Anda di halaman 1dari 2

Struktur Batuan Metamorf Struktur batuan metamorf adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentu k atau orientasi

unit poligranular batuan tersebut (Jackson, 1970). Pembahasan m engenai struktur juga meliputi susunan bagian masa batuan termasuk hubungan geom etrik antar bagian serta bentuk dan kenampakan internal bagian-bagian tersebut ( Bucher & Frey, 1994). Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibedakan menja di 2 yaitu : struktur foliasi dan struktur non foliasi (Gambar 1). 1.4.1. Struktur Foliasi Struktur foliasi adalah struktur paralel yang dibentuk oleh mineral pipih/ miner al prismatik, seringkali terjadi pada metamorfosa regional dan metamorfosa katak lastik. Beberapa struktur foliasi yang umum ditemukan : Slaty cleavage : struktur foliasi planar yang dijumpai pada bidang belah bat u sabak/slate, mineral mika mulai hadir, batuannya disebut slate (batusabak). Phylitic : rekristalisasi lebih kasar daripada slaty cleavage, batuan lebih mengkilap daripada batusabak (mulai banyak mineral mika), mulai terjadi pemisaha n mineral pipih dan mineral granular meskipun belum begitu jelas/belum sempurna, batuannya disebut phyllite (filit). Schistose : struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular, min eral pipih orientasinya menerus/tidak terputus, sering disebut dengan close schi stosity, batuannya disebut schist (sekis). Gneisose : struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular, mine ral pipih orientasinya tidak menerus/terputus, sering disebut dengan open schist osity, batuannya disebut gneis. 1.4.2. Struktur Non Foliasi Struktur non foliasi adalah struktur yang dibentuk oleh mineral-mineral yang equ idimensional dan umumnya terdiri dari butiran-butiran granular, seringkali terja di pada metamorfosa termal. Beberapa struktur non foliasi yang umum ditemukan : Granulose : struktur non foliasi yang terdiri dari mineral-mineral granular Hornfelsik : struktur non foliasi yang dibentuk oleh mineral-mineral equidim ensional dan equigranular, tidak terorientasi, khusus akibat metamorfosa termal, batuannya disebut hornfels. Cataclastic : struktur non foliasi yang dibentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi, terjad i akibat metamorfosa kataklastik, batuannya disebut cataclasite (kataklasit). Mylonitic : struktur non foliasi yang dibentuk oleh adanya penggerusan mekan ik pada metamorfosa kataklastik, menunjukan goresan-goresan akibat penggerusan y ang kuat dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer, batuannya dise but mylonite (milonit). Phyllonitic : gejala dan kenampakan sama dengan milonitik tetapi butirannya halus, sudah terjadi rekristalisasi, menunjukan kilap silky, batuannya disebut p hyllonite (filonit). 1.5. Tekstur Batuan Metamorf Tekstur batuan metamorf adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi butir mineral individual penyusun batuan metamorf (Jackson, 1970 ). Tekstur batuan metamorf berdasarkan ketahanan terhadap proses metamorfosa (Gamba r 1 dan 2) : Tekstur relic (sisa) : tekstur batuan metamorf yang masih menunjukan sisa te

kstur batuan asalnya atau tekstur batuan asalnya masih tampak pada batuan metamo rf tersebut. Penamaannya dengan memberi awalan blasto (kemudian disambung dengan nama tekstur sisa), misalnya : tekstur blastoporfiritik (batuan metamorf yang t ekstur porfiritik batuan beku asal nya masih bisa dikenali) atau dengan memberi awalan meta untuk memberikan nama batuan metamorf bila masih dikenali sifat dari b atuan asalnya, misalnya metasedimen, metagraywacke, metavolkanik, dsb. Tekstur kristaloblastik : setiap tekstur yang terbentuk pada saat metamorfos a. Penamaannya dengan memberi akhiran blastik, dipakai untuk memberikan nama tek stur yang terbentuk oleh rekristalisasi proses metamorfosis, misal tekstur porfi roblastik yaitu batuan metamorf yang memperlihatkan tekstur mirip porfiritik pad a batuan beku, tapi tekstur ini betul-betul akibat rekristalisasi metamorfosis. Tekstur batuan metamorf berdasarkan bentuk individu kristal : Idioblastik : mineralnya berbentuk euhedral Hypidioblastik : mineralnya berbentuk subhedral Xenoblastik/alotrioblastik : mineralnya berbentuk anhedral Tekstur batuan metamorf berdasarkan bentuk mineral (Gambar 2) : Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja yaitu : Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya min eral mika (muskovit, biotit) Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral plagioklas, k-felspar, piroksen Granoblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas mineralnya sutured (tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa. Granuloblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional) , dengan batas mineralnya unsutured (lebih teratur), dengan bentuk mineral anhed ral, misalnya kuarsa. Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur homeoblastik, misalnya lepidoblastik dan granoblastik, atau lepidoblastik, nematobalstik dan g ranoblastik. Beberapa tekstur khusus lainnya yang umumnya tampak pada pengamatan petrogarafi (pengamatan batuan/mineral dengan menggunakan mikroskop polarisasi) yaitu (Gamba r 2) : Porfiroblastik : kristal yang lebih besar (porphyroblast) dikelilingi oleh m ineral-mineral yang berukuran lebih kecil. Poikiloblastik (Sieve Texture) : tekstur porfiroblastik dengan porphyroblast tampak melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil. Mortar Texture : fragmen mineral yang besar terdapat pada masa dasar materia l yang berasal dari kristal yang sama yang terkena pemecahan (crushing). Decussate Texture : tekstur kristaloblastik batuan polimineralik yang tidak menunjukan keteraturan orientasi. Sacaroidal Texture : tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir.

Anda mungkin juga menyukai