Anda di halaman 1dari 8

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa

Monday, 12 March 2012

Dua Sebab Siksa Di Alam Kubur


Senin, 05 Maret 2012

() Dari Ibn Abbbas Ra berkata, Nabi SAW melewati dua kuburan dan bersabda: Sungguh keduanya tersiksa, dan bukan tersiksa sebab dosa yang sangat besar, namun salah satunya tidak menutup aurat (membuka auratnya dihadapan orang lain) saat buang air kecil, dan yang satunya sering mengadu domba orang lain, lalu beliau SAW mengambil sehelai daun yang masih segar, dan membelahnya menjadi dua, dan menaruhnya masing-masing helai di masing masing kubur tersebut, maka orang orang bertanya: Wahai Rasulullah, untuk apa engkau perbuat itu?, maka beliau SAW bersabda: semoga diringankan untuk keduanya sebelum potongan daun ini mengering (Shahih Bukhari) Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wataala Yang Maha Luhur, Yang Maha Memiliki segenap kemuliaan dan keluhuran dan Melimpahkan kepada hamba-hambaNya. Segenap alam semesta di langit dan bumi diciptakan dari ketiadaan, alam dunia, alam barzakh dan alam akhirat, dan segenap alam yang telah dicipta oleh Allah subhanahu wataala baik yang kita ketahui atau pun yang tidak kita ketahui. Dan dari awal penciptaan makhluk sejak itu pula tercantum bahwa semulia-mulia makhluk adalah sayyidina Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Bahkan Allah subhanahu wataala telah menjadikan sang nabi shallallahu alaihi wasallam sebagai gerbang kasih sayang bagi segenap anugerah dan rahmat Allah subhanahu wataala, yang mana dengan kebangkitan sang nabi shallallahu alaihi wasallam hal itu menjadikan rahmat Allah berlimpah

dan terbuka untuk kita semua, dan segenap anugerah Allah yang berupa kenikmatan di dunia dan di akhirat adalah bagian dari rahmat Allah subhanahu wataala, dan rahmat Allah subhanahu wataala itu telah sampai kepada kita, yaitu sayyidina Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari 14 abad yang silam. Yang mana cahaya risalah kenabian berlanjut dari periode ke periode, dari generasi ke generasi, hingga telah lewat 14 abad yang silam akan tetapi sampai saat ini kita masih berada dalam cahaya risalah yang terang benderang, cahaya sayyidina Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Ketahuilah bahwa kenikmatan dan segala kebahagiaan yang dicipta oleh Allah subhanahu wataala terbagi menjadi dua bagian, yaitu kenikmatan di dunia dan kenikmatan di akhirat. Dan sungguh beruntung mereka yang menjadikan kenikmatan di dunia sebagai pembuka kenikmatan di akhirat kelak, sebaliknya merugilah mereka yang menjadikan kenikmatan dunia sebagai alat untuk melewati kehidupan yang membuat mereka jauh atau bahkan melupakan Allah subhanahu wataala karena terlarut hanya dalam kenikmatan dunia, sehingga mereka menghadapi kehidupan dunia yang fana dengan penuh kenikmatan, dan kehidupan akhirat yang kekal akan dihadapi dalam kehinaan, waliyadzubillah (semoga Allah melindungi dan menjauhkan kita dari hal tersebut). Senantiasalah ingat akan firman Allah subhanahu wataala:

( 185 )

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. ( QS. Ali Imran : 185 ) Kehidupan dunia hanyalah kehidupan fana yang penuh dengan permainan, sandiwara dan tipuantipuan belak. Maka dalam kehidupan fana yang penuh dengan permainan dan tipuan ini, Allah subhanahu wataala menerbitkan matahari penerang kehidupan, sayyidina Muhammad shallallahu alaihi wasallam, yang mana telah Allah sebutkan dalam Al quran sebagai Penyeru kepada Allah dan pelita yang terang benderang, sebagaimana firmanNya :

46 )

Dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi. ( QS. Al Ahzab : 46 ) Beliau shallallahu alaihi wasallam adalah penyeru manusia ke jalan Allah subhanahu wataala dan sebagai pelita yang terang benderang, yang menerangi kehidupan kita dan menyejukkan

sanubari kita serta mempermudah segala kesulitan dalam kehidupan kita. Allah subhanahu wataala berfirman :

2)

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. ( QS. At Thalaq: 2 )

4)

Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. ( QS. At Thaalaq : 4 )

5)

Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahankesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya. ( QS. At Thaalaq : 5 ) Dan bagaimana cara kita bertakwa kepada Allah subhanahu wataala, panutan kita dalam hal ini adalah pimpinan kita sayyidina Muhammad shallallahu alaihi wasallam, yang membawa kita kepada keluhuran dan kemudahan, membawa kita kepada ketenangan, membawa kita kepada kesejukan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat, maka panutlah beliau dalam menghadapi kehidupan kita di dunia ini. Sampailah kita pada hadits luhur, dimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam suatu waktu melewati dua kuburan, kemudian beliau shallallahu alaihi wasallam berkata bahwa kedua penghuni kuburan tersebut sedang disiksa di dalam kuburan mereka, hal ini menunjukkan bahwa beliau mengetahui dan mendengar siksa kubur. Dan beliau shallallahu alaihi wasallam berkata bahwa mereka tidaklah disiksa sebab perbuatn dosa besar, kemudian beliau mengambil selembar daun yang masih basah lalu membelahnya menjadi dua bagian, yang masing-masing bagian diletakkan di atas kedua kuburan tersebut. Para sahabat yang melihat hal tesebut lantas bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengapa beliau melakukan hal itu, maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : Semoga Allah meringankan siksaan kedua orang ini sebelum daun itu mengering. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda bahwa mereka disiksa bukan karena perbuatan dosa yang sangat besar, karena juga dijelaskan dalam riwayat yang lainnya di dalam Shahihul Bukhari bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah perbuatan dosa yang sangat besar, lantas beliau terdiam dan kemudian berkata : akan tetapi termasuk dosa besar, maka untuk mempermudah pemahaman dari hadits tersebut adalah bahwa perbuatan itu bukanlah termasuk

dosa yang sangat besar seperti syirik, membunuh, berzina dan yang lainnya, namun hal tersebut termasuk dosa besar di sisi Allah subhanahu wataala, dan perbuatan tersebut sering dan banyak diremehkan oleh orang. Perbuatan dosa yang dilakukan kedua penghuni kubur itu, yang pertama adalah tidak menutupi aurat ketika membuang air kecil, yaitu membuang air kecil di hadapan orang lain. Mungkin anak kecil yang belum baligh masih banyak yang membuang air kecil dihadapan orang, namun seorang anak yang sudah baligh seharusnya tidak memperbuat hal tersebut, maka selayaknya bagi setiap orang tua untuk mengajari anak-anaknya agar tidak membuang air kecil sembarangan hingga terlihat auratnya oleh orang lain, dan aurat tidak boleh terlihat bukan hanya ketika membuang air kecil saja namun dalam segala keadaan. Kemudian dosa yang kedua adalah banyak mengadu domba orang lain (namiimah), menukil ucapan Hujjatul Islam Al Imam An Nawawi bahwa makna Namiimah adalah menyampaikan ucapan orang kepada yang lainnya kemudian memunculkan kebencian antara satu dengan yang lainnya, sehingga mereka saling bermusuhan akibat perbuatan tersebut. Maka tentunya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melihat bahwa kedua orang penghuni kubur tersebut adalah ummat beliau shallallahu alaihi wasallam yang sedang ditimpa kesulitan di dalam kubur mereka, dan beliau shallallahu alaihi wasallam tidak rela hal itu terjadi atas ummatnya, akan tetapi meskipun mereka telah berbuat dosa namun masih tetap diberi syafaat oleh beliau shallallahu alaihi wasallam, yaitu dengan meletakkan daun di atas kedua kubur tersebut agar diringankan siksa kubur mereka sebelum daun itu mengering. Maka hadits ini menjadi dalil bahwa syafaat nabi Muhammad shallalahu alaihi wasallam tidak hanya ada ketika di hari kiamat saja, namun syafaat beliau shallallahu alaihi wasallam juga bisa terjadi di alam barzakh (kubur) bahkan di alam dunia, karena beliau sangat peduli terhadap ummatnya dan tidak rela jika kesulitan menimpa mereka, dimana segala sesuatu yang membuat ummatnya sulit atau dalam masalah, maka hal tersebut juga membuat beliau shallallahu alaihi wasallam merasa sulit. Sebagaimana firman Allah subhanahu wataala :

128 )

Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. ( QS. At Taubah : 128 ) Jika diantara kita tertimpa kesulitan atau musibah, maka hal itu juga akan memberatkan nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, sehingga beliau sangat menjaga ummatnya dengan tuntunan-tuntunan mulia beliau agar terjauhkan dari segala kesulitan baik di dunia atau di akhirat, begitu juga dengan doa-doa beliau shallallahu alaihi wasallam untuk ummatnya dari zaman beliau hingga di akhir zaman, serta dengan syafaat kubra kelak di hari kiamat. Inilah indahnya nabi kita, yang paling peduli kepada kita, di saat semua kekasih kita melupakan kita, orang-orang yang mencintai kita akan meninggalkan dan melupakan kita jika mereka bukanlah termasuk orang-orang yang shalih, namun nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam tidak akan pernah melupakan ummatnya selama mereka masih mengakui kalimat syahadat :

Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah Meskipun barangkali diantara mereka masih ada yang akan melewati kehidupan yang sulit kelak di akhirat, namun kesulitan itu tidak akan abadi karena semua kesulitan ummat ini akan berakhir dengan syafaat nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Kita berharap agar semua kesulitan kita di dunia dan di akhirat termudahkan dengan syafaat nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Di majelis yang mulia ini, majelis kecintaan kepada nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam karena majelis ini tidak kita buka dan tidak kita tegakkan kecuali untuk menuntun ummat menuju cinta kepada Allah subhanahu wataala dan kecintaan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, oleh sebab itu majelis ini diberi nama dengan Majelis Rasulillah shallallahu alaihi wasallam , serta untuk menuntun ummat menuju kebahagiaan dan keluhuran dengan bersatu dalam satu barisan bersama para salafusshalih, para muqarrabin, para awliyaa dan para syuhadaa dan shalihin dan bersama pemimpin seluruh orang-orang yang mulia, pemimpin semua manusia sejak zaman nabi Adam As, sayyidina Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Dimana seluruh alam semesta mengenal dan mencintai beliau shallallahu alaihi wasallam kecuali para pendosa dari kalangan manusia dan jin yang tidak mengenal beliau shallallahu alaihi wasallam. Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat Shahihul Bukhari dimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda seraya menunjuk kepada gunung Uhud :

Sesungguhnya Uhud adalah gunung yang mencintai kami, dan kami pun mencintainya Gunung Uhud hanyalah tumpukan batu namun ternyata juga mencintai sayyidina Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan cintanya dijawab oleh beliau shallallahu alaihi wasallam, maka terlebih lagi cinta kita kepada nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam seharusnya melebihi cinta gunung Uhud itu, dan kepedulian kita terhadap beliau dan dakwah beliau shallallahu alaihi wasallam akan berganti dengan cinta beliau shallallahu alaihi wasallam kepada kita, serta limpahan anugerah dari Allah subhanahu wataala berupa kemuliaan-kemuliaan yang Allah berikan untuk kita dalam kehidupan dunia yang dari sana akan muncul kemuliaan dalam kehidupan akhirat kelak, insyaallah. Dan layak kita fahami bahwa dalam kehidupan ini, kita telah mendapatkan anugerah besar yang berupa kalam Allah subhanahu wataala, yaitu Al quranul Karim yang merupakan surat kasih sayang Allah yang menuntun kita untuk mencintai dan dicintai Allah subhanahu wataala yang dibawa oleh sang pembawa Al quran sayyidina Muhammad shallallahu alaihi wasallam, dimana Al quran itu berisi kalimat-kalimat suci dari Allah subhanahu wataala yang layaknya menerangi hari-hari dalam kehidupan kita, layaknya menerangi bibir kita, layaknya menerangi rumah-rumah kita, dan selayaknya menerangi jiwa-jiwa kita. Namun saat ini lihatlah bagaimana keadaan rumah-rumah kita, barangkali di sebagian rumah telah berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan tidak terdengar suara lantunan kalimat-kalimat Allah dibacakan, tidak ada orang yang membaca Al quran di dalamnya, padahal Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :


Sesungguhnya rumah yang didalamnya dibacakan Al quran maka akan terlihat oleh penduduk langit (malaikat) sebagaimana terlihatnya bintang-bintang oleh penduduk bumi Rumah-rumah yang didalamnya dibacakan Al quran tampak terang benderang oleh penduduk langit, maka bagaimanakah keadaan rumah-rumah kita, apakah terlihat gelap seperti gelapnya malam, ataukah terlihat berpijar seperti bintang dan terlihat indah dari langit oleh para malaikat Allah. Maka terangilah rumah-rumah kita dengan Al quran, terangilah bibir-bibir kita dengan kalimat-kalimat Allah subhanahu wataala. Alhamdulillah di majelis ini kita telah membuka Halaqaturrasul yang ditujukan untuk mereka yang ingin membaca Al quran secara berkelompok, dimana membaca Al quran sendiri pun hal itu adalah baik, namun jika membacanya secara berkelompok bersama dengan orang lain maka kemuliaan yang didapati pun akan bertambah banyak, dimana setiap orang akan menjadi pengajar, pelajar, pendengar dan pembaca Al quran. Seseorang akan menjadi sebagai pelajar, karena ketika ia membaca Al quran dan dalam bacaannya terdapat kesalahan maka orang lain akan membenarkan bacaannya, maka dari pembetulan itu ia telah belajar. Dan ia disebut sebagai pengajar ketika ia membetulkan bacaan orang lain yang salah atau kurang tepat, serta disebut pula sebagai pendengar ketika seseorang mendengarkan orang lain membaca sehingga pendengarannya mendapatkan cahaya dari bacaan itu, dan disebut sebagai pembaca ketika seseorang mendapatkan bagian untuk membaca sehingga bercahayalah bibirnya dengan bacaan tersebut, dan hal itu merupakan hal yang sangat agung di sisi Allah subhanahu wataala, demikianlah tujuan dari dibentuknya Halaqaturrasul ini sebagaimana yang diinstruksikan oleh guru mulia kita untuk dimakmurkan di Majelis Rasulillah shallallahu alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda bahwa sebaik-baik manusia yang berjalan di atas bumi adalah para pengajar Al quran, dimana jika ia mengatakan kepada seorang anak kecil untuk mengucapkan kemudian anak itu mengucapkannya, maka Allah akan menentukan untuk anak itu, dan orang yang mengajarnya serta untuk kedua orang tua anak itu pembebasan dari api neraka. Maka terlebih lagi jika yang diajarkan adalah Al quran hingga khatam, seperti pembacaan Al quran secara berkelompok yang didalamnya tercakup pembelajaran dan pengajaran Al quran. Barangkali hari-hari kita terlewatkan dan pendengaran dan pengucapan kita ada pada hal-hal yang tidak diridhai Allah, bagaimana keadaan bibir kita, telinga kita, pengucapan kita dan pendengaran kita akan hal-hal yang diridahi Allah subhanahu wataala. Seberapa banyak kita mendengar atau membaca kalimat-kalimat Allah yang begitu indah, dan seberapa banyak kita mengucapkan dan mendengarkan kalimat-kalimat selain Al quran, seberapa peduli kita akan kalimat-kalimat Allah dan seberapa peduli kita terhadap selain Al quran. Mungkin banyak dari sebagian rumah-rumah kita yang jauh dari cahaya Al quran Al Karim, namun sebagian dari kita telah menata waktu dalam setiap harinya, misalnya ketika berada di rumah pada jam sekian akan acara ini dan itu di Tv maka aku harus mendengarkannya dan yang lainnya, kesemuanya ditata dengan tertib agar tidak terlewatkan padahal hal-hal tersebut hanyalah kefanaan yang sia-sia dan tiada akan menuntun kepada keluhuran namun barangkali menuntun kepada kehinaan. Akan

tetapi adakah seseorang yang peduli untuk mengatur waktunya pada jam tertentu untuk membaca Al quran?, sebagaimana waktu sebelum masuk waktu subuh sangat dianjurkan untuk membaca Al quran, begitu pula sebelum terbitnya matahari dan setelah terbenamnya matahari, bahkan di waktu kapanpun dan dimana pun disunnahkan untuk membaca Al quranul Karim, kecuali di tempat-tempat yang hina seperti kamar mandi dan lainnya. Maka terangilah waktu-waktu kita dengan cahaya Al quran, yang mana Al quran adalah kalam Allah subhanahu wataala yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan ingatlah bahwa Allah subhanahu wataala menciptakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah sebagai lambang cinta Allah subhanahu wataala, lambang kasih sayang Allah subhanahu wataala terhadap hambahambaNya, dan dengan kasih sayang itu Allah memberikan kenikmatan di dunia kepada semua manusia yang beriman atau pun yang tidak beriman, dan terdapat pula kasih sayang dan kelembutan yang hanya diberikan kepada manusia yang beriman kelak di akhirat. Allah subhanahu wataala berfirman dalam hadits qudsi riwayat Shahih Al Bukhari bahwa ketika Allah subhanahu wataala telah selesai membangun arsy dan seluruh alam semesta, kemudian Allah menuliskan di atas arasy :

Sesungguhnya rahmatKu (kasih sayang) mengalahkan kemurkaanKu Oleh sebab itu layaklah jika para shalihin dan para wali Allah dan orang-orang yang beriman sangat mencintai dan rindu kepada Allah subhanahu wataala lebih dari kecintaan mereka kepada selain Allah subhanahu wataala. Syaikh Ibrahim Al Khawwas Ar dalam kitab Ihyaa Ulumuddin sambil memegang dadanya dan mengalir air matanya beliau berkata :

Sungguh rindunya aku pada Yang melihatku (Allah) dan aku tidak melihatNya Dan kerinduan orang-orang shalih seperti mereka ditumpahkan dalam munajat yang sangat agung dan sering kita dengar, yaitu :

Ya Allah limpahkanlah rizeki kepada kami untuk memandang dzatMu yang mulia Ketika kita telah mencintai Allah subhanahu wataala, maka kita haruslah menyayangi hambahamba yang telah diciptaNya, diantara meraka adalah keluarga, kerabat kita, tetangga dan temanteman kita, dan yang lainnya. Orang yang menyayangi segenap ummat Islam dengan menginginkan untuk tidak datang musibah atas mereka, maka ia adalah pemilik jiwa yang sama dengan jiwa nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, satu pemikiran dan satu niat dengan beliau shallallahu alaihi wasallam, yang mana beliau senantiasa berdoa untuk ummatnya agar terjauhkan dari segala musibah.

Semoga Allah subhanahu wataala menjauhkan musibah dari kita dan semua ummat ini, serta mengabulkan segala hajat kita dan semua hajat ummat ini, Ya Rahman Ya Rahiim permudahlah segala kesulitan dan bukalah segala pintu keluhuran, angkatlah segala penghalang kami untuk mencapai kemuliaan, keluhuran, dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Wahai Yang Maha Memiliki dunia dan akhirat dan kebahagiaannya limpahkanlah kepada kami kebahagiaan di dunia dan akhirat dan jauhkan kami dari api neraka

Ucapkanlah bersama-sama

Anda mungkin juga menyukai