Anda di halaman 1dari 3

Kuliah E - Learning : Children Urinary Tract Disease Oleh : dr. Erwin Santosa SpA.

Mkes Tgl : 21 februari 2009 URINE : Pemeriksaan urine rutin termasuk inspeksi , bau , test kimia dan mikroskopik . Pengumpulan spesimen urin segar sebaiknya dilakukan dengan benar yaitu dipilih dari pancaran aliran tengah urin dan kemudian dimasukkan kedalam botol penampung steril , Pengambilan secara aspirasi suprapubik mudah dilakukan pada anak kecil . Pada translusensi jika urin terlihat bening kemungkinan tidak ada infeksi , urin yang terinfeksi biasanya berkabut dan berawan, adanya darah mungkin terlihat merah dengan jelas , namun lebih sering terlihat merah muda atau merah coklat kadang tampak seperti berasap , obat rifampisin ( obat utk TB ) dapat menyebabkan warna seperti itu . Test kimia untuk urin yang paling mudah adalah test strip rendam ( dipstik ) utk memeriksa albuminuria , glukosa , hemoglobin , ph , keton , nitrit , lekosit . Dapat melakukan pemeriksaaan mikroskopi sendiri merupakan ketrampilan yang berharga bagi seorang calon dokter , Beberapa menggunakan bilik hitung untuk menghitung jumlah sel per mm3 urin tanpa sentrifuge , lainnya melakukan sentrifuge dan menghitung per lapang pandang ( tapi ini kurang akurat ) , dimana pada urin anak laki-laki yang sehat dapat dijumpai 5 sel darah putih / mm3 , dan anak perempuan dapat hingga 50 /mm3 . Sel yang berlebihan ( = piuria ) mungkin disebabkan infeksi urin atau inflamasi saluran ginjal , urin normal tidak lebih dari 2 sel darah merah / mm3 , Penyebab tersering hematuria adalah Glomerulonefritis dan Infeksi Saluran Kemih , adanya silinder yang terbentuk pada tubulus ginjal dapat berupa silinder selular yang terdiri dari sel tubular ginjal , atau silinder granular yang terbentuk dari sel darah merah merupakan tanda penting Glomerulonefritis , jika urin terinfeksi bakteri biasanya dapat dilihat sebagai batang yang bergerak INFEKSI SALURAN KEMIH Sejak lahir hingga masa remaja prevalensi ISK hanya sedikit diatas 1% , pada masa neonatal anak laki laki lebih sering terkena dibandingkan anak perempuan namun sesudahnya anak perempuan mendominasi ( kemungkinan 25 kali lipat ) , pada usia 2 th , 5% anak perempuan mengalami ISK Pathogen tersering pada ISK adalah Escherichia Coli , bakteri dengan strain yang sama biasanya dalam usus anak dan diduga bahwa organisme ini memasuki uretra melalui perineum .Pada neonatus gejala non spesifik ( muntah , demam , ikterus dalam waktu panjang ) . Sebagian anak mengalami infeksi terbatas pada traktus urinarius bagian bawah ( sistitis ) yang menyebabkan disuria,urgensi , atau mengompol . Bila terdapat keterlibatan traktus urinarius bagian atas ( pielonefritis ) didapatkan gejala demam dan nyeri pinggang . Urine berkabut , test dipstick positif untuk nitir , lekosit , dan mungkin terdapat hematuria dan albuminuria , pd pemeriksaan mikroskopis selain terdapat peningkatan sel darah putih juga terlihat bakteri yg motil . Asupan cairan ditingkatkan dan mikturisi diperbanyak . Obat yang sesuai adalah trimetroprim atau nitrofurantoin

Kelainan katup uretra posterior merupakan penyulit dimana dapat menyebabkan obstruksi aliran urin dan hal ini terjadi hampir selalu pada anak laki laki , obstruksi dapat menyebabkan kerusakan langsung akibat tekanan balik dan dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut , kebanyakan kelainan obstruktiv ini dapat dikoreksi dengan pembedahan .Pemeriksaan penunjang pencitraan seperti USG , Ro foto abdomen perlu dilakukan untuk mendeteksi kelainan obstruktif , berikutnya pemeriksaan seperti Sistouretrogram bila diperlukan . Refluk vesikoureterik didapatkan pada seperempat anak dengan infeksi saluran kemih , bila berat maka urin mengalami refluk kembali , mengisi ureter dan dapat mengakibatkan dilatasi rongga kalises , setelah mikturisi urin akan turun kembali dan berkumpul menjadi urin yang stagnan , dan ini dapat mengakibatkan terjadi infeksi berulang dan dapat dicegah dengan pemberian antibiotika profilaksis . Jika terapi medis tidak berhasil dilakukan koreksi pembedahan . Sepertiga anak akan mengalami rekurensi dalam satu tahun pertama ,utk itu urin harus dikultur meskipun anak tidak menunjukkan gejala . Kerusakan ginjal terjadi jika ada obstruksi saluran kemih , infeksi berat , serta refluk yang terjadi sejak berusia 2 th . Pada bayi laki sampai usia 3 atau 4 tahun , kulit bagian depan genitalia biasanya melekat pada glan , jika preputium kecil dapat menyebabkan obstruksi saluran urine ( fimosis ) dan dapat terjadi balanitis ( inflamasi glans ) maka merupakan indikasi untuk tindakan sirkumsisi . Postitis ( inflamasi preputium ) sering tejadi pada bayi ketika masih menggunakan popok

SINDROME NEFRITIS Hematuria , oliguria , hipertensi , peningkatan kreatinin serum merupakan gejala sindrom nefritis akut , bentuk yang sering dijumpai adalah glomerulonefritis paskastreptokokus . anak mengalami infeksi streptokokkuas B hemolitikus biasanya faringitis , 2-3 minggu sebelumnya , komplek imun yang terdiri dari streptokokkus , antibody , dan komplemen yang terdeposit di glomerolus , komplek imun ini mencetuskan proliferasi sel ( glomerulonefritis proliferatif ) . Sindrom nefritik akut dijumpai terutama pada anak 7 tahun . Oliguria berlangsung hanya beberapa hari , diuresis biasanya terjadi dalam waktu satu minggu dan diikuti menurunnya kadar kratinin dan tekanan darah . Hematuria dan proteinuria secara perlahan menghilang dapat sampai waktu satu tahun . Selama fase oligurik cairan dan protein dibatasi SINDROM NEFROTIK. Protein uria berat , hipoalbuminemia , edema , merupakan gejala sindrom nefrotik , terjadi pada anak usia 2-5 tahun , lebih 90% syndrome nefrotik pada anak merupakan primer dimana penyebabnya tidak diketahui , dan hingga usia 5 tahun lebih 80% hanya menunjukkan perubahan minimal pada biopsy , setelah usia 10 th mulai timbul patologi yang berat . Edema wajah pucat , asites , edema sacral dan tungkai , edema genital , sejumlah urin berkabut yang mengandung albumin .Silinder hialin sangat banyak , albumin serum dibawah 25g/l dan kolesterol serum biasanya meningkat . Kreatinin biasanya normal

Kortikosteroid diberikan dalam dosis besar selama 4 minggu , sebagian besar anak mengalami remisi dalam 2 minggu setelah memulai terapi steroid

Sindrom nefritik akut Klinis Edema Tekanan darah Urine Albumin Sel darah merah Sel darah putih Silinder Bakteri Serum Albumin Wajah ringan Meningkat ++ ++++ ++ Selular / granular O Normal

Sindrom nefrotik Nyata Normal ++++ O atau + O Hialin O Rendah

GAGAL GINJAL AKUT Keadaan ginjal yang sebelumnya sehat tiba tiba fungsinya berhenti , terjadi pada nekrosis tubular akut pada syok hiovolemik . Bentuk yang paling banyak dikenal adalah sindrome hemolytik uremik ( haemolytic uraemic syndrome ) yang mengenai bayi sampai balita yang terinfeksi E coli 0157 yang memproduksi verotoksin , setelah mengalami gejala yang mirip gastroenteritis anak mengalami anemia hemolitik , trombositopenia dan gagal ginjal akut , penanganan dilakukan dialisis peritoneal dan tatalaksana pengobatan yang baik GAGAL GINJAL KRONIS Jarang ditemukan , pada awal kehidupan kelainan kongenital ( displasia ginjal ) merupakan penyebab utama . sedang pada tahun berikutnya glomerulonefritis merupakan penyebab tersering , pengobatan utama dengan transplantasi ginjal dimana pada anak hasilnya lebih baik dibandingkan pada dewasa , dengan sebelumnya dilakukan dialisis peritoneal kontinue / intermitent walaupun sering terjadi komplikasi berupa peritonitis

Anda mungkin juga menyukai