Anda di halaman 1dari 5

Cerpen

Elida Fitriasari
Jadikan Teman | Kirim Pesan

melayani masyarakat pada salah satu instansi kesehatan di Jawa Tengah

Diary, Dengarkanlah Jeritan Hatiku..

Di ruangan berukuran besar. Berderet kamar-kamar, dan aku berada pada salah satu kamar di sudut ruangan itu. Duduk di belakang meja dan dihadapanku ada pena serta sebuah buku yang kusebut diary. Diary.. Aku merenungi kejadian, peristiwa dalam dua tahun terakhir ini.

Berawal dari sebuah acara hikmad, dimana para cendekiawan muda mengucapkan sumpah janjinya untuk mengabdi pada profesionalitas ilmu yang mereka tempuh selama setahun terakhir, termasuk di dalammya adalah aku. Bukan maksud menyombongkan diri diary. Ini adalah jeritan hatiku. Saat itu diary, tepat 18 September 2008. Di dalam kehikmadan itu, terselubung di relung hati yang paling dalam. Mengapa aku tak seperti mereka?. Datang dengan wajah berseri-seri bersama seseorang yang mendampingi. Mereka kasihi dan cintai. Hatiku berdoa,Ya Allahhadirkanlah seseorang yang menjadi jodohku. Jangankan jodoh, pacar pun tak kutolak. Diary. jangan berpikir tentang penodaan janji, tapi ini soal hati. Diary.selang berapa hari setelah sumpah itu Dia datang. Seseorang dari masa laluku. Seorang lelaki yang pertama kali menarik perhatianku. Di kelas itu. Kelas pertama aku SMP. Namanya Arif. Diary.masih melekat jelas dalam ingatanku. Betapa dia cuek, acuh dan tak peduli terhadapku. Seperti sikap Nurmala pada Arai dalam tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata bahwa ..cinta Arai pada Nurmala adalah salah satu dari kisah cinta yang paling menyedihkan di muka bumi ini. Kau tahu mengapa diary??? Itu .yang paling memilukan adalah cinta yang tak peduli. Love me or just hate me, but spare me with your indifference. Dan.diary, itu terjadi pula padaku. Saat itu yang kutahu, hatiku pilu. Akhirnya, kualihkan pada prestasiku. Namun, di dunia ini tak ada yang kebetulan. Semua telah diatur olehNya. Lagilagi sama seperti kisah Nurmala dan Arai dalam Sang Pemimpi. Kurang lebihnya seperti ini diary : Arif adalah tembok yang kukuh. Dan usahaku ibarat melemparkan lumpur ke tembok itu. Apakah tembok itu roboh? Tidak akan! Tapi lumpur itu akan membekas., membekas di hatinya! Allah mengabulkan. Dia datang tepat tanggal 22 Nopember 2008. Tapi kita bertemu pada tanggal 27 Nopember 2008. Tanggal terakhir itulah yang dia ingat sebagai tanggal bersejarah bagi kami. Padahal bukan! Salah besar kekasihku! Ingatkah kau Arif bahwa kau mengucapkannya pada tanggal 22. Ingatkah pula kau Arif bahwa tanggal 22 itu aku dengan bangganya menyebutmu Pak dosen sebagai ucapan kasih sayangku. Tapi, kebanggaan itu semakin memudar seiring dengan waktu. Diary, kau tahu mengapa??? Begitu mudah dia melambungkan aku ke atas awan, terbang bersama-sama. Sesampainya di atas, dihempaskannya aku sampai ke dasar bumi. Sedangkan ia tetap berada di atas. Impiannya

berhasil. Dia diterima CPNS. Tepat tanggal 19 Desember 2008. Sehari setelah dia berulang tahun yang ke-24, dia memutuskan hubungan ini. Diary, kau tahu alasannya..??? Aku tidak diterima CPNS di tahun itu. Sakit sekali. Sangat sakit. Terlebih sakit adalah orang tuaku. Begitu hinakah aku dimatamu saat itu ?!! Aku terpuruk dalam kesedihan yang berlarutlarut. Seperti halnya lagu Sang Mantan yang dipopulerkan group Nidji. Mana janji manismu.. Setia sampai aku mati. Kini engkaupun pergi .. Saat kuterpuruk sendiri .. Susah payah aku mencoba menghubunginya. Tapi tak ada satupun sms terbalas dan telepon yang terangkat. Tapi mengapa? Setiap istikharah terbesit hati meyakinkan aku Dia pasti kembali ibarat syair-syair lagu : Aku akan pergi tuk sementara Takkan meinggalkanmu selamanya Kupastikan kukembali pada dirimu Tapi kau jangan nakal Aku pasti kembali Sulit bagiku untuk bangkit kembali. Berkat doa dan semangat orang-orang terkasihku : bapak ibu dan sahabat-sahabat terbaikku, aku bermetamorfosis. Aku harus menjadi Anggun yang dulu. Anggun yang ceria, tegar, semangat untuk meraih impian-impian. Tertatih-tatih aku mencoba berdiri. Jatuh bangun menahan perih. Pahit manis kehidupan. Hampir setahun membuat aku limbung dalam pusaran roda kehidupan. Ibarat menelan pahitnya brotowali. Terima kasih bapak ibu Terima kasih sahabat-sahabat terbaikku Kini aku telah bermetamorfosis Diary. di pertengahan Nopember 2009 aku diterima sebagai CPNS. Dan diapun aku hubungi sekedar rasa terima kasihku. YahDiary. Lagi-lagi setiap doa pasti dikabulkan jika kita mau

berdoa padaNya. Dia kembali. Tapi, apakah ini suatu kebodohan, ketololan manusia dengan mengatasnamakan cinta? Jelas-jelas sebelum namaku muncul dalam layar berukuran 14 inchi itu, dia menjawabku maaf, lebih baik qt sahabat aja. Sekarang, dia kembali menyebutku Yank. Bahkan dia menginginkanku menjadi istrinya. Dia ingin meminangku segera. Diary. pertentangan muncul dalam hidupku. Sebelum dia datang lagi, telah ada problema bahwa aku harus memenuhi janjiku membantu rekan kerjaku untuk mendirikan apotek. Kami telah mengusahakannya selama berbulan-bulan. Diary setiap aku melihat orang tuaku, telah kukatakan sebelumnya bahwa ortuku merasakan sakit melebihi sakit yag aku rasakan. Tak ada ortu yang tega melihat anaknya bersedih dan terluka. Hatiku teriris-iris. Dadaku sesak. Air mataku senantiasa menetes tak tertahankan. Apakah mereka melarangku untuk berhubungan dengan dia? Bukan diary. Sekali lagi bukan. Mereka seakan menghapus air mataku. Membesarkan hatiku. Bapak ibu tidak tahu apakah dia jodoh bagimu atau bukan. Yang menentukan hanyalah Allah. Jika dia menunggumu, silahkan. Tapi, kamu masih punya tanggung jawab kontrak dengan temanmu. Diary, saat itu aku harus menentukan prioritas dalam hidupku. Kuselesaikan terlebih dahulu janjiku pada temanku sebagai bukti bahwa aku mencintai kekasihku itu. Keseriusanku terhadapnya dan baktiku pada ortuku. Aku berpikir semakin cepat kuselesaikan janji itu semakin lega dan tenang diriku sehingga aku bisa fokus pada karir dan pernikahanku dengan kekasihku itu. Kekasihku tidakkah kau melihat bukti keseriusanku??? Tidakkah cukup bukti bahwa setahun terakhir setelah terucap kata putus darimu, aku menutup hati untuk lelaki lain??? Berharap kau kembali. Tahukah kau??? Yang kuinginkan saat ini adalah bahagia bersamamu? Tahukah kau??? Aku butuh doa, dukungan, semangat, perhatian dan hiburan darimu supaya aku mendapat ketenangan dan kekuatan untuk menunaikan janjiku. Tanggung jawabku. Tapi, kau berbuat sebaliknya. Kau pergi meninggalkanku disaat aku membutuhkanmu.Padahal aku berada pada posisi tengah untuk menjaga keseimbangan diantara neraca timbang. Dan, itu tak mudah kekasihku. Kekasihku, ayahku sakit sehingga aku belum katakan tentang kita lagi saat itu. Bermingguminggu tak kunjung sembuh. Kau tahu kekasihku? Ini menambah bebanku. Sekali lagi, aku berada pada posisi tengah untuk menjaga keseimbangan diantara neraca tengah. Harapanku senantiasa ada, selama Allah yaa karim masih bersamaku. Ingin rasanya aku mengatakan itu padamu. Tapi hatiku kelu, kata-kata itu terhenti di dada sehingga dadaku sesak karenanya.

Andai kau mau menuruti kata-kataku. Andai kau mau bersabar sejenak, mungkin saat ini kita dapat bersatu. Sekarang kau telah bersamanya. Aku tak mau jadi duri dalam daging. Aku tak mau menyalahkanmu, dia yang tak tahu apa-apa, orang tua kita, juga keadaan yang memaksa kita. Biarlah semua berjalan apa adanya sesuai skenario Illahi. Aku pasrah padaNya. Kekasihku, aku tak sanggup lagi menahan rasa sakit dan perih. Menangis pun aku sudah tak mampu. Biarpun aku paksa, tak jua setetes yang keluar. Dalam temaram malam, di atas sajadah dan berselimut mukena aku bersujud dihadapan Illahi Rabb memohon keikhlasan dan mengharap janji Illahi yang hakiki. Created by : Elida
Terinspirasi oleh Tetralogi Laskar Pelangi Andrea Hirata

Anda mungkin juga menyukai