Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Angkutan penyeberangan memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan transportasi khususnya di daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, selain merupakan jembatan terapung yang menghubungkan jalan yang terputus oleh adanya perairan juga sebagai sarana penyeberangan distribusi barang dari satu tempat ke tempat lain. Kota Kendari terdapat dua pelabuhan yaitu Pelabuhan Penyeberangan Kendari-Wawonii dan Pelabuhan Umum Nusantara. Pelabuhan Penyeberangan Kendari-Wawonii diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Penyeberangan dibawah naungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, yang beroperasi setiap hari. Pelabuhan lintasan Penyeberangan penyeberangan Kendari-Wawonii yaitu hanya melayani 1 Kendari-Langara yang
menghubungkan Kota Kendari dengan Kecamatan Langara yang terletak di pulau Wawonii. Lintasan Kendari-Langara merupakan lintasan di Pelabuhan
Penyeberangan Kendari-Wawonii yang masih termasuk lintasan perintis, lintasan ini pada umumya diselenggarakan dengan maksud untuk membuka daerah yang masih terisolir, mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan meningkatkan ketahanan dan keamanan nasional, serta untuk menumbuhkan kegiatan pembangunan di pulau Wawonii dan juga membantu memperlancar roda pemerintahan di daerah tersebut, dengan adanya dari lintasan ini, membantu pemerintah dan yang sedang Angkutan memajukan mengembangkan kegiatan pembangunan didaerah tersebut baik sektor ini pendidikan,kesehatan diharapkan mampu perkantoran. dan perintis mendorong
perekonomian pulau Wawonii yang merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Tenggara, sehingga pemerintah bertanggung jawab untuk menyelenggarakannya dengan cara memberikan subsidi kepada pihak pengelola jasa angkutan perintis tersebut.
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
Permasalahan yang ada adalah sebagai berikut : a. Berapa selisih antara pendapatan dan pengeluaran oleh KM Ariwangan pada lintasan Kendari Langara? b. Pada faktor muat berapa, kapal penyeberangan ini dapat mencapai titik Break Even Point, dimana perusahaan angkutan pada lintasan ini berada pada titik keseimbangan antara besar pendapatan dan besar biaya operasional, atau keadaan dimana operator angkutan tidak mendapat keuntungan maupun kerugian? c. Pada tahun keberapa lintasan ini bisa terlepas dari biaya subsidi yang diberikan oleh pemerintah pusat? d. Seberapa besar pengaruh adanya kapal rakyat terhadap angkutan penyeberangan perintis ASDP?
C.
KEASLIAN PENELITIAN
Terdapat penelitian yang relevan dengan penelitian ini, penelitian yang dimaksud adalah : Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Pada Lintas Bau-Bau Waara Kabupaten Buton Propinsi Sulawesi Tenggara oleh Awaluddin, Taruna Program D.IV Transportasi Darat Ekstensi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada adalah penelitian ini mengkaji kapal penyeberangan pada lintasan KendariLangara sekaligus kapal rakyat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh terhadap angkutan penyeberangan perintis.
D.
RUANG LINGKUP PENELITIAN a. Batasan Masalah Batasan permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1) Perhitungan biaya operasional kapal yang dikeluarkan dan besarnya pendapatan yang diterima. 2) Optimalisasi muatan dengan menghitung faktor muat kapal berdasarkan produktivitas angkutan. 3) Menentukan frekuensi melayani permintaan. perjalanan kapal yang tepat untuk
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan utama yang akan dipecahkan, yaitu : a. Bagaimana kinerja pelayanan angkutan penyeberangan perintis lintasan Kendari Langara setelah dilakukan analisis kelayakan subsidi pengoperasian kapal penyeberangan perintis? b. Berapa besar manfaat yang diperoleh setelah dilakukan analisis kelayakan subsidi pengoperasian kapal penyeberangan perintis di lintasan Kendari - Langara?
Berdasarkan pertanyaan diatas, maka diambil judul penelitian yaitu : EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL
a. Untuk mengetahui kinerja pelayanan angkutan penyeberangan perintis terkait dengan biaya operasi kapal dan biaya subsidi dari pemerintah. b. Untuk melakukan optimalisasi pelayanan penyeberangan di lintasan Kendari Langara. angkutan
c. Untuk melakukan kajian terhadap kebutuhan jumlah kapal dan kapasitas yang harus disediakan untuk memenuhi jumlah permintaan. d. Untuk mengetahui pada tahun keberapa lintasan ini dapat dijadikan lintasan komersial.
2. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain : a. Dapat memberikan masukan untuk pemerintah pusat sebagai pertimbangan pemberian subsidi kepada angkutan penyeberangan perintis di lintasan Kendari Langara. b. Memberikan gambaran kepada pengguna jasa mengenai besaran tarif apabila subsidi dikurangi. c. Meningkatkan kinerja pelayanan angkutan penyeberangan perintis di lintasan Kendari Langara.
F. TINJAUAN PUSTAKA
1. LANDASAN TEORI
a. Pengertian Angkutan Penyeberangan 4 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
Menurut Undang Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, angkutan penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi sebagai jembatan bergerak yang menghubungkan jaringan jalan atau jaringan kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya yang dilaksanakan dengan menggunakan trayek yang tetap dan teratur. b. Pengertian Angkutan Perintis Berdasarkan pengertian buku Manajemen Transportasi Edisi Kedua,
perairan pada trayek-trayek yang ditetapkan oleh pemerintah untuk melayani daerah atau wilayah yang belum atau tidak terlayani oleh angkutan perairan karena belum memberikan manfaat komersial. c. Kriteria Angkutan Perintis
Menurut
Drs.
M. Edisi
N.
Nasution,
dalam
buku
Manajemen
Transportasi dijadikan
Kedua, dalam
faktor
yang
mempengaruhi adalah
pengembengan angkutan sungai dan penyeberangan yang kriteria menentukan keperintisan sebagai berikut : a) Faktor Beban (load factor) Faktor beban sangat mempengaruhi dalam menentukan tingkat pendapatan operasi dan mengimbangi pengeluaran / biaya. Load factor dapat dijadikan tolak ukur dalam menentukan kriteria keperintisan. b) Tingkat Pendapatan Masyarakat Rendahnya rendahnya pendapatan mobilitas masyarakat penduduk menjadi atau cermin aktivitas
perekonomian suatu daerah. Hasrat untuk berpergian sangat tergantung dari tersedianya biaya perjalanan. 5 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
Biaya
berpergian
yang
cukup daya
tinggi,
menunjukkan Oleh
rendahnya
kemampuan
beli
masyarakat.
karena itu, kondisi pendapatan masyarakat yang rendah dijadikan dasar dalam penentuan keperintisan. c) Kepadatan Penduduk Lintas penyeberangan perintis yang ada maupun yang akan direncanakan, sebagian besar menghubungkan ibukota provinsi, kotamadya atau kabupaten yang padat penduduknya dengan kota kecil yang berpenduduk kurang padat (terisolir). Pada umumnya bagi kota dengan penduduk yang padat tidak banyak dari daerah lemah (jarang melakukan perjalan sering
kedaerah yang kurang padat. Namun sebaliknya orang penduduknya) melakukan perjalanan ke kota, untuk berbagai urusan.
Keramaian dan kepadatan jumlah penduduk suatu daerah berperan cukup tinggi dalam lalu lintas penyeberangan. d) Prasarana jalan dan angkutan umum Salah satu faktor mendukung berkembangnya lalu lintas angkutan penyeberangan dan sungai adalah kondisi jalan dan angkutan umum ke daerah pedalaman atau kota. yang Kondisi menghubungkan pelabuhan penyeberangan dengan pusat pusat pemukiman jalan yang penduduk baik dan prasarana angkutan kedaerah
pedalaman yang teratur ikut mendorong pertumbuhan lalu lintas angkutan penyeberangan dan sungai. e) Prasarana Pelabuhan Tersedianya dermaga pelabuhan bagi kapal menjadi salah satu unsur yang cukup penting, terutama bagi keselamatan dan kelancaran operasional. Keberadaan dan kondisi dermaga pelabuhan merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi kelancaran dan keselamatan operasional. Bagi pelabuhan penyeberangan yang sudah 6 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
permanen dan sesuai dengan kapal Ro-Ro diberi bobot 10, sedangkan yang masih menggunakan pelabuhan laut atau sama sekali belum ada, maka bobtnya makin kecil. f) Moda Angkutan Lain Penyelenggaraan angkutan penyeberangan oleh swasta (pelayaran rakyat) yang menggunakan motor boat , speed boat atau perahu-perahu layar menunjukan bahwa pada lintasan tersebut telah ada permintaan dan ini merupakan saingan dalam penempatan kapal-kapal baru. Saingan tersebut adalah karena rendahnya permintaan dan terpecahnya permintaan angkutan. Namun demikian, bila tidak ada penyeberangan yang dilayani oleh kapal swasta, maka mempunyai bobot rendah. Sebaliknya, bila ada angkutan penyeberangan yang dilayani oleh pelayaran swasta ( rakyat ), maka bobotnya adalah 10. Skala Prioritas Kriteria Keperintisan N o 1 2 3 Faktor Bobot 50 10 10
Faktor Beban Pendapatan Masyarakat Kepadatan Penduduk Prasarana Jalan dan Angkutan 4 Umum 10 5 Prasarana Pelabuhan 10 6 Moda Angkutan Lain 10 Jumlah 100 Sumber : Buku Manajemen Tansportasi, Drs. M. N. Nasution, 2008 d. Pengertian Tarif Angkutan Penyeberangan
Berdasarkan Pengantar,
buku tarif
Transportasi
Penyeberangan adalah
Suatu suatu
angkutan
penyeberangan
besaran tarif yang ditetapkan untuk angkutan penumpang, kendaraan dan barang/hewan yang diangkut diatas kendaraan. Tarif angkutan kendaraan beserta muatannya ditetapkan
e. Pengertian Biaya Operasional Kapal Adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan dan dipertimbangkan dalam menghasilkan jasa angkutan, meliputi biaya modal untuk kapal, biaya bahan bakar, biaya pemeliharaan, biaya anak buah kapal, administrasi dan lain - lain. Dalam kegiatan operasional, biaya dapat dibagi menjadi: a) Biaya Tetap Biaya tetap adalah komponen yang jumlahnya tidak tergantung pada besarnya produksi atau volume produksi atau tingkat produksi.
b) Biaya Tidak Tetap Biaya tidak tetap adalah langsung produksi. f. Faktor Muat ( Load Factor ) Menurut HMN. Nasution (1996) Load factor atau faktor muat adalah jumlah penumpang dan kendaraan yang diangkut oleh kapal dibandingkan deng an kapasitas yang disediakan. Faktor muat menunjukkan adanya hubungan antara permintaan akan jasa angkutan terhadap penawaran yang disediakan. Sebelum dimasukkan ke dalam formula baku, data-data tersebut harus dikonversikan ke dalam SUP (Satuan Unit Produksi). g. Biaya Operasional Kapal Menurut DRS. H. A. Abbas Salim (2007) dengan bukunya Manajemen Transportasi, mengatakan Biaya adalah faktor 8 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA berkaitan biaya yang berubah jumlah keluaran secara volume dengan
yang menentukan dalam transportasi untuk penetapan tarif, alat kontrol agar dalam pengoperasian mencapai tingkat efektifitas dan efesien . Dalam kegiatan operasional, biaya dapat dibagi menjadi : h. Biaya Tetap Biaya tetap adalah komponen yang jumlahnya tidak tergantung pada besarnya produksi atau volume produksi
atau tingkat produksi. a) Biaya Tidak Tetap Biaya tidak tetap adalah biaya yang berubah secara langsung berkaitan dengan jumlah keluaran volume produksi. i. Pendapatan operasional angkutan penyeberangan perintis Adalah pendapatan atau yang diperoleh oleh dari hasil usaha meliputi baik
kapal
angkutan
perintis.
pendapatannya angkutan
pendapatan dari angkutan penumpang baik dewasa dan anakpendapatan kendaraan kendaraan roda 2 dan roda 4, termasuk pendapatan dari
barang dan hewan yang dimuat pada angkutan kendaraan serta pendapatan dari charter kapal. Dalam perhitungan pendapatan, tarif merupakan komponen utama yang paling berpengaruh, dalam hal ini tarif yang berlaku adalah tarif yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. Pendapatan yang diperoleh merupakan fungsi dari tarif, jumlah penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut serta jumlah trip dari kapal yang beroperasi. Dengan demikian pendapatan yang diperoleh tergantung dari kapasitas penumpang, kendaraan dan barang, faktor muat yang tercapai, jumlah perjalanan / trip serta tarif yang berlaku. j. Konsep pulang pokok (Break Even Point)
Pada
dasarnya
untuk maka
memproduksi perusahaan
jasa angkutan
angkutan harus
penyeberangan,
Berdasarkan biaya biaya ini dicari titik keseimbangan antara biaya biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang diperoleh atas pengoperasian angkutan . Titik keseimbangan ini dinamakan titik pulang pokok (Break Even Point), keadaan dimana perusahaan angkutan tidak mengalami kerugian maupun kentungan atau biaya yang dikeluarkan sama dengan pendapatan. Hal ini merupakan dasar minimal atau tahap pendahuluan bagi suatu perusahaan angkutan dalam menetapkan biaya atas pengoperasian kapal pada suatu rute yang akan dilayari.
Salah
satu
cara
untuk
pertumbuhan kondisi
pendapatan bahwa
penumpang dan kendaraan selama beroperasi. Mengacu pada sekarang, penumpang kendaraan yang tercapai masih rendah tetapi ada kenaikan
dari tahun ke tahun. Untuk mengetahui sampai tahun berapa lintasan perintis tersebut agar menjadi lintasan komersi maka dapat dilakukan analisis kondisi masa yang akan datang dengan menggunakan metode Times Series.
l.
Perhitungan Load Factor Kapal Penyeberangan Dalam Perhitungan Load Factor kapal penyeberangan, kapasitas yang tersedia dan Kapasitas yang terpakai dikonversikan dalam
bentuk SUP. Formula yang digunakan untuk menentukan load factor kapal penyeberangan adalah :
2. LANDASAN HUKUM
Aspek legalitas merupakan aspek yang dilihat berdasarkan peraturan dan undang-undang yang berlaku. a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
1) Pasal 1 butir 8
Pelayaran Perintis adalah pelayaran angkutan di perairan pada trayek-trayek yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk melayani daerah atau wilayah yang belum atau tidak terlayani oleh angkutan perairan karena belum memberikan manfaat komersial.
2) Pasal 24
(1) Angkutan di perairan untuk daerah masih tertinggal dan/atau wilayah terpencil wajib dilaksanakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah. (2) Angkutan di perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan pelayaranperintis dan penugasan. (3) Pelayaran-perintis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan dengan biaya yang disediakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah. (4) Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada perusahaan angkutan laut nasional dengan mendapatkan kompensasi dari
11 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
G. GAMBARAN UMUM
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sebesar selisih antara biaya produksi dan tarif yang ditetapkan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sebagai kewajiban pelayanan publik.
Penyeberangan Perintis lintasan Kendari Langara merupakan lintasan penghubung dari Kota Kendari ke Langara yang berada di Pulau Wawonii. Infrastruktur yang terdapat di pelabuhan yang berada di Kendari maupun Langara berada dalam kondisi yang kurang baik, antara lain fasilitas Movable Bridge, Fender maupun Catwalk . Hal ini menyebabkan kurang lancarnya pengangkutan kendaraan ke atas kapal. Selain itu, terdapat pemasalahan bongkar muat barang yang dilakukan di atas kapal, dimana seharusnya tidak ada bongkar muat barang di atas kapal melainkan barang diangkut di atas kendaraan.
Kondisi kapal KM Ariwangan yang sejatinya merupakan kapal jenis LCT (Landing Craft Tank) yang khusus untuk mengangkut kendaraan kemudian dimodifikasi menjadi angkutan yang mengangkut penumpang juga menyebabkan kapasitas penumpang yang sedikit dan pintu rampa hanya 1.
Pulau Wawonii yang memiliki potensi di bidang perkebunan seharusnya dilakukan peningkatan di infrastruktur maupun transportasi. Antara lain transportasi penyeberangan sebagai jembatan penghubung dan distribusi barang atau orang. Maka dari itu diperlukan peningkatan pelayanan dari sektor transportasi penyeberangan guna mendukung pembangunan infrastruktur di Pulau Wawonii.
H. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan beberapa metode pendekatan dalam mendapatkan data sebagai bahan acuan dan perbandingan. Pendekatan ini disesuaikan dengan kondisi dan lokasi dimana obyek berada. Data data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :
Penelitian ini menggunakan beberapa metode dalam mendapatkan data sebagai bahan
perbandingan. Pendekatan ini disesuaikan dengan kondisi dan lokasi tempat dimana objek berada. Data data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat dari apa yang terjadi di lapangan. Data primer didapat dengan menggunakan metode, antara lain adalah observasi dan wawancara.
1. Observasi Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan dengan cermat dan sistematika secara langsung di lapangan. Data yang telah didapatkan tersebut lalu dicatat agar dapat digunakan sebagai data untuk menganalisa permasalahan yang ada secara tepat, akurat dan pasti.
2. Wawancara Adalah cara pengumpulan data yang diperoleh dengan mengadakan tanya jawab atau wawancara kepada nara sumber yang dapat dipercaya. Adapun datadata yang didapat melaui survey primer yang menggunakan metode observasi dan interview antara lain : 1) Data produktivitas harian KM Ariwangan. 2) Kondisi real atau kondisi yang sebenarnya terjadi dilapangan sebagai pembanding pada data data sekunder. m. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, tetapi telah ada pada setiap instasi terkait. Data sekunder ini dapat diperoleh dengan menggunakan metode sebagai berikut : 13 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
1. Metode Kepustakaan Metode Kepustakan adalah dengan mempelajari teori dan literatur dan modul perkuliahan yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti sebagai landasan teori dalam menganalisa maupun pemecahan masalah. 2. Metode Institusional Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari beberapa instansi yang terkait dengan permasalahan ini. Instansi instansi yang menjadai tempat pengumpulan data oleh penulis adalah sebagai berikut :
a) PT. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Cabang Bau-Bau Pada instansi ini penulis mengumpulkan data data berupa data produksi angkutan dan data kapal pada pelabuhan penyebrangan Kendari-Langara. b) Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara Pada instansi ini data yang dikumpulkan oleh penulis adalah data jumlah penduduk di Pulau Wawonii. 3. Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori teori dan buku buku serta modul yang ada sebagai bahan referensi dalam menganalisa dan pembahasan masalah. Adapun data data yang didapat melalui survey data sekunder antara lain: a. Data biaya operasional kapal pertahun. b. Data produktivitas tahunan KMP. Ariwangan c. Data tarif yang berlaku pada lintasan Kendari-Langara.
d. Peraturan-peraturan yang berlaku di daerah setempat yang berkaitan tentang ruang lingkup studi yang dibahas.
2. Metode Pengolahan Data Setelah data-data terkumpul maka dilakukan analisa atau olah data data dengan cara : a. Menghitung Load Factor Kapal
Dalam
Perhitungan yang
Load
Factor dan
kapal
kapasitas
tersedia
Kapasitas
Keterangan : LF = Faktor muat KP = Kapasitas terpakai KT = Kapasitas tersedia b. Menganalisis Biaya Operasional Kapal
Berikut ini merupakan perhitungan biaya operasional kapal yang diformulasikan dan berdasarkan tarif Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 58 tahun 2003 tentang mekanisme penetapan formulasi angkutan penyeberangan adalah sebagai berikut : A. Biaya Operasi Langsung 1.Biaya Tetap
= H arg a Kapal Re sidu Umur Ekonomis Kapal
b) Asuransi Kapal per tahun = c) Premi Asuransi kapal per tahun x Harga Kapal Biaya Anak Buah Kapal ( ABK ) (1) Gaji ABK = Jumlah ABK x Gaji Rata-rata/Orang/bulan x 12 bulan
(2) Tunjangan a. Biaya Uang Makan per thn = Jumlah ABK x Uang Makan/Orang/bulan x 12 bulan b. c. Biaya Premi Layar per thn Biaya Kesehatan per thn = Jumlah ABK x Uang Kesehatan/Orang/bulan x 12 bulan d. Biaya Pakaian Dinas per thn bulan 2. Biaya Tidak Tetap a) Biaya BBM (1) Biaya Pemakaian BBM per tahun = Pemakaian BBM/trip x Harga BBM/liter x Frekuensi/tahun (2) Biaya Pemakaian BBM Motor Bantu per tahun = Pemakaian BBM/hari x Harga BBM/liter x Hari Operasi/tahun b) Biaya Pelumas (1) Biaya Pelumas Motor Induk per tahun = Jumlah ABK x Uang Pakaian Dinas/Orang/bulan x12
= Pemakaian Pelumas/trip x Harga Pelumas/liter x Frekuensi/tahun (2) Biaya Pelumas Motor Bantu per tahun = Pemakaian Pelumas/trip x Harga Pelumas/liter x Hari Operasi./tahun
c) Biaya Gemuk per tahun = Pemakaian Gemuk/bulan x Harga Gemuk/kg x 12 bulan (1) Biaya Air Tawar per thn x Frekuensi/tahun (2) Biaya Repairs, Maintenance dan Supply (RMS) per tahun = Biaya RMS untuk Kapal ukuran GT x Tonnage (3) Biaya di lingkungan pelabuhan a. Biaya Sandar Kapal saat melakukan aktifitas per tahun = Biaya Sandar x GRT x Call/tahun b.Biaya Rambu per tahun = Ukuran Kapal (GRT) x Jasa Rambu x 2 Pelabuhan x Hari operasi / 30 Hari
(4) Biaya Perniagaan dan Promosi a. Biaya Cetak Karcis per tahun = Biaya Cetak Karcis/lembar x Kapasitas. Penumpang x LF (10%+1) b. Biaya promosi per thn = Biaya Promosi/bulan x 11 bulan 17 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
B. Biaya Operasi Tidak Langsung 1. Biaya Pegawai Darat a. Gaji Pegawai Darat per tahun = Jumlah Pegawai Darat x Gaji Ratarata/orang/bulan x 12 bulan (1) Tunjangan a. Biaya Uang Makan dan Transport per tahun = Jumlah Pegawai Dart x Uang Makan & Transport/orang/hari x Hari Kerja b. Biaya Kesehatan per tahun = Jumlah Pegawai Darat Kesehatan/orang/bulan x 12 bulan c. Biaya Pakaian Dinas per tahun = Jumlah Pegawai Darat x Uang Pakaian Dinas/orang/tahun d. Tunjangan Hari Raya per tahun = Jumlah Pegawai Darat x Gaji Ratarata/orang/bulan 2. Biaya Pengelolahan dan Manajemen per tahun = Biaya Pengelolahan dan Manajemen/bulan x 12 bulan 3. Biaya Administrasi dan Umum a. Biaya Kantor Cabang dan Perwakilan/kapal/tahun = ( Biaya Kantor Cabang dan perwakilan/tahun ) / Jumlah Kapal b. Biaya Pemeliharaan Kantor Cabang dan Perwakilan/kapal/tahun = ( 10% x Biaya Kantor Cabang dan perwakilan/tahun ) / Jumlah Kapal c. Biaya ATK/kapal/tahun = ( Biaya ATK/bulan x 12 bulan ) / Jumlah Kapal d. Biaya Telepon, Pos, Listrik dan Air Tawar/kapal/tahun x Uang
= ( Biaya Telepon, Listrik & Air Tawar/bulan x 12 bulan ) / Jumlah Kapal e. Biaya Inventaris Kantor/Kapal/tahun = ( Total Biaya Investasi / Umur Ekonomis Kantor ) / Jumlah Kapal f. Biaya Perjalanan Dinas/Kapal/Tahun = (Jumlah yang pergi x Jumlah Perjalanan ) / Jumlah Kapal
Faktor Muat Break Even Point yaitu suatu tingkat faktor muat kapal, dimana posisi antara biaya operasional kapal (BOK) dan pendapatan adalah seimbang. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut :
KAPAL
Keterangan : LF BEP = BOK PDT LF = = = Load factor break event point Biaya operasional kapal Pendapatan Faktor Muat kapal dalam setahun
Dalam memprediksi jumlah pengguna jasa ini menggunakan metode Data Series, sehingga dapat diketahui jumlah pertumbuhan penumpang dan kendaraan yang akan datang
pada
lintasan
tersebut.
Prediksi
jumlah
angkutan
dapat
dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut : Y = a + bx Keterangan Y x a dan b = = Variabel yang diramalkan = Waktu ( hari,bulan,tahun ) Bilangan konstan
I.
KERANGKA PENELITIAN
Mulai
Pengamatan
Identifikasi masalah
Pengumpulan Data
Data Sekunder : Data BOK Tarif dan nilai subsidi angkutan Produktivitas angkutan tahunan Data penduduk
Pengolahan Data
Analisa Permasalahan: Perhitungan Load Factor Perhitungan BOK Perhitungan Pendapatan operasi Perhitungan Pemberian Subsidi Perhitungan Break Even Point Peramalan pola arus penumpang dan kendaraan
Rekomendasi Permasalahan
J.
BAB I PENDAHULUAN Meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan batasan masalah penulisan skripsi, metode pendekatan studi serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Membahas mengenai ketentuan-ketentuan yang meliputi aspek legalitas berupa peraturan-peraturan baku yang telah ditetapkan oleh pemerintah, ketentuan-ketentuan yang sifatnya teoritis berupa rumus-rumus yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah manajemen lalu lintas serta hal-hal yang berkaitan dengan pedoman pemecahan permasalahan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Membahas tentang pola pikir pelaksanaan studi, metode pendekatan yang dilakukan dalam pengumpulan data dan pengidentifikasian permasalahan. BAB IV PEMBAHASAN Memberikan uraian tentang evaluasi terhadap kinerja dari pemecahan permasalahan serta pemberian rekomendasi pemecahan permasalahan yang merupakan hasil dari analisa data. BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran terhadap usulan yang
dilakukan pada bab sebelumnya secara ringkas dan jelas serta menggambarkan kondisi daerah studi.
Jadwal
kegiatan
penelitian
meliputi
kegiatan
persiapan,
pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian dalam bentuk bar chart. Jadwal pelaksanaan ini mengacu pada Metode Penelitian. Dari mulai kegiatan persiapan sampai pada penyusunan hasil akhir laporan disusun dalam jangka waktu sekitar 5 (lima) bulan. Berikut adalah tabel jadwal kegiatan :
No . 1 2
Bulan I
Bulan II
Bulan III
Bulan IV
Bulan V
3 4 5