Anda di halaman 1dari 4

NYERI NEUROPATIK 1.

Definisi Nyeri yg didahului atau disebabkan karena adanya lesi atau disfungsi primer pada sitem syaraf

2. Penyebab Adanya gangguan pd otak dank corda spenalis Kerusakan sitem syarafnya Kondisi yang mempengaruhi system syaraf tepi/pusat Kelainan di sepanjang jalur syaraf yg menggagu sinyal syaraf ke otak Gangguan pada syaraf tepi 3. Gejala

Mati rasa pada daerah tertentu Terjadinya nyeri spontanseperti rasa terbakar Disertai gangguan sensorik atau motorik Hiperalgesia(nyeri berlebihan

4. Klasifikasi a. Berdsarkan letak lesi Nyeri neuropatik perifer : letak lesi disistem perifer, mulai dari saraf tepi, ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalis. Contoh : diabetik prifer neuropati (DPN), post herpetik neuralgia (PHN), CRPS tipe I dan tipe II, trigeminal neuralgia. Nyeri neuropatik sentral : letak lesi dari medulla spinalis sampai ke korteks. Contoh : nyeri pasca stroke, sklerosis multipel, nyeri pasca trauma medulla spinalis b. Berdasarkan waktu terjadinya Nyeri neuropatik akut : nyeri yang dialami kurang dari 3 bulan. Contoh : neuralgia herpetika, acute inflammatory demyalinating neuopathy Nyeri neuropatik kronik : nyeri yang dialami lebih dari 3 bulan. Dibagi menjadi 2 : Malignan Contoh : nyeri kanker/metasis, pasca operatif, pasca radioterapi, pasca kemoterapi. Non malignan Contoh : neuropati diabetik, sindroma terowongan karpal (carpal tunnel syndroma), neuropati toksik, avulsi pleksus, trauma medulla spinalis, neuralgia pasca herpes. c. Berdasarkan etiologi Saraf tepi Trauma : neuropati jebakan, transeksi saraf termasuk pembedahan, kausalgia, amputasi dengan nyeri puntung (stump pain), nyeri perut, nyei pasca torakotomi

Mononeuropati : diabetes, invasi saraf/pleksus oleh keganasan, iradiasi pleksus, iradiasi iskemik, penyakit jaringan ikat (artritis rematoid, systemic lupu erifematosus (SLE), poliartritis nodosa) Polineuropati : diabetes, alkohol, nutrisi, amiloid, penyakit fabry, isoniasid, idiopatik. Radiks dan ganglion : diskus (prolaps) arakhnoiditis, avulsi radiks, rizotomi operatif dan penyebab neuralgia pasca herpes, neuralgia trigeminal, kompresi tumor. Medulla spinalis : transeksi total, hemiseksi, kontusio atau kompresio. Hematomieli, pembedahan (kordotomi, mielotomi komisura. Seksi traktus lissauer), siringomieli, sklerosis multipel. Arteri venous malformation (APM), disrafisma, defisiensi vitamin B12, mielitis sifilik. Batang otak : sindroma wallenberg, tumor, siringobulbia, sklerotik multipel, tuberkulom. Thalamus : infark, hemoragik, tumor, lesi bedah pada nukleus sensorik utama Korteks/subkorteks : infark, AVM, trauma, tumor d. Berdasarkan simetri/asimetri Asimetri Neuralgia kranialis : trigeminal, glossopharingeal, laryngeal Oleh karena kompresi saraf : pasca trauma, syndrom terowongan karpal, hernia nucleus pulposus Neuroma : pasca trauma, pasca operasi, mortons neuralgia Neuropati pleksus : pasca trauma, neuritis idiopatik dari servikobrachial dan lumbosakral Metabolik/diabetik : mononeuropati atau mononeuropati multiplek, oftalmoplegi akut, neuropati torakoabdominal akut, radikulo-pleksoneuropati diabetik akut Neuropati angiopatik : inflamasi, iskemi/oklusi Simetri Metabolik : oleh karena diabetes mellitus, pelligra, beri-beri Toksin : etanol, obat-obat sitostatika, INH, arsen, mercury Reaksi imun : acute or chronic inflammatory demyalinating neuropathy, paraproteinemia, paraneoplastic, acquired amyloidosis Herediter : hereditary sensory neuropathies, angiokeratoma korporis diffusum (Fabrys disease)

5. Patologi 6. Terapi a. Terapi farmakologik Analgetik adjuvan (analgetik pendukung) Antikonvulsan : pregabalin, gabapentin, karbamasepin/Okskarbasepin, fenitoin, asam valproat, lamotrigin Antidepresan trisiklik : amitriptilin, imipramin, doksepin, nor-triptilin Antidepresan baru : - SNRI : duloxetin, venlafaxin - SSRI : maproptilin, paroksetin, fluoksetin, sertralin, trazodon

Anastesi lokal : lidokain Analgetik Non-opioid : digunakan sebagai terapi kombinasi dengan analgesik adjuvan pada kasus nyeri campuran (nosiseptif dan neuropatik) : asam mefenamat, asetominofen, tramadol, anti inflamasi non steroid (AINS) : asetosal, piroksikam, ibuprofen. Opioid : kodein, morfin, oksikodon, hidromorfon, metadon, levorfanol, fentanil. Simpatolitik : fentolamin, klonidin, prazosin, fenoksibenzamin Bensodiasepin : klonasepam Kortikosteroid : deksametasone, metilprednisolon, prednison, hidrokortison Anti spasmodik/muscle relaxant : baklofen, karisoprodol, kloroksazon, tizanidin, eperison, HCl Neuroleptik : pimozide Lain-lain : antagonis NMDA : (letamin, dextrometorphan), kalsitonin Obat-obat topikal : kapsaisin, lidokain gel, eutectic mixture of local anasthetic (EMLA) Obat-obat untuk sympathetically maintained pain : reserpin Obat anti ektopik : mekobalamin NB : untuk nyeri neuropatik non malignan semua golongan obat bisa digunakan, nyeri neuropatik malignan (analgetik adjuvan, analgetik opioid, analgetik non-opioid) Terapi farmakologik invasif Blok saraf : tindakan ini dapat dilakukan oleh semua dokter, blok saraf dengan penyuntikan anaestesi lokal dan steroid Neurolitik : dilakukanoleh dokter yang telah mendapat pelatihan khusus. Macam-macam : - Pemberian intratekal : untuk nyeri somatik dan viseral, obatobatan yang digunakan (alkohol, fenol, larutan fenol dalam gliserin) - Pada plexus coeliacus : untuk nyeri abdomen dan di daerah hipokondrial, dengan alkohol dan bupivakain - Pada ganglion stellatum : untuk pasien dengan nyeri ekstremitas atas disertai dengan edema, digunakan (bupivakain+alkohol) - Pada saraf cranial : pada neuralgia trigeminal, dengan alkohol atau fenol. - Lain-lain : radiofrekuensi, stimulasi medulla spinalis Indikasi tindakan neurolitik : Adanya nyeri hebat yang menetap Kegagalan pegobatan farmakologik Lokasi sumber nyeri mudah dijangkau Sumber nyeri tidak multifokal Rasa nyeri somatik dan viseral b. Terapi non farmakologik Informasi dan edukasi pasien Rehabilitasi Pada nyeri akut : Imobilisasi Modalitas termal : terapi panas dan dingin (krioterapi) Massase (untuk ketegangan otot)

Traksi Transcutaneus electrical nerve stimulatin (TENS) : akupunktur Biofeedback Latihan : latihan peregangan (stretching), latihan gerak sendi, (ROM = Range of Motion), latihan ketahanan (endurance) dan penguatan otot (strengthening) Ortosis (alat bantu) digunakan untuk : membatasi gerak daerah yang sakit, membantu daerah yang lemah, menyangga bagian yang mengalami gangguan. Pada nyeri kronik : Terapi psikologik : dengan relaksasi, biofeedback, guided visual imagery, terapi musik, distraksi, hipnotis, terapi dengan endekatan kognitif dan perilaku. Modulasi nyeri : TENS, akupunktur, modalitas termal Latihan conditioning otot : berupa peregangan/fleksibilitas, myofascial release, spray and stretch Rehabilitasi vokasional Terapi bedah Tujuan : Memutus jaras saraf nyeri - Thalamotomy, cingulotomy (dengan teknik stereotaktik) - Rhizotomy - Cordotomy - Cordectomy - Dorsal root entry zone (DREZ) - Sympathectomy - Microvascular decompression Komplikasi : perdarahan, edema dan infeksi pasca bedah, pada prosedur DREZ dan percutaneus retro gasser rhizotomy (PRGR)bisa timbul hipestesi/parestesi berlebihan atau arachnoiditis Memodulasi input sensorik : dilakukan stimulasi elektrik secara terusmenerus pada kolumna dorsalis atau jaras leminiskus medialis melalui prosedur pembedahan atau perkutan. Indikasi : - Nyeri neuropaik sentral - Nyeri neuropatik perifer - Complex regional pain syndrome (CRPS) - Nyeri fantom

Anda mungkin juga menyukai