Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN TAUBAT.

Taubat ialah kembali taat kepada Allah s.w.t dan menyesal dengan bersungguh-sungguh terhadap dosa yang telah dilakukan sama ada dosa besar mahupun dosa kecil serta memohon keampunan dari Allah. Setiap individu disuruh bertaubat untuk menyucikan diri dari dosa besar dan kecil, sama ada dilakukan dengan sengaja mahupun tidak. Hukum bertaubat adalah wajib sama ada dosa kepada Allah s.w.t mahupun dosa sesama manusia. Jika dosa itu berkaitan dngan manusia, hendaklah meminta maaf daripada manusia terbabit. Sekiranya dosa berkaitan dengan harta benda, hendaklah dikembalikan harta tersebut kepada tuannya. Bertaubat kepada Allah hendaklah dilakukan dengan bersungguh-sungguh dan hati yang ikhlas kerana taubat yang tiada keikhlasan tidak mendatangkan apa-apa kesan terhadap individu terbabit. Taubat yang terbaik adalah taubat yang penuh penyesalan, keinsafan dan rasa rendah diri kepada Allah s.w.t. Di dalam Islam, digariskan cara-cara memohon keampunan dan rahmat Allah s.w.t : 1. 2. 3. 4. 5. Menyesal, menginsafi & berazam tidak akan mengulangi dosa yang telah dilakukannya Beristighfar memohon keampunan Allah s.w.t Beramal kebajikan Mensyukuri nikmat Allah s.w.t. Berdoa memohon kesejahteraan hidup di dunia & hari Akhirat

Sebab-sebab Allah menerima taubat


1. 2. 3. 4. 5. 6. Allah s.w.t Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani Supaya hamba-Nya bersih daripada dosa dan memperoleh kebahagian di syurga kelak Supaya seseorang itu melakukan kebaikan dan mencegah dari kejahatan Orang yang bertaubat akan benci akan dosa-dosa lampaunya Orang yang bertaubat tidak akan mengulangi dosa-dosa lampaunya Hanya Allah s.w.t sahaja yang berhak mengampuni dosa hamba-Nya.

Tujuan taubat
1. 2. 3. 4. 5. 6. Mempeliharakan diri yang suci dari dosa terutama pada hari perhitungan di akhirat kelak Ibadat yang dilakukan diterima Allah s.w.t. Dapat mengerjakan ibadat dengan sempurna Mendapat balasan yang baik pada hari akhirat Mendapat petunjuk dan hidayah dari Allah s.w.t. Jiwa dan perasaan tenang

Ayat berkaitan taubat


Surah At-Taubah Dan Dialah (Allah) yang menerima taubat daripada hamba-Nya (yang bertaubat) serta memaafkan kejahatan-kejahatan (yang telah mereka lakukan). Dan Dia mengetahui apa yang kamu semua kerjakan. Surah as-Syura : 25 "Sesungguhnya Allah s.w.t suka kepada orang-orang yang bertaubat dan menjaga kebersihan." Surah al-Baqarah : 222

PENGERTIAN ROJA.
Roja adalah sikap mengharap ridha, rahmat, dan pertolongan Allah SWT serta meyakini bahwa hal itu dapat diraih. Harapan yang kita inginkan harus disertai usaha dan doa. Syaikh Zaid bin Hadi Al-Madkhali berkata: Roja adalah akhlak kaum beriman. Dan yang dimaksud dengannya adalah menginginkan kebaikan yang ada di sisi Allah azza wa jalla berupa keutamaan, ihsan, dan kebaikan dunia akhirat. Dan raja haruslah diiringi usaha menempuh sebab-sebab untuk mencapai tujuan (Thariqul Wushul, Adapun roghbah ialah rasa suka mendapatkan sesuatu yang dicintai (Syarh Tsalatsatu ushul, Maka apabila seseorang berdoa dan menyimpan harapan yang sangat kuat tercapainya keinginannya maka inilah yang disebut Keutamaan Rojadengan roghbah (Hushuulul mamul, hal. 87). Hati menjadi tentram. Menjauhkan diri dari sifat gunur, yakni berkhayal atau beranganangan kosong. Menjadi lebih giat Peranan Rojadalam mencapai suatu harapan/keinginan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: Ketahuilah penggerak hati menuju Allah azza wa jalla ada tiga, yakni Al-Mahabbah (cinta), Al-Khauf (takut), dan Ar-Rajaa (harap). Yang terkuat diantara ketiganya adalah mahabbah. Sebab rasa cinta itulah yang menjadi tujuan sebenarnya. Hal itu dikarenakan kecintaan adalah sesuatu yang diharapkan terus ada ketika di dunia maupun di akhirat. Berbeda dengan takut, rasa takut itu nanti akan lenyap di akhirat (bagi orang yang masuk surga). Allah SWT berfirman:Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadapmereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Yunus: 62). Sedangkan rasa takut yang diharapkan adalah yang bias menahan danmencegah supaya (hamba) tidak melenceng dari jalan kebenaran. Adapun rasacinta, maka itulah factor yang akan menjaga diri seseorang hamba untuk tetapberjalan menuju sosok yang dicintai-Nya. Langkah untuk terus maju meniti jalanitu tergantung kuat lemahnya rasa cinta. Adanya rasa takut akan membantunyauntuk tidak keluar dari jalan menuju sosok yang dicintai-Nya, dan rasa harapakan menjadi pemacu perjalanannya. Ini semua merypakan kaidah yang sangatagung. Setiap hamba wajib memperhatikan hal itu (Majmu Fatawa, 1/95-96,dinukil dari Hushukul Mamuul, hal. 82-83). Syaikh Zaid bin Hadi berkata: Khauf dan Raja saling beriringan. Satu sama lain mesti berjalan beriringansehingga seorang hamba berada dalam keadaan takut kepada Allah azza wa jalladan khawatir tertimpa siksaan-Nya serta mengharap curahan rahmat-Nya.(Taisirul Wushul, hal. Mengendalikan Khauf136. Lihat juga Syarh Tsalasatu Ushul). dan Roja Syaikh Al-Utsaimin pernah ditanya: Bagaimana madzhab AhlusSunnah wal Jamaah dalam urusan roja dan Khauf?. Beliau menjawab: Paraulama berlainan pendapat apakah seseorang harus mendahulukan roja atauKhauf ke dalam beberapa pendapat. Imam Ahmad rahimahullah berpendapat:Seyogyanya rasa takut dan harapnya seimbang, tidak boleh dia mendominasikantakut dan tidak boleh pula mendominasikan roja. Karena apabila ada salahsatunya yang lebih mendominasi maka akan binasalah orangnya. Karena orangyang keterlaluan berharap akan terjatuh dalam sikap merasa aman dari mareka Allah SWT. Dan apabila dia keterlaluan dalam hal takut maka akan terjatuhdalam sikap putus asa terhadap rahmat Allah SWT. Sebagian ulama berpendapat:Seyogyanya harapan lebih didominasikan tatkala

berbuat ketaatan dandidominasikan takut ketika muncul keinginan berbuat maksiat. Karena apabiladia berbuat taat maka itu berarti dia telkah melakukan penyebab tumbuhnyaprasangka baik (kepada Allah SWT) maka hendaknya dia mendominasikan harapyaitu agar amalnya diterima. Dan apabila dia bertekad untuk bermaksiat makahendaknya ia mendominasikan rasa takut agar tidak terjerumus dalam perbuatanmaksiat. Sebagian yang lain mengatakan: Hendaknya orang yang sehatmemperbesar rasa takutnya sedangkan orang yang sedang sakit memperbesarrasa hara. Sebabnya dalah orang yang masih sehat apabila memperbesar rasatakutnya maka dia akan jauh dari perbuatan maksiat. Dan orang yang sednagsakit apabila memperbesar rasa harapnya maka dia akan berjumpa dengan AllahSWT dalam Roja Merupakan Ibadahkondisi berbaik sangka kepada-Nya. Allah SWT berfirman: Orang-orang yang mereka seru itu, merekasendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebihdekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya(QS. Al-Israa: 57). Allah meneceritakan kepada kita melalui ayat yang mulia inibahwa sesembahan yang dipuja selain Allah SWT oleh kaum musyrikin yaitu paramalaikat dan orang-orang shalih mereka sendiri mencari kedekatan diri kepadaAllah dengan melakukan ketaatan dan ibadah, mereka melaksankaan perintah-perintah-Nya dengan diiringi harapan terhadap rahmat-Nya dan merekamenjauhi larangan-larangan-Nya dengan diiringi rasa takut tertimpa azab-Nya karena setiap orang yang beriman Roja Yangtentu akan merasa khawatir dan takut tertimpahukumanNya. Terpuji Syaikh Al-Utsaimin berkata: Ketahuilah, roja yang terpuji hanya adapada diri orang yang beramal, taat kepada Allah SWT, dan berharap pahala-Nyaatau bertaubat dari kemaksiatan-Nya an dan berharap taubatnya diterima.Adapun roja tanpa disertai amalan adalah roja yang palsu, angan-angan belaka,dan tercela. (Syarh Tsalasatu Ushul, Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah berkata: Roja yang disertaiperndahan diri dan ketundukan tidak boleh ditujukan kecuali kepada Allah azzawa jalla. Memalingkan roja semacam ini kepada selain Alah adalah kesyirikan,bias jadi syrik ashghar dan bias jadi syirik akbar tergantung pada isi hati orangyang berharap itu (Syarh Tsalasatu Ushul,

Anda mungkin juga menyukai