Anda di halaman 1dari 8

AKASIA

Oleh :

Abdul Hadi ( S )
Dian Desriani Prayoga Ekon Nofernandes M. Hafiz

1. Taksonomi
Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Genus Species : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Fabales : Fabaceae : Acacia : Acacia mangium Wild.

2. Persebaran
tersebar secara alami dari Australia, Papua Nugini, Maluku,Irian Jaya, ( Leksono dan Setiaji 2003). Daerah- daerah penyebaran alaminya adalah Australia bagian utara,Irian Jaya bagian selatan, Kepulauan Aru, dan seram barat ( Dirjen RRL,1998 dalam suita dan kartiko) Daerah-daerah penyebaran alami tanaman akasia ini adalah Australia bagian utara (18 LS ), Irian Jaya Bagian Selatan, Fak-fak di daerah Aguada (Babo) dan Tomage (Rokas), kepulauan Aru-Maluku Selatan dan Seram Barat (Dirjen RRL,1988 dalam Suita dan Kartiko,2002).

Acasia

mangium

3. Habitat
Acacia

memerlukan persyaratan tumbuh yang tinggi dan tidak terpengaruh oleh jenis tanahnya; mampu tumbuh dengan baik pada lahan yang miskin dan tidak subur, padang alang-alang, bekas tebangan dan mudah untuk beradaptasi.
Jenis ini tumbuh dengan baik pada tanah yang tererosi, tanah mineral

mangium termasuk jenis legum yang tumbuh cepat,tidak

dan tanah alluvial. A. mangium mempunyai toleransi edafis yang luas walaupun tidak dapat tumbuh secara alami pada tanah yang asalnya dari batu-batuan basa,

4. Kegunaan
Kayunya dapat dimanfaatkan sebagai penghara pulp dan kertas

serta meubel dan flooring. Karena kelebihan yang dimilikinya tersebut, jenis ini banyak digunakan dalam kegiatan Hutan Tanaman Industri (HTI), rehabilitasi hutan dan lahan di Indonesia (Leksono & Setyaji, 2003).
Dari segi konservasi sebagai pengatur tata air, tegakan

mangium yang ditanam secara monokultursangat berpengaruh


terhadap pengurangan kerusakan tanah akibat percikan air, meningkatkan kapsitas infiltrasi, mengurangi erosi juga dapat mengurangi jumlah air yamg masuk ke dalam tanah karena adanya evapotranspirasi da intersepsi untuk tanaman tersebut.

A.

5. Budidaya
Untuk jenis A. mangium sampai saat ini telah dibangun sebanyak 16 kebun benih generasi pertama (F1) dan 34 kebun benih ke dua (F2) tersebar di 6 lokasi di 3 pulau (Sumatera, Kalimantan, Jawa). Dari ke 16 kebun benih generasi pertam (F1) tersebut 6 diantaranya telah mampu memproduksi benih unggul sejak tahun 2000 dan sudah digunakan sebagai materi untuk pembangunan HTI rotasi ke dua sementara kebun benih generasi ke dua (F2) masih dalam proses seleksi (Leksono & Setyaji, 2003).

Lanjutan Budidaya
A. Penataan areal B. Sistem silvikultur C. Pengadaan Benih D. Persemaian E. Persiapan lahan F. Membangun tegakan kayu pertukangan

G. Penentuan petak
H. Penjarangan I.

Perawatan lanjutan

J. Biaya pembangunan tegakan kayu pertukangan

Tengkyuw

Anda mungkin juga menyukai