Anda di halaman 1dari 16

TUGAS I Kesehatan Mental Dosen Pengampu : Ibu Winny Puspasari

Oleh : Eka Yunita Fitriyani 17511960 PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2013

1|Page

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Kesehatan Mental ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Saya sebagai penulis makalah mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah ini masih banyak memiliki kesalahan dan kekurangan. Demi perbaikan dan penyusunan yang lebih tepat kedepannya, kritik dan saran akan saya terima dengan lapang dada dan ikhlas. Pada akhirnya semoga sumbang fikir ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita semua. Amin. Wasslamualaikum Wr. Wb

Penulis

2|Page

DAFTAR ISI

Halaman Judul KATA PENGANTAR ............................................................................ DAFTAR ISI ........................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................... B. Identifikasi Masalah ........................................................... C. Pembatasan Masalah .......................................................... D. Perumusan Masalah ............................................................ E. Tujuan dan Manfaat ............................................................ 1 1 2 2 2 i ii

BAB II

PEMBAHASAN
1. Konsep Kesehatan Berdasarkan Masing-masing Dimensi .......... a. Emosi .............................................................................. b. Intelektual ...................................................................... c. Sosial .............................................................................. d. Fisik ................................................................................ e. Spritual ........................................................................... 2. Teori Perkembangan Kepribadian Dari Beberapa Tokoh ............ a. Sigmund Freud ................................................................ b. Erik Erikson...................................................................... c. Allport ............................................................................ 3 3 3 3 4 4 5 5 7 8

3|Page

BAB III

PENUTUP Kesimpulan ......................................................................... 11 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

4|Page

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikologi merupakan salah satu ilmu yang penting dalam mempelajari perilaku manusia serta kepribadian seseorang, psikologi lebih fokus dalam mempelajari keadaan jiwa. Perilaku meliputi sesuatu yang dilakukan oleh manusia, hewan yang dapat diamati dalam beberapa cara. Untuk mengetahui mengenai perilaku dengan melalui melihat, mendengar, mencatat apa yang dilakukan dan dibicarakan. Dengan mempelajari psikologi kita mampu memprediksikan dan memproyeksikan sesuatu keadaan diri sendiri dan keadaan orang lain untuk dapat melakukan keseimbangan diri/jiwa sehingga kita mampu menempatkan diri secara psikis dimana pun berada. Apa yang penting dalam mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhankebutuhan psikologis yang tidak memiliki oleh hewan-hewan yang lebih rendah atau sederhana. Semua manusia itu sehat dan ada juga yang tidak sehat hal ini di dorong oleh kebutuhan-kebutuhan tersebut; perbedaanya terletak antara cara bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini terpuaskan. Orangorang yang sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif. Orang yang sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan dengan cara irasional.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka terdapat beberapa masalah yang dapat di identifikasi yaitu : a. Dimensi apa saja yang terkait dengan konsep kesehatan mental ? b. Bagaimana masing-masing dimensi berperan ?

5|Page

c. Bagaimana para ahli memandang mengenai perkembangan kepribadian berdasarkan teorinya masing-masing ?

C. Pembatasan Masalah a. Teori mengenai kepribadian yang terkait dengan kesehatan mental. b. Perkembangan kepribadian sesuai yang dikemukakan oleh tokoh dari psikologi kepribadian. c. Setiap dimensi memiliki pengaruh pada dimensi selanjutnya.

D. Perumusan Masalah Bagaimana setiap konsep kesehatan dari setiap dimensi mempengaruhi perkembangan kepribadian, dan kemudian dari situlah kita mampu memdeskripsikan keadaan psikis seseorang. Dengan pedoman pada teori yang telah dikemukakan oleh beberapa tokoh kepribadian.

E. Tujuan Untuk lebih mendalami keadaan seseorang, dan memberikan penjelasan tentang konsep kesehatan.

F. Manfaat Memberikan gambaran mengenai kepribadian seseorang berdasarkan fenomena yang terjadi.

6|Page

BAB II PEMBAHASAN 1. Konsep Kesehatan Berdasarkan Masing-masing Dimensi a. Emosi Menurut Goleman emosional merupakan hasil campuran dari rasa takut, gelisah, marah, sedih dan senang. Setiap individu memiliki tingkat emosional yang berbeda, tergantung pada setiap situasi yang sedang dihadapi. Seseorang dapat dikatakan dewasa ketika dirinya mampu mengontrol emosinya dengan baik, yang kemudian akan mempengaruhi dengan kondisi kesehatan psikisnya yang lebih baik, tetapi sebaliknya jika seseorang belum mampu mengontrol emosinya dengan baik maka akan sangat mempengaruhi kondisi kesehatan psikisnya yang cenderung akan bersifat negatif terhadap keadaan atau situasi yang sedang dihadapi.

b. Intelektual Dimensi ini biasanya dapat di deskripsikan dari berbagai sudut pandang, dimulai dari pola kehidupanya, dimana seseorang itu tinggal, dari kepribadiannya, tingkat emosinya dan dalam seseorang berbicara. Ketika seorang individu mampu dalam menyelesaikan masalah dengan baik, disitu akan terlihat bahwa individu tersebut memiliki pola pemikiran yang baik.

c. Sosial Setiap individu memiliki tujuan hidup yang berbeda, namun di sisi lain individu membutuhkan orang lain. Untuk itu adanya sebuah sosialisasi, jika seseorang yang sehat secara fisik dan psikis maka ia akan mampu beradaptasi dengan lingkunganya dengan baik, mampu menerima

7|Page

lingkungan luar, mampu bekerja sama antar individu yang lain, antar kelompok, bahkan seluruh lapisan masyarakat.

d. Fisik Dimensi ini yang paling penting karena hal ini yang menunjang setiap individu dalam setiap melakukan tindakan-tindakanya dalam mencapai suatu tujuan, jika secara emosional, intelektual ia mampu tapi jika kesehatan fisiknya kurang baik atau kurang sehat maka akan menghambat kita dalam melakukan aktivitas sosial kita.

e. Spiritual Dimensi spritual adalah kemampuan seseorang untuk segala hal yang berkaitan dengan Agama atau kepercayaan, bagaimana dia menjalankan perintah dan menjauhi larangan Tuhan Yang Maha Esa. Seseorang dapat dikatakan sehat secara mental apabila dia secara spiritual baik, taat menjalankan perintah Tuhan dan mampu

mengekspresikan rasa syukur terhadap suatu nikmat pemberian Tuhan YME, maupun kemauan berserah diri kepada Tuhan jika sedang mengalami suatu permasalahan yang sekiranya dia sudah tidak sanggup lagi.

Kesimpulan : Dari penjelasan memngenai kesehatan berdasarkan setiap dimensinya yang saling terkait, jika dari salah satu dimensi tidak ada, maka belum dapat dikatakan sehat secara mental. Karena setiap dimensi memiliki gambaran untuk dapat mendeskripsikan keadaan pribadi seseorang terutama kesehatan mentalnya.

8|Page

2. Teori Perkembangan Kepribadian dari Beberapa Tokoh a. Sigmund Freud Freud menyatakan bahwa perkembangan kepribadian itu berdasarkan perkembangan dari seksualitas. Hal ini cukup memberikan kontroversi dari beberapa ahli psikiatri sehingga banyak pula yang memperbaiki teori psikoseksual yang dikemukan oleh Freud. Freud membagi beberapa fase perkembangan kepribadian dalam beberapa fase yaitu : 1. Fase Oral Dimana pada fase ini dimulai dari saat dilahirkan sampai dengan 1-2 tahun. Pada fase ini bayi merasa dipuaskan dengan makan dan menyusui dan terjadi kelekatan dan hubungan yang emosional antara anak dan ibu. Pada fase ini balita merasa puas bisa makan dan menyusui, sehingga kegagalan pada fase ini beberapa mengatakan bahwa pada saat anak yang mengalami gangguan pada fase ini akan sering mengalami stres dengan gejala gangguan pada lambung. 2. Fase Anal Fase ini berkembang pada saat balita menginjak umur 15 bulan sampai dengan umur 3 tahun. Pada fase ini balita merasa puas dapat melakukan aktivitas buang air besar dan buang air kecil. Fase ini dikenal pula sebagai periode "toilet training". Pada fase ini seringkali orang tua merasa direpotkan dengan perilaku balita yang suka buang air sembarangan tanpa memperhatikan waktu dan tempat, sehingga seringkali orang tua menjadi keras ke anaknya dan membuat anak tersebut menjadi gagal melewati fase ini. Kegagalan pada fase ini akan menciptakan orang dengan

9|Page

kepribadian agresif dan kompulsif, beberapa mengatakan kelainan sado-masokis disebabkan oleh kegagalan pada fase ini. 3. Fase Phallic Disebut juga sebagai fase erotik, fase ini berkembang pada anak umur 3 sampai 6 tahun. Yang paling menonjol adalah pada anak laki-laki dimana anak ini suka memegangi penisnya, dan ini seringkali membuat marah orangtuanya. Freud juga

mengemukakan pada fase ini tentang masalah Oediphus dan Electra complex tentang kelekatan anak laki-laki kepada ibunya dan juga ada teori tentang "penis envy" dan ini terjadi pada anak perempuan dimana anak perempuan ini akan dekat kepada bapaknya, kegagalan pada fase ini akan menciptakan kepribadian yang immoral dan tidak tahu aturan yang kemudian akan sangat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya hingga dewasa. 4. Fase Laten Fase ini adalah fase yang terpanjang, berlangsung pada saat umur 6 tahun sampai usia 12 tahun atau usia pubertas. Pada saat ini seorang anak dipengaruhi oleh aktivitas sekolah, teman-teman dan hobinya. Kegagalan pada fase ini akan menyebabkan kepribadian yang kurang bersosialisasi dengan lingkungannya. 5. Fase Genital Fase ini berlangsung pada usia 12 tahun atau usia dimulainya pubertas sampai dengan umur 18 tahun, dimana anak mulai menyukai lawan jenis dan melakukan hubungan percintaan lewat berpacaran. Dan pada masa ini pula seorang anak akan mulai melepas diri dari orangtuanya dan belajar bertanggung jawab akan dirinya.

10 | P a g e

b. Erik Erikson Teori pasca aliran freud, yang dikemukakan erikson mengembangkan tahapan perkembangan anak-anak freud menjadi remaja, masa dewasa, dan usia lanjut. Erikson menyatakan bahwa pada tiap tahap, perjuangan psikososial spesifik memberikan kontribusi pada pembentukan

kepribadian. Dari mulai remaja hingga seterusnya, perjuangan tersebut berbentuk krisis identitas, titik balik dalam hidup seseorang yang dapat memperkuat atau memperlemah kepribadian. Pusat dari teori Erikson mengenai perkembangan ego ialah sebuah asumsi mengenai perkembangan setiap manusia yang merupakan suatu tahap yang telah ditetapkan secara universal dalam kehidupan setiap manusia. Proses yang terjadi dalam setiap tahap yang telah disusun sangat berpengaruh terhadap Epigenetic Principle yang sudah dewasa/matang. Teori epigenetic diambil dari istilah embriologi, perkembangan epigenetic menyiratkan pertumbuhan langkah demi langkah dari organ janin. Dengan cara yang sama ego mengikuti perkembangan epigenetic dengan tiap tahapan perkembangan pada waktu yang seharusnya. Dengan kata lain, Erikson mengemukakan persepsinya pada saat itu bahwa pertumbuhan berjalan berdasarkan prinsip epigenetic. Di mana Erikson dalam teorinya mengatakan melalui sebuah rangkaian kata yaitu : 1. Pada dasarnya setiap perkembangan dalam kepribadian manusia mengalami keserasian dari tahap-tahap yang telah ditetapkan sehingga pertumbuhan pada tiap individu dapat dilihat/dibaca untuk mendorong, mengetahui, dan untuk saling mempengaruhi, dalam radius sosial yang lebih luas. 2. Masyarakat, pada prinsipnya, juga merupakan salah satu unsur untuk memelihara saat setiap individu yang baru memasuki lingkungan tersebut guna berinteraksi dan berusaha menjaga serta untuk

11 | P a g e

mendorong secara tepat berdasarkan dari perpindahan didalam tahaptahap yang ada. Delapan tahap/fase perkembangan kepribadian menurut

Erikson memiliki ciri utama setiap tahapnya adalah di satu pihak bersifat biologis dan di lain pihak bersifat sosial, yang berjalan melalui krisis diantara dua polaritas. Adapun tingkatan dalam delapan tahap perkembangan yang dilalui oleh setiap manusia menurut Erikson adalah sebagai berikut : Developmental Stage Infancy (0-1 thn) Early childhood (1-3 thn) Preschool age (4-5 thn) School age (6-11 thn) Adolescence (12-10 thn) Young adulthood ( 21-40 thn) Adulthood (41-65 thn) Senescence (+65 thn) Basic Components Trust vs Mistrust Autonomy vs Shame, Doubt Initiative vs Guilt Industry vs Inferiority Identity vs Identity Confusion Intimacy vs Isolation Generativity vs Stagnation Ego Integrity vs Despair

c. Allport Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemudian Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita.

12 | P a g e

Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud. Perkembangan Proprium : Allport menunjukkan tujuh aspek dalam perkembangan proprium atau ke-diri-sendiri-an (self hood). Selama 3 tahun pertama, tiga aspek muncul, yakni : rasa diri jasmaniah, rasa identitas-diri berkesinambungan dan harga-diri atau rasa bangga. Antara usia 4 sampai 6 tahun, dua aspek lainnya muncul, yakni : perluasan diri (the extension of self), dan gambaran diri. Suatu waktu antara usia 6 dan 12 tahun, anak mengembangkan kesadaran-diri sehingga ia dapat menanggulangi masalah-masalahnya dan akal pikiran. Selama masa remaja, munculah intensi-intesi, tujuan-tujuan jangka panjang, dan citacita yang masih jauh. Aspek-aspek ini disebut usaha proprium. Allport melihat bahwa anak yang baru lahir sebagai seorang ciptaan keturunan, hanya memiliki dorongan primitif, dan tingkah laku reflek ,tidak memiliki kepribadian tapi memiliki potensi yang akan terpenuhi atau terbentuk pada saat pertumbahan dan pematangannya. Dalam Perkembangan Proprium Allport membagi dalam beberapa tahap sebagai berikut: 1. 0-3 tahun Pembanguanan keadaran diri : sense of bodily self (enak tidak enak), perasaan identitas diri berkelanjutan kesadaran sebagai subjek yang berkembang. Dalam hal ini bahasa menjadi faktor yang penting. Harga diri atau kebanggaan sebagai periode terakhir dimana anak ingin melakukan sesuatu, membuatnya terwujud, dan mengontrol dunianya. 2. 4-6 tahun Perluasan diri dan gambaran diri. Dalam perluasan diri, perasaan keterhubungan dengan orang-orang dan hal-hal yang penting dalam
13 | P a g e

lingkungannya. Relasi anak dan lingkungan tempat dia tumbuh terhubung sangat penting. Muncul perasaan lingkuangan tersebut adalah bagian dirinya. Gambaran diri; terkait dengan penanamanpenanaman nilai, tangung jawab moral, intensi, tujuan dan pengetahuan diri yang akan berperan mencolok dalam kepribadiannya kelak. 3. 6-12 tahun Kesadaran diri. Pengenalan kemampunan diri mengatasi persoalanpersoalan dengan alasan dan gagasan karena anak bergerak dari lingkungan keluarga ke masyarakat. 4. Remaja Propriate striving, pembanguanan tujuan dan rencana ke depan. Intensi-intensi, long-range purposes, distant goals. Persoalan utama berkaitan dengan identitas, apakah saya seorang anak atau dewasa?. 5. Kedewasaan Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.

14 | P a g e

BAB III KESIMPULAN

Sebagai organisme yang hidup dan terus tumbuh, kita didorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis dasar akan rasa lapar, haus, dan seks yang mebdorong semua organisme. Selain kita fleksibel dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan ini, kebutuhan-kebutuhan tersebut juga tidak berbeda antara diri kita dan binatang-binatang yang lebih rendah dan tidak begitu penting dalam mempengaruhi kepribadian manusia. Setiap masing-masing dimensi saling mempengaruhi satu sama lain karena jika salah satu dari dimensi tersebut ada yang kurang terpenuhi maka akan sangat mempengaruhi kondisi kesehatan mental. Sebagaimana telah dikemukakan oleh beberapa tokoh mengenai gambaran perkembangan kepribadian memiliki karakteristik yang berbeda dari setiap masing-masing tokoh, namun tujuan dan maksudnya adalah sama yaitu perkembangan dari usia 0-dewasa bahkan menuju kematian yaitu menggambarkan bagaimana kondisi dari kepribadian masing-masing individu yang memiliki karakteristik yang relatif berbeda.

15 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

Feist, J & Feist G. (2010). Theories of Personality. 7th edition. Boston: Mc Graw Hill
http://www.psychologymania.com/2012/07/dimensi-dimensikecerdasan-emosional.html http://www.psychologymania.com/2010/03/gordon-allport-tokohpsikologi.html

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai