Anda di halaman 1dari 5

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.

1 Definisi Psoriasis Vulgaris merupakan penyakit autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai denganadanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama kasar, berlapis-lapis dan transparan;disertai dengan fenomenon tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner. 1,2 2.2 Sinonim Psoriasis juga disebut psoriasis vulgaris berarti psoriasis yang biasa, karena ada psoriasis lain,misalnya psoriasis pustulosa. 1,2 2.3 Epidemiologi Kasus psoriasis makin sering dijumpai. Insiden pada orang kulit putih lebih tinggi daripadapenduduk kulit berwarna. Di Eropa dilaporkan sebanyak 3-7%, di Amerika 1-2%, sedangkan di Jepang0,6%. Pada bangsa kulit hitam, misalnya di Afrika, jarang dilaporkan, demikian pula bangsa indian diamerika. Insiden pada pria agak lebih banyak daripada wanita, psoriasis terdapat pada semua usia tetapiumumnya pada orang dewasa. 1,2 2.4 Etiologi Penyebab Psoriasis Vulgaris adalah belum jelas, tetapi yang pasti adalah pembentukanepidermis yang dipercepat. Faktor-faktor lain yang diduga menimbulkan penyakit ini antara laingenetik, imunologik, dan beberapa faktor pencetus lainnya seperti stres psikik, infeksi lokal, truma,gangguan metabolik, obat, juga alkohol dan merokok. 2,3,4 2.5 Cara Penularan (Transmisi) Penyakit ini tidak dapat ditularkan secara langsung melainkan dapat diturunkan karenamerupakan penyakit autoimun sehingga faktor genetik, imunologi, dan beberapa faktor pencetus (strespsikis, obat, gangguan metaabolik) sangat berperan. 2,3

7seperti mika, serta transparan. Besar kelainan bervariasi: lentikuler, numular atau plakat, dapatberkonfluensi.Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin (kaarsvlek phenomena), Auspitz dan Kobner (isomorfik).Kedua fenomena yang disebut lebih dahulu diangggap khas, sedangkan ynag terakhir tak khas, hanyakira-kira 47% yang positif dan didapati pula pada penyakit lain, misalnya liken planus dan veruka planajuvenilis. Pada fenomena tetesan lilin ialah skuama dikerok, maka akan timbul garis-garis putih padagoresan seperti lilin yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias. Sedangkan pada fenomenaAuspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan oleh papilomatosis yaitu dengandikerok terus secara hatihati sampai ke dasar skuama. Truma pada kulit penderita psoriasis misalnyagarukan, dapat menyebabkan kelainan psoriasis dan disebut fenomena Kobner yang timbul kira-kirasetelah 3 minggu. 2.8 Variasi Klinis Pada psoriasis terdapat berbagai bentuk klinis : 1,2

y Psoriasis vulgaris: bentuk ini ialah yang lazim terdapat karena itu disebut vulgaris, dinamakanpula tipe plak karena lesi-lesinya umumnya berbentuk plak. y Psoriasis gutata: Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. timbulnya mendadak dandiseminata, umumnya setelah infeksi Streptococcus di saluran napas bagian atas sehabisinfluenza atau morbili, terutama pada anak dan dewasa muda. Selain itu juga dapat timbulsetelah infeksi yang lain, baik bacterial maupun viral. y Psoriasis inverse: Psoriasis tersebut mempunyai tempat predileksi pada daerah fleksor sesuaidengan namanya. y Psoriasis eksudativa: Bentuk tersebut sangat jarang. Biasanya kelainan psoriasis kering, tetapipada bentuk ini kelainannya eksudatif seperti dermatitis akut. y Psorisis seboroik: Gambaran klinis psoriasis seboroik merupakan gabungan antara psoriasis dandermatitis seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan agak lunak.Selain berlokasi pada tempat yang lazim, juga terdapat pada tempat seboroik. y Psoriasis pustulosa: Terdapat 2 bentuk psoriasis pustulosa, bentuk lokalisata dan bentuk generalisata. Bentuk lokalisata, contohnya psoriasis pustulosa palmo-plantar (Barber).Sedangkan bentuk generalisata, contohnya psoriasis pustulosa generalisata akut (vonZumbusch). 8 y Eritroderma psoriatik: Disebabkan oleh pengobatan topical yang terlalu kuat atau olehpenyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak tampak lagikarena eritema dan skuama yang tebal dan universal. Ada kalanya lesi psoriasis masih tampak samar-samar, yakni lebih erimatosa dan kulitnya lebih meninggi. 2.9 Laboratorium & Histopatologi y Pemeriksaan darah rutin, mencari penyakit infeksi, pemeriksaan gula darah, kolesterol untuk penyakit diabetes mellitus . 1

y Hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis, papilomatosis dan hilangnya stratum granulosum. 1 2.10 Diagnosis y Gambaran klinis yang khas, yaitu makulo-papula eritema dengan batas tegas, ditutup skuamakasar, putih mengkilat seperti perak, disertai adanya fenomena bercak lilin dan tanda Auspitz. 3 y Bila gambaran klinis kurang jelas, dilakukan pemeriksaan histopatologi. 3 2.11 Diagnosis Banding Pada diagnosis banding hendaknya selalu diingat, bahwa pada psoriasis terdapat tandatandakhas, yakni skuama kasar, transparan serta berlapis-lapis, fenomena tetesan lilin, dan fenomenaAuspits. Psoriasis vulgaris dapat dibedakan dengan bebberapa kelainan dibawah ini: 1,4 1. Dermatitis seboroik Biasanya menunjukkan kulit yang berminyak tanpaskuama yang berlapislapis.2. Lues stadium II (psorisisform)Skuama berwarna coklat tembaga dan sering disertaidemam pada malam hari (dolores nocturnal) . Lesi tidak gatal,dapat ditemukan di telapak tangan dan telapak kaki, terdapatpembesaran kelenjar getah bening yang generalista dan tesserologi untuk sifilis (TSS) positif.3. Ptiriasis roseaBiasanya berjalan subakut,lesi berbentuk oval, tepi sedikitmeninggi dan ditutupi skuama halus. Predileksi biasanyadidaerah badan yang tertutup pakaian. 9 2.12 Pengobatan Dalam kepustakaan terdapat banyak cara pengobatan. Pengobatan psoriasis ada 2 macammeliputi pengobatan topikal dan sistemik. 1,2 y Pengobatan Topikal1. Preparat tar y Preparat tar mempunyai efek sebagai antiradang serta dapat menghambat proliferasikeratinosit y

Dibagi menjadi 3 yaitu : y fosil, misalnya iktiol y kayu, misalnya olium cadini dan olium ruski y batubara, misalnya liantral dan likuor karbonis detergens2. Kortikosteroid topikal y Mempunyai efek ant inflamasi dan anti mitosis. y Dipakai kortikosteroid potensi sedang sampai kiuat y Jika telah terjadi perbaikan potensinya dan frekuensinya dikurangi.3. Anthralin y Mempunyai efek antiinflamasi dan menghambat proliferasi keratinosit. y Efek sampingnya adalah bersifat iritasi dan mewarnai kulit dan pakaian. y Pengobatan sistemik 1. Antihistamin y Bersifat simptomatik untuk mengurangi rasa gatal2. Kortikosteroid y Hanya dipakai bila sudah terjadi eritroderma atau psoriasis pustulosageneralisata. y Dosis setara dengan 40-60 mg prednison perhari. y Penghentian obat secara mendadak akan menyebabkan kekambuhan dandapat terjadi psoriasis pustulosa generalisata.

10 2.13 Prognosis y Meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat kronis dan residif. Belum adacara yang efektif dan memberi penyembuhan yang sempurna. 1,2 DAFTAR PUSTAKA Djuanda, Adhi. Dkk.: Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,Jakarta (2002).Siregar, R. S.: Atlas Berwarna Saripati penyakit Kulit. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta (1996).Sularsito, Sri Adi. Dkk.: Dermatologi Praktis. Perkumpulan Ahli Dermato Venereologi Indonesia,Jakarta (1986).Wirya Duarsa. Dkk.: Pedoman Diagnosis Dan Terapi Penyakit Kulit Dan Kelamin RSUP Denpasar.Lab/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar (2000). http://www.scribd.com/doc/50854548/psoriasis-vulgaris

Anda mungkin juga menyukai