Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN MINYAK BUMI TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA KELAS X PROPOSAL Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Metodologi Penelitian yang Dibina Oleh Dr.Munzil Arief,M.Pd.

OLEH : Winona Wahyusasi Anggraeni 100331404563 / OFFERING C

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA APRIL 2013

BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN MINYAK BUMI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X B. PENDAHULUAN Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, biaya, sarana dan prasarana serta faktor lingkungan. Apabila faktor-faktor tersebut dapat terpenuhi sudah tentu akan memperlancar proses belajar-mengajar, yang akan menunjang pencapaian hasil belajar yang maksimal yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan. Usaha meningkatkan kemampuan guru dalam belajar-mengajar, perlu pemahaman ulang. Mengajar tidak sekedar mengkomunikasikan pengetahuan agar dapat belajar, tetapi mengajar juga berarti usaha menolong si pelajar agar mampu memahami konsep-konsep dan dapat menerapkan konsep yang dipahami. Saat ini sudah banyak dikenalkan model pembelajaran yang berasaskan kontruktivistik. Pembelajaran konstruktivistik merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Iskandar, 2004 : 2 ). Pada proses pembelajaran konstruktivistik siswa akan berusaha membangun pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Sekarang kita tahu siswa terkadang malas atau enggan mendengarkan dan juga

mengemukakan pendapat/idenya pada guru yang menjelaskan materi hanya dengan metode ceramah. Bahkan meskipun mendengarkan tetap saja ada siswa yang tidak mengerti. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah yang ada yakni dengan penerapan model pembelajaran lain yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pemebelajaran kooperatif. Diantara jenis-jenis model pembelajaran kooperatif ada dua jenis model pembelajaran yakni Student Team Achievement Division (STAD) yang cocok bagi materi pokok minyak bumi. Pada kedua model pembelaran itu siswa akan dibuat kelompok dan akan ada interaksi antar siswa sehingga siswa akan lebih aktif. Berdasarkan uraian di atas, maka sebagai upaya untuk mengetahui pengaruh penerapan kedua model pembelajaran tersebut terhadap prestasi belajar siswa dilakukan penelitian dengan judul PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN MINYAK BUMI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan minyak bumi terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAN Y ?

D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan minyak bumi terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAN Y.

E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran kimia 2. Siswa semakin termotivasi untuk belajar karena partisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan suasana pembelajaran semakin variatif dan tidak monoton 3. Dapat memberikan masukan yang berarti/bermakna pada sekolah dalam rangka perbaikan atau peningkatan pembelajaran 4. Peneliti dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan peneliti tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dapat menambah pengalaman peneliti 5. Bagi peneliti lain, sebagai acuan dalam penelitian yang sejenis.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek atau pribadi seseorang (Nasution, 1995: 35). Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2003: 2). Selanjutnya Winkel (1989: 15) mengemukakan bahwa belajar pada manusia merupakan suatu proses siklus yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang bersifat menetap/ konstan. Selain itu Sardiman (1992: 22) menyatakan bahwa belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau keterampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan dan lain sebagainya. Dari uraian beberapa pendapat di atas maka dapat dirumuskan defenisi belajar yaitu suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yaitu perubahan kearah yang lebih baik. Perubahan tersebut adalah perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang bersifat menetap.

B. Pengertian Mengajar Menurut Slameto (1995: 29) mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita. Adapun defenisi lain di negara-negara modern yang sudah maju mengatakan bahwa

mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Defenisi ini menunjukkan bahwa yang aktif adalah siswa, yang mengalami proses belajar. Guru hanya membimbing, menunjukkan jalan dengan memperhitungkan kepribadian siswa. Kesempatan untuk berbuat dan aktif berpikir lebih banyak diberikan kepada siswa. Mengajar didefinisikan oleh Sudjana (2000: 37) sebagai alat yang direncanakan melalui pengaturan dan penyediaan kondisi yang memungkinkan siswa melakukan berbagai kegiatan belajar seoptimal mungkin. Pasaribu (1983: 7) mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisir (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan membimbing dan mengorganisasikan lingkungan sekitar anak didik, agar tercipta lingkungan belajar yang kondusif yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang optimal.

C. Pembelajaran Kooperatif Konsep pembelajaran kooperatif (cooperative learning) bukanlah suatu konsep baru, melainkan telah dikenal sejak zaman Yunani kuno. Pada awal abad pertama, seorang filosofi berpendapat bahwa agar seseorang belajar harus memiliki pasangan. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran (Johnson dan Johnson dalam Ismail, 2002: 12). Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan, dalam hal ini sebagaian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif

adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran koopertif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara asalasalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan efektif.

D. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif STAD Model pembelajaran STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Menurut Nur Citra Utomo dan C. Novi Primiani (2009: 9), STAD didesain untuk memotivasi siswa-siswa supaya kembali bersemangat dan saling menolong untuk mengembangkan keterampilan yang diajarkan oleh guru. Menurut Mohamad Nur (2008: 5), pada model ini siswa dikelompokkan dalam tim dengan anggota 4 siswa pada setiap tim. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran STAD lebih menekankan kepada pembentukan kelompok. Kelompok yang dibentuk nantinya akan berdiskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh karena itu model pembelajaran STAD dapat membuat siswa untuk saling membantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Menurut Agus Suprijono (2011: 133-134), langkah-langkah pada model pembelajaran STAD adalah sebagai berikut: 1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain). 2. Guru menyajikan pelajaran. 3. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggotaanggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan

pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 4. Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 5. Memberi evaluasi. 6. Kesimpulan. Pada model pembelajaran STAD, tim yang terbaik akan mendapatkan sebuah penghargaan. Menurut Mohamad Nur (2008: 5-6), penghargaan diberikan pada tim dengan kriteria tertentu. Kriteria itu dapat diambil dari skor tim, kekompakan tim dalam bekerja sama, saling membantu teman satu tim dalam mempelajari materi, dan saling memberi semangat kepada teman satu tim untuk melakukan yang terbaik. Mohamad Nur (2008: 6) juga menyatakan bahwa ide utama di balik STAD adalah untuk memotivasi siswa saling memberi semangat dan membantu dalam menuntaskan keterampilan-keterampilan yang dipresentasikan guru.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan. Menurut Sugiyono (2010 : 107) penelitian eksperimental (experimental research) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian eksperimen sebagai bagian dari model kuantitatif yang mempunyai cirri khas dengan adanya kelompok kontrol. Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat berapa besar hubungan tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan control untuk perbandingan.

B. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di SMAN Y. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal DD/MM/201Y sampai tanggal DD/MM/201Y kelas X SMAN Y. C. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN Y dengan kemampuan yang homogen. D. Variabel Penelitian Variabel yang dideskripsikan dalam penelitian ini ada 2 yaitu variable

bebas dan variable terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komponen-komponen STAD. Sedangkan variable terikatnya adalah prestasi belajar siswa.

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber data: yaitu siswa. 2. Jenis data: jenis data yang akan diperoleh adalah data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes prestasi belajar dan data dari lembar observasi. 3. Teknik pengambilan data : Data mengenai kondisi pelaksanaan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD diambil dengan menggunakan lembar observasi. Data mengenai hasil belajar matematika diambil dengan

menggunakan tes (pretest dan posttest).

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini.2009.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara. Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya University Press. Iskandar, Srini M.2004. Strategi Pembelajaran Konstruktivistik dalam Kimia (Suhadi Ibnu, Ed).Malang:Universitas Negeri Malang. http://elnicovengeance.wordpress.com/2012/09/16/model-pembelajaran-stadstudent-team-achievement-divisions/ (diakses tanggal 25 maret 2013). Irhamna Sutrisni, Mega. 2009. Cooperative Learning Dengan Model STAD Pada Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua. Jurnal Penelitian Kependidikan, 19 (2), 189-200. Medan: UNIMED Press

Anda mungkin juga menyukai