Anda di halaman 1dari 18

19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Keadaan Wilayah Lokasi penelitian adalah Puskesmas Perumnas Kecamatan Curup Tengah, Kabupaten Rejang Lebong dengan luas wilayah kerja sebesar 48,2 km 2. Jarak Puskesmas Perumnas dari pusat pemerintahan Kota Curup adalah 3 km ditempuh dalam waktu kurang lebih 5 menit. Jarak dari ibukota provinsi adalah + 85 km ditempuh dalam waktu 2,5 jam. Dengan kondisi jalan diaspal, sebagian besar jalan berada dalam kondisi baik. 4.1.2. Keadaan Geografi Wilayah kerja Puskesmas Perumnas meliputi 1 desa dan 8 Kelurahan. Suhu rata-rata 17-30C dengan curah hujan rata-rata 488 mm/tahun. Batas-batas wilayah Puskesmas Perumnas secara administratif adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kampung Delima Sebelah Selatan : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Curup Sebelah Timur : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sambirejo Sebelah Barat : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Curup

Dari 9 desa/kelurahan yang ada, semuanya sudah mempunyai posyandu yang berjumlah 15 posyandu dan jumlah dukun terlatih yang ada sebanyak 5 orang. 4.1.3. Keadaan Demografi Dari data Puskesmas Perumnas diketahui jumlah penduduk sampai bulan Desember 2012 ialah sebanyak 27.916 jiwa. Jumlah kepala keluarga sebanyak

19

7.210 KK. Sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan pedagang, selebihnya pekerja kasar. a. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin Penduduk laki-laki di wilayah kerja Puskesmas Perumnas berjumlah 15.157 jiwa dan penduduk perempuannya berjumlah 15.538 jiwa. b. Komposisi penduduk menurut agama Sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas Perumnas menganut agama Islam. 4.1.4. Puskesmas Perumnas Dari data, jumlah bidan desa Puskesmas Perumnas adalah 8 orang dan jumlah bidan Puskesmas Perumnas adalah 13 orang. 4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.2.1. Identitas Responden Pada sub bab ini disajikan tabel-tabel distribusi yang merupakan hasil perhitungan data berdasarkan jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan kategori identitas responden di dalam kuesioner. Di bawah masing-masing tabel disajikan pula pembahasannya. Tabel 4.1 Distribusi Usia Responden
Usia (Tahun) 25 30 31 35 36 40 41 45 >46 Total Jumlah 6 3 4 2 3 18 Persentase (%) 33.33 16.67 22.22 11.11 16.67 100%

Dari distribusi responden berdasarkan usianya didapatkan bahwa usia terbanyak adalah usia 25 30 tahun sebanyak 33.33%.

20

Tabel 4.2 Distribusi Pendidikan Terakhir Responden


Pendidikan DI Kebidanan DIII Kebidanan DIV Kebidanan Total Jumlah 4 9 5 18 Persentase (%) 22.22 50.00 27.78 100%

Dari distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan bahwa sebagian besar memiliki tingkat pendidikan terakhir tamat DIII Kebidanan, yaitu sebanyak 9 orang (50.00%). Pendidikan adalah proses untuk mempelajari atau meningkatkan ilmu yang diperoleh melalui pembelajaran dimana dari proses tersebut seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan, sehingga pada setiap individu yang mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi secara otomatis akan berbanding lurus dengan pengetahuan yang dia miliki (Notoatmodjo, 2007). Tabel 4.3 Distribusi Lama Bekerja
Lama Bekerja (Tahun) <10 10 15 16 20 >20 Total Jumlah 6 5 5 2 18 Persentase (%) 33.33 27.78 27.78 11.11 100%

Dari distribusi responden berdasarkan lama bekerja didapatkan bahwa sebagian besar memiliki lama bekerja <10 tahun, yaitu sebanyak 6 orang (33.33%). Hanya 2 orang (11.11%) yang memiliki lama bekerja >20 tahun. Lama kerja merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, karena seseorang yang memiliki masa kerja yang lama akan terbentuk pengalaman kerja yang memadai serta tercipta pola kerja yang efektif

21

dan dapat menyelesaikan berbagai persoalan berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya (Elita, 2005). Tabel 4.4 Distribusi Penanganan Bayi Baru Lahir Normal
Jumlah Kasus <10 kali >10 kali Total Jumlah 6 12 18 Persentase (%) 33.33 66.67 100%

Dari data jumlah kasus penanganan bayi baru lahir normal didapatkan bahwa sebagian besar bidan sudah pernah melakukan penanganan bayi baru lahir normal >10 kali, yaitu 12 orang (66.67%). Tabel 4.5 Distribusi Penanganan Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia
Jumlah Kasus <10 kali >10 kali Total Jumlah 13 5 18 Persentase (%) 72.22 27.78 100%

Dari data jumlah kasus penanganan bayi baru lahir dengan asfiksia didapatkan bahwa sebagian besar bidan hanya pernah melakukan penanganan bayi baru lahir dengan asfiksia <10 kali, yaitu 13 orang (72.22%). Jumlah kasus penanganan bayi baru lahir normal dan dengan asfiksia dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan dan keterampilan bidan dalam setiap melakukan pertolongan persalinan. Jumlah kasus yang sudah ditangani seorang bidan juga tergantung pada lama bekerjanya. 4.2.2. Pengetahuan Pada sub bab ini disajikan tabel-tabel distribusi yang merupakan hasil perhitungan data berdasarkan jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan kategori pengetahuan di dalam kuesioner. Di bawah masing-masing tabel disajikan pula pembahasannya.

22

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan Bayi baru lahir dikatakan normal antara lain jika... Jawaban Benar Salah Total Keterangan: Pre Test (Jumlah %) 15 (83.33) 3 (16.67) 18 (100) Post Test (Jumlah %) 16 (88.89) 2 (11.11) 18 (100)

a. Bayi merintih, tonus otot bayi baik b. Bayi cukup bulan, ketuban jernih (jawaban benar) c. Bayi bergerak aktif, bayi kurang bulan d. Ketuban hijau, bayi menangis/bernafas Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebagian besar, yaitu 15 orang bidan (83.33%) menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar. Bayi baru lahir dikatakan normal jika terdapat tanda-tanda berikut: 1. Bayi cukup bulan 2. Ketuban jernih 3. Bayi menangis atau bernapas 4. Tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif (Depkes RI, 2010). Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan Bayi cukup bulan usia kandungan... Jawaban Benar Salah Total Keterangan : a. 30 33 minggu b. 33 35 minggu c. 37 42 minggu (jawaban benar) Pre Test (Jumlah %) 17 (94.44) 1 (5.56) 18 (100) Post Test (Jumlah %) 18 (100) 0 (0) 18 (100)

23

d. 42 44 minggu Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sebagian besar, yaitu 17 orang bidan (94.44%) menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, semua bidan menjawab jawaban benar. Usia kandungan yang cukup bulan, yaitu yang berada antara usia kandungan 37 42 minggu. Dianggap kurang bulan jika usia kandungan <37 minggu dan lebih bulan jika usia kandungan 42 minggu (Depkes RI, 2010). Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan Berikut ini termasuk salah satu dari 10 langkah asuhan bayi baru lahir normal... Jawaban Benar Salah Total Keterangan : a. Membiarkan bayi kedinginan b. Pemberian suntikan vaksin DPT 0,5 ml IM, di paha anterolateral c. Inisiasi Menyusui Dini dilakukan 1 jam setelah bayi lahir d. Pemberian suntikan vitamin K1 1mg, di paha kiri anterolateral (jawaban benar) Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa 10 orang bidan (55.56%) menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar. Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan Berikut ini adalah salah satu indikasi merujuk bayi... Jawaban Benar Salah Total Keterangan : Pre Test (Jumlah %) 12 (66.67) 6 (33.33) 18 (100) Post Test (Jumlah %) 13 (72.22) 5 (27.78) 18 (100) Pre Test (Jumlah %) 10 (55.56) 8 (44.44) 18 (100) Post Test (Jumlah %) 16 (88.89) 2 (11.11) 18 (100)

24

a. Bayi merintih (jawaban benar) b. Tidak ikterus c. Tonus otot bayi baik d. Infeksi ringan Dari tabel 4.9 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 12 orang bidan (66.67%) menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar. Pemantauan tanda-tanda bahaya pada bayi: - Mengamati adanya napas megap-megap - Mengamati apakah bayi merintih - Mengamati adanya tarikan dinding dada - Mengamati apakah tubuh dan bibir biru - Mengamati apakah bayi teraba dingin/demam - Menghitung frekwensi napas, apakah <40x/menit atau >60x/menit - Menghitung frekwensi jantung, apakah <120x/menit atau >160x/menit - Mengamati apakah tubuh bayi pucat - Mengamati apakah tubuh bayi kuning - Mengamati apakah bayi lemas - Mengamati apakah bayi kejang Rujuk segera bila ada salah satu tanda-tanda bahaya di atas, sebelum dirujuk lakukan tindakan pra rujukan (Depkes RI, 2011). Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan Parameter penilaian kondisi bayi baru lahir menggunakan sistem... Jawaban Benar Salah Total Keterangan : a. Skor New Ballard 25 Pre Test (Jumlah %) 18 (100) 0 (0) 18 (100) Post Test (Jumlah %) 18 (100) 0 (0) 18 (100)

b. Skor TB c. Skor APGAR (jawaban benar) d. Pediatric Coma Scale Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa semua bidan menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, tidak terdapat penurunan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar. Parameter penilaian kondisi bayi baru lahir menggunakan sistem skor APGAR. Namun, skor APGAR tidak digunakan sebagai dasar keputusan untuk tindakan resusitasi. Penilaian harus dilakukan segera sehingga keputusan resusitasi tidak didasarkan penilaian skor APGAR; tetapi cara APGAR tetap dipakai untuk menilai kemajuan kondisi BBL pada saat 1 menit dan 5 menit setelah kelahiran (Depkes RI, 2011). Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan Apakah yang dimaksud dengan asfiksia? Jawaban Benar Salah Total Keterangan : Pre Test (Jumlah %) 18 (100) 0 (0) 18 (100) Post Test (Jumlah %) 18 (100) 0 (0) 18 (100)

a. Suatu penyakit yang sering menimpa bayi baru lahir b. Keadaan bayi baru lahir yang tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan (jawaban benar) c. Suatu keadaan dimana terdapat penyumbatan paru-paru pada bayi d. Kelainan letak yang terjadi pada janin sehingga gagal bernafas Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa semua bidan menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, tidak terdapat penurunan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar.

26

Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin akan mengalami asfiksia sesudah persalinan (Depkes RI, 2011). Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan Asfiksia dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu... Jawaban Benar Salah Total Keterangan : Pre Test (Jumlah %) 0 (0) 18 (100) 18 (100) Post Test (Jumlah %) 7 (38.89) 11 (61.11) 18 (100)

a. Asfiksia tinggi, sedang, tidak asfiksia b. Asfiksia berat, ringan, normal (jawaban benar) c. Asfiksia berat, sedang, ringan d. Asfiksia tinggi, kurang tinggi, sedang Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa semua bidan menjawab jawaban salah. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar. Klasifikasi asfiksia neonatorum dibagi menjadi: 1. Normal Skor APGAR 7 10. Bayi dianggap sehat, dan tidak memerlukan tindakan istimewa 2. Asfiksia Sedang Skor APGAR 4 6 3. Asfiksia Berat Skor APGAR 0 3 (Prawirohardjo, 2002) Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan Menurut jenisnya asfiksia dibagi menjadi 2, yaitu... Jawaban Benar Pre Test (Jumlah %) 12 (66.67) Post Test (Jumlah %) 17 (94.44) 27

Salah Total Keterangan : a. Asfiksia merah dan pucat

6 (33.33) 18 (100)

1 (5.56) 18 (100)

b. Asfiksia livida dan pallida (jawaban benar) c. Asfiksia pucat dan pallida d. Asfiksia tampak dan tidak tampak Dari tabel 4.13 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 12 orang bidan (66.67%) menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar. Asfiksia dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: 1. Asfiksia livida (biru) 2. Asfiksia pallid (putih)

28

Gambar 4.1 Perbedaan Antara Asfiksia Livida dan Asfiksia Pallida (http://sudiarie.wordpress.com/2011/03/02/asfiksia/) Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan Apa penyebab asfiksia dalam persalinan? Jawaban Benar Salah Total Keterangan : b. Perdarahan sedikit c. Plasenta sudah tua d. Ada kelainan pada ibu (jawaban benar) Dari tabel 4.14 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 17 orang bidan (94.44%) menjawab jawaban salah. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar. Pre Test (Jumlah %) 1 (5.56) 17 (94.44) 18 (100) Post Test (Jumlah %) 10 (55.56) 8 (44.44) 18 (100)

a. Tidak ada tekanan kuat dari kepala anak ke plasenta

Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan Manifestasi klinis asfiksia dalam kehamilan adalah?

29

Jawaban Benar Salah Total Keterangan :

Pre Test (Jumlah %) 18 (100) 0 (0) 18 (100)

Post Test (Jumlah %) 17 (94.44) 1 (5.56) 18 (100)

a. Jika ibu hamil sesak bila bergerak b. Adanya sumbatan hidung pada ibu hamil c. DJJ lebih cepat atau lebih kurang (jawaban benar) d. Tidak bisa diprediksi Dari tabel 4.15 dapat dilihat semua bidan menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, terdapat penurunan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar. Manifestasi klinis asfiksia dalam kehamilan, yaitu denyut jantung janin (DJJ) >160 x/mnt atau <100 x/mnt, halus dan ireguler serta adanya pengeluaran mekonium (NN, 2010). Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan Apakah manifestasi klinis asfiksia pada bayi baru lahir? Jawaban Benar Salah Total Keterangan : b. Ada perubahan di dada bayi c. Tonus otot bayi baik d. Warna kulit merah muda Dari tabel 4.16 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 17 orang bidan (94.44%) menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, tidak terdapat peningkatan atau penurunan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar. Pre Test (Jumlah %) 17 (94.44) 1 (5.56) 18 (100) Post Test (Jumlah %) 17 (94.44) 1 (5.56) 18 (100)

a. Bayi bernafas megap-megap (jawaban benar)

30

Manifestasi klinis asfiksia pada bayi setelah lahir, yaitu: - Bayi pucat dan kebiru-biruan - Usaha bernafas minimal atau tidak ada - Hipoksia - Asidosis metabolik atau respiratori - Perubahan fungsi jantung - Kegagalan sistem multiorgan - Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologik : kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik/ tidak menangis (NN, 2010). Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan Yang bukan merupakan penanganan asfiksia pada bayi baru lahir adalah? Jawaban Benar Salah Total Keterangan : a. Lakukan resusitasi b. Jangan biarkan bayi kedinginan c. Masukkan bayi ke dalam inkubator d. Berikan transfusi via tali pusat atau pemberian glukosa (jawaban benar) Dari tabel 4.17 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 10 orang bidan (55.56%) menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar. Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan Bagaimana cara memasang sungkup agar udara yang ditiupkan atau dipompakan dapat masuk seluruhnya ke paru-paru? Jawaban Benar Pre Test (Jumlah %) 15 (83.33) Post Test (Jumlah %) 15 (83.33) 31 Pre Test (Jumlah %) 10 (55.56) 8 (44.44) 18 (100) Post Test (Jumlah %) 13 (72.22) 5 (27.78) 18 (100)

Salah Total Keterangan : a. Menutupi hidung bayi

3 (16.67) 18 (100)

3 (16.67) 18 (100)

b. Menutupi seluruh mulut dan sebagian hidung bayi c. Menutupi seluruh hidung dan sebagian mulut bayi d. Menutupi seluruh hidung dan mulut bayi (jawaban benar) Dari tabel 4.18 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 15 orang bidan (83.33%) menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, tidak terdapat peningkatan atau penurunan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar. Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah volume udara ke dalam paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernafas spontan dan teratur (Depkes RI, 2011)

Gambar 4.2 Penggunaan Sungkup (Depkes RI, 2011) Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan Berapakah nilai skor APGAR dan klasifikasinya pada bayi dengan kasus sebagai berikut: bayi tidak menangis, denyut jantung <100x/menit, kulit berwarna biru, refleks tidak ada, tonus otot lemah? Jawaban Pre Test (Jumlah %) Post Test (Jumlah %)

32

Benar Salah Total Keterangan :

17 (94.44) 1 (5.56) 18 (100)

16 (88.89) 2 (11.11) 18 (100)

a. Skor APGAR (0 3) Asfiksia Berat b. Skor APGAR (4 6) Asfiksia Ringan c. Skor APGAR (6 7) Asfiksia Sedang d. Skor APGAR (7 10) Normal Dari tabel 4.19 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 17 orang bidan (94.44%) menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, terdapat penurunan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar. Bayi tidak menangis = 0, denyut jantung <100x/menit = 1, kulit berwarna biru = 0, refleks tidak ada = 0, tonus otot lemah = 1. Skor APGAR kasus tersebut adalah 3, asfiksia berat. Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Mengenai Pertanyaan Berapakah nilai skor APGAR pada asfiksia sedang? Jawaban Benar Salah Total Keterangan : a. Skor APGAR 0 3 b. Skor APGAR 1 3 c. Skor APGAR 4 6 d. Skor APGAR 7 9 Dari tabel 4.20 dapat dilihat sebagian besar, yaitu 12 orang bidan (66.67%) menjawab jawaban benar. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian Pre Test (Jumlah %) 12 (66.67) 6 (33.33) 18 (100) Post Test (Jumlah %) 13 (72.22) 5 (27.78) 18 (100)

33

dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah bidan yang menjawab jawaban benar. Skor APGAR pada asfiksia sedang adalah 4 6 (Prawirohardjo, 2002). Tabel 4.21 Distribusi Pengetahuan Responden Pengetahuan Baik Kurang Total Pre Test (Jumlah %) 10 (55.56) 8 (44.44) 18 (100) Post Test (Jumlah %) 15 (83.33) 3 (16.67) 18 (100)

Setelah dilakukan perhitungan terhadap nilai yang diperoleh tiap responden berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan responden terhadap pertanyaan kategori pengetahuan, maka didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik, yaitu sebanyak 10 orang dari total responden 18 orang (55.56%), sedangkan yang berpengetahuan kurang berjumlah 8 orang (44.44%). Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, terdapat peningkatan jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik, yaitu sebanyak 15 orang (83.33%).

Tabel 4.22 Distribusi Statistik Dasar Mean Median Modus Soal paling banyak di jawab benar Soal paling sedikit Pre-test 10.72 11 10 Soal no.5,6,10 (18 orang) Soal no.7 (18 orang) Post-test 12.39 13 13 Soal no.2,5,6 (18 orang) Soal no.7 (11 orang)

34

di jawab benar Dari data tabel 4.22 didapatkan bahwa nilai rata-rata 18 orang bidan adalah 10.72, dengan sebagian besar, yaitu sebanyak 10 orang (55.56%) nilainya berada di atas rata-rata dan sebanyak 8 orang (44.44%) nilainya berada di bawah ratarata. Setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan kemudian dilakukan post-test, nilai rata-rata bidan meningkat, yaitu 12.39. Jumlah bidan yang nilainya berada di atas rata-rata, yaitu sebanyak 12 orang (66.67%) dan yang berada di bawah ratarata sebanyak 6 orang (33.33%). Dari data tabel 4.22 didapatkan bahwa semua bidan sudah dapat menjawab dengan benar pertanyaan Apakah yang dimaksud dengan asfiksia?. Hal ini menunjukkan bahwa bidan-bidan Puskesmas Perumnas sudah mengetahui definisi asfiksia, sehingga dalam praktiknya diharapkan dapat dengan tanggap dan cepat melakukan penanganan bayi baru lahir dengan asfiksia. Dari data tabel 4.21 dan 4.22 menunjukkan bahwa dengan diberi penyuluhan dan pelatihan, maka tingkat pengetahuan bidan dapat meningkat. Mendapatkan pengetahuan merupakan hak asasi bagi setiap manusia. Selain itu pendidikan yang berhubungan dengan keselamatan ibu hamil dan bayi baru lahir memegang peranan yang penting sebagai faktor yang menentukan tingkat angka kematian ibu dan anak di suatu negara. Tingginya angka kematian ibu memerlukan upaya-upaya pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak (KIA) bermutu oleh tenaga bidan yang memiliki kompetensi. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Apabila pengetahuan baik maka diharapkan perilaku pun baik. Penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting), sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama (Notoadmodjo, 2003).

35

Metode yang baik untuk belajar pengetahuan adalah metode ceramah, untuk belajar sikap, tindakan, keterampilan, atau perilaku lebih baik digunakan metode diskusi kelompok, demonstrasi, bermain drama, atau metode permainan (Notoadmodjo, 2007). Walaupun terjadi peningkatan nilai rata-rata setelah dilakukannya penyuluhan dan pelatihan, namun penyuluhan tentang penanganan bayi baru lahir normal dan dengan asfiksia ini tidak cukup hanya diberikan sekali. Tetapi memerlukan tindak lanjut yang berlangsung terus-menerus terutama bila terdapat update ilmu dalam hal penanganan bayi baru lahir. 4.3. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan deskriptif sehingga peneliti hanya dapat menunjukkan gambaran mengenai hubungan antara variabelvariabel saja. Keterbatasan lainnya adalah kemampuan dalam membuat instrumen serta analisis data, keterbatasan kemampuan, tenaga, waktu dan dana dalam pengumpulan data. 4.4. Tindakan yang Sudah Dilakukan Peneliti sudah melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada bidan desa dan bidan Puskesmas Perumnas pada tanggal 7 Maret 2013. Pelatihan dilakukan dengan menggunakan alat bantu sehingga memudahkan responden dalam memahami algoritma penanganan bayi baru lahir normal dan dengan asfiksia

36

Anda mungkin juga menyukai