Anda di halaman 1dari 42

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang ASI (Air Susu Ibu) merupakan jenis makanan awal terbaik bagi bayi. Jika

Anda memutuskan memberikan ASI pada bayi Anda, sungguh hal tersebut sangat tepat dan brilian. Mengapa? Pertama, Anda tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli susu formula. Terlebih susu formula kerap mengalami kenaikan harga, Kedua, ternyata seluruh fungsi zat gizi yang dibutuhkan bayi, sudah terdapat pada ASI. Di dalam ASI, segala zat gizi ( untuk proses awal tumbuh kembang bayi ) terkandung dalam komposisi yang paling tepat. Seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Selain itu, kualitasnya pun tidak tertandingi oleh susu formula mana pun.1(PANDUAN PINTAR MERAWAT BAYI) hal 29 Suatu penelitian di New Zealand melaporkan IQ lebih tinggi 1,5-4,5 poin pada bayi yang diberi ASI selama 8 bulan dibandingkan bayi yang mendapat susu formula. 2(BEDAH ASI) hal 120, hal 1 Melihat begitu unggulnya ASI, maka sangat disayangkan bahwa di Indonesia pada kenyataannya penggunaan ASI belum seperti yang dianjurkan. Pemberian ASI yang dianjurkan yaitu : ASI eksklusif selama 6 bulan karena ASI saja dapat memenuhi 100% kebutuhan bayi. Dari 6 12 bulan ASI masih merupakan makanan utama bayi karena dapat memenuhi 60 70% kebutuhan bayi dan perlu ditambahkan makanan pendamping ASI. Di atas 12 bulan ASI saja hanya memenuhi sekitar 30% kebutuhan bayi dan makanan padat sudah menjadi makanan utama.3(ILMU KEBIDANAN)

Dari penelitian terhadap 900 ibu di sekitar jabotabek (1995) diperoleh fakta bahwa yang dapat member ASI eksklusif selama 4 bulan hanya 5%, padahal 98% ibu-ibu tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9% dari ibu-ibu tersebut tidak pernah mendapat informasi khusus tentang ASI, sedangkan 70,4% ibu tak pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif. (MENGENAL ASI EKSKLUSIF hal 2) Mendapatkan ASI merupakan hak azazi bayi yang harus dipenuhi. Beberapa alasan menerapkan penyataan tersebut yaitu: Setiap bayi mempunyai hak dasar atas makanan dan kesehatan terbaik untuk memenuhi tumbuh kembang optimal Setiap bayi mempunyai hak dasar atas perawatan atau interaksi psikologis terbaik untuk kebutuhan tumbuh kembang optimal ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam tahap percepatan tahap tumbuh kembang, terutama pada 2 tahun pertama Ibu yang menyusui juga memperoleh manfaat menjadi lebih sehat, antara lain menjarangkan kehamilan, menurunkan resiko perdarahan pasca persalinan, anemia, kanker payudara dan indung telur. World Health Organization (WHO) dan United Nations Childrens Fund (UNICEF) menganjurkan pemberian ASI secara eksklusif, yaitu ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan, tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain selain ASI.(BEDAH ASI) WHO dan UNICEF sudah merekomendasikan hal itu sejak 1979 dalam pertemuan di Geneva tentang makanan bayi dan anak, antara lain berisi : Menyusukan merupakan bagian terpadu dari proses reproduksi yang memberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah, serta merupakan dasar biologic dan psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan UNICEF (1990) pun telah memutuskan untuk memberikan rekomendasi kepada tenaga kesehatan dan ibu yang melahirkan agar memberi ASI saja (ASI eksklusif) pada bayi hingga

berumur 4 atau 6 bulan. Dalam perkembangannya, ASI eksklusif enam bulan dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Berdasarkan Kepmenkes No. 450/2003, direkomendasikan agar para ibu memberikan ASI saja (ASI eksklusif) pada bayi hingga usia 6 bulan.4 Ibu bekerja perlu upah selama cuti agar dapat menyusui secara eksklusif (ILO,1997). WHA dan UNICEF (2001) menganjurkan menyusui eksklusif selama 6 bulan, selanjutnya setelah kembali bekerja, ibu mendapat kesempatan menyusui dengan fasilitas untuk menyusui atau memeras ASI di tempat kerjanya.3 Hak ibu untuk memberikan ASI kepada bayi tercantum dalam undangundang yang tertuang dalam Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi, serta Menteri Kesehatan, Nomor 48/Men.PP/XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008, dan 1177 / MENKES/ PB/XII/2008 tahun 2008 tentang peningkatan pemberia ASI selama waktu kerja di tempat kerja. Jadi, ibu tidak perlu khawatir karena hak memberi ASI sudah dijamin negara. Dengan adanya undang-undang ini, jelas sudah bahwa seorang bayi baru lahir dengan kondisi normal berhak mendapatkan ASI secara eksklusif. Hal ini tertuang dalam UU Kesehatan pasal 128 ayat 1. Ayat selanjutnya menegaskan lagi bahwa selama pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat, harus mendukung ibu dan bayi secara penuh dengan menyediakan waktu dan fasilitas khusus.(keajaiban ASI) Berdasarkan catatan Sentra Laktasi Indonesia, yang bersumber dari survei demografi dan kesehatan Indonesia 2002 2003, ternyata hanya 15% ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Bahkan di Indonesia rata rata ibu hanya memberikan ASI eksklusif selama 2 bulan saja. Dari survei lain yang dilaksanakan pada 2002, cakupan pemberian ASI eksklusif di daerah perkotaan berkisar antara 4 12%, sementara di pedesaan tidak kalah jauh hanya 4 25%. Pencapaian pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia 5 6 bulan di daerah perkotaan berkisar 1 13%, sementara di pedesaan 2 13%. 4

Saat ini usaha untuk meningkatkan penggunaan ASI telah menjadi tujuan global. Setiap tahun pada tanggal 1 7 Agustus adalah pekan ASI sedunia. Pada saat itu kegiatan meningkatkan penggunaan ASI dievaluasi. Di Indonesia walaupun sejak tahun 1992 telah dilakukan kegiatan Rumah Sakit Sayang Bayi kemudian ditambah lagi dengan kegiatan Rumah Sakit Sayang Ibu sejak 1999, situasi menyusui masih belum seperti yang diharapkan. Harapannya adalah bahwa di Indonesia pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan pada tahun 2010 menjadi 80%.2

1.2

Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan

permasalahan pada penelitian ini adalah Bagaimana gambaran perilaku ibu terhadap manfaat ASI eksklusif di Puskesmas X Medan

1.3 1.3.1

Tujuan penelitian Tujuan Umum Peneliti ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku

ibu terhadap manfaat ASI eksklusif di Puskesmas X Medan Tahun 2013

1.3.2

Tujuan khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu terhadap manfaat ASI eksklusif di Puskesmas X Medan b. Untuk mengetahui bagaimana sikap ibu terhadap manfaat ASI eksklusif di Puskesmas X Medan c. Untuk mengetahui bagaimana tindakan ibu terhadap manfaat ASI eksklusif di Puskesmas X Medan

1.4

Manfaat penelitian a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan dan informasi peneliti lebih lanjut tentang gambaran perilaku ibu terhadap manfaat ASI ekslusif. b. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang banyaknya manfaat yang terkandung dalam ASI eksklusif c. Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan dan mempromosikan manfaat ASI eksklusif untuk masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASI 2.1.1 Defenisi ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan serta ASI juga mengandung zat kekebalan tubuh yang sangat berguna bagi kesehatan bayi dan kehidupan selanjutnya.5 ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses menyusui. Secara alamiah, ia mampu menghasilkan ASI. ASI merupakan makanan yang telah disiapkan untuk calon bayi saat ia mengalami kehamilan. Allah SWT, menganugerahkan ASI sebagai makanan pertama dan juga utama untuk bayi. Al-Quran secara tegas menggarisbawahi untuk memberikan ASI kepada anak-anak mereka, sampai-sampai suami diperintahkan untuk memberi biaya penyusuan bagi siapapun yang menyusukannya. Ibu dianjurkan untuk memberikan ASI selama dua tahun penuh, jika ia bermaksud untuk menyempurnakannya secara penuh. Perintah ini terdapat pada QS: al-Baqarah ayat 233, yang artinya adalah para ibu menyusukan anak-anak mereka dua tahun sempurna, bagi siapa yang ingin menyempurnakan penyusuan .6 ASI sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu pada anak yang baru dilahirkannya. Komposisinya berubah sesuai dengan kebutuhan bayi pada setiap saat, yaitu kolostrum pada hari pertama sampai 4 7 hari, dilanjutkan dengan ASI peralihan sampai 3 4 minggu, selanjutnya ASI matur, ASI yang keluar pada permulaan menyusu (foremik = susu awal) berbeda dengan ASI keluar pada akhir penyusuan (hindmilk = susu akhir).2

2.1.2 ASI eksklusif ASI eksklusif adalah bayi yang hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan pada seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim.7 Lama pemberian ASI eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai diberi makana pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih.5

2.2 Jenis-jenis ASI a. Kolostrum ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning kuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI mature, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dann sel-sel epitel, dengan kasiat kolostrum sebagai berikut :7 Volume sekitar 30-90 cc/ 24 jam sesuai kapasitas lambung pada bayi usia tersebut.5 Sebagai pembersih selaput usus bayi baru lahir sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi. Mengandung zat antibiotik sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan 6 bulan.7

b. ASI Transisi/ peralihan ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh setelah kelahiran. Setelah masa adaptasi dengan perlindungan kolostrum, payudara akan menghasilkan susu permulaan atau transisi ysng lebih bening dan jumlahnya lebih banyak. Kadar immunoglobulin dan proteinnya menurun sedangkan lemak dan laktosa meningkat.4,5,7

c. ASI Matang (Mature) ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya.

Komposisinya stabil dan tidak berubah. Jika bayi lahir premature atau kurang bulan, ASI yang dihasilkan memiliki kandungan berbeda, yaitu lebih banyak mengandung protein. Hal ini sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi premature yang biasanya memiliki berat badan kurang dan banyak hal pada tubuhnya yang belum sempurna. 4,5,7

2.3 Komposisi ASI Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat rumit dan berisi lebih dari 1. Air ASI mengandung 88,1 % air sehingga ASI yang diminum bayi sudah mencukupi kebutuhan dan sesuai dengan kesehatan bayi. Bayi baru lahir yang hanya mendapat sedikit ASI pertama (kolostrum) tidak memerlukan tambahan cairan karena bayi dilahirkan dengan cukup cairan di dalam tubuhnya. ASI dengan kandungan air yang lebih tinggi biasanya akan keluar pada hari 3 dan 4.4 2. Karbohidrat Karbohidrat terbanyak dalam ASI adalah Laktosa. Jumlahnya pun lebih banyak dari pada susu sapi. Laktosa diperlukan dalam pertumbuhan otak.4 3. Protein Protein dalam ASI terdiri dari casein (protein yang sulit dicerna) dan whey (protein yang mudah dicerna). ASI lebih banyak mengandung whey daripada casein sehingga protein ASI mudah dicerna. Sedangkan pada susu sapi kebalikannya. Untuk itu pemberian ASI eksklusif wajib diberikan sampai bayi berumur 6 bulan.8 4. Lemak Lemak ASI adalah penghasil kalori atau energi utama. Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibandingkan susu sapi. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak selama masa bayi. 8

5. Mineral Mineral utama yang terdapat dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otak dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral di dalam susu sapi.3 6. Karnitin Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energy yang diperlukan untuk mempertahankan metabolism tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan didalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.

7. Vitamin yang Larut Dalam Lemak a. Vitamin K Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai factor pembekuan. Kadar vitamin K ASi hanya seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan, walaupun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan. b. Vitamin D Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. hal ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif ditambah dengan

memberikan bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.

10

c. Vitamin E Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah (anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. d. Vitamin A Selain berfungsi nuntuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI mengandungg dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.

8. Vitamin yang Larut dalam air Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin b, asam folat, vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal perkembangan system syaraf maka pada ibu yang menyusui perlu ditambahkan vitamin ini. Sedangkan untuk vitamin B12 cukup di dapat dari makanan sehari-hari, kecuali ibu menyusui yang vegetarian.3

11

Tabel Perbandingan ASI vs Susu Formula ASI Sumber gizi yang sempurna Mudah dicerna bayi karena mengandung enzim-enzim yang mempermudah pencernaan Komposisi zat gizi pada ASI berubah dari hari ke hari sesuai kebutuhan dan bersifat dinamis Mengandung banyak zat pelindung ASI diciptakan untuk bayi manusia Hanya sedikit mengandung zat pelindung Susu sapi diciptakan untuk anak sapi. Jadi, wajar jika banyak hal tidak cocok dengan manusia Citarasa ASI bervariasi sesuai jenis senyawa atau zat yang terkandung dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu Banyak mengandung immunoglobulin Sedikit immunoglobulin dan sebagian besar merupakan jenis yang salah karena tidak dibutuhkan bayi
Mengandung zat gizi berkualitas tinggi: faktor pembentuk sel sel, otak terutama DHA.

Susu Formula Kandungan gizinya tidak sempurna Sulit dicerna karena tidak mengandung enzim pencernaan Komposisinya selalu sama setiap kali minum

Bercitarasa sama dari waktu ke waktu

Susu sapi tidak mengandung zat pembangun sel otak Susu sapi sulit dicerna oleh bayi karena tidak

ASI mengandung enzim- enzim yang

membantu pencernaan agar mudah dicerna oleh mengandung enzim pencernaan tubuh bayi

12

2.4 Inisiasi Menyusu Dini ( IMD ) Inisiais menyusu dini merupakan suatu prosedur langkah awal yang harus dilaukan antara ibu dan bayi. Inisiasi menyusu dini dilakukan dengan cara membiarkan kulit ibu melekat pada kulit bayi (skin to skin) segera setelah persalinan. Kontak kulit ini dibairkan setidaknya satu jam atau sampai menyusui awal sekali. Berikut ini langkah-langkah melakukan inisiasi menyusu dini yang dianjurkan : 1. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering 2. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua tangannya 3. Tali pusat dipotong, lalu diikat 4. Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi. 5. Tanpa dibedong bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu, tidak perlu khawatir bayi kedinginan.8

13

Hal hal yang mempengaruhi produksi ASI 1. Makanan Pada masa menyusui, ibu tentu harus mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan beraneka ragam untuk meningkatkan kualitas dan produksi ASI. Jenis makanan yang berpengaruhi secara langsung pada produksi air susu, misalnya sayur sayuran hijau, daun katuk, jagungm daun pepaya dan sebagainya. 2. Ketenangan jiwa dan pikiran Kondisi kejiwaan dan pikiran yang tenang sangat mempengaruhi produksi ASI. Jika ibu mengalami stres, pikiran tertekan, tidak tenang, sedih, dan tegang, produksi ASI akan terpengaruhi secara signifikan. 3. Penggunaan alat kontrasepsi Jika ibu mulai memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi demi menunda kehamilan berikutnya. Pada beberapa jenis kontrasepsi, terutama yang mengandung hormon estrogen dapat mengurangi jumlah ASI karena didalam hormon estrogen terdapat didalamnya menekan produksi hormon prolaktin yang berperan dalam produksi ASI. 4. Perawatan payudara Selama proses menyusui, sudah seharusnya melakukan perawatan payudara agar tetap bersih dan terawat. Perawatan yang tepat tentunya bisa merangsang payudara untuk memproduksi ASI lebih banyak. 5. Anatomis payudara Produksi ASI dipengaruhi oleh jumlah kelenjar air susu dalam payudara sehingga ukuran payudara tidak mempengaruhi kegiatan produksi ASI. Selain itu, perlu diperhatikan bentuk anatomis papila atau puting susu ibu. Pada kenyataan, bayi tetap bisa mendapatkan ASI meskipun puting susu ibu rata atau datar. 6. Faktor fisiologis Proses produksi ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon prolaktin menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air susu, sedangkan hormon oksitosin menyebabkan sel sel otot di sekitar

14

alveoli berkontraksi sehingga mendorong air susu masuk ke saluran penyimpanan. 7. Pola istirahat Faktor lain yang turut mempengaruhi pengeluaran dan produksi ASI adalah pola istirahat. Apabila kondisi ibu terlalu capek dan kurang istirahat, ASI pun akan berkurang. 8. Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan Semakin sering bayi menyusu, produksi dan pengeluaran ASI akan bertambah. Pada bayi cukup bulan, frekuensi menyusui sekitar 10 x/hari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan. 9. Berat lahir bayi Berat lahir bayi sewaktu lahir juga berpengaruh terhadap produksi dan pengeluaran ASI. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan daya isap bayi, bayi yang terlahir dengan berat badan rendah (<2500 gram) cenderung mempunyai kemampuan mengisap ASI langsung dari payudara ibu yang lebih rendah frekuensi dan lama menyusui. 10. Umur kehamilan saat melahirkan Bayi yang lahir premature (umur kehamilan <34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap langsung ASI dari payudara ibu dengan baik sehinga produksi ASI lebih rendah dari pada bayi lahir cukup bulan. 11. Konsumsi rokok dan alkohol Seperti yang sudah diketahui, merokok memiliki banyak efek berbahaya bagi tubuh manusia, terlebih bagi ibu menyusui. Merokok dapat mengurangi jumlah ASI yang diproduksi karena akan mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI.

15

2.6

Cara menyusui yang benar : Duduk dengan santai dan nyaman pada kursi yang mempunyai sanaran punggung, gunakan bantal untuk mengganjal bokong bayi Mulai menyususi dari payudara kanan dengan meletakkan kepala bayi pada siku kanan bagian dalam dengan posisi badan bayi menghadap badan ibunya. Tangan kanan memegang bokong dan paha bayi Sanggang payudara kanan anda dengan tangan kiri.,tetapi tidak di bagian yang hitam Sentuh mulut bayi dengan putting susu anda untuk memberi rangsangan bila bayi membuka mulut masukkan seluruh putting susu sebanyak mungkin sampai dengan hitam (areola) tertutupi Dekap bayi hingga ujung hidung bayi menyentuh payudara Anda, ibu jari menekan sedikit payudara sehingga bayi dapat bernapas Setelah selesai menyusui kurang lebih 10-15 menit, lepaskan isapan bayi dengan menekan dagunya atau memasukkan jari kelingking yang bersih ke sudut mulut bayi Sebelum dilanjutkan dengan menyusui pada payudara lain, sendawakan dahulu bayi Anda agar tidk muntah dengan cara membuat posisi bayi menempel di pundak anda.10

A. Lama dan frekuensi menyusui Lama menyusu berbeda beda tiap periode menyusu. Rata rata bayi menyusu selama 5 15 menit walaupun terkadang lebih. Bayi dapat mengukur sendiri kebutuhannya. Bila proses menyusu berlangsung sangat lama (lebih dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5 menit) mungkin ada masalah. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai selesai baru kemudian bila bayu masih menginginkan dapat diberikan pada payudara yang satu lagi sehingga kedua payudara mendapat stimulasi yang sama untuk menghasilkan ASI. Susui bayi sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi, sedikitnya lebih dari 8 kali dalam 24 jam. Awalnya bayi menyusu

16

sangat sering, namun pada usia 2 minggu frekuensi menyusu akan berkurang. Bayi sebaiknya disusui sesering dan selama bayi menginginkannya bahkan pada malam hari. Menyusui pada malam hari membantu mempertahankan suplai ASI karena hormon prolaktin dikeluarkan terutama pada malam hari. Bayi yang puas menyusu akan melepaskan payudara ibu dengan sendirinya, ibu tidak perlu menyetopnya.

2.7

Cara mengeluarkan ASI Ada bebrapa cara mengeluarkan ASI yaitu mengeluarkan ASI dengan

tangan dan mengeluarkan ASI dengan tangan dan mengeluarkan ASI dengan alat. 2.7.1. Cara mengeluarkan ASI dengan Tangan Cuci tangan sampai bersih Pegang cangkir bersih untuk menampung ASI Condongkan badan kedepan dan sangga payudara dengan tangan Letakkan ibu jari pada batas atas areola mamae dan letakkan jari telunjuk pada batas areola mamae bagian bawah sehingga berhadapan. Tekan kedua jari ke dalam kea rah dinding dad tanpa menggeser letak kedua jari tadi Pijat daerah diantara kadua jari tadi kea rah depan sehingga akan memeras dan mengeluarkan ASI yang berada di dalam sinus lactiferous Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali Setelah pancaran ASI berkurang, pindahkan posisi ibu jari dan telunjung tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola dengan kadua jari selalu berhadapan Lakukan berulang-ulang sehingga ASI akan terperah dari semua bagian payudara Jangan memijat atau menarik putting susu, karena ini tidak akan mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit. 2.7.2 Mengeluarkan ASI dengan Pompa Ada 2 macam bentuk pompa :

17

1. Pompa manual / tangan ada beberapa tipe pompa manial antara lain : a. Tipe silindris Pompa ini efektif dan mudah di pakai. Kekuatan tekanan isapan mudah dikontrol, baik kedua silinder maupun gerakan memompa berada dalam garis lurus. Terbuat dari plastic yang tempat penampungan ASI di bagian bawah silinder b. Tipe silindris bersudut Dengan gerakan piston yang ditarik kebawah akan lebih mudah mengontrol kekuattan tekanan isapan. ASI akan ditampung di botol yang ditempelkan di pompa c. Tipe kerucut/ plastic dan bola karet/ tipe terompet (squeeze and bulb atau Horn). Tipe ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena dapat menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan putting susu serta jarring payudara. Kekuatan tekanan isapan.

2. Pompa elektrik Bebrapa macam pompa listrik sudah ada di bebrapa kota besar. Karena umumnya harganya sangat mahal sehingga penggunaannya terbatas di rumah sakit besar.7

2.10 Masalah dalam menyusui 1. Puting susu datar atau terbenam Sekitar 2% wanita memiliki puting susu yang masuk ke dalam ketika areolanya ditekan. Sementara 5 8% wanita, memiliki puting susu rata yang tidak mencuat keluar saat distimulasi. Saat hamil, ibu dapat melakukan berbagai latihan dan upaya atau mengenakan pelindung payudara untuk mendorong puting susu keluar. 2. Puting susu nyeri

18

Menyusui seharusnya tidak menyakitkan. Segera setelah bayi lahir, puting susu terasa menjadi lebih sensitif sebab ujung ujung saraf dipersiapkan untuk merespon isapan mulut bayi. 3. ASI keluar sedikit Anggapan yang paling sering berkembang di masyarakat adalah tidak keluarnya ASI atau jumlah ASI yang dianggap kurang. Padahal, pada hari pertama, ASI yang dihasilkan memang sangat sedikit. Namun, hal ini memang sesuai dengan kebutuhan bayi pada hari pertama yang belum membutuhkan banyak makanan. 4. Takut payudara turun Anggapan ini juga sering ditemukan di masyarakat. Namun, ini tentu saja merupakan anggapan yang salah. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan payudara tak sekencang saat masih gadis, diantaranya: Faktor usia, Faktor kehamilan, Faktor menyusui. 5. Kurang atau salahnya informasi Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatan pun masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayi.

Ibu hamil saat menyusui Menyususi eksklusif adalah salah satu cara kontrasepsi, sehingga biasanya ibu jarang hamil lagi selama menyusui. Akan tetapi seandainya ibu hamil saat masih menyusui, maka dianjurkan : 1. Bila bayi belum berusis 6 bulan, terus menyusui karena ASI masih merupakan makanan tunggal. 2. Bila bayi berusia 6-12 bulan, terus menyusui karena ASI masih merupakan makanan utama. 3. Bila bayi sudah berusia lebih dari 12 bulan, boleh disapih. Bila menyusui tetap diteruskan, maka perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu : volume ASI dapat berkurang karena pengaruh hormone ibu hamil, putting

19

akan lecet, ibu akan mengalami keletihan, rasa ASI berubah kea rah kolostrum, terjadi kontraksi rahim karena hormone ibu hamil.

2.8

Tempat penyimpanan ASI a. Wadah penyimpanan ASI Gelas atau plastik pakai ulang dan wadah yang memiliki sisi yang keras dianggap sebagai penyimpanan ASI terbaik. Setiap wadah harus memiliki penutup yang pas dengan wadah. Kantong plastik yang telah di rancang khusus oleh pabrik juga tersedia untuk mengumpulkan dan penyimpanan ASI.11 b. Mengajarkan ibu cara menyimpan ASI perah ASI perah dapat disimpan pada suhu ruangan selama 6 8 jam Di dalam lemari es pendingin ( 4C) tahan 2 x 24 jam Di dalam lemari es pembeku (- 4C) tahan sampai beberapa bulan.2

c. Mengajarkan ibu cara memberikan ASI perah ASI yang sudah disimpan di dalam lemari pendingin, sebelum diberikan kepada bayi perlu di hangatkan dengan merendamnya dalam air panas. ASI yang sudah dihangatkan bila bersisa tidak boleh dikembalikan ke dalam lemari es. Oleh karena itu, hangatkanlah ASI secukupnya sebanyak yang kira kira bisa dihabiskan oleh bayi dalam sekali minum ASI yang disimpan di lemari pembeku perlu dipindahkan ke lemari pendingin untuk mencairkannya sebelum dihangatkan ASI perah sebaiknya tidak diberikan dengan botol karena akan mengganggu penyusuan langsung dari payudara, berikanlah dengan menggunakan sendok atau cangkir.2

20

A. Makanan Pendamping ASI atau MP ASI Makanan pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan atau minuman yang meengandung gizi, diberikan pada bayi dan atau anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP ASI ini diberikan bersamaan dengan ASI mulai usia 6 bulan hingga 24 bulan.4 Berbagai makanan pendamping ASI diolah sesuai dengan tahap perkembangan bayi/anak, dari lumat (misalnya : bubur susu/saring) kemudian lembek (nasi tim), selanjutnya padat(paling lambat 7 8 bulan). Pemberian makanan harus disesuaikan dengan kemampuan serta perkembangan saluran pencernaannya. B. Tujuan Pemberian MP ASI Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.5

2.5 Manfaat ASI 2.5.1 Manfaat ASI bagi Bayi ASI mengandung banyak zat yang sangat baik untuk bayi. Kalori dari ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan. Di samping itu, ada beberapa manfaat lainnya yang perllu diketahui oleh para ibu, yaitu : Sebagai sitem imunitas yang baik Bayi yang mendapat ASI dari ibunya akan memiliki sisitem imunitas (daya tahan tubuh) yang lebih baik daripada bayi yang tidak pernah mendapat ASI. Kadar immunoglobulin (zat-zat yang membentuk kekebalan tubuh) yang sangat tinggi terdapat pada kolostrum, yaitu cairan kuning kental yang merupakan ASI pertama yang keluar setelah ibu

21

melahirkan. ASI juga mengandung zat kekebalan tubuh (antibodi) yang akan dapat memberikan perlindungan alami bagi bayi baru lahir. Memiliki IQ (Intelligence Quotient) lebih tinggi Perkembangan Psikomotorik lebih cepat Bayi yang mendapatkan ASI dapat berjalan dua bulan lebih cepat dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula. Menunjang perkembangan kognitif Bayi yang mendapat ASI, akan memiliki daya ingat dan kemampuan bahasa yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI Mengurangi kejadian karies dentis Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi disbanding yang mendapat ASI. Karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi. Terhindar dari alergi Menunjang Perkembangan Penglihatan ASI mengandung asam lemak omega 3 Membantu bayi cepat berbicara Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara. Memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi Membantu sistem pencernaan.7,9

2.5.2

Manfaat bagi Ibu

Mencegah Perdarahan Menyusui bayi setelah lahir, dapat merangsang kontraksi otot-otot pada saluran ASI dan membantu ASI keluar. Selain itu, juga membantu merangsang kontraksi rahim dan mencegah terjadinya perdarahan. Mencegah Anemia defisiensi zat besi

22

Dengan menyusui, dapat mencegah perdarahan pascapersalinan. Hal ini, dapat mengurangi terjadinya risiko defisiensi (kekurangan) darah yang menyebabkan anemia pada ibu. Mengurangi berat badan Ketika menyusui, jumlah kalori yang terbakar adalah sebesar 200 hingga 500 kalori per hari. Hai ini tentu saja dapat membantu ibu mengurangi berat badan. Sebagai ungkapan kasih sayang Mengurangi risiko terkena kanker payudara dan ovarium Sebagai alat kontrasepsi Isapan bayi pada payudara ibu, akan merangsang hormon proklantin yang berfungsi menghambat terjadinya pematangan sel telur sehingga menunda kesuburan.7,9

2.5.3

Maanfaat Bagi Negara Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. Adanya factor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi serta kesakitan dan kematian anak menurun.

Menghemat devisa negara Mengurangi subsidi untuk rumah sakit Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang di perlukan untuk perawatan anak sakit.

Peningkatan kualitas generasi penerus. Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.7

23

2.9

Upaya Tenaga Kesehatan mendorong pemberian ASI WHO menerbitkan sebuah dokumen pada tahun 1991 tentang 10 langkah

untuk mendorong pemberian ASI, langkah-langkah tersebut adalah : 1. Mempunyai kebijakan tertulis mengenai ASI, disampaikan secara rutin kepada seluruh staf. 2. Melatih semua staf kesehatan dengan keahlian untuk melaksanakan kebijakan ini 3. Memberitahu semua wanita hamil mengenai keuntungan dan cara memberi ASI 4. Membantu para ibu untuk memulai pemberian ASI dalam 1 jam sesudah melahirkan 5. Memperlihatkan kepada ibu bagaimana cara memberi ASI, dan bagaimana mempertahankan penyusunan meskipun harus dipisahkan dari bayinya 6. Tidak memberikan makanan dan minuman selain susu ibu, kecuali diijinkan secara medis 7. Melatih untuk menyatukan ibu dan anak dalam 1 kamar selama 24 jam sehari 8. Mendorong pemberian ASI sesuai kebutuhan 9. Tidak memberikan dot kepada bayi yang disusui ibunya 10. Menyelenggarakan/ mendirikan kelompok pendukung pemberian ASI dan merekomendasikan para ibu kepada kelompok tersebut setelah meninggalkan rumah sakit atau kelinik.12

24

2.10

Konsep Dan Dominan Perilaku Kesehatan

2.10.1 Perilaku Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).13 Perilaku seseorang adalah sangat kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membedakan adanya 3 area, wilayah, ranah atau domain perilaku ini, yakni kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor). Kemudian oleh ahli pendidikan di Indonesia, ketiga domain ini diterjemahkan ke dalam cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotor), atau pericipta, perirasa, dan peritindak.14

2.10.2 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Tingkat Pengetahuan Pengetahuans atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : 1. Know (Tahu) Yaitu mengingat, menghafal suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

25

kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan. 2. Comprehension (Memahami) Yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari. 3. Application (Aplikasi/Penerapan) Yaitu kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip dan prosedur materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sesungguhnya). 4. Analysis (Analisis) Yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam bentuk komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat menggambarkan(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan lain sebagainya. 5. Synthesis (Sintesis) Yaitu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulir baru dengan formasi yang sudah ada. 6. Evaluation (Evaluasi) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Berdasarkan hal tersebut diatas disebutkan bahwa pengetahuan adalah suatu proses mulai dari mengingat, memahami, selanjutnya mampu melanjutkan ,menjabarkan dan mampu untuk menilai dari suatu materi atau objek.

26

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden sesuai dengan tingkatan-tingkatan di atas.13

2.10.3 Sikap Sikap merupakan reaksi atau respons tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Menurut Campbell (1950) mendefenisikan sikap sangat sederhana, yakni : An individuals social attitude is a syndrome of response consistency with regard to social object, dikatakan bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons suatu stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lainnya.14 Menurut Allport (1954) dalam (Notoadmojo, 2007), sikap adalah : A mental and neural state of rediness, organized through expertence, exerting a directive or dinamyc influence up on the individuals response to all objects and situation whit which it is related, ia mengatakan bahwa sikap itu suatu kondisi mental dan neural yang diperoleh dari pengalaman, yang mengarahkan dan secara dinamis mempengaruhi respon-respon individu terhadap semua objek dan situasi yang terkait. 13 Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu : 1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). Ketiga komponen utama tersebut secara bersaman akan membentuk sikap yang utuh (total attitude).13

27

Tingkatan Sikap Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu : 1. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). 2. Merespon (responding) Yaitu memberikan jawaban serta tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. 3. Menghargai (valuing) Yaitu memberikan penilaian positif terhadap suatu hal, baik itu objek atau stimulus. 4. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab merupakan tingkat sikap yang paling tinggi. Dalam hal ini seseorang dikatakan bertanggung jawab jika ia berani menggambil resiko atas setiap sikap yang ia pilih. 13,14

2.10.4 Tindakan Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.

Tingkatan Tindakan Tingkatan-tingkatan dari suatu tingkatan, yaitu : 1. Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. 2. Respons terpimpin (guided response) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.

28

3. Mekanisme (mecanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan. 4. Adopsi (adoption) Suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.13 a. Pengetahuan responden adalah pengetahuan yang dimiliki ibu terhadap pemanfaatan ASI eksklusif. b. Sikap responden adalah pemanfaatan ASI eksklusif. c. Tindakan adalah apa yang dilakukan ibu terhadap pemanfaatan ASI eksklusif. d. Manfaat Asi eksklusif adalah keunggulan-keunggulan yang terdapat pada ASI yang berguna untuk bayi, diantaranya seperti : Sebagai sistem imunitas yang baik Memiliki IQ (Intelligence Quotient) lebih tinggi Membantu sistem pencernaan tanggapan atau respon ibu terhadap

29

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Perilaku Ibu : - Pengetahuan Manfaat ASI Eksklusif - Sikap - Tindakan (subyek)

30

3.2 Definisi Operasional Definisi Operasional adalah untuk membatasi ruang lingkup yang diamati atau diteliti. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah : a) Pengetahuan responden adalah pengetahuan yang dimiliki ibu terhadap pemanfaatan ASI eksklusif. b) Sikap responden adalah tanggapan atau respon ibu terhadap pemanfaatan ASI eksklusif. c) Tindakan adalah apa yang dilakukan ibu terhadap pemanfaatan ASI eksklusif. d) Manfaat Asi eksklusif adalah keunggulan-keunggulan yang terdapat pada ASI yang berguna untuk bayi, diantaranya seperti : Sebagai sistem imunitas yang baik Memiliki IQ (Intelligence Quotient) lebih tinggi Membantu sistem pencernaan

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui bagaimana Gambaran Perilaku Ibu Terhadap Manfaat ASI Eksklusif di Puskesmas X Medan Tahun 2013.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

31

Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitian tentang Gambaran Perilaku Ibu Terhadap Manfaat ASI Eksklusif di Puskesmas X Medan.

4.2.2 Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada Tanggal 11 Februari sampai 9 Maret 2013.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu menyusui yang mempunyai balita yang datang ke Puskesmas X Medan Tahun 2013 sebanyak .... orang.

4.3.2 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu-ibu menyusui yang mempunyai balita yang memenuhi kriteria yang datang ke Puskesmas X Medan Tahun 2013. Adapun kriterianya adalah : Kriteria inklusi yakni ibu-ibu yang menyusui dan mempunyai bayi usia lebih dari 6 bulan sampai 2 tahun. Kriteria ekslusi yakni ibu-ibu yang menyusui dan mempunyai bayi usia kurang dari 6 bulan serta ibu yang tidak menyusui anaknya. Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara simple random sampling. Dimana sampel diambil dari populasi yang ada secara acak. Dimana jumlah sampel yang ditentukan dengan rumus :

n=

N 1 + N(d2)

Keterangan : n = jumlah sampel yang digunakan N= jumlah seluruh populasi

32

d = derajat kesalahan yang diinginkan = 0.1

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah dengan menggunakan wawancara dan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dan relevan terhadap masalah penelitian.

4.5 Metode Pengolahan Data

Pada pengolahan data, digunakan beberapa tahapan pengolahan data. Adapun tahapan pengolahan data yang dilakukan : 1. Editing adalah memeriksa kembali data-data yang belum lengkap. 2. Coding adalah data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode secara manual. 3. Scoring adalah data yang telah dikumpulkan diberi skor sesuai ketentuan pada aspek pengukuran 4. Analisis adalah pembahasan dapat dilakukan dengan melihat persentase data yang terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian. 4.6 Sumber Data 1. Data Primer Data primer diperoleh melalui kuisioner yang berisikan daftar

pertanyaan yang disusun sesuai dengan masalah penelitian. Data ini langsung diperoleh saat penelitian berlangsung.

2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari KMS, rekam medik ibu-ibu yang menyusui bayinya selama > 6 bulan di Puskesmas X Medan.

33

4.7 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner terdiri dari beberapa kelompok pertanyaan yang meliputi : a. Identitas Responden b. Instrumen untuk menilai gambaran perilaku ibu terhadap manfaat ASI ekslusif

4.8 Teknik Pengukuran Analisa data dapat dilakukan dengan melihat persentase data yang terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian.

KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU IBU TERHADAP MANFAAT ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS X MEDAN TAHUN 2013

I. IDENTITAS RESPONDEN No. Responden Nama Umur Pendidikan terakhir Usia anak yang diberi ASI Pekerjaan Alamat : : : : : : :

34

II. A. PENGETAHUAN Beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban dibawah ini yang ibu anggap benar 1. Apa yang ibu ketahui tentang ASI? a. ASI adalah air susu yang berasal dari ibu untuk bayinya b. ASI adalah berupa makanan untuk bayi yang baru lahir c. ASI adalah makanan sekaligus minuman satu satunya sumber gizi yang paling sempurna

2. Menurut ibu, kapan ASI diberikan pertama kali untuk bayi? a. Segera setelah lahir b. Satu hari setelah lahir c. Tiga hari setelah lahir

3. Apa yang ibu ketahui tentang ASI eksklusif? a. b. ASI yang diberikan kepada bayi sampai berusia 6 bulan ASI yang diberikan kepada bayi tanpa diselingi makanan tambahan apapun sampai bayi berusia 6 bulan c. ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir sampai usia 2 tahun

4. Berapa lama ASI semestinya diberikan kepada anak? a. Hingga bayi berusia 1 tahun b. Hingga bayi berusia 1,5 tahun c. Hingga bayi berusia 2 tahun

5. Apa yang ibu ketahui tentang manfaat ASI bagi para ibu yang memberikan ASI kepada bayinya? a. Mencegah penyakit kanker, membantu mempercepat penurunan berat badan dan sebagai ungkapan kasih sayang b. Mengencangkan payudara c. Hanya untuk memberi asupan makanan untuk bayinya

35

6. Berapa lama sebaiknya bayi menyusu kepada ibunya? a. 1-5 menit b. 5-15 menit c. 15-20 menit

7. Menurut ibu, apa manfaat pemberian ASI bagi bayi? a. Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung zat kekebalaan tubuh yang dapat memberikan perlindungan alami b. Bayi akan tampak sehat c. Bayi akan mencret

8. Tahukah ibu apa saja yang dapat meningkatkan produksi ASI? a. Apabila ibu bahagia, tenang, dan keinginan menyusui bayi b. Apabila ibu banyak minum dan mengkonsumsi makanan yang bergizi c. Apabila ibu tidak sakit

9. Apakah kolostrum (ASI jolong) itu? a. b. c. Cairan yang agak kental berwarna kekuning-kuningan Minuman bayi yang sehat dan tidak mudah basi ASI yang harus dibuang

10. Pada hari keberapa kolostrum ( ASI jolong) dikeluarkan? a. Hari ke-4 sampai ke-7 b. Hari ke-1 sampai ke-3 c. Hari ke-2 sampai ke-5

11. Apakah ibu tahu pengertian dari inisiasi menyusui dini (IMD)? a. Suatu prosedur langkah awal yang harus dilakukan antara ibu dan bayi b. Proses dimana bayi dibersihkan lalu disusui oleh ibu

36

c. Bayi mulai menyusui setelah satu hari dilahirkan

12. Apa saja isi kandungan ASI? a. Air, Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan Mineral b. Karbohidrat, Protein dan Lemak c. Madu

13. Dibawah ini manakah gambar perlekatan menyusui yang benar? a.

b.

c. Tidak tahu

14. Seberapa sering bayi menyusui dalam 1 hari? a. Bayi disusui sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi, sedikitnya 8 kali dalam 24 jam b. Sampai bayi tertidur

37

c. Kira kira 15 sampai 20 menit

15. Taukah ibu perbedaan ASI dengan Susu Formula? a. ASI merupakan sumber gizi yang sempurna sedangkan susu formula kandungan gizinya tidak sempurna b. ASI dapat membuat bayi mencret sedangkan susu formula membuat bayi gemuk c. ASI tidak dapat disimpan sedangkan susu formula dapat disimpan

B.Sikap

1. ASI yang keluar pertama kali (kolostrum) itu adalah bukan merupakan ASI basi melainkan sumber makanan yang kaya akan sumber gizi untuk bayinya. a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu

2. Bila ibu kurang gizi maka jumlah produksi ASI juga sedikit a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu

3. Setujukah ibu kalau dengan menyusui akan membuat bentuk payudara ibu menjadi berubah (menjadi kendur) a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu

4. Setujukah anda bila pemberian makanan tambahan seperti bubur susu, sebaiknya pada usia di atas 6 bulan a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu

5. Setujukah anda bila anak yang tidak diberikan ASI eksklusif akan lebih mudah terkena penyakit dibandingkan anak yang mendapatkan ASI eksklusif

38

a. Setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

6. Setujukah anda apabila ibu sedang menyusui sambil menonton televisi, atau sambil mengobrol dengan orang lain a. Setuju b. Tidak Setuju c. Tidak tahu

7. Setujukah ibu faktor emosi dan stres dapat menghambat produksi ASI a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu

8. Setujukah anda bahwa pemberian ASI eksklusif sangat bermanfaat bagi bayi karena meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bayi a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu

9. Menurut anda, apabila ASI ibu banyak, dan ibu bekerja diluar rumah, ASI dapat diletakkan dalam wadah bersih dan ditutup lalu disimpan dalam kulkas a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu

10 . Setujukah anda ASI itu menunda kehamilan a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu

C. Tindakan 1. Apa tindakan yang ibu lakukan terhadap bayi setelah ia lahir? a. Memberikan susu formula sampai ASI keluar b. Memberikan air putih/madu/tidak diberi apapun c. Langsung menyusui bayi

2. Apa yang ibu lakukan jika ASI belum keluar/keluar sedikit? a. Memberikan susu formula selagi ibu menunggu ASInya keluar b. Merasa putus asa dan memutuskan untuk menggantikannya dengan susu formula

39

d. Tetap menjaga suasana hati, karena pada hari pertama, ASI dihasilkan memang sedikit dan bayi belum membutuhkan banyak makanan.

3. Apa yang harus ibu lakukan agar jumlah produksi ASI tetap banyak a. Tetap memberikan ASI b. Memakan makanan yang bergizi c. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan gizi dan tetap memberikan ASI eksklusif untuk bayi

4. Apa tindakan anda ketika menyusui? a. Memperhatikan bayi dengan kasih sayang b. Ibu sedang mengerjakan pekerjaan lain c. Ibu sedang mengobrol dengan suaminya atau ke anak yang lain

5. Apa yang ibu lakukan seandainya ketika ibu masih menyusui, ibu telah hamil kembali? a. Memberhentikan ASI dan menggantikannya dengan susu formula b. Memberhentikan ASI dan menggantikannya dengan bubur bayi c. Tetap memberikan ASI eksklusif untuk bayi usia 0 6 bulan, dan memberi ASI di tambah makanan tambahan untuk bayi usia lebih dari enam bulan dengan memperhatikan keadaan umum (kesehatan ibu dan bayi)

6. Apa yang akan ibu lakukan ketika ibu masih menyusui bayinya, ibu harus pergi bekerja ? a. Memberi ASI ditambah dengan makanan tambahan b.Menghentikan ASI dan menggantikannya dengan susu formula c. Tetap memberikan ASI eksklusif dengan menyusui bayi sebelum pergi bekerja atau memerah dan menyimpan ASI untuk bayi

40

selama ibu bekerja

7. Bagaimana posisi menyusui yang baik? a. Posisi ibu duduk dan bayi ada dalam pangkuan ibu b. Ibu tinggi miring dengan bantal agak tinggi c. Ibu menyusui sambil mengerjakan pekerjaan rumah

8. Bagaimana cara menyusui bayi yang baik? a. Ibu harus bergantian antara dua payudara b. Ibu hanya memberi sebelah payudara saja c. Ibu tidak menyusui bayi itu

9. Apa tindakan ibu untuk mempertahankan suplai (pemasukan) ASI? a. Menyusui pada malam hari dapat mempertahankan suplai ASI karena hormon ASI dikeluarkan pada malam hari b. Banyak minum air putih c. Tidak menyusui pada malam hari

10. Jika puting payudara ibu terbenam saat hamil, apa yang akan ibu lakukan? a. Melakukan berbagai latihan dan upaya atau mengenakan pelindung payudara untuk mendorong puting susu keluar b. Berhenti menyusui dan menggantikannya dengan susu formula c. Merasa tidak percaya diri sehingga tidak mau menyusui anaknya

41

DAFTAR PUSTAKA

1.

Eveline, Djamaludin N. Panduan Pintar Merawat Bayi Dan Balita. Jakarta : P.T. Wahyu Media, 2010; 29.

2.

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta : P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010; 376-379.

3. 3.

Roesli U. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya, 2009; 2. Hegar B, Hendarto A, Pratiwi I, Suradi R. Editor. Bedah ASI. Jakarta : Ikatan Dokter anak Indonesia Cabang DKI Jakarta, 2008; 1-6, 79.

4. 5.

Riksani R. Keajaiban ASI. Jakarta : Dunia Sehat, 2012; 12-21, 48-49 . Maryunani A. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info Media, 2010; 276-279, 282-283.

6.

Nirwana AB. Kapita Selekta Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika, 2011; 170-171.

7.

Kristiyanasari W. ASI, Menyusui & Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika, 2009; 9, 15-20, 23-28.

8.

Proverawati A, Rahmawati E. Kapita Selekta ASI Dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika, 2010; 13-17, 52.

9.

Cendika D, Indarwati. Panduan Pintar Hamil Dan Melahirkan. Jakarta : P.T. Wahyu Media, 2010; 234-237.

10. Manuaba I. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC, 2009; 92-93. 11. Cadwel K, Turner C. Buku Saku Manajemen Laktasi. Jakarta : EGC, 2011; 219-222. 12. Llewellyn D, Jones. Panduan Terlengkap Tentang Kesehatan, Kebidanan & Kandungan Setiap Wanita. Jakarta : P.T. Delapratasa Publishing, 2005; 294.

42

13. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan & Ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta, 2007; 133-145. 14. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2010; 2733. 15. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2010.

Anda mungkin juga menyukai