Anda di halaman 1dari 28

1

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


SISTEM POLYPHASA

Untuk membangkitkan dan mentransmisikan daya listrik dengan efisien, maka dipergunakan sistem
polyphasa. Sistem polyphasa menggunakan gabungan dari dua tiga atau lebih tegangan sinusoidal.
Dalam bagian ini akan dibahas sistem dua phasa dan sistem tiga phasa.

Sistem Dua Phasa
Bila dua kumparan yang saling tegak lurus diputar dalam medan magnet yang tetap, (lihat gambar).
Maka pada masing-masing kumparan akan diinduksikan tegangan dengan perbedaan phasa 90
0
.
Bila banyaknya lilitan kumparan pertama sama dengan banyaknya lilitan kumparan kedua, maka
tegangan yang diinduksikan pada kedua kumparan akan mempunyai amplitudo yang sama seperti
diperlihatkan pada gambar dibawah ini :






N
1
=N
2
tegangan yang di induksikan pada kedua kumparan akan mempunyai
amplitude yang sama

maka diagram
phasornya





+Vm


0 90
0
180
0
270
0
360
0


-Vm

Dari diagram phasor tegangan dapat ditulis bahwa :
V
BN
= V
coil
<0
0

V
AN
= V
coil
<90
0

N S
A
A
1

B B
1

A
A
1

B
B
1

N

2
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya

Bila ujung-ujung kumparan A
1
dan B
1
disatukan dan disebut line N, maka sistem dua phas tersebut akan
mempunyai tiga line A, B, dan N.
Tegangan diantara line A dan B :
V
AB
= V
AN
+ V
NB

= V
coil
<90
0
+ V
coil
<180
0

= V
coil
.cos 90
0
+ jV
coil
sin 90
0
+ V
coil
.cos 180
0
+jV
coil

V
AB
= -V
coil
+ jV
coil




Contoh :
Sistem dua phasa dengan V
line to netral
adalah 200 V mensuply beban hubung A seimbang dengan impedansi
masing-masing 20<30
0
O.
Cari I
L
dan daya total
Line A

V
coil
=200<90
0
V
V
AB
= \2 V
coil
Z135
0
V













V
BN
= 200Z0
0
V
V
AN
=200Z90
0
V

V
AB
= \2 V
coil
Z135
0
V
= \2 .200Z135
0
V
= 282,8Z135
0
V
( ) ( )
0
0 2
2 2
135 2
180 45 2
< =
< =

< =
coil
coil
coil
coil
coil coil
V
V
V
V
Tan V V
0
coil AB
0
coil
0
coil
NB AN AB
0
coil BN
0
coil AN
135 V . 2 V
180 V 90 V
V V V
0 V V
90 V V
< =
< + < =
+ =
< =
< =

3
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya





Gunakan KCL pada setiap junction
I
A
= I
AN
+I
AB
= 10Z60
0
+ 14,14Z105
0

= 5+j8,66-3,66+j13,66
= 1,34+j22,32
= 22,36Z86,56
0
A
I
B
= I
BN
I
AB
= 10Z-30
0
-(14,14Z105
0
)
= 8,66-j5+3,66-j13,66
= 12,32 j18,66
= 22,36Z-56,57
0
A
I
N
= -I
AN
I
BN
= -(10Z60
0
)-( 10Z-30
0
)
= -5-j8,66-8,66+j5
= -13,66-j3,66
= 14,14Z-165
0
A

Daya pada (Z = 20Z30
0
= 17,32 + j10 O)
Z
AB
P = I
AB
2
. R = (14,14)
2
. 17,32 = 3462,95 W
Z
AN
P = I
AN
2
. R = (10)
2
. 17,32 = 1732 W
Z
BN
P = I
BN
2
. R = (10)
2
. 17,32 = 1732 W
Daya total = 6926,95 W
Jadi untuk system 2 phasa
A





B
A
1
B
1


Generator Coil






A
V
I
A
V
I
A
V
I
Z
V
I
AN
AN
BN
BN
AB
AB
0
0 0
0
0 0
0
0 0
60 10
30 20
90 200
30 20
30 10
30 20
0 200
30 20
105 14 , 14
30 20
135 8 , 282
30 20
< =
<
<
=
<
=
< =
<
<
=
<
=
< =
<
<
=
<
=
=

4
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
A Line A

+
- V
AN

Line N

+ V
BN

Line B

Sistem Tiga Phasa
Untuk memperoleh sistem tiga phasa, maka tiga buah kumparan yang digulung dengan perbedaan
sudut 120
0
diputar dalam medan magnet.






(a) (b)



(c)







Tegangan pada kumparan A akan lebih dahulu mencapai harga maksimumnya diikuti oleh B dan C. Ini
disebut urutan ABC.
Urutan ini terlihat jelas dari diagram phasornya yang berputar berlawanan dengan arah putaran jarum jam
dimana ketiga phasor tersebut akan melalui sebuah titik tetap menuruti urutan A-B-C-A-B-C. Seperti
diperlihatkan juga pada diagram tegangan sesaat.

Bila putaran kumparan dirubah, maka akan diperoleh urutan CBA seperti diperlihatkan gambar ini :
A
A
1

B
B
1

C
C
1

A
A
1

B
B
1

C
1

C
A B C
120
0

240
0


5
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya






Pada gambar (a) terlihat bahwa bagian mesin yang berputar (rotor) adalah kumparan, sedang bagian
mesin yang diam (stator) adalah kutub-kutub magnet. Tetapi banyak mesin-mesin listrik dimana bagian
yang berputar adalah kutub-kutub magnet sedangkan yang diam adalah kumparannya.

Hubungkan ujung-ujung kumparan A
1
, B
1
dan C
1
pada gambar (a) dibawah ini,hubung yang
dihasilkan adalah hubung bintang (Y) sedangkan hubungan AB
1
, BC
1
dan CA
1
pada gambar (b) disebut
hubung delta ().






(a) Hubung bintang (b) Hubung delta
Pada hubungan bintang, arus pada kumparan sama dengan arus pada line dan tegangan line to
line sama dengan \3 kali tegangan coil.
Pada hubung delta tegangan line to line sama dengan tegangan coil dan arus line sama dengan \3
kali arus coil.















A
A
1

C
C
1

B
1

B
A C B
120
0

240
0

A
B
C
C
1
B
A
1
C
AB
1

Pp
A
A
1

B
B
1

C
C
1

Vcoil=Vphasa
Vline
Pp

6
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
Hubung bintang (Y) Hubung

















Untuk kedua jenis hubungan diatas,line A, B dan C memberikan sistem tegangan tiga phasa. Titik netral
pada hubungan bintang adalah penghantar keempat dari sistem tiga phasa dan sistem demikian
disebut sistem empat kawat.
Tegangan Sistem Tiga Phasa
Dengan menetapkan sebuah tegangan referensi dan sudut phasa nol, kota akan dapat
menentukan sudut phasa yang lainnya pada sistem tiga phasa. Sebagai contoh ditetapkan V
BC
sebagai
referensi. Segitiga pada gambar dibawah ini memperlihatkan tegangan sistem tiga phasa untuk urutan
ABC dan CBA.


coil
P
R
I
. I 3 P
atau
cos I V 3
cos I .
3
V
. 3
cos I . V . 3 P
cos I . V P
I I
Vp 3 V 3 V
2
coil T
L L
L
L
L P T
L P P
coil L
coil L
=
=
=
=
=
= =
= =
u
u
u
u
coil
P
R
I
. I 3 P
atau
cos I V 3
cos
3
I
. V . 3
cos I . V . 3 P
cos I . V P
. 3 .I 3 I
Vp V V
2
coil T
L L
L
L
P L T
P L P
coil L
coil L
=
=
=
=
=
= =
= =
u
u
u
u
A
B
C
D
E F
30
0

Vp= Vcoil
X
V
L


. 3
2 . 3
2
1
30 cos . 2
. 2
30 cos
30 cos
C
C
60 A
C B A
0
0
0
0
Vp
Vp
Vp
X V
Vp
Vp
X
berat titik N
tinggi garis
bagi garis garisberat D
AB D
C B
A C B
L
=
=
=
=
=
=
=
=
= =

= Z = Z = Z
= =

7
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya






Urutan ABC Urutan CBA
V
AB
= V
L
<120
0
V
AB
= V
L
<240
0

V
BC
= V
L
<0
0
V
BC
= V
L
<0
0

V
CA
= V
L
<240
0
V
CA
= V
L
<120
0

V
AN
= V
L
\3<90
0
V
AN
= V
L
\3<-90
0

V
BN
= V
L
\3<-30
0
V
BN
= V
L
\3<30
0

V
CN
= V
L
\3<-150
0
V
CN
= V
L
\3<150
0

Tegangan sistem adalah tegangan diantara pasangan line AB, BC dan CA. Pada sistem tiga phasa
dengan empat kawat tegangan line ke netral adalah 1/\3 kali tegangan line.

Contoh :
Sebuah sistem tiga phasa, empat kawat, 220 Volt.
Dari pernyataan diatas maka diketahui V
L
= 220 Volt
V
LN
= 220/\3 = 127 Volt
Sehingga didapat untuk masing-masing urutan :

ABC CBA
V
AB
= 220<120
0
V V
AB
= 220<240
0
V
V
BC
= 220<0
0
V V
BC
= 220<0
0
V
V
CA
= 220<240
0
V V
CA
= 220<120
0
V
V
AN
=

<90
0
V V
AN
=

<-90
0
V
= 127 <90
0
V =127 <-90
0
V
V
BN
= 127<-30
0
V V
BN
= 127<30
0
V
V
CN
= 127<-150
0
V V
CN
=120<150
0
V

Beban Tiga Phasa Seimbang
Dalam sistem |, beban dihubungkan secara delta (A) dan bintang (Y).

a. Hubung Delta (A)
Contoh :
Sebuah sistem 3|, 3 kawat, urutan ABC, 220 Volt mensuply 3 buah beban yang dihubungkan delta (A).
Masing-masing beban mempunyai harga 10<30
0
O.
Tentukan arus line 1
A
, I
B
dan I
C
dan gambar diagram phasornya.





A
B C
N
30
0

A
B
C
N

8
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya






Penyelesaian :




Dengan menggunakan KCL :
I
A
= I
AB
I
CA
= j22+19,1+j11
=19,1+j33=38,13<59,9
0
A
=38,13<60
0
A
I
B
= I
BC
I
AB
= 19,1-j11 - j22
=19,1-j33=38,13<-59,9
0
A
=38,13<-60
0
A
I
C
= I
CA
I
BC
= 19,1-j11-19,1+j11
=-38,2
=38,2<180
0
A







Diagram phasor diatas memperlihatkan, arus line seimbang yaitu 38,13
0
A dengan perbedaan phasa 120
0
.
Untuk beban seimbang yang dihubungkan delta, tegangan line sama dengan tegangan phasa dan arus line
adalah \3 kali arus phasa.
A j11 1 , 19 210 22
30 10
240 220
Z
V
I
A 11 1 , 19 30 22
30 10
0 220
Z
V
I
A 22 90 22
30 10
120 220
Z
V
I
0
0
0
AC
CA
0
0
0
BC
BC
0
0
0
AB
AB
= Z =
Z
Z
= =
= Z =
Z
Z
= =
= Z =
Z
Z
= =
j
j
I
A

I
B

I
C

A
B
C
10<30
0

10<30
0

10<30
0

I
CA

I
AB

I
BC

VCA= 220<240
0
V VAB = 220<120
0
V
V
BC
= 220<0
0
V
V
AB

V
BC

V
CA

I
A

I
B

I
C
60
0

-60
0


9
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
Kesimpulan :
I
L
= 38,13 A , seimbang dengan beda phasa 120
0

I
P
= 22 A I
L
= \3 I
P

= \3. 22
= 38,11 A 38,13 A

b. Hubung Bintang (Y)
Contoh :
Sebuah sistem 3 |, empat kawat, 110 Volt, urutan CBA mensuply 3 buah beban yang dihubungkan bintang.
Masing-masing beban mempunyai harga 40<-130
0
O. Hitung arus line dan gambarkan diagram phasornya.









Penyelesaian :






Diagram phasornya adalah sebagai berikut :


A 120 59 , 1
30 40
90 5 , 63
30 40
150
3
110
Z
V
I
A 0 59 , 1
30 40
30 5 , 63
30 40
30
3
110
Z
V
I
A 120 59 , 1
30 40
90 5 , 63
30 40
90
3
110
Z
V
I
0
0
0
0
0
CN
C
0
0
0
0
0
BN
B
0
0
0
0
0
AN
A
Z =
Z
Z
=
Z
Z
= =
Z =
Z
Z
=
Z
Z
= =
Z =
Z
Z
=
Z
Z
= =
40 Z30
0

40 Z30
0

40 Z30
0

V
AN
=

Z-90
0
V
V
BN
=

Z30
0
V
VCN =

Z150
0
V
I
A

I
B

I
C

I
A

I
C

I
B

I
N

A
B
C
N

10
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya









Untuk beban seimbang yang dihubung bintang (Y), arus line sama dengan arus phasa, arus netral
sama dengan nol dan tegangan line sama dengan \3 kali tegangan phasa.

Rangkaian ekivalen satu line untuk beban seimbang
Menurut transformasi Y - A, tiga buah impedansi yang dihubungkan secara A dapat diubah menjadi
hubung Y yang ekivalen ataupun sebaliknya dari Y ke A. Bila besarnya impedansi sama, maka
Z
Y
= 1/3 Z
A
.
Kemudian perhitungan yang lebih langsung pada rangkaian Y adalah mungkin bila beban seimbang.

Sebuah rangkaian 3|, empat kawat yang dihubungkan Y dapat dirubah menjadi sebuah rangkaian
ekivalen satu line dimana tegangan yang digunakan adalah tegangan line to netral dan sudut phasanya
adalah nol.






Rangkaian ekivalen satu line

Arus line yang dihitung dari rangkaian ekivalen satu line ini mempunyai sudut relatif terhadap sudut
phasa nol pada tegangan.
Arus line sebenarnya I
A
, I
B
dan I
C
akan mendahului atau tertinggal dari tegangan masing-masing line to
netral sebesar phasa arus line yang dihitung.

Contoh :
VCN
VBN
VAN
IA
IB
IC
30
0

Z
Z
Z
VAN
VBN
VCN
A
B
C
N
VLN< 0
0

IL
Z


11
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
Sebuah sistem tegangan 3|, 150 Volt, urutan ABC mensuply beban seimbang yang dihubung A. Bila besar
beban adalah 8<25
0
O, tentukanlah arus line I
A
, I
B
, dan I
C
dengan menggunakan rangkaian ekivalen satu
line.







-Ubah hubung A ke Y dimana

Z
Y
=

Buat rangkaian ekivalen satu line.








Karena arus line yang dihitung tertinggal 25
0
dari tegangan, maka arus line sebenarnya
yaitu I
A
, I
B
dan I
C
tertinggal 45
0
dari tegangan V
AN
, V
BN
dan V
CN
.
Untuk urutan ABC.

V
AN
= 150/\3<90
0
= 86,6<90
0
V
I
A
= 32,5<90
0
-25
0
= 32,5<65
0
A
V
BN
= 86,6<-30
0

I
B
= 32,5<-90
0
-25
0
=32,5<-55
0
A V
CN
= 86,6<-150
0

O < = A 45
3
8
Z
3
1
0
A
Z
V
I
V
V
N L
L
L
N L
0
0
0
0
25 5 , 32
45
3
8
0 6 , 86
6 , 86
3
150
3
< =
Z
Z
= =
= = =

IA
IB
IC
A
B
C
8<25
0

8<25
0

8<25
0

ICA
IAB
IBC
V
CA
= 150<240
0
V
VAB= 150<120
0
V
VBC= 150<0
0
V
VLN< 0
0
=86,6<0
0

I
L
Z=

<25
0



12
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
I
c
=32,5<-150
0
-25
0

=32,5<-175
0
A
Arus phasa pada hubung delta (A) adalah :



Untuk menentukan sudut phasanya adalah dengan cara menentukan terlebih dahulu sudut phasa
tegangan line to line. Maka arus phasa tertinggal 45
0
dari sudut tegangan.

Jadi :
V
AB
= 150<120
0

I
AB
= 18,76<120
0
-25
0

= 18,76<95
0
A
V
BC
= 150<0
0

I
BC
= 18,76<0
0
-25
0

= 18,76<-25
0
A
V
CA
= 150<240
0

I
CA
= 18,76<240
0
-25
0

= 18,76<215
0
A



Beban Tiga Phasa Tak Seimbang
a. Hubung Delta (A)
Penyelesaian persoalan beban tak seimbang yang dihubungkan delta terdiri dari perhitungan arus
phasa dan kemudian dengan menggunakan KCL pada ketiga junction untuk memperoleh arus line :

Contoh :
Semua sistem tegangan 3|, 3 kawat, 220 Volt, urutan ABC mensuply beban yang dihubung A. Z
AB
= 5<16
0

O, Z
BC
= 10<10
0
O dan Z
CA
= 25<30
0
O. Hitung arus line dan gambar diagram phasornya :











A
I
I
L
p
76 , 18
3
5 , 32
3
= = =
A 210 8 , 8
30 25
240 220
Z
V
I
A 10 22
10 10
0 220
Z
V
I
A 104 44
16 15
120 220
Z
V
I
0
0
0
CA
CA
CA
0
0
0
BC
BC
BC
0
0
0
AB
AB
AB
< =
<
<
= =
< =
<
<
= =
< =
<
<
= =
I
A

I
B

I
C

A
B
C
Z
BC
=10<10
0

I
CA

I
AB

I
BC

V
CA
= 220<240
0
V V
AB
= 220<120
0
V
V
BC
= 220<0
0
V
Z
AB
=5<16
0

Z
CA
=25<30
0


13
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya

Dengan menggunakan KCL akan diperoleh arus line :
I
A
= I
AB
I
CA
= 44<104
0
8,8<210
0

= -10,65+j42,69+7,62+j4,4
= -3,03+j47,09
= 47,19<93,68
0
A
I
B
= I
BC
I
AB
= 24<-10
0
44<104
0

=23,64 j4,17+10,65-j42,69
= 34,29-j46,86
= 58,1<-53,8
0
A
I
C
= I
CA
I
BC
= 8,8<210
0
24<-10
0

= -7,62-j4,4-23,64+j4,17
= -31,26-j0,23
= 31,26<-179,58
0
A

Diagram phasornya sebagai berikut :









b. Hubung Bintang Empat Kawat
Pada hubung bintang empat kawat beban tak seimbang, penghantar netral akan mengalirkan arus
dan tegangan pada masing-masing beban impedansi sama dengan tegangan line to netral. Arus line tidak
sama dan tidak akan mempunyai perbedaan phasa 120
0
.

Contoh :
Sebuah sistem tegangan 3|, 4 kawat, 200 volt, urutan CBA mensuply beban yang dihubungkan secara
bintang.

Z
A
= 10<0
0
O,
Z
B
= 10<30
0
O dan
Z
C

=

5<45
0
O.













V
AB

V
BC

V
CA

I
A

I
B

I
C


14
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
Hitunglah ketiga arus line dan arus netral. Gambarkan diagram phasornya.













Penyelesaian :







Diagram phasornya :











( )
( )
A 37 , 117 12 , 12 76 , 10 57 , 5
) 76 , 10 57 , 5 (
) 31 , 22 98 , 5 55 , 11 55 , 11 (
105 1 , 23 0 55 , 11 90 - 55 , 11 -
I
A 105 1 , 23
45 5
150 5 , 115
Z
V
I
A 0 55 , 11
30 10
30 5 , 115
Z
V
I
A 90 55 , 11
0 10
90 5 , 115
Z
V
I
0
0 0 0
N
0
0
0
C
CN
C
0
0
0
B
BN
B
0
0
0
A
AN
A
Z = =
+ =
+ + =
= Z + Z + Z =
+ + =
Z =
Z
Z
= =
Z =
Z
Z
= =
Z =
Z
Z
= =
j
j
j j
A
I I I
C B A
Z
A
= 10Z0
0
V
AN
=

Z-90
0
V
V
BN
= 115,5Z30
0
V
V
CN
= 115,5Z150
0
V
I
A

I
B

I
C

I
A

I
C

I
B

I
N

A
B
C
N
Z
B
= 10Z30
0

Z
C
= 5Z45
0


15
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya










c. Hubung Bintang (Y) Tiga Kawat
Bila beban tak seimbang, dihubungkan bintang, 3 kawat, common point ke tiga beban impedansi
bukanlah potensial netral, tetapi diberi tanda 0.


Jadi perlu diketahui apa yang disebut displacement neutral voltage. Yakni perpindahan dari titik
netral dan tegangan masing-masing impedansi tidak sama dengan

\


Contoh :
Sebuah sistem tegangan 3|, 3 kawat, 200 volt, urutan CBA mensuply beban yang dihubung Y,
Z
A
= 10<0
0
O,
Z
B
= 10<30
0
O dan
Z
C

=

5<45
0
O.
Hitunglah arus line dan tegangan pada masing-masing impedansi. Gambar diagram phasor ketiga
tegangannya dan tentukan displacement neutral voltage (V
ON
)







Penyelesaian :
Tentukan arus loop I
1
dan I
2
.
Persamaan matriks I
1
dan I
2
adalah :

I
A

I
B

I
C

A
B
C
V
AB
=200<240
0
V
V
BC
=200<0
0
V
Z
A
=10<0
0

Z
B
=10<30
0

Z
C
=5<45
0
I
1

I
2

0
V
AN

V
BN

V
CN

I
A

I
B

I
C


16
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


























Arus line :
I
A
= I
1
= 14,73<-89,39
0
A
I
B
= I
2
I
1

= 20,34<-59,74
0
14,73<-89,39
0

= 10,25-j17,57-0,157+j14,73
A
j
j
j j
j j
j j
j j
0
0
0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0
0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0
1
0
0
2
1
0 0 0
0 0 0
39 , 89 73 , 14
74 , 44 190
65 , 44 64 , 2798
74 , 133 96 , 134
7 , 1966 1 , 1991
6 , 86 50 34 , 220 96 , 184
1000 1 , 1732 7 , 2966 259
300 - 100 ,99 9 4 68 , 87 2
150 - 000 2 99 , 74 2 978 2
34,99 ...14,89 .......... .......... 0 5 1 10
0 5 1 ....10 .......... ..... 5 1 19,32
34,99 14,89 ....... .......... 0 200
0 5 1 10 .... .......... 240 200
54 , 3 54 , 3 5 66 , 8 ...... .......... .......... j5 - ,66 8 -
j5 - ,66 8 - .... .......... ..... j5 8,66 0 1
54 , 3 54 , 3 5 66 , 8 ....... .......... 0 200
j5 - ,66 8 - .... .......... 240 200
5 4 5 0 3 0 1 ....... .......... .......... ) 30 (10 -
) 30 (10 - .... .......... ..... 30 0 1 0 0 1
45 5 30 10 ....... .......... 0 200
) 30 (10 - .... .......... 240 200
I
0 200
240 200

I
I

5 4 5 0 3 0 1 ....... .......... .......... ) 30 (10 -
) 30 (10 - .... .......... ..... 30 0 1 0 0 1
Z =
Z
Z
=
+

=
+
+ +
=
Z Z
Z Z
=
Z Z
Z Z
Z Z
Z Z
=
+ + +
+ +
+ + + Z
Z
=
Z + Z Z
Z Z + Z
Z + Z Z
Z Z
=
(
(

<
<
=
(

(
(

Z + Z Z
Z Z + Z
A
j
j j
0
0
0
0
0
0
0 0
0
0 0
0 0
2
74 , 59 34 , 20
74 , 44 190
15 96 , 3863
74 , 44 190
9 , 999 34 , 3732
74 , 44 190
2000 1 , 1000 34 , 3732
74 , 44 190
90 000 2 15 3864
74 , 44 190
0 200 ....... .......... 0 15 10
) 40 2 00 2 .... .......... 5 1 19,32
I
Z =
Z
Z
=
Z

=
Z
+
=
Z
Z Z
=
Z
Z Z
Z Z
=

17
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
= 10,093-j2,84
= 10,49<-15,72
0
A
I
c
= -I
2
= - (20,34<-59,74
0
)
= -10,25+j17,57
= 20,34<120,26
0
A

Tegangan pada masing-masing impendasi adalah :
V
AO
= I
A.
Z
A
= (14,73<-89,39
0
). (10<0
0
)
= (147,3<-89,39
0
)V
V
BO
= I
B.
Z
B
= (10,49<-15,72
0
). (10<30
0
)
= 104,9<14,28
0
V
V
CO
= I
C.
Z
C
= (20,34<120,26
0
).(5<45
0
)
= 101,7<165,26
0
V

Dengan phasor ketiga tegangan ini diperlihatkan oleh gambar berikut ini :





Untuk menghitung displacement Neutral Voltage V
ON
perhatikan gambar berikut ini :










V
CO
V
Bo

V
Ao

-89,39
0
o
165,26
0

C
O
B
N
A
N
O

18
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya












d. Metode Displacement Neutral, beban Tak Seimbang Hubung Bintang

Pada contoh terakhir diperlihatkan bahwa tegangan displacement neutral V
ON
diperoleh dari tegangan
beban. Jika kita menentukan V
ON
terlepas dari tegangan beban, maka perhitungan arus dan tegangan
dapat dilakukan secara langsung. Seperti diperlihatkan contoh berikut ini :







Untuk memperoleh tegangan displacement neutral, tulis arus line dalam bentuk tegangan beban dan
admitansi beban.
I
A
= V
AO
Y
A
I
B
= V
BO
Y
B
I
C
= V
CO
Y
C

Tulislah KCL pada titik nol,
V
j
V
V
j
0
0 0
AN OA ON
0
0 0
CN OC ON
0
0
0 0
BN OB ON
92,8 31,9
j31,86 1,57 -
47 , 115 29 , 147 57 , 1
90 47 , 115 ) 39 , 89 (147,3 -
V V V
92,98 31,9
j31,86 1,66 -
j57,74 100 j25,88 - 35 , 8 9
150 47 , 115 ) 26 , 165 (101,7 -
V V V
92,98 31,9
j31,86 1,66 -
j57,74 100 j25,88 - 101,66 -
V 30 47 , 115 ) 88 , 25 66 , 101 (
) 30
3
200
( ) 28 , 4 1 (104,9 -
V V V
Z =
+ =
+ =
Z + Z =
+ =
Z =
+ =
+ =
Z + Z =
+ =
Z =
+ =
+ + =
Z + + =
Z + Z =
+ =
A
B
C
O
Y
A

V
AO

Y
B
Y
C

I
A

I
B

I
C


19
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
I
A
+ I
B
+ I
C
= 0
Atau
V
AO
.Y
A
+V
BO.
Y
B
+V
CO.
Y
C
=0. (1)

Sesuai gambar didapat :
V
AO
= V
AN
+ V
NO

V
BO
= V
BN
+ V
NO

V
CO
=V
CN
+ V
NO
... (2)

Subsitusi persamaan (2) ke persamaan (1) diperoleh :

(V
AN
+V
NO
)Y
A
+(V
BN
+V
NO
)Y
B
+(V
CN
+V
NO
) Y
C
= 0
dan diperoleh :

maka jika system 3,3 kawat,200 volt, urutan CBA mensuply beban hubung Y :
Z
A
=10<0
0

Z
B
=10<30
0

Z
C
=5<45
0


Tentukan V
ON
,I
L
dan V pada masing-masing beban.

Penyelesaian :












C B A
C CN B BN A AN
ON
Y Y Y
Y V Y V Y V
V
+ +
+ +
=
V V
V V
V V
mho Y
mho Y
mho Y
CN
BN
AN
C
B
A
0 0
0 0
0 0
0
0
0
0
0
0
150 47 , 115 150
3
200
30 47 , 115 30
3
200
90 47 , 115 90
3
200
45 2 , 0
45 5
1
30 1 , 0
30 10
1
0 1 , 0
0 10
1
Z = Z =
Z = Z =
Z = Z =
Z =
Z
=
Z =
Z
=
Z =
Z
=
Volt
J
J
J
J J
J J
V
ON
0
0
0
0
0 0 0
0 0 0
0 0 0 0 0 0
8 , 92 9 , 31
81 , 92 89 , 31
16 , 30 38 , 0
65 , 62 12 , 12
19 , 0 327 , 0
763 , 10 567 , 5
19 , 0 327 , 0
31 , 22 98 , 5 547 , 11 547 , 11
14 , 0 14 , 0 05 , 0 087 , 0 1 , 0
105 094 , 23 0 547 , 11 90 547 , 11
) 45 2 , 0 ( ) 30 1 , 0 ( ) 0 1 , 0 (
) 45 2 , 0 )( 150 43 , 115 ( ) 30 1 , 0 )( 30 43 , 115 ( ) 0 1 , 0 )( 90 43 , 115 (
Z =
Z =
Z
Z
=

+
=

+ +
=
+ +
Z + Z + Z
=
Z + Z + Z
Z Z + Z Z + Z Z
=

20
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya

V
AO
= V
AN
+ V
NO

= 115,47 Z-90
0
-31,9 Z92,8
0

= -j115,47+1,56-j31,86
= 1,56-j147,33
= 147,34 Z-89,39
0
V
V
BO
= V
BN
+ V
NO

= 115,47 Z30
0
-31,9 Z92,8
0

= 100+j57,74+1,56-j31,86
= 101,56+j25,88
= 104,81 Z14,29
0
V
V
CO
=V
CN
+ V
NO

= 115,47 Z150
0
-31,9 Z92,8
0

= -100+j57,74+1,56-j31,86
= -98,446+j25,88
= 101,79 Z165,27
0
V

Arus line adalah :
I
A
=V
AO
. Y
A

= 147,34 Z-89,39
0
. 0,1 Z0
0

= 14,734 Z-89,39
0
A
I
B
=V
BO
. Y
B


= 104,81 Z14,29
0
. 0,1 Z-30
0

= 10,481Z-15,71
0

I
C
=V
CO
. Y
C

= 101,79 Z165,27
0
. 0,2 Z-45
0

= 20,36Z120,27
0
A

DAYA PADA BEBAN TIGA PHASA SEIMBANG
Karena impedansi phasa beban seimbang, hubungan bintang dan delta adalah sama, maka daya
pada masing-masing phasa adalah 1/3 daya total.

Pada hubung delta seimbang, daya phasa adalah :
P
P
= V
L
I
P
cosu
dan daya total adalah :
P
T
= 3 V
L
I
P
cosu
Oleh karena I
L
= \3I
P
maka :
P
T
= \3 V
L
I
L
cosu (4)

Pada hubungan bintang seimbang, daya phasa adalah :
P
P
= V
L
I
L
cosu
dan daya total adalah :
P
T
= 3 V
L
I
L
cosu
Oleh karena I
L
= \3I
P
maka :
P
T
= \3 V
L
I
L
cosu .. (2)

Karena persamaan (1) dan (2) adalah identik, maka daya total pada setiap beban tiga phasa
seimbang adalah : \3.V
1
.I
L
cosu.
Daya semu total adalah :
S
T
= \3 V
L
I
L
dan
Daya reaktif total :
O
T
= \3 V
L
I
L
sinu

WATTMETER DAN BEBAN HUBUNGAN BINTANG EMPAT KAWAT

21
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
Wattmeter adalah sebuah instrumen yang terdiri dari sebuah kumparan tegangan dan sebuah
kumparan arus yang disusun sedemikian rupa sehingga penunjukkan sebanding dengan VIcosu dimana u
adalah perbedaan phasa tegangan dengan arus.
Untuk mengukur daya pada beban hubung bintang empat kawat diperlukan tiga buah wattmeter
seperti diperlihatkan oleh gambar berikut ini :









Diagram phasor pada gambar (b), memperlihatkan arus tertinggal pada phasa A dan leading pada
phasa B dan C dengan sudut
A
,
B
dan
C
.
Maka wattmeter akan menunjukkan :

W
A
= V
AN.
I
A
cosu
A

W
B
= V
BN.
I
B
cosu
B


W
C
= V
CN.
I
C
cosu
C

Daya total :
P
T
= W
A
+ W
B
+ W
C


METODE DUA WATTMETER
Daya total sebuah sistem tiga phasa, beban tiga kawat adalah jumlah penunjukkan dua wattmeter yang
dipasang pada dua line dimana kumparan tegangan wattmeter dihubungkan pada line ke tiga (gambar
berikut ini) :
Z
A

Z
B

Z
C

W
A

W
B

W
C

A
B
C
N
(a)
(b)
V
AN

V
BN

V
CN

I
C

I
A

I
B


22
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
Penunjukkan wattmeter adalah :
W
A
= V
AB.
I
A
cos <
A
AB
W
B
= V
CB.
I
B
cos <
C
CB

Dimana :
<
A
AB
= Perbedaan phasa antara V
AB
dan I
A

<
C
CB
= Perbedaan phasa antara V
BC
dan I
C



Dengan menggunakan KCL pada junction A dan C diperoleh :
I
A
= I
AB
+ I
AC
dan
I
C
= I
CA
+ I
CB


Karena itu dapat ditulis :
W
A
= V
AB.
I
AB
cos<
AB
AB
+ V
AB
I
AC
cos <
AC
AB

W
C
= V
CB.
I
CA
cos<
CA
CB
+ V
CB
I
CB
cos <
CB
CB


Dimana :
V
AB
I
AB
cos <
AB
AB
= Daya pada phasa AB
dibeban
V
CB
I
CB
cos <
CB
CB
= Daya pada phasa
CB dibeban
V
AB.
I
AC
dan V
CB.
I
CA
= dapat dinyatakan dari diagram phasor gambar (metode dua wattmeter), dimana I
AC

dimisalkan tertinggal sebesar sudut dari V
AC
.

<
AC
AB
= 60
0
+ dan
<
CA
CB
= 60 -

Maka dapat ditulis :
V
AB
I
AC
cos <
AC
AB
= V
L
I
AC
cos (60
0
+ u)
V
CB
I
CA
cos <
CA
CB
= V
L
I
AC
cos (60
0
- u)

Jadi daya total adalah :
P
T
= V
AB
I
AB
cos <
AB
AB
+ V
CB
I
CB
cos <
CB
CB

+ V
L
I
AC
cos (60
0
+ u) + V
L
I
AC
cos (60
0
- u)
P
T
= V
AB
I
AB
cos <
AB
AB
+ V
CB
I
CB
cos <
CB
CB

+V
L
I
AC
cosu Watt
A
B
C
A
B
C
V
AB

V
BC
V
CB

V
CA

V
AC

I
AC

I
CA


23
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya



METODE DUA WATTMETER BEBAN SEIMBANG










Pada diagram phasor gambar (b) dimisalkan arus tertinggal sebesar u. Penunjukkan wattmeter pada line A
dan C adalah :
W
A
= V
AB
I
A
cos <
A
AB
W
C
= V
CB
I
C
cos <
C
CB


Dari diagram phasornya :
<
A
AB
= 30 + u
<
C
CB
= 30 - u
Karena itu dapat ditulis :
W
A
= V
AB
I
A
cos (30
0
+ u)
W
C
= V
CB
I
C
cos (30
0
- u)

Bila metode dua wattmeter digunakan pada beban seimbang, penunjukkan meter adalah V
L
I
L
Cos
(30 + u) dan V
L
I
L
Cos (30
0
u) dimana u adalah sudut impedansi.
Kedua penunjukkan wattmeter dapat digunakan menentukan sudut u sebagai berikut :
W
1
= V
L
I
L
(Cos 30
0
Cos u sin 30
0
sin u)
W
2
= V
L
I
L
(Cos 30
0
Cos u + sin 30
0
sin u)

Maka :


Sehingga dapat ditulis :

tan u =


|
|
.
|

\
|
+

2 1
1 2
W W
W W
3
Sin I V W W
dan Cos I V 3 W W
L L 2 1
L L 2 1
=
= +
A
B
C
W
A

W
C

Z<0
0

Z<0
0

Z<0
0

V
AB

V
BC

V
CA

V
AN

V
BN

V
CN

I
A

I
B

I
C


24
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya

1) Tiga buah impedansi yang sama besar 10Z30
0
dihubung bintang & 3 buah impedansi yang juga sama
besar 15Z0
0
O juga dihubung bintang. Adapun keduanya merupakan sistem 3 phasa, 3 kawat, harga
tegangan sistem 250 volt. Hitung daya total dengan menggunakan metode one-line equivalen.






10<30
0
O
I
L


15<0
0
O
V
L


V
L



I
L


V
L

I
L



Dengan menggunakan metode one-line equivalen

I
L



V
L-N
<0
0
volt 10<30
0
O
15<0
0
O
= 144,5<0
0
volt



volt 5 , 144 3 / 250
3
V
V
L
N - L
= = =

25
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya

Sehingga arus :






















2) Sebuah sistem 3 phasa, 3 kawat, 240 volt, urutan CBA, mensuply beban hubung delta dengan harga
Z
AB
= 25Z90
0
ohm, Z
BC
= 15Z30
0
O, Z
CA
= 20Z0
0
O
Hitung I
line
dan daya total.


A 18,1 - 23,3 A 09 , 18 28 , 23 I
A j7,23 13 , 22 I
9,62 j7,23 51 , 12 I
0 62 , 9 30 45 , 14 I
0 15
0 5 , 144
30 10
0 5 , 44 1
I
0 15
0 V
30 10
0 V
I
0 0
L
L
L
0 0
L
0
0
0
0
L
0
0
N - L
0
0
N - L
L
Z = Z =
=
+ =
Z + Z =
Z
Z
+
Z
Z
=
Z
Z
+
Z
Z
=
( ) ( )
W 9590 5,89 . (23,3) . 3 P
R . I . 3 P
atau
W 9590 18,1 cos 23,30 250 . 3 P
cos I . V . 3 P
: maka
j1,93 89 , 5 Z
1 , 18 20 , 6 Z
9 , 11 18 , 24
30 150
A 1 , 18 3 , 23 I
j5 66 , 23
30 150
A 1 , 18 31 , 23 I
15 j5 66 , 8
30 150

1 , 18 20 , 6
0 5 , 44 1
I
0 15 30 10
0 15 . 30 10
Z
0 V
I
atau
2
ek
2
L
0
L L
ek
0
ek
0
0
L
0
0
L
0
0
0
L
0 0
0 0
ek
0
N - L
L
= =
=
= =
=
O + =
O Z =
Z
Z
= Z =
+
Z
= Z =
+ +
Z
=
Z
Z
=
Z + Z
Z Z
=
Z
=
ek
Z

26
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya

I
A
A A I
CA
I
AB
240<240 V 25<90
0
O
20<0
0
O


15<30
0
O

I
B
B C

240<120
0
V

240<0
0
V I
BC


I
C



Untuk urutan CBA









Daya pada masing-masing impedansi
- Z
AB
= 25Z90
0
= 0 + j25O
P
AB
= I
2
AB
. R
AB
= (9,6)
2
(0) = 0
- Z
BC
= 15Z30
0
= 13 + j7,5O
P
BC
= I
2
BC
. R
BC
= (16)
2
(13) = 3330 W
- Z
CA
= 20Z0
0
= 20 + j0O
P
CA
= I
2
CA
. R
CA
= (12)
2
(20) = 2880 W
Maka : P
T
= P
AB
+ P
BC
+ P
CA

P
T
= 0 + 3330 + 2880 = 6210 W

( ) ( )
( )
( )
A 7,2 13 1 , 27
30 16 120 12 I I I
A 30 25,6
150 6 , 9 30 16 I I I
A 247 6,06
120 12 150 6 , 9 I I I
: Sehingga
A 120 0 , 12
0 20
120 240
Z
V
I
A 30 0 , 16
30 15
0 240
Z
V
I
A 150 6 , 9
90 25
240 240
Z
V
I
0
0 0
BC CA C
0
0 0
AB BC B
0
0 0
CA AB A
0
0
0
CA
AC
CA
0
0
0
BC
BC
BC
0
0
0
AB
AB
AB
< =
< < = =
< =
< < = =
< =
< + < = =
< =
<
<
= =
< =
<
<
= =
< =
<
<
= =

27
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
3) Sebuah sistem 3 phasa, 4 kawat, 208 volt, urutan CBA, mensuply 3 buah beban yang hubung Y
masing-masing beban mempunyai harga 20Z-30
0
O
Hitung arus line I
A
, I
B
, I
C


I
A
A
20Z-30
0
O
V
AN



I
N
I
A
N

I
B


20Z-30
0
O 20Z-30
0
O
V
BN

I
B
B C

I
C


I
C











4. Tiga beban seimbang Z = 10Z53,1
0
O, dihubung A pada sistem 3 phasa, 3 kawat, 240 volt, urutan
CBA. Hitung I line dengan one-line equivalen method.
Dik :








A -6 A 180 6
30 20
150 120
Z
V
I
A j5 3 A 60 6
30 20
30 120
Z
V
I
A j5 - 3 A 60 6
30 20
90 120
Z
V
I
0
0
0
CN
C
0
0
0
BN
B
0
0
0
AN
A
= < =
<
<
= =
+ = < =
<
<
= =
= < =
<
<
= =
V 150 120 V 150
3
208
V
V 30 120 V 30
3
208
V
V 90 - 120 V 90
3
208
V
0 0
AN
0 0
BN
0 0
AN
Z = Z =
Z = Z =
Z = Z =

28
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
A

V
L
= 240 volt Z Z
B
Z


C
Dit : I line
Jawab :



I
L



V
L-N
Z0





Jadi I
L
tertinggal 53,1
0
dari V
L-N
sehingga untuk urutan CBA

V
AN
= V
L-N
Z-90
0
I
A
= 41,6Z-90
0
-53,1
0
A
I
A
= 41,6Z-143,1
0
A

V
BN
= V
L-N
Z30
0
I
B
= 41,6Z30
0
-53,1
0
A
I
B
= 41,6Z-23,1
0
A

V
CN
= V
L-N
Z150
0
I
C
= 41,6Z150
0
-53,1
0
A
I
C
= 41,6Z96,9
0
A
O
O
A
0
Y
0
Y
Y
1 , 53 33 , 3 Z
1 , 53 10 .
3
1
Z
Z
3
1
Z
Z =
Z =
=
A 1 , 53 6 , 41
1 , 53 33 . 3
0 6 , 138 V
I
Volt 6 , 138
3
240
3
V
V
0
0
0
N - L
L
L
N - L
Z =
Z
Z
= =
= = =
Z

Anda mungkin juga menyukai