Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEPUTIHAN

Disusun oleh: Kelompok 5

PROGRAM PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 2012

KEPUTIHAN A. Latar Belakang Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil. Penyakit ini menimbulkan rasa seperti terbakar di daerah kemaluan saat buang air kecil. Kadang-kadang alat kelamin terasa sakit dan membengkak. Keputihan adalah gejala penyakit yang ditandai oleh keluarnya cairan dari organ reproduksi dan bukan berupa darah. Keputihan yang diakibatkan oleh halhal tersebut diatas masih dalam taraf normal. Keputihan yang berbahaya adalah keputihan yang tidak normal, seperti keputihan yang menjadi semakin banyak, berbusa, berbau, berwarna kehijauan dan menimbulkan rasa gatal. Keputihan ini terjadi karena infeksi yang disebabkan kuman, bakteri, jamur atau infeksi campuran. Keputihan tidak normal karena infeksi yang berlanjut dapat menimbulkan gangguan kesehatan, karena keputihan merupakan salah satu gejala yang sering tampak pada kejadian infeksi saluran reproduksi (Dwiana, 2008). Penyebab keputihan yang berlebihan terkait dengan cara kita merawat organ reproduksi. Misalnya, mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas secara berlebihan, menggunakan celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tak sering mengganti pembalut (Diar, 2009). Keputihan bisa menjadi tanda awal dari penyakit yang lebih berat, dari vaginal candidiasis, gonorrhea, chlamydia, kemandulan hingga kanker. Keputihan yang tidak segera diobati akan menimbulkan komplikasi penyakit radang panggul yang berlarutlarut dan dapat menyebabkan kemandulan (infertilitas) karena kerusakan dan tersumbatnya saluran telur (Diar, 2009). Keputihan dapat terjadi pada setiap wanita, tanpa memandang usia. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia

pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali atau lebih. Bagi seorang wanita, sangat penting untuk mengetahui apakah keputihan yang ia alami adalah normal atau tidak normal (Diar, 2009). Dalam keadaan normal, organ vagina memproduksi cairan yang berwarna bening, tidak berbau, tidak berwarna dan jumlah tidak berlebihan. Cairan ini berfungsi sebagai sistem perlindungan alami, mengurangi gesekan di dinding vagina saat berjalan dan saat melakukan hubungan seksual. Selain cairan tersebut, di dalam vagina juga hidup kuman pelindung yang disebut sebagai flora doderleins yang dalam keadaan normal, berfungsi menjaga keseimbangan ekosistem vagina. Pada kondisi tertentu keseimbangan itu dapat terganggu, misalnya, saat stres sehingga daya tahan tubuh rendah, menjelang dan setelah haid, kelelahan, diabetes, saat terangsang, hamil, atau mengonsumsi obat-obat hormonal seperti pil KB. Gangguan ini mengakibatkan cairan vagina yang keluar sedikit berlebih. Keputihan seringkali dianggap sebagai hal yang umum dan sepele bagi wanita apalagi bagi seorang remaja. Remaja merasa malu ketika mengalami keputihan dan kebanyakan dari mereka hanya meminta pendapat teman tentang keputihan yang dialaminya. Sesuai dengan perubahan sosial yang dialaminya adalah bahwa remaja pada fase ini akan lebih dekat dengan teman sebaya dibanding dengan orang tuanya. Informasi mengenai keputihan yang diperoleh dapat saja keliru. Hal ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran mengenai kesehatan reproduksi, rasa malu tersebut harus dibuang jauh-jauh. Mengingat betapa seriusnya akibat yang dapat ditimbulkan oleh keputihan yang berkepanjangan tanpa penanganan yang tuntas. Pada dasarnya secara normal wanita akan mengeluarkan sedikit cairan vagina, yang jernih, menyerupai warna susu atau sedikit kekuningan. Jika pengeluaran cairan ini tidak menimbulkan rasa gatal atau tidak berbau busuk, mungkin hal ini bukan merupakan masalah. Sering kali seorang wanita, terutama selama masa kehamilan, mengalami keputihan yang disertai rasa gatal di dalam

vagina. Keputihan ini dapat disebabkan oleh berbagai macam infeksi. Sebagian besar diantaranya mengganggu, namun tidak berbahaya. Istilah keputihan kerap sekali digunakan sebagai referensi umum untuk sekresi vaginal, baik yang normal maupun abnormal. Karena tidak ada istilah lain dalam bahasa Indonesia yang umum dipakai untuk sekresi vaginal. Hal ini menimbulkan kerancuan di masyarakat. B. Mengenali Keputihan dari Warna Cairan Keputihan bisa diamati dari sifat-sifat cairan yang keluar saat keputihan berlangsung. Sumber cairan sendiri bisa berasal dari vagina, cairan leher rahim, cairan uterus, dan cairan yang berasal dari tuba falopii. 1. Bila cairan yang keluar jernih, berlendir banyak namun tidak berbau maka hal ini merupakan sesuatu yang normal terjadi saat seorang wanita menjelang menstruasi, kelebihan hormon estrogen dan stress. Keputihan seperti ini juga sering dijumpai pada wanita hamil. 2. Jika cairan yang keluar seperti susu kental, lengket, sangat banyak dengan bau yang tidak begitu mencolok maka kemungkinan telah terjadi radang pada serviks/leher rahim (servisitis) dan vagina (vaginitis). 3. Cairan yang keluar berwarna coklat, encer seperti air, sangat banyak dan lembab, maka kemungkinan wanita tersebut menderita vaginitis, servisitis, gangguan pembuluh darah pada serviks, endometriosis dan saat pengobatan kanker dengan radiasi. Warna coklat timbul akibat perdarahan yang terjadi akibat kelainan tersebut. 4. Bila cairan berwarna abu abu dengan garis darah, encer seperti air, sangat banyak dan berbau busuk yang keluar dari vagina, maka kemungkinan wanita tersebut menderita ulkus vagina, vaginitis. Kemungkinan lain yang sangat perlu diwaspadai adalah kanker baik ganas maupun jinak. 5. Jika cairan yang keluar berwarna merah muda, cair, sangat banyak tetapi tidak berbau maka kemungkinan telah terjadi infeksi bakteri non spesifik. Gejala ini juga timbul saat seorang wanita kelebihan hormon estrogen.

6. Bila cairan yang keluar putih, encer berbintik bintik banyak, berbau apek disertai dengan nyeri saat buang air kecil serta gatal di sekitar kemaluan maka kemungkinan wanita tersebut menderita infeksi yang disebabkan oleh jamur. Candida albicans adalah jamur yang paling sering hinggap di kemaluan seorang wanita. 7. Bila cairan yang keluar kuning kehijauan, berbusa, merah, sangat banyak, gatal, berbau busuk dan ditemukan nyeri tekan pada sekitar kemaluan serta kemerahan pada vagina, maka kemungkinan telah terjadi infeksi yang disebabkan oleh kuman protozoa Trichomonas vaginalis. 8. Terakhir, bila cairan yang keluar berwarna kuning, kental, sangat banyak, terasa panas dan gatal pada kemaluan, nyeri tekan pada daerah sekitar kemaluan, nyeri saat buang air kecil, maka kemungkinan infeksi yang disebabkan oleh Nisseria gonorrhoe atau lebih beken disebut GO. C. Infeksi Keputihan Gonore merupakan salah satu penyakit hubungan seksual (PMS} atau Sexually Transmitted Disease (STD} yang disebabkan oleh kuman Neisserae gonorrhoeae (N gonorrhoea}atau kuman Diplpcoccus Gram negatif. Kuman ini menginfeksi semua tingkat usia pada sel epitel selaput lendir (mukosa} dari alat genital dan mata. Gejala penyakit pada laki laki muncul 2 10 hari setelah kontak seksual dengan pasangan yang sedang terinfeksi dengan keluhan rasa sakit saat kencing, keluarnya nanah atau sekret kuning kehijauan dan ujung penis merah dan bengkak. Pada wanita gejala lambat muncul bisa 6 bulan sampai 1 tahun setelah kontak seksual, sehingga 80% wanita bersifat asimptomatik, dengan demikian wanita biasanya tidak mencari pengobatan sampai terjadi komplikasi yang lebih berat, maka itu dapat dikatakan sebagai sumber infeksi (source of infection. Adanya keluhan keputihan atau cairan flour albus berwarna kuning kehijauan dan bau pada vagina dapat dicurigai suatu gejala wanita terinfeksi gonore. Kuman yang hidup pada vulva dan serviks pada daerah vagina ini dapat menyebabkan radang panggul dan sering terjadi kemandulan karena tersumbatnya saluran indung telur (tuba fallopii}

(Moran JS, 1995 dan Jawetz, 2001). Bagi ibu hamil yang terinfeksi oleh gonore dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini atau lahir prematur dan abortus (Wasserheit, 1989). Berikut ini adalah beberapa infeksi keputihan yang disebabkan oleh kuman/bakteri: 1. Gonococcus, atau lebih dikenal dengan nama GO. Warnanya kekuningan, yang sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung kuman Neisseria gonorrhoea. Kuman ini mudah mati setelah terkena sabun, alkohol, deterjen, dan sinar matahari. Cara penularannya melalui senggama. 2. Chlamydia trachomatis, kuman ini sering menyebabkan penyakit mata trakhoma. Ditemukan di cairan vagina dengan pewarnaan Diemsa. 3. Gardenerella, menyebabkan peradangan vagina tak spesifik. Biasanya mengisi penuh sel-sel epitel vagina berbentuk khas clue cell. Menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin bau amis, berwarna keabu-abuan. 4. Treponema pallidium, adalah penyebab penyakit kelamin sifilis. Penyakit ini dapat terlihat sebagai kutil-kutil kecil di liang senggama dan bibir kemaluan. 5. Infeksi akibat jamur biasanya disebabkan spesies candida. Cairannya kental, putih susu (sering berbentuk kepala susu), dan gatal. Vagina menjadi kemerahan akibat radang. Predisposisinya adalah kehamilan, Diabetes melitus, akseptor pil KB. 6. Parasit penyebab keputihan terbanyak adalah Trichomonas vaginalis. Cairannya banyak, berbuih seperti air sabun, bau, gatal, vulva kemerahan, nyeri bila ditekan atau perih saat buang air kecil. Sementara keputihan akibat virus disebabkan Human Papiloma Virus (HPV) dan Herpes simpleks. Menurut para pakar sex (pakar seksologi), perbedaan fisiologik dan patologik adalah, pada fisiologik cairan kadang-kadang berupa mukus yang

mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Sedangkan pada patologik, terdapat lebih banyak leukosit. Keputihan karena fisiologik dapat ditemukan pada bayi yang baru lahir hingga berumur kira-kira sepuluh hari, waktu menarche, wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus (Coitus), waktu ovulasi, pada wanita berpenyakit menahun dengan neurosis, dan wanita dengan ektropion porsionis uteri. Sementara keputihan patologik utamanya disebabkan infeksi (jamur, kuman, parasit, virus). Namun dapat pula akibat adanya benda asing dalam liang senggama, gangguan hormonal akibat mati haid, kelainan bawaan dari alat kelamin wanita, adanya kanker atau keganasan pada alat kelamin terutama di leher rahim. D. Gejala Keputihan Tanda-tanda awal keputihan dapat dengan mudah diketahui, antara lain: 1. Keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid pada wanita tertentu. 2. Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya. 3. Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar. 4. Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh plasenta atau uri. 5. Gadis muda kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.

E. Macam/Jenis Keputihan 1. Keputihan yang cair dan berbusa, berwarna kuning kehijauan atau keputih-putihan, berbau busuk dengan rasa gatal. Penyakit ini menimbulkan rasa seperti terbakar di daerah kemaluan saat buang air kecil. Kadang-kadang alat kelamin terasa sakit dan membengkak. 2. Cairan keputihan yang berwarna putih seperti keju lembut atau dadih dan berbau seperti jamur atau ragi roti. Keadaan ini menunjukkan adanya infeksi yang disebabkan jamur atau ragi di kemaluan seorang wanita. Penderita akan merasakan efek gatal yang hebat, bibir kemaluan sering terlihat merah terang dan terasa sangat sakit. Selain itu saat buang air kecil terasa seperti terbakar. 3. Cairan keputihan yang kental seperti susu dengan bau yang amis/anyir. Keadaan ini dimungkinkan karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri Hemophilus. Diperlukan pemeriksaan khusus untuk membedakan infeksi trichomonas. 4. Cairan keputihan yang encer seperti air, berwarna cokelat atau keabuabuan dengan bercak-bercak darah, berbau busuk. Merupakan tanda-tanda infeksi yang lebih parah, atau mungkin kanker. Jika timbul panas, gunakan antibiotik ampicillin. Mintalah segera pertolongan dokter. F. Pemicu Umum Keputihan Sering memakai tissue saat membasuh bagian kewanitaan, sehabis buang air kecil maupun buang air besar Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis Sering menggunakan WC Umum yang kotor Tidak mengganti panty liner Membilas vagina dari arah yang salah. Yaitu dari ke arah anus ke arah depan vagina

Sering bertukar celana dalam/handuk dengan orang lain Kurang menjaga kebersihan vagina Kelelahan yang amat sangat Stress Tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi Memakai sembarang sabun untuk membasuh vagina Tidak mejalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olah raga, ridur kurang) Tinggal di daerah tropis yang lembab Lingkungan sanitasi yang kotor. Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat. Sering berganti pasangan dalam berhubungan sex Kadar gula darah tinggi Hormon yang tidak seimbang Sering menggaruk vagina

G. Penanggulangan Keputihan Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengobati keputihan, yaitu memakai obat penawar, obat pemusnah atau pemungkas, dan melakukan penghancuran lokal pada kutil leher rahim, liang senggama, bibir kemaluan, atau melakukan pembedahan. Sebagai langkah awal mengobati keputihan, dapat digunakan obat-obat penawar misalnya Betadine vaginal kit, Intima, Dettol, yang sekadar membersihkan cairan keputihan dari liang senggama, tapi tidak membunuh kuman penyebabnya. Selain itu dapat dilakukan penyinaran dengan radioaktif atau penyuntikan sitostatika. Sedangkan obat pemunah misalnya vaksinasi, tetrasiklin, penisilin, thiamfenikol, doksisiklin, eritromisin, dsb.

Sementara penghancuran lokal dan pembedahan berupa pengangkatan sebagian jaringan leher rahim, dengan menggunakan kawat berlubang yang dialiri listrik atau dipancung berbentuk kerucut ke bawah menggunakan pisau bedah yang disebut konisasi. Atau bisa dilakukan pengangkatan seluruh badan kandungan yang disebut histerektomia (jika ada prakanker leher rahim, atau kanker leher rahim). Untuk pengobatan lebih lanjut, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:

Pemeriksaan dokter baiknya segera dilakukan bila keputihan mulai menyerang Anda. Tujuannya adalah menentukan letak dari bagian yang sakit, dalam hal ini mencari darimana keputihan itu berasal. Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat tertentu untuk mendapatkan gambaran alat kelamin yang lebih baik, seperti melakukan pemeriksaan kolposkopi yang berupa alat optik untuk memperbesar gambaran leher rahim, liang senggama dan bibir kemaluan. Merencanakan pengobatan setelah melihat kelainan yang ditemukan. Untuk mengobati keputihan, dapat juga digunakan pengobatan herbal

dengan menggunakan tanaman-tanaman yang berkhasiat mengobati keputihan, antara lain:


Daun Sirih (Piper betle L.) Sambiloto (Andrographis paniculata) Kunyit (Curcuma longa L.) Kulit delima (Punica granatum) Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa) Tumbuhan Leunca (Solanum nigrum L.) Bunga Jengger Ayam (Celosia cristata)

H. Kesimpulan Untuk dapat mencegah dan mengobati keputihan, kita harus tahu dulu keputihan jenis apa yang sedang kita derita. Karena ada Keputihan psikologis yang merupakan keputihan yang alami yang diderita para wanita. Keputihan

jenis ini terjadi karena metsbolisme dalam tubuh wanita. Keputihan pada wanita yang normal, pasti jenisnya termasuk keputihan psikologis. Jika merasa gatal pada vagina anda dan berbau tidak sedap vagina tersebut serta warnanya agak kecoklat-coklatan, ada kemungkinan Keputihan yang dialami wanita tersebut merupakan keputihan Patologis. Tentu saja keputihan patologis ini perlu diobati Yang namanya keputihan patologis atau keputihan karena adanya jamur atau kuman dalam wilyah vagina dan daerah dalam vagina atau kemaluan wanita . Keputihan pada wanita yang bersifat fisiologis sering terjadi pada saat ovulasi (masa subur), hal itu wajar. Pada saat masa subur wanita mengeluarkan banyak lendir itu normal, begitu juga pada wanita hamil yang mengalami gejala keputihan fisiologis. Hal yang harus sangat diperhatikan, terutama pada keputihan patologis (karena penyakit) yaitu, apakah keputihan tersebut ada hibungannya dengan infeksi yang sering menyerang wanita, yaitu infeksi jamur. "Jamur itu berwarna putih dan gatal" Keputihan patologis biasanya warnanya seperti susu, atau hijau kekuning-kuningan, atau bahkan bercampur darah, kalau keputihan sudah menjadi penyakit, wanita yang mengalami keputihan patologis ini akan merasakan gatal pada daerah vagina dan lendir yang keluar berbau tidak sedap. Bila keputihan menimbulkan bau tidak sedap serta timbul gejala nyeri di perut, maka harus diidentifikasikan sebagai infeksi dalam panggul. Memang dalam kemaluan atau vagina wanita itu terdapat kuman ( normal flora), tapi itu alamiah dan memang tempatnya di sana. Jadi nggak perlu dibersihkan, dicuci apalagi disterilkan karena memang kuman itu sudah semestinya hidup di sana dan ada takaran tertentu yang membuatnya tidak berbahaya. Namun untuk keputihan patologis, bisa terjadi akibat jamur dan kuman tertentu, pada saat kekebalan tubuh menurun dan tingkat kelembaban vagina anda tinggi bisa menyebakan jamur tumbuh subur. Terlalu banyak

menggunakan pembersih dan terjadi perubahan PH pada vagina justru memudahkan terjadinya infeksi. Banyak hal lainnya sebenarnya yan membuat wanita rawan terkena keputihan patologis. Biasanya keputihan patologis itu adalah karena kuman penyakit. Di dalam vagina bukan tempat yang steril, berbagai macam kuman ada di situ. Flora normal di dalam vagina membantu menjaga keasaman Ph vagina, pada keadaan yang optimal. Ph vagina seharusnya antara 3,5 5,5. Flora normal ini bisa terganggu, misalnya karena pemakaian antiseptik untuk daerah vagina bagian dalam. Ketidakseimbangan ini mengakibatkan tumbuhnya jamur dan kuman - kuman yang lain, padahal adanya flora normal dibutuhkan untuk menekan tumbuhan lain untuk tidak tumbuh subur. Kalu keasaman dalam vagina berubah, maka kuman - kuman lain dengan mudah tumbuh. Akibatnya bisa terjadi infeksi yang akhirnya menyebabkan keputihan yang berbau, gatal dan menimbulkan rasa sakit. Anda harus hati hati dalam membersihkan vagina.

DAFTAR PUSTAKA Diar. 2009. Menghindari dan Mencegah Keputihan. URL : http://dechastore.com Dwiana, Ocviyanti. 2009. Keputihan http://www.medicastore.com Pada Wanita Hamil. URL :

Jawetz, Melnick JL, Adelberg EA, 2001: Medical Microbiology, Edi Nugroho, RF Maulany. Penerjemah Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta. Moran JS, 1995; Sexually Transmitted Disese (STD}. Healt Care Of Other and Children in Developing Countries, Pahland,Third Party. Hal 5. Wasserheit JN, 1989; The Significante And Acope Of Reproductive Tract Infection Among Third World Women; 145. www.wikipedia.com/keputihan.

Anda mungkin juga menyukai