Anda di halaman 1dari 20

DAMPAK SIARAN TELEVISI DAN RADIO TERHADAP POLA HIDUP KELUARGA Oleh: Rohana Hutasoit Latar Belakang Masalah

Televisi dan Radio adalah merupakan bagian dari Media massa. Media massa memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap kehidupan manusia di muka bumi ini. Media massa secara tidak langsung mampu menjadi alat kontrol sosial yang ampuh dalam membentuk dan menguasai opini publik. Dewasa ini, semakin banyak media massa yang berkembang dan peranannya menjadi sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Pengertian Media Massa Media informasi, baik media cetak seperti koran dan majalah, maupun media elektronik berupa radio, televisi dan koneksi internet, sangat cepat perkembangannya. Semua media tersebut telah hampir merambah daerah-daerah di Indonesia yang terpencil. Dan tentu saja hal tersebut patut kita beri apresiasi khusus. Dulu buta informasi, sekarang jadi melek informasi, bukankah itu baik? Tetapi tidak semua hal baik akan berakhir baik pula. Pernah tersirat dalam pikiran anda tentang kenakalan remaja? Aksi vandalisme misalnya? Lalu apa hubungannya? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia digital versi 1.1 (http://ebsoft.web.id), media artinya 1. alat, 2. alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Sedangkan massa artinya 1. jumlah yang banyak sekali, sekumpulan orang yang banyak sekali (berkumpul di suatu tempat atau tersebar), 2. kelompok manusia yang bersatu karena dasar atau pegangan tertentu. Dengan demikian, media massa artinya sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Media massa ini ada dua macam yaitu, media cetak dan media elektronik. Media cetak adalah sarana media massa yang dicetak dan diterbitkan secara berkala seperti surat kabar, majalah, dan Koran. Media elektronik adalah sarana media massa yang mempergunakan alat-alat elektronik modern, misalnya radio, televisi, dan film, serta jaringan internet. Media massa sangat efektif dalam membentuk opini masyarakat. Bahkan promosi iklan suatu produk oleh produsennya akan sangat cepat dikenal masyarakat melalui media massa ini. Diantara alat media massa yang paling berpengaruh bagi kehidupan manusia adalah televisi. Masih dalam kamus yang sama, televisi memiliki pengertian, 1) sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar)
1

dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar; 2) pesawat penerima gambar siaran televisi. Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa dewasa ini bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian besar. Media komunikasi massa abad ini yang tengah digandrungi masyarakat adalah televisi dan radio siaran. Joseph Straubhaar & Robert La Rose dalam bukunya Media Now, menyatakan; the Avarege Person spend 2600 Hours per years watcing TV or listening to radio. Thats 325 eight-hourdays, a full time job. We spend another 900 hours with other media, including, newpaper, books, magazines, music, film, home video, video games and the internet, that about hours of media use more time than we spend on anything else, including working or sleeping (straubhaar & La Rose, 2004 : 3) Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi, media massa yang paling di gandrungi oleh masyarakat di dunia adalah Televisi dan radio siaran. Dimana pada era globalisasi sekarang ini televisi dan radio siaran sangat menunjukkan eksistensinya di berbagai pelosok dunia. Tentunya keberadaan televisi dan radio siaran ini memiliki dampak pada kehidupan sosial masyarakat, khususnya pada pola hidup keluarga. Dalam tulisan yang berjudul Dampak Siaran Televisi dan Radio Terhadap Pola Hidup Keluarga ini akan memaparkan bagaimana siaran-siaran televisi dan radio mengubah pola hidup keluarga dan sejauh manakah siaran-siaran televisi dan radio ini mampu mengubah pola hidup keluarga. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah yang telah penulis paparkan diatas, dapatlah dirumuskan apa yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini yaitu sebagai berikut: Bagaimana dampak siaran televisi dan radio terhadap pola hidup keluarga? Tujuan Penulisan Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan ini dapat dikemukakan sebagai berikut: Untuk mengetahui dampak siaran televisi dan radio terhadap pola hidup keluarga. Metodologi Penulisan Adapun metodologi penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kepustakaan dan dokumentasi yang bertujuan untuk mendeskripsikan dampak siaran televisi dan radio terhadap pola hidup keluarga, tanpa mencari dan menjelaskan hubungan.
2

Pembahasan Asal Mula Televisi Pada tahun 1925 seorang warga negara Skotlandia yang bernama John Baird mengadakan pertunjukan pertama televisi di kota London. Sedangkan John Baird bertempat tinggal di dekat Glasgow (Skotlandia). Serupa bioskop dan penemuan-penemuan besar lainnya, tidak seorangpun dapat mengetahui dengan pasti siapa sebenarnya orang yang pertama sekali menemukan pesawat televisi. Tapi John Baird adalah seorang yang mula-mula mengadakan pertunjukan televisi tersebut. Mengenai televisi yang kita kenal saat ini, memang berbeda dengan sistem yang dipertunjukkan oleh John Baird. Namun dari cara pertunjukkannya memberikan ilham kepada orang-orang lain untuk melanjutkan serta memperbaiki kekurangan-kekurangannya. Pada tahun 1888, adalah tahun kelahiran dari John Baird. Ia adalah anak seorang pendeta yang mendidiknya dengan keras sekali, membuat ia di masa kanak-kanaknya tidak begitu bahagia. John Baird sering sakit-sakitan. Sering pula diserang penyakit pilke, mengakibatkan ia malas pergi ke sekolah. Tetapi walaupun demikian, ia punya kelebihan tersendiri. Daya khayalnya sangat menonjol. Ini dapat dillihat dalam tindakannya sehari-hari yang banyak melakukan percobaan-percobaan. Suatu hari John Baird membuat sebuah pesawat yang dicobanya melayang di atas atap rumah. Dalam percobaan ini ia gagal. Yang diperolehnya adalah ia terpental jatuh di halaman rumahnya. Tapi walaupun ia mengalami kegagalan, sedikitpun ia tidak pernah berputus asa. Di kota kelahirannya Glasgow, ia mempelajari teknik listrik secara tekun. Berkat kegigihannya akhirnya ia menjadi seorang ahli mesin dan diangkat sebagai seorang pembantu pada perusahaan Clyde Valley. Kiranya bekerja pada perusahaan tersebut tidak dapat bertahan lama, disebabkan John Baird kembali sakit-sakitan. Pada pimpinan perusahaan tersebut ia meminta berhenti seraya mencari pekerjaan yang lain. Dicobanya berusaha sendiri dengan membuat kaus kaki yang dialiri aliran listrik untuk memanaskan kaki. Kemudian ia pergi ke Hindia Barat untuk membuat dan menjual selai. Sungguh banyak sekali percobaan-percobaan yang dilakukan oleh John Baird, membuat benda-benda yang dapat mendatangkan uang penghasilan baginya. Tapi semuanya tidak pernah
3

berkepanjangan akibat badannya yang sering sakit-sakitan. Setelah Marconi berhasil mengirim serta menerima gelombang radio pada jarak yang jauh, para sarjana pada saat itu berpendapat bahwa bagaimanapun akan mungkin pula foto ataupun gambar dapat dikirim dari jauh melalui udara. Tanpa diketahui orang, secara diam-diam John Baird melakukan penyelidikan serta mempelajari dengan tekun tentang bagaimana cara agar gambar dapat dikirim melalui pesawat radio. Sebuah foto yang baik mempunyai bagian-bagian yang terang dan gelap. Bila sebuah gambar foto diletakkan di dekat sepotong selenium dan lalu disorot dengan cahaya, membuat perbedaan aliran listrik pada bagian yang gelap dan yang terang dari foto tersebut. Hasil dari aliran itu kemudian dikirim ke sebuah pemancar supaya bisa diterima alat penerima. Alat penerima inilah yang akan mengubah gelombang menjadi terang dan gelap, sehingga timbul foto yang dikirim itu. Dari dasar inilah John Baird melakukan percobaan-percobaan dengan tidak mengenal bosan, yang akhirnya ia berhasil memindahkan sebuah gambar ataupun foto dengan jarak yang hanya satu meter. Dengan hasil yang diperolehnya ini ia berangkat ke kota London untuk memperlihatkan hasil ciptaannya itu kepada sebuah perusahaan. Tahun 1925 ia diterima bekerja dengan tugas mengadakan tiga kali pertunjukan televisi yang ditemukannya dalam satu hari pada perusahaan tersebut. Walaupun pada saat itu gambar-gambar yang dipertontonkannya masih kabur, tapi cukup menarik perhatian banyak orang. Setahun kemudian John Baird mengadakan demonstrasi pertunjukkan di depan wartawan dengan memindahkan wajah seorang pesuruh kantor ke layar pesawatnya. Namun begitulah Baird, ia senantiasa belum puas akan hasil-hasil yang diperolehnya. Untuk melanjutkan pertunjukannya ia lalu pergi ke BBC (British Broadcasting Corporation). Pada pertunjukan di tempat itu hasil-hasil gambar pesawat televisinya masih belum jelas. Tapi BBC tetap memberikan semangat padanya sehingga ia semakin gigih memperdalam penyelidikan pesawat ciptaannya tersebut yang akhirnya membawa ia bisa menyiarkan televisi yang pertama tahun 1929. Kesuksesan yang diperolehnya menimbulkan minat orang dapat memiliki pesawat televisi buatan John Baird. Pada tahun 1930 televisi Baird sudah bisa bersuara sambil mempertunjukkan sandiwara. Mulai saat itulah televisi dikenal orang yang akhirnya sampai saat ini pesawat tersebut telah dapat kita pergunakan.
4

Perkembangan Televisi Di jaman sekarang ini bisa dikatakan televisi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia modern. Dengan sebuah televisi, seseorang bisa berhubungan dengan dunia luar melalui berita-berita yang disimaknya, atau terhibur dengan berbagai acara yang tak terhitung banyaknya. Perkembangan pertelevisian dalam 10 tahun terakhir ini sungguh sangat luar biasa. Selain didukung dengan banyaknya stasiun televisi di satu negara, batas antar negarapun kian tak terasa. Kini kita yang ada di Indonesia, dapat menikmati suguhan acara dari mancanegara secara langsung tanpa ada jeda (live). Semua ini bisa tejadi karena adanya teknologi yang dapat memperluas siaran sebuah stasiun televisi ke seluruh penjuru dunia. Hal inilah yang kini mendorong semakin maraknya TV multi-channel, TV multi channel memberikan kita kemudahan dalam menikmati siaran berbagai ragam acara lokal maupun mancanegara. TV multi-channel ini disediakan oleh penyedia jasa televisi berlangganan atau sering juga disebut sebagai Pay TV yang menghadirkan banyak pilihan channel langsung ke rumah melalui kabel atau satelit (Direct-To-Home). Tentunya untuk memperoleh jasa ini harus melalui proses berlangganan. Sebagai pelanggan kita bebas untuk memilih banyak channel, seperti olahraga, pengetahuan, animasi maupun yang diciptakan khusus bagi wanita, anak-anak atau keluarga, bahkan yang terbaru telah muncul channel televisi khusus bagi balita. Awal dari TV multi- channel Meskipun pesawat televisi sudah ditemukan sekitar 80 tahun yang lalu, sejarah TV multichannel bisa ditelusuri mulai tahun 1948 di Amerika Serikat. Berawal dari CATV (Community Antenna Television), sebuah komunitas televisi antena di negara bagian Pennsylvania. John Walson, seorang pemilik toko piranti rumah tangga, membangun antena di atas gunung untuk menangkap siaran TV dari kota terdekat dengan jelas. Menggunakan kabel dan sinyal booster, Walson menghubungkan antena tersebut ke tokonya dan juga ke beberapa rumah pelanggan toko yang dilewati jalur kabel. Dari sini lahirlah sistem TV kabel pertama di AS. Sistem ini memungkinkan penarikan kabel yang menghubungkan pesawat TV di rumah dengan jaringan televisi, sehingga siaran bisa ditangkap dengan jelas, dan para penonton di rumah pun dapat pula nenikmati beberapa stasiun TV secara bersamaan. Dengan kata lain, TV kabel inilah yang memungkinkan adanya TV multi-channel. Selanjutnya, di Tahun 1972, muncullah channel TV berlangganan yang pertama di Amerika, Home Box Office atau HBO. HBO memelopori pengiriman siaran pertandingan tinju
5

kelas berat dunia, Muhammad Ali versus Joe Frazier di Manila melalui transmisi langsung via satelit. Transmisi satelit ini tentunya mengubah wajah industri pertelevisian secara keseluruhan. Dengan semakin majunya teknologi satelit, kini puluhan sampai ratusan channel bisa ditransmisikan langsung ke pesawat televisi di rumah pelanggan dengan jangkauan yang luas. Saudara Kembar Televisi Jauh hari sebelum televisi multi-channel ditemukan, bioskop ini sudah ditemukan oleh manusia lebih dari satu abad yang lalu. Bahkan bisa dikatakan umur bioskop pun lebih tua dari televisi. Dan sampai sekarangpun, bioskop merupakan tempat favorit untuk menonton film. Tanggal 28 Desember 1895, adalah merupakan tanggal yang sangat penting dalam sejarah perbioskopan. Pada tanggal tersebut dua orang yang bersaudara Louis dan Auguste Luimere mengadakan pertunjukan bioskop yang pertama di kota Paris. Pada saat itu hampir seluruh pengunjung merasa terpukau atas penemuan dua bersaudara tersebut. Meskipun ketika itu alat proyektor yang mereka pergunakan masih sangat sederhana sekali. Jika kita bandingkan dengan bioskop pada zaman sekarang ini, memang jauh berbeda. Ceritanya terputus-putus, suaranya pun tidak ada. Namun semua orang pada waktu itu sangat gembira melihat pertunjukan gambar-gambar tersebut. Antara Luimere dan Louis yang bersaudara itu sempat menamainya Cinematografi. Yaitu dua perkataan Yunani yang berarti gerak dan gambar. Gambar bergerak ataupun gambar hidup dinamakan juga ketetapan penglihatan. Yang pengertiannya kira-kira bila kita pandang suatu benda yang terang dan jelas, kemudian kita tutup mata kita, maka benda yang kita lihat tadi akan terus saja tampak selama kurang seperlima belas detik. Mengenal masalah ini, orang pertama yang sangat menarik perhatiannya ialah seorang sarjana besar Yunani yang bernama Ptolemeus. Ketetapan pandangan ini pada permulaan abad 19 telah dimulai orang mengadakan percobaan tersebut, jika pada pinggir sebuah piring dipasang serentetan gambar orang yang sedang berlari, sedangkan yang satu melukiskan lanjutan dari gambar gerak sebelumnya. Bila piring bergambar tersebut diputar, maka gambar-gambar tadi akan muncul kembali satu persatu di depan lubang itu. Jika ada seorang yang memperhatikan melalui lubang, maka tampaklah seakan-akan masih saja melihat gambar yang pertama. Sedangkan yang kedua masih saja terlihat lubang itu juga. Maka timbullah suatu kesan bahwa gambar yang benar sedang berlari.

Seorang cendekiawan yang termashur Thomas Alva Edison yang sering menemukan halhal yang baru, telah berhasil pula membuat sebuah kamera yang dijalankan dengan memakai tenaga listrik. Pada tahun 1894, dicobanya membuat suatu pertunjukan di depan umum yang dinamakan Kinetoskop yang panjangnya hanya setengah menit. Saat itu orang belum lagi menemukan proyektor, sehingga orang-orang yang ingin menyaksikan pertunjukan Thomas Alva Edison, terpaksa bergantian seorang demi seorang. Serupa halnya dengan penemuan-penemuan yang lain, memang sulit juga siapa orang pertama yang menemukan kamera pembuat film, sebab suatu penemuan yang baru, biasanya hasil dan perkembangan karya dari beberapa orang. Di Amerika, Perancis, Jerman dan Inggris, pada akhir abad ke-19, banyak sekali ditemui para ilmuwan yang mengadakan percobaan-percobaan membuat kamera untuk film bioskop. Namun usaha-usaha mereka tidak menemukan hasil yang baik seperti halnya Luimnere dan saudaranya yang sukses. Dua bersaudara tersebut berhasil mengambil 16 gambar dalam satu detik. Dengan menjalankan film mereka melewati lubang di depan lampu yang terang, gambar lalu disorot pada sebuah layar sehingga meninggalkan kesan bahwa gambar-gambar yang kelihatan pada layar tersebut seolah-olah gerakannya tersambung terus tanpa terputus-putus. Kira-kira tiga bulan sesudah pertunjukan Luimere ini, maka di kota London pun mulailah dipertunjukkan film bioskop dengan menggunakan proyektor yang juga adalah ciptaan Luimere bersaudara. Dari hasil penemuan yang diperoleh Luimere dengan saudaranya, maka orang-orang yang pandai terus mengadakan perubahan mengenai gambar hidup agar dapat dinikmati lebih puas dan sempurna. Ini terbukti dengan jelas, dimana seorang pemilik gedung sandiwara yang bernama George Melies, ketika melihat pertunjukan hasil karya Luimere, lalu membuat cerita yang difilmkan di kota Paris. Ia berhasil mengembangkan penemuan Luimere walaupun cerita yang disajikannya belum begitu sempurna dan bersuara. Akhirnya pada tahun 1927, di Amerika orang berhasil merekam bunyi/suara, sehingga sempurnalah film bioskop tersebut. Dari masa ke masa, ilmu yang didapat manusia semakin berkembang. Pengolahan demi pengolahan setiap saat dilakukan orang tentang bioskop, yang sampai akhirnya sampai pada masa sekarang kita telah menikmati pertunjukan bioskop yang sempurna. Sempurna dalam gerak, sempurna dalam pada bidang gambar dan sempurna dari warna asli apa yang kita lihat dengan mata kita sendiri. Pengertian dan Kegunaan Media Radio

Kata media berasal dari bahasa Latin yang adalah bentuk jamak dari medium batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media radio pendidikan saja yakni media berupa audio yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Secara umum media Radio mempunyai kegunaan: 1. Memperjelas pesan yang diterima. 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. 3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. 4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan auditori & kinestetiknya. 5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama. Karakteristik Media Radio Radio memiliki karakteristik yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, karena memberikan banyak kontribusi yang besar bagi perkembangan komunikasi massa. Karakteristik radio memberikan manfaat yang unik, baik ditinjau dari sisi kelebihan maupun kekurangannya. Dengan memahami kekuatan dan kelemahan audio, penyiar dapat merencanakan konsep implementasi untuk menghasilkan produksi siaran yang lebih efektif dan efisien. Dalam bukunya Media Fark Book-KBP, Pedroche,Toledo & Montila mengucapkan bahwa karakteristik radio memberikan manfaat yang unik, diantaranya: a. Menarik majinasi. b. Cepat,radio merupakan alat informasi yang efisien dan tanpa banding. c. Mudah dibawa d. Tidak memerlukan kemampuan membaca/menulis. e. Tidak memerlukan konsentrasi yang penuh dari pendengarnya f. Cukup murah g. Mudah digunakan dan pengoperasiannya. Seperti media yang lainnya radio juga memiliki keterbatasan yakni bahwa radio hanya sebuah media buta. Sekalipun radio disebut media buta karena hanya berupa suara, namun suara merupakan sebuah instrumen yang penting yang perlu dikaji lebih mendalam. Kelebihan Radio :
8

1. Radio mengandalkan suara manusia untuk mendekatkan diri dengan khalayaknya. Oleh karena itu kualitas suara penyiar mutlak penting. Orang-orang hanya akan mau mendengarkan siaran radio apabila suara penyiarnya menarik, meskipun mereka tidak mengenal siapa orangnya. 2. Materi program radio dapat diproduksi secara cepat dan murah, bahkan hanya dengan memasang pesawat telepon saja suatu acara bisa dilangsungkan. 3. Penemuan transistor dan teknik redifusi membuat radio begitu populer sehingga dinikmati oleh jutaan orang, termasuk yang buta huruf. 4. Karena kesederhanaan operasinya, suatu stasiun radio bisa memancarkan siarannya dalam berbagai bahasa. Ini sangat ideal bagi negara-negara yang memiliki banyak etnik dan bahasa daerah. Radio juga menjadi wahana komunikasi yang handal di daerah-daerah yang kekurangan listrik. Kelemahan Radio : 1. Materi-materi siarannya sulit dicatat atau disimpan. 2. Karena sedemikian populernya, radio kadang-kadang bisa juga mengganggu. Banyak orang menyukai suara radio sembari bekerja sehingga ia tetap membunyikan radionya di kala bekerja. Baginya mungkin menarik, tapi belum tentu bagi rekan-rekan yang ada disekitarnya. Selain merupakan pemborosan energi, kebiasaan seperti itu juga mengganggu dan menjadi sumber polusi suara. Unsur pembangun media radio 1. Unsur Bahasa Bahasa yang digunakan dalam media audio adalah bahasa lisan bukan bahasa tulis. Bahasa lisan adalah tutur kata yang enak untuk didengar, mudah dipahami, tidak berbelit-belit. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahasa audio yaitu: a. Pilihlah kata yang tepat b. Gunakan kalimat yang pendek c. Gunakan bahasa lingkungan d. Hindari segala sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian atau mengganggu pikiran, seperti : penggunaan kata-kata sukar atau asing, kata yang menyakitkan hati. e. Gunakan kata-kata yang deskriptif 2. Unsur musik
9

Dalam program audio, unsur musik sangat berperan untuk menghidupkan suasana. Tanpa diselingi musik program akan membosankan. Suasana sedih akan benar-benar terasa mengharukan jika diselingi musik sedih. Begitu pula suasana gembira perlu didukung oleh musik gembira. Ada beberapa jenis musik dalam program audio yang digolongksn sesuai dengan fungsinya yaitu: a. Musik Tema. Musik ini disebut dengan musik pengenal, sesuai dengan fungsinya yaitu digunakan untuk memperkenalkan suatu stasiun pemencar atau program tertentu. Biasanya diputar diawal dan diahir program. b. Musik Penghubung Musik ini berfungsi untuk menghubungkan satu adegan dengan adegan lain dalam satu kesatuan program. c. Musik Pemisah adegan Musik ini digunakan untuk memisahkan satu adegan dengan adegan lain dalam satu kesatuan program. d. Musik Penegas Musik ini digunakan untuk memberi penegasan atau memberi kejutan suatu adegan tertentu. Musik ini biasanya digunakan dengan singkat dan keras. e. Musik Latar Belakang Musik ini digunakan untuk menciptakan suasana yang kita lukiskan dalam program audio lebih mengena. f. Musik Penunggu Musik ini digunakan dalam program audio pendidikan atau pembelajaran. Bila dalam program audio pendengar diminta untuk mengerjakan soal, maka musik ini digunakan untuk menunggu pendengar selesai mengerjakan soal yang diberikan. Fungsi musik sebagai bagian dari program lain penggunaannya tidak boleh lebih dari 10 detik, agar penyajian program tidak terasa lamban dan membosankan. 3. Sound Effect Sound effect adalah bunyi tiruan atau bunyi sebenarnya dari binatang atau benda-benda lain yang fungsinya untuk lebih menciptakan situasi dalam program audio yang disiarkan.
10

Untuk memperoleh sound effect ada tiga cara yang dapat digunakan, yaitu: a. Spot effect, didapat dengan cara rekaman langsung didalam studio. b. Library recorded effect, yaitu sound effect yang tersedia ditoko-toko kaset atau CD yang isinya kompleks. c. Actually recorded effect, soung effect yang direkam sendiri menggunakan tape recorder. Sistem Komunikasi Radio Sistem Komunikasi Radio Gelombang Mikro disebut juga sistem Radio Relay Terresterial, karena menggunakan Sistem Repeater atau Relay dan keberadaannya dari suatu daerah ke daerah lain dimana Terresterial adalah salah satu media transmisi yang penting dalam jaringan komunikasi publik. Pengertian Televisi dan radio siaran Teknologi merupakan alat untuk mempermudah suatu kegiatan. Yang terlintas dipikiran kita teknologi informasi itu adalah antara lain komputer, televisi dan radio siaran, handphone dan lain-lain. Televisi dan radio siaran ditemukan oleh John Logie Baird asal Skotlandia. John pertama kali mendemokan televisi dan radio siaran untuk publik soho, London tahun 1926. Televisi dan radio siaran berasal dari kata tele dan vision. Tele yang artinya jauh dan Vision yang artinya tampak. Jadi televisi dan radio siaran berarti tampak dari jarak jauh. Definisi Televisi dan radio siaran merupakan suatu alat penyampaian informasi. Tidak hanya dari buku yang bisa kita ambil pelajaran, televisi dan radio siaran pun bisa. Kita dapat belajar dari televisi dan radio siaran dengan program-program televisi dan radio siaran yang positif. Misalnya saja, program pendidikan, hiburan, berita, olahraga, kuliner, agama dan masih banyak yang lainnya. Disisi lain televisi dan radio siaran juga menyuguhkan program yang memuat unsur negatif, seperti sinetron mistik, film yang berbau pornografi, infotainment yang berisi gosip, berita yang mengandung kekerasan atau anarkis. Maka dari itu kita harus pandai dalam memanfaatkan teknologi. Apabila kita salah menggunakannya maka akan berdampak buruk, seperti orang-orang yang kecanduan menonton sinetron mistik yang dapat mengakibatkan prilaku musyrik. Akan tetapi dalam era informasi sekarang ini kehadiran televisi dan radio siaran sangatlah berperan dalam memberikan informasi yang cepat dan tepat bagi para pemirsanya. Bahkan televisi dan radio siaran dapat membangun sebuah opini ditengah-tengah masyarakat.
11

Perkembangan televisi dan radio siaran dari tahun ketahun berkembang sangat pesat. Dilihat dari bentuknya saja sudah berbeda, baik kualitas maupun kuantitasnya. Televisi dan Radio Siaran On/ Televisi dan Radio Siaran 1. Alat penangkap siaran bergambar. 2. Penyiaran video secara broadcast. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani tele (jauh) dan vision (melihat). Jadi, secara harfiah berarti melihat jauh, karena pemirsa berada jauh dari studio TV. Pemirsa bisa menikmati kombinasi antara gambar hidup (bergerak) dan suara seperti berhadapan langsung dengan objek yang ditayangkan. Meskipun televisi dan radio siaran berbeda dengan film, namun dalam hal gambar, film dan televisi serta radio siaran merupakan satu keluarga yaitu moving picture (gambar bergerak). Artinya, saat pemirsa menikmati acara televisi dan radio siaran, sesungguhnya yang tampak adalah gerakan-gerakan gambar yang terangkai dalam satu pengertian sebagaimana halnya suatu proses komunikasi. Dengan demikian, karakter televisi dan radio siaran yang paling utama ialah bahwa medium komunikasi massa ini mengutamakan bahasa gambar. Televisi dan radio siaran tidak ditemukan sebagai sebuah produk jadi oleh seseorang, melainkan melibatkan banyak ahli selama bertahun-tahun. Namun, cikal-bakal penemuan ini bermula pada hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik. Penemuan televisi dan radio siaran berdampak hebat bagi percepatan perubahan peradaban dunia. Adapun standar penyiaran yang digunakan di seluruh dunia adalah NTSC, PAL dan SECAM. Sekilas Sejarah Televisi dan Radio Siaran Di Indonesia TVRI (Televisi dan radio siaran Republik Indonesia) mulai mengudara pada 23 Agustus 1962, tepat pada saat Asian Games IV dilaksanakan. TVRI terus mengudara sebagai stasiun televisi dan radio siaran tunggal di Indonesia hingga munculnya RCTI (Rajawali Citra Televisi dan radio siaran Indonesia) yang mulai bersiaran pada 22 Februari 1988 secara terbatas di wilayah Jakarta dan sekitarnya (Siaran Saluran Terbatas / SST). Siaran secara nasional dilakukan pada tanggal 24 Juli 1990 setelah keluar keputusan menteri penerangan yang isinya antara lain membuka kesempatan pihak swasta untuk melaksanakan siaran televisi dan radio siaran di Indonesia. Pada tanggal 1 Agustus 1990, lahir SCTV (Surya Citra Televisi dan radio siaran) di Surabaya. Perkembangan selanjutnya, penerima tayangan TV swasta tidak lagi membutuhkan
12

dekoder. Lalu, sejak tanggal 30 Januari 1993, SCTV diperbolehkan siaran secara nasional, namun harus berkedudukan di Ibukota/Jakarta. Berikutnya, muncullah TPI (Televisi dan radio siaran Pendidikan Indonesia, ANTV (Andalas Televisi dan radio siaran), IVM (Indosiar Visual Mandiri), Metro TV, Trans TV, Lativi (kemudian berubah menjadi TV-One), Global TV, dan Trans Tujuh. Televisi dan Radio Siaran Berlangganan/ Pay TV Jasa penyiaran televisi dan radio siaran yang dilakukan khusus untuk pemirsa yang bersedia membayar (berlangganan) secara berkala. Jasa ini biasanya disediakan dengan menggunakan kabel digital/analog dan satelit. Televisi dan Radio Siaran Digital Jenis televisi dan radio siaran yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan data ke pesawat televisi dan radio siaran. Sistem penyiaran TV digital adalah penggunaan aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan tahun 1990-an dan diuji coba pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem digital ini, umumnya dilakukan siaran TV secara bersama dengan siaran analog sebagai masa transisi. Secara teknik, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi dan radio siaran analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi dan radio siaran digital. Perbandingan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital adalah 1 : 6. Artinya, apabila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital, dengan lebar pita frekuensi yang sama dan dengan teknik multiplek, dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak enam hingga delapan kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda Pengertian Radio Siaran Radio adalah sesuatu yang menghasilkan bunyi atau suara, karena dipancarkan oleh gelombang atau frekuensi melalui udara (air wave).Menurut H. A. Widjaja radio adalah Keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari stasiun pemancar dan diterima oleh pesawat penerima di rumah, mobil, dll dan dilepas di mana saja. Radio adalah alat komunikasi massa, dalam arti saluran peryataan manusia yang umum atau terbuka dan menyalurkan lambang yang berbunyi, berupa program-program yang teratur, yang isinya aktual dan meliputi segi perwujudan kehidupan masyarakat. Radio dalam pengertian radio siaran atau lembaga penyiarannya, radio adalah sebuah institusi atau perusahaan yang bergerak di bidang media
13

penyiaran. Dalam pengertian lain radio siaran adalah media komunikasi yang memiliki efektifitas tinggi dalam menyampaikan pesan, meski disisi lain juga memiliki kelemahan. Media massa dapat dibedakan kedalam media elektronik seperti : Radio, TV, Film dan media cetak seperti : Surat kabar, Majalah, Pamflet, Buku dan lain-lain. Radio sebagai salah satu media massa memiliki karakteristik cepat dalam menyampaikan pesan, luas jangkauannya dalam arti tidak mengenal medan, tidak terikat waktu, ringan dan dapat dibawa kemanapun, murah dan tidak memerlukan banyak konsentrasi karena radio hanya untuk didengarkan. Menurut Peraturan Pemerintah No : 55 tahun 1977, Radio Siaran adalah pemancar radio yang langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai media. (Effendy, 1983:187) Ciri khas berita radio selain menyajikan uraian fakta dan pendapat yang disampaikan reporter, juga terselip pendapat yang diucapkan sendiri oleh narasumber. Dengan demikian, reporter radio dan penyusun naskah berita radio dituntut memiliki keterampilan di dalam mengkombinasikan uraian fakta, uraian pendapat, dan pendapat nara sumber yang berhasil direkam. Pendapat nara sumber ini tidak perlu seluruhnya dimasukkan, tetapi dipilih secara tepat, khususnya yang ada relevansi dengan alur topik bahasan. Pengaruh Televisi dan radio siaran dan Radio Siaran Terhadap Pola Hidup Keluarga Sebuah jajak pendapat di US News dan World Report melaporkan bahwa 90 persen responden merasa kalau saat ini, bangsa Amerika telah tergelincir ke dalam kejatuhan yang amat parah. Dari jajak pendapat tersebut ditemukan bahwa 62 persen merasa TV tidak lagi bersahabat dengan nilai-nilai moral dan spiritual mereka. Walaupun demikian, terjadi dikotomi di mana TV tetap banyak dan menarik ditonton oleh mereka. Memang, kita juga tidak bisa menyangkali bahwa tidaklah semua acara di TV buruk adanya. Masih terdapat sejumlah manfaat yang dapat diperoleh dari menonton TV. Meskipun demikian, sebagaimana yang dikemukakan oleh penulis buku terlaris dunia; Stephen R Covey dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective Families (1999) bahwa kebanyakan keluarga akan mengalami kesulitan ketika harus memilah dan memilih siaran TV yang cocok, khususnya bagi keluarga yang memiliki anak-anak dan remaja. Memilih acara TV yang cocok, sama halnya dengan memilih salad yang bercampur-aduk dari tumpukan sampah. Mungkin ada sedikit salad yang enak di sana, tetapi cukup sulit memisahkan sampahnya, kotorannya dan lalat-lalatnya.
14

Lebih lanjut, Covey mengingatkan bahwa membiarkan anak-anak menonton TV tanpa pengawasan dari orang tua, sama halnya dengan mengundang seorang asing ke dalam rumah Anda selama beberapa jam setiap hari. Orang asing tersebut, memberitahukan kepada anak-anak Anda tentang segala hal mengenai dunia yang jahat; tentang bagaimana cara menyelesaikan masalah secara pintas, tentang pesta, seks dan kecantikan serta kemewahan sebagai segalagalanya. Kesemuanya itu terjadi, dimana para orangtua banyak tidak menyadari bahwa karakter anak-anak mereka telah dipercayakannya untuk dibentuk oleh siaran TV. Guru tidak diundang tersebut, yang setiap hari datang menjenguk sang anak, telah dengan begitu leluasanya membentuk karakter sang anak secara tidak terduga. Prof Dr Sarlito W Sarwono, psikolog yang akhir-akhir ini banyak mencurahkan perhatiannya tentang dampak TV terhadap anak-anak, begitu sangat terkejut melihat sebuah hasil penelitian yang merilis bahwa anak-anak Indonesia menghabiskan waktunya menonton TV rata-rata enam jam sehari (sementara batas toleransi adalah maksimal dua jam sehari untuk usia anak sekitar 3 hingga 7 tahun). Hal itu terjadi, karena perubahan gaya dan pola hidup keluarga Indonesia, khususnya di perkotaan. Mereka terlalu sibuk sehingga anak diserahkan kepada pembantu, yang celakanya, pembantu banyak menghabiskan waktunya menonton TV. Akibat menonton TV berlebihan secara tidak selektif tersebut, sebagaimana dirilis oleh sejumlah penelitian, maka anak-anak akan sulit berkonsentrasi dalam belajar, daya ingat/hafalan melemah, temperamental, cenderung tidak patuh pada orangtua, dan bisa bersikap anti sosial. Mengembalikan Fungsi Sosial Televisi dan radio siaran Ahli komunikasi massa Harold D Lasswell dan Charles Wright (1954) menyatakan bahwa ada empat fungsi sosial media massa, yaitu pertama, sebagai social surveilance. Pada fungsi ini, media massa termasuk media televisi dan radio siaran, akan senantiasa merujuk pada upaya penyebaran informasi dan interpretasi seobjektif mungkin mengenai peristiwa yang terjadi, dengan maksud agar dapat dilakukan kontrol sosial sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam lingkungan masyarakat bersangkutan. Kedua, sebagai social correlation. Dengan fungsi korelasi sosial tersebut, akan terjadi upaya penyebaran informasi yang dapat menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya. Begitupun antara pandangan-pandangan yang berbeda, diharapkan agar tercapai konsensus sosial.

15

Ketiga, fungsi socialization. Pada fungsi ini, media massa selalu merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai luhur dari satu generasi ke generasi selanjutnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Keempat, fungsi entertainment. Agar tidak membosankan, sudah tentu media massa perlu juga menyajikan hiburan kepada khalayaknya. Hanya saja, fungsi hiburan ini sudah terlalu dominan mewarnai siaran televisi dan radio siaran kita, sehingga ketiga fungsi lainnya, seolah telah terlupakan. Kita sering menonton televisi dan radio siaran. namun tanpa kita sadari, televisi dan radio siaran dapat membawa dampak positif dan negatif bagi kehidupan kita inilah dampakdampaknya : Dampak Positif Televisi dan Radio siaran : Kecepatan dan keakuratan dalam menyajikan berita, melebihi media massa lainnya seperti surat kabar dan radio. Mampu menyuguhkan beragam tayangan hiburan, yang dapat menghilangkan stress karena banyaknya masalah kehidupan. Dapat menambah wawasan.

Dampak Negatif Televisi dan Radio siaran Dapat merusak mental sekaligus pola pikir anak-anak tanpa pandang bulu. Mengajarkan budaya komersil atau konsumerisme dalam diri anak-anak. Memberi dampak yang negatif untuk kesehatan badan. Menayangkan keimanan semu Televisi juga menghadirkan dunia yang aneh ( maya ). Televisi adalah media yang paling luas dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Jenis media ini, sebagai media audio-visual, tidak membebani banyak syarat bagi masyarakat untuk menikmatinya. Dalam budaya masyarakat kita saat ini, belum dikatakan lengkap suatu rumah tanpa adanya pesawat televisi didalamnya. Ini membuktikan betapa televisi telah mengalami pergeseran dari yang semula sebagai penyedia informasi kini lebih banyak sebagai media hiburan. Tidak hanya masyarakat perkotaan yang mempunyai tingkat konsumerisme tinggi pada televisi namun masyarakat pedesaan atau pinggiran juga demikian.

Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Anak.

16

Media massa, terutama televisi adalah merupakan sarana yang sangat efektif untuk mentransfer nilai dan pesan yang dapat mempengaruhi khalayak secara luas. Bahkan televisi dapat membuat orang kecanduan. Interaksi masyarakat, terutama anak-anak terhadap televisi sangat tinggi. Tanpa terbentur dari keluarga kaya atau miskin, korban pertama dari pengaruh televisi adalah anak. Anak di bawah dua tahun (dalam sebuah catatan penelitian sebuah akademi dokter anak di Amerika) yang dibiarkan orangtuanya menonton televisi akan menyerap pengaruh merugikan. Terutama, pada perkembangan otak, emosi, sosial, dan kemampuan kognitif anak. Menonton televisi terlalu dini bisa mengakibatkan proses wiring, proses penyambungan antara sel-sel otak menjadi tidak sempurna. Dari uraian tersebut, terlihat jelas dampak buruk media televisi untuk anak. Apalagi di Indonesia saat ini banyak sekali acara yang tidak mendidik. Hasil penelitian dari Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA-Kidia) menyebutkan bahwa Kekerasan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sinetron remaja kita. Bentuk kekerasan yang paling banyak ditemui adalah kekerasan psikologis 41% yang diekspresikan secara verbal, diikuti dengan kekerasan fisik 25%. Dari sisi pelaku kekerasan maupun korban kekerasan, tidak terdapat perbedaan yang besar antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan motif terjadinya kekerasan, sebanyak 90% dilakukan secara sengaja/terencana, dan sebagian besar usia pelaku maupun korban adalah remaja. Temuan lain adalah dominasi tema percintaan dalam sinetron remaja yang mencapai sekitar 85%. Ekspresi yang berkaitan dengan seks adalah adeganadegan di sekitar hubungan seks yakni sebanyak 57%. Meski adegan yang tersebut hanya secara eksplisit, namun bisa diasumsikan pada adegan hubungan seks yang sebenarnya. Salah satu dampak negatif televisi adalah perubahan perilaku, karakter, dan mental penontonnya terutama pada anak. Hal ini dikarenakan acara televisi yang disajikan semuanya hampir sama. Salah satunya sinetron yang banyak menampilkan adegan kekerasan, gaya hidup hedonis, seks, ataupun mistik. Jika masyarakat banyak yang kurang setuju dengan pendapat ini, para owner atau pemilik media akan beralasan jika penayangan acara tersebut merupakan permintaan pasar yang dibuktikan dengan tingginya rating. Dengan sistem rating, programprogram unggulan (ini juga tak berkait dengan kualitas, melainkan kuantitas nilai jumlah pemirsa) akan menjadi rebutan para pemasang iklan. Dengan begitu industri kapitalis hanya akan berfikir bagaimana memperoleh keuntungan tanpa memperdulikan dampak yang terjadi pada masyarakat khususnya anak-anak.

17

Untuk mengantisipasi dan membuat orangtua lebih protect terhadap anak yang menonton siaran televisi ialah melalui Media Literacy atau gerakan Melek Media. Livingstone menyebutkan bahwa gerakan media literacy yaitu sebuah gerakan mendidik publik agar mampu manghadapi menghadapi media massa secara bijak dan cerdas. Bijak, artinya mampu memanfaatkan media massa sesuai dengan keperluannya. Cerdas, artinya mampu memilih dan memilah ragam informasi yang memang diperlukan. Mengetahui mana yang penting, dan mana yang tidak penting atau bahkan berbahaya bagi dirinya maupun lingkungannya. Konsep ini merujuk pada kemampuan khalayak untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi pesan-pesan melalui media dalam berbagai konteks. Dalam kondisi masyarakat media seperti sekarang, sangat penting untuk mengkaji acaraacara yang boleh dan tidak untuk ditonton. Salah satu kuncinya adalah ketrampilan media literacy. Ketrampilan ini sebenarnya tidak hanya untuk orang tua namun lebih ditekankan pada anak-anak dan remaja. Karena pada usia tersebut anak-anak atau remaja cenderung untuk menirukan tanpa mem-filter terlebih dahulu apa yang mereka lihat.

KESIMPULAN Bahwa kemajuan teknologi selalu berjalan beriringan dengan sejarah manusia dan selama ini teknologi terus berkembang ketingkat-tingkat yang lebih tinggi dan kompleks pada tataran teknik. Selama keberadaannya, teknologi selalu diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia dalam bidang apapun. Dengan hadirnya teknologi ketengah-tengah kehidupan manusia dan dipergunakan secara terus menerus, dirasa telah mengubah pandangan manusia tentang teknologi itu sendiri. Teknologi menjelma menjadi budaya. Karena terbiasa menggunakan dan dimanjakan oleh teknologi, nampaknya teknologi tidak lagi dianggap sebagai alat bantu, melainkan ia dipandang sebagai sebuah kebutuhan. Ketergantungan terhadap teknologi pun kemudian terjadi. Semenjak itulah kemudian seiring dengan membudayanya teknologi, manusia sedikit demi sedikit berubah menjadi mahkluk yang malas. Kebanyakan manusia mungkin berkata ngapain harus repot kalau ada teknologi. Tidak salah memang. Segala sesuatu selalu memiliki dua sisi, kelebihan dan kekurangan, keuntungan dan kerugian, dampak positif dan negatif tak terkecuali teknologi. Termasuk Televisi dan Radio siaran yang sepertinya sudah menjadi sarapan bagi banyak keluarga. Televisi dan Radio siaran memang penuh dengan
18

informasi tentang segala hal. Selain itu juga teknologi televisi dan radio siaran menjalankan fungsi sebagai penghibur, karena televisi dan radio siaran adalah memiliki fungsi informasi dan entertainment. SARAN Hendaknya televisi dan radio siaran ini dapat dimanfaatkan oleh para anggota keluarga untuk menciptakan pola hidup keluarga yang rukun dan damai secara jasmani dan rohani. Karena televisi dan radio siaran membuat tidak sedikit orang rela seharian penuh duduk di depan televisi dan radio siaran untuk mengikuti siarannya. Namun apa yang terjadi jika manusia mengalami ketergantungan terhadap televisi dan radio siaran? Kita dapat melihat bagaimana kekuatan televisi dan radio siaran mampu mempengaruhi pikiran dan tindakan konsumennya melalui siaran-siaran yang menampilkan berbagai adegan kekerasan. Belum lagi pemberitaanpemberitaan yang mungkin saja berpihak. Artinya pengguna televisi dan radio siaran bisa menjadi orang yang sangat dipengaruhi oleh televisi dan radio siaran, sikap, sifat dan kepribadiannya tergantung pada apa yang ditayangkan di televisi dan radio. Dalam hal ini konsumen televisi dan radio siaran hendaknya mencari informasi-informasi dari sumber lain selain televisi dan radio siaran, dan agar lebih waspada terhadap kekuatan televisi dan radio siaran tersebut dalam mempengaruhi pola hidup keluarga. DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro dan Erdinaya, K. Lukiati. (2004), Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung. Arikunto, Suharsimi. (2002), Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Rineka, Cipta, Jakarta. D. Gray, Jerry. (2005). American Shadow Government. Jakarta : Sinergi. Effendy, Onong Uchjana. (2004), Dinamika Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung. Fauzy, Achmad. (1984). Benda dan Asal Muasalnya. Jakarta : Karya Pribumi Joseph Straubhar & Robert La Rose (2000), Media Now, Communication Media in the Information Age, Wadsworth, USA. Koswara, Koko. (1996). Iklan Televisi dan Eksploitasi Anak. Bandung: Suara Daerah No. 305. Kriyantono, Rakhmat. (2006), Teknik Praktis Riset komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Luqman. (2003). Musuh Yang Jadi Idola. Bandung : Mujahid.
19

Rogers, E.M. (1995), Diffusion of Innovations. Free Press. New York. Rogers, E.M. dan F. Shoemaker. (1971), Communication of Innovation A Cross Cultural Approach. Free Press. New York. Santoso, Gempur. (2005), Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta. Severin, W.J, James w. Tankard, Jr. (2005), Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, Prenada Media, Jakarta. Edisi Kelima. Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. (2006), Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta. Suryabrata, Sumadi. (2003), Metode Penelitian. PT. Raja Grafindo. Jakarta. Tarmudji, tarsis. (2004). Memahami psikologi komunikasi. Semarang: UNNES Press. Toffler, Alvin. (1992). Gelombang Ketiga, PT Pantja Simpati, Jakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai