Kanker payudara inflamatori (berinflamasi) dipertimbangkan paling tidak pada tahap IIIB. - Stage IIIC: ada atau tidak tanda kanker di payudara atau mugkin telah menyebar ke dinding dada dan/atau kulit payudara dan kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening baik di atas atau di bawah tulang belakang dan kanker mungkin telah menyebar ke Kelenjar getah bening ketiak atau ke Kelenjar getah bening di dekat tulang dada. - Stage IV: kanker telah menyebar atau metastase ke bagian lain dari tubuh. Tipe atau Jenis-jenis Kanker payudara Kanker payudara dapat mulai di berbagai daerah pada payudara duktus, lobulus, atau dalam beberapa kasus, di antara jaringan payudara. Namun secara garis besar kanker payudara dapat dibagi atas: Karsinoma in situ Duktal (DCIS), Karsinoma in situ Lobular (LCIS), Karsinoma Duktal Invasif (IDC), Karsinoma Duktal Invasif Subtipe Jarang, Karsinoma Lobular Invasif (ILC), Kanker Payudara Inflamatori, Kanker Payudara Pria dan Kanker Payudara Rekuren dan Metastatik. Terapi atau Pengobatan kanker payudara dan Efek Samping-nya Dalam beberapa tahun terakhir, terlihat kemajuan terhadap perawatan kanker payudara, ini membawa harapan dan kebahagiaan. Bukan hanya satu atau dua pilihan, saat ini terdapat banyak pilihan terapi melawan kanker payudara. Keputusan untuk melakukan operasi lalu mungkin radiasi, terapi hormonal (anti-estrogen), dan/atau kemoterapi bisa sangat membantu. Tindakan tersebut akan bergantung dari stadium kanker-nya. Untuk itu dilakukan perencanaan jenis pengobatan atau terapi yang tersedia dan yang mungkin cocok bagi penderita. Tindakan yang mungkin akan dilakukan adalah: - Bedah Lumpectomy atau Breast conserving surgery (Bedah dengan seminimal mungkin menjaga payudara tetap utuh), mastektomi (pengangkatan payudara, bisa sebagian atau seluruhnya) dan/atau diseksi kelenjar getah bening. - Kemoterapi - Terapi radiasi - Therapi hormonal

- Kedokteran Holistik dan Komplementer, seperti akupunktur, meditasi, dan yoga yang dapat membantu anda selain perawatan medis. Efek samping yang bisa dialami penderita kanker payudara setelah menjalani terapi bisa mermacam-macam tergantung jenis terapi yang didapatkannya antara lain: nyeri perut, adiksi, reaksi alergi, anemia, ansietas (cemas), perubahan selera, rasa tidak enak pada ketiak, nyeri punggung, masalah perdarahan pembekuan darah dan flebitis (phlebitis), nyeri tulang dan sendi, nyeri dada, gejala flu, konstipasi, batuk, dehidrasi, penyembuhan luka yang lambat, depresi, diare, mulut kering, pusing, kulit kering, ketidakseimbangan elektrolit, endometriosis, lemah, pingsan, masalah fertilitas, demam, kentut, (flatus), perubahan rambut, hand-foot syndrome (HFS) atau palmar-plantar erythrodysesthesi (PPE), sakit kepala, masalah pendengaran, masalah jantung, refluks gastro-esofagal (GERD), hematoma, hipertensi, kolesterol tinggi, hot flashes (serangan panas), infeksi, reaksi pada tempat suntikan, insomnia (susah tidur), gatal, masalah ginjal, kram kaki, hepatotoksisitas (masalah hati), hilangnya libido, hipotensi, penurunan jumlah sel darah putih, masalah paru-paru, limfedema, hilang ingatan, gejala menopause, mual, neuropati, perdarahan dari hidung, hilang rasa, osteoporosis, gangguan stres pasca trauma, infeksi saluran kemih, perubahan kulit, perubahan berat badan, muntah, masalah penglihatan dan mata, perubahan pada kuku dan lain-lain. KANKER PAYUDARA : GEJALA, PENYEBAB DAN DIAGNOSA Posted by: kankerpayudara on: Desember 25, 2007

In: artikel Comment! Diterjemahkan dari artikel di People Living With Cancer

GEJALA : Wanita dengan kanker payudara, bisa jadi mengalami gejala-gejala berikut. Kadang meskipun di tubuhnya telah tumbuh kanker dia tidak merasakan gejala apapun. Atau bisa juga ditubuhnya menunjukkan gejala tersebut tetapi bukan karena kanker payudara, tapi akibat kondisi medis lain.

Apabila seorang wanita mempunyai gejala dibawah ini dan merasa sangat khawatir,sebaiknya segera ke dokter. Adapun tanda-tanda atau gejalanya antara lain :

Ada benjolan yang keras di payudara Bentuk puting berubah ( bisa masuk kedalam, atau terasa sakit terus-menerus), mengeluarkan cairan / darah Ada perubahan pada kulit payudara diantaranya berkerut, iritasi, seperti kulit jeruk adanya benjolan-benjolan kecil Ada luka dipayudara yang sulit sembuh Payudara terasa panas, memerah dan bengkak

Terasa sakit / nyeri ( bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tapi tetap harus diwaspadai ) Terasa sangat gatal didaerah sekitar puting Benjolan yang keras itu tidak bergerak ( terfiksasi ). dan biasanya pada awal-awalnya tidak terasa sakit Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada 1 payudara

PENYEBAB KANKER PAYUDARA : Secara pasti belum diketahui, Hanya bisa ditandai pada wanita yang mempunyai factor resiko dibawah ini :

Umur diatas 30 tahun ( sekarang, dibawah 20 tahun juga sudah ditemukan kanker payudara ) Riwayat dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara ( sekarang ini juga tidak mutlak karena tanpa ada riwayat keluarga juga bisa terkena ) Punya riwayat tumor Haid terlalu muda atau menopause diatas umur 50 tahun Tidak menikah / tidak menyusui Melahirkan anak petama diatas usia 35 tahun Sering terkena radiasi ( Bisa dari sering melakukan pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan alat X-ray ) Pola makan dengan konsumsi lemak berlebihan Kegemukan Konsumsi alcohol berlebihan Mendapatkan terapi hormonal dalam jangka panjang Stress Faktor genetic ( BRCA1/BRCA2 )

BAGAIMANA MENDIAGNOSA KANKER PAYUDARA : Dokter menggunakan berbagai macam cara untuk mendiagnose kanker payudara dan untuk menentukan apakah sudah ada metastasis ke organ lain. Beberapa test juga berguna untuk menentukan pengobatan yang paling efektive untuk pasien. Kebanyakan pada type kanker, biopsi ( mengambil sedikit jaringan , untuk diteliti dibawah mikroskop, yang dilakukan oleh ahli patologi ) adalah jalan satu-satunya untuk menentukan secara pasti diagnosis kanker. Apabila biopsy tidak mungkin dilakukan, dokter akan mengusulkan test lain untuk membantu diagnosa. Test Imaging bisa digunakan untuk menemukan apakah telah terjadi metastasis. Dokter akan mempertimbangkan factor-faktor dibawah ini, ketika akan memutuskan test diagnostic :

Usia dan kondisi medis pasien Type kanker Beratnya gejala Hasil test sebelumnya

Test diagnosa kanker payudara biasanya dimulai apabila wanita atau dokter menemukan suatu massa atau pengerasan yang tidak normal ( suatu titik kecil dari kalsium, biasanya dilihat pada saat X-ray ), pada screening mammogram. Atau bisa juga suatu yang tidak normal di payudara wanita ditemukan pada pemeriksaan klinis atau pemeriksaan sendiri. Beberapa test mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosa dari kanker payudara. Tidak pada semua orang akan dilakukan seluruh test dibawah ini : IMAGING TEST : Diagnostic mammography. Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih banyak gambar yang bisa diambil. Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda, diantaranya putting mengeluarkan cairan atau ada benjolan baru. Diagnostic mammography bisa juga digunakan apabila sesuatu yang mencurigakan ditemukan pada saat screening mammogram.

Ultrasound ( USG ) Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Gelombang bunyi yang tinggi ini bisa membedakan suatu massa yang solid, yang kemungkinan kanker, dan kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya bukan kanker.

MRI MRI menggunakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi images ( gambaran ) detail dari tubuh. MRI bisa digunakan, apabila sekali seorang wanita, telah didiagnose mempunyai kanker, maka untuk mencheck payudara lainnya bisa digunakan MRI. Tapi ini tidak mutlak. Bisa juga untuk screening saja.Menurut American Cancer Society ( ACS ), wanita yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara, seperti contohnya pada wanita dengan mutasi gen BRCA atau banyak anggota keluarganya yang terkena kanker payudara, sebaiknya juga mendapatkan MRI, bersamaan dengan mammography.MRI biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan massa yang kecil pada payudara yang mungkin tidak terlihat pada saat USG atau mammogram. Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat. Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan padat yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak

bisa menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer maka untuk memastikan lagi harus dilakukan biopsy. TEST DENGAN BEDAH Biopsi Suatu test bisa saja menunjukkan kemungkinan adanya kanker, tapi hanya biopsy yang bisa memberikan diagnosis secara pasti. Sample yang diambil dari biopsy, danalisa oleh ahli patologi ( dokter spesialis yang ahli dalam menterjemahkan test-test laboratorium dan mengevaluasi sel, jaringan, organ untuk menentukan penyakit )

Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang mencurigakan tidak teraba. Itu dapat dilakukan dengan Fine Needle Aspiration Biopsy ( FNAB, menggunakan jarum kecil untuk untuk mengambil sample jaringan ). Stereotactic Core Biopsy ( menggunakan X-ray untuk menentukan jaringan yang akan diambil ) atau Vacuum-Assisted Biopsy ( menggunakan jarum yang tebal untuk mengambil beberapa macam jaringan inti yang luas ). Dalam melakukan prosedur ini, jarum biopsy untuk menuju area yang dimaksud, dibantu oleh mammography, USG atau MRI. Metal clip kecil bisa diletakkan pada bagian dari payudara yang akan dilakukan biopsy. Dalam kasus ini apabila jaringan itu membuktikan adanya kanker, maka segera diadakan operasi tambahan. Keuntungan teknik ini adalah bahwa pasien hanya butuh sekali operasi untuk menetukan pengobatan dan menetukan stadium. Core Biopsy dapat menetukan jaringan. FNAB dapat menetukan sel dari suatu massa yang teraba, dan ini semua kemudian dapat dianalisa untuk menentukan adanya sel kanker.

Fine needle biopsy

Sentinel node biopsy

Surgical Biopsy ( biopsy dengan cara operasi ) mengambil sejumlah besar jaringan.Biopsy ini bisa incisional ( mengambil sebagian dari benjolan ) atau excisional ( mengambil seluruh benjolan ).

lumpectomy biopsy Apabila didiagnose kanker, operasi lanjutan mungkin diperlukan untuk mendapatkan clear margin area ( area jaringan disekitar tumor dimana dipastikan sudah bersih dari sel kanker ) kemungkinan, sekalian mengambil jaringan kelenjar getah bening.

Jaringan yang didapat dari biopsy juga akan di ditest oleh dokter untuk menentukan pengobatan.Test itu untuk melihat:

Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu Invasive ( biasanya menyebar ) atau In situ ( biasanya tidak menyebar ). Ductal ( dalam saluran susu ) atau lobular ( dalam kelenjar susu ). Grade ( seberapa besar perbedaan sel kanker itu dari sel sehat ) dan apakah sel kanker telah menjalar ke pembuluh darah atau pembuluh getah bening. Margin dari tumor juga di amati. Receptor Estrogen ( ER ) dan Receptor Progesteron ( PR ) test. Sel kanker payudara apabila diketahui positif mengandung receptor ini ER (+) dan PR (+) berarti sel kanker ini berkembangnya karena hormon-hormon tersebut. Biasanya diadakan terapy hormone ( akan dibahas tersendiri ). Test HER2 neu.( C-erb2 ). Adanya protein HER2 yang berlebihan. Rata-rata 25% penderita kanker. Dengan mengetahui status HER2 ( positive atau negative ) maka dapat ditentukan apakah pasien akan diterapi dengan menggunakan obat yang disebut trastuzumab ( HERCEPTIN ) atau tidak. ( mengenai HERCEPTIN akan dibahas tersendiri ) Genetic Description of the Tumor.Test dengan melihat unsur biology dari tumor, untuk memahami lebih dalam mengenai kanker payudara. Oncotype DX adalah test untuk mengukur resiko seberapa jauh kekambuhannya.

TEST DARAH Test darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Test-test itu antara lain :

Level Hemoglobin ( HB ) : untuk mengetahui jumlah oksigen yang ada di dalam sel darah merah Level Hematocrit : untuk mengetahui prosentase dari darah merah didalam seluruh badan Jumlah dari sel darah putih : untuk membantu melawan infeksi Jumlah trombosit ( untuk membantu pembekuan darah ) Differential ( prosentase dari beberapa sel darah putih )

JUMLAH ALKALINE PHOSPHATASE Jumlah enzyme yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran kanker ke liver, hati dan saluran empedu dan tulang.

SGOT & SGPT Test ini untuk mengevaluasi fungsi lever. Angka yang tinggi dari salah satu test ini mengindikasikan adanya kerusakan pada liver, bisa jadi suatu sinyal adanya penyebaran ke liver TUMOR MARKER TEST Untuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan pada darah, kencing atau

jaringan tubuh. Dengan adanya jumlah tumor marker yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari nilai normalnya, mengindikasikan adanya suatu proses tidak normal dalam tubuh. Bisa disebabkan karena kanker , bisa juga bukan. Pada kanker payudara tumor marker yang biasanya dilakukan adalah CA 15.3 dengan mengambil sample darah. Pada standard PRODIA tumor marker tidak boleh melebihi angka 30 TEST-TEST LAIN Test test lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara adalah :

Photo Thorax Untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran keparu-paru Bonescan Untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke tulang. Pada bonescan, pasien disuntikkan radioactive tracer pada pembuluh vena. Yang natinya akan berkumpul pada tulang yang menunjukkan kelainan karena kanker. Jarak antara suntikan dan pelaksanaan bonescan kira-kira 3-4 jam. Selama itu pasien dianjurkan minum sebanyakbanyaknya. Hasil yang terlihat adalah gambar penampang tulang lengkap dari depan dan belakang. Tulang yang menunjukkan kelainan akan terlihat warnanya lebih gelap dari tulang normal. Computed Tomography ( CT atau CAT ) Scan.Untuk melihat secara detail letak tumor. Disini pasien juga disuntik radioactive tracer pada pembuluh vena, tapi volumenya lebih banyak sehingga sebenarnya sama dengan infuse. Setelah disuntik CTscan bisa segera dilakukan. CT-scan akan membuat gambar tiga dimensi bagian dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut. Hasilnya akan terlihat gambar potongan melintang bagian dari tubuh yang discan 3 dimensi. Positron Emission Tomography ( PET ) scan.Untuk melihat apakah kanker sudah menyebar.Dalam PET scan cairan glukosa yang mengandung radioaktif disuntikkan pada pasien. Sel kanker akan menyerap lebih cepat cairan glukosa tersebut, dibanding sel normal. Sehingga akan terlihat warna kontras pada PET scan. PET scan biasanya digunakan sebagai pelengkap data dari hasil CTscan, MRI dan pemeriksaan secara fisik

Tag: artikel

Anda mungkin juga menyukai