SKEMATIK
Klasifikasi
Standar Luas
PERAWATAN BANGUNAN
BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR
a. Bangunan sederhana, merupakan bangunan gedung negara dengan teknologi dan spesifikasi sederhana.
b. Bangunan tidak sederhana, merupakan bangunan gedung negara dengan teknologi dan spesifikasi tidak sederhana. c. Bangunan khusus, merupakan bangunan gedung negara dengan fungsi, teknologi, dan spesifikasi khusus. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi bangunan gedung negara diatur dengan Peraturan Menteri.
berlaku.
1. Standar luas gedung kantor; a. Standar luas ruang gedung kantor, adalah: 1). Rata-rata 10 (sepuluh) meter persegi per personel (Catt: Untuk Klasifikasi Bangunan tidak sederhana) 2). Rata-rata 9,6 (sembilan koma enam) meter persegi per personel (Catt: Untuk Klasifikasi Bangunan sederhana) b. Bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang pelayanan, luasnya dihitung secara tersendiri berdasarkan analisis kebutuhan c. Rincian standar luas ruang gedung kantor dan ruang penunjang tercantum dalam lampiran I. (Penambahan 25% Luas Ruang Untuk Sirkulasi) 2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Standar Luas bangunan gedung negara diatur dengan Peraturan Menteri.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA C. Standar Jumlah Lantai Bangunan Gedung Negara
PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 10.
1. Jumlah lantai bangunan gedung negara ditetapkan paling banyak 8 (delapan) lantai.
2. Jumlah lantai rumah negara yang tidak berupa rumah susun ditetapkan paling banyak 2 (dua) lantai.
3. Bangunan gedung negara yang dibangun lebih dari 8 (delapan) lantai harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Menteri.
4. Jumlah lantai bangunan gedung negara yang berpengaruh pada Koefisien /faktor pengali jumlah lantai bangunan, besarannya ditetapkan oleh Menteri.
Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara 1. Standar harga satuan tertinggi bangunan gedung negara ditetapkan secara berkala oleh Bupati/Walikota. 2. Standar harga satuan tertinggi bangunan gedung negara untuk Provinsi DKI Jakarta ditetapkan oleh Gubernur DKI Jakarta. 3. Standar harga satuan tertinggi bangunan gedung negara dihitung berdasarkan formula perhitungan standar harga satuan tertinggi yang ditetapkan oleh Menteri.
HSBGN =
Ltb
HSBGN : Standar Harga Satuan Tertinggi BGN Vn : Kuantitas (Volume) komponen bangunan Pek. Ltb Hn K
Standar : Luas total lantai bangunan : Harga komponen bangunan Pek. Standar : Koefisien jumlah lantai
KOMPONEN BANGUNAN
Pondasi Struktur Atap Langit-Langit
BOBOT (%)
TAHAPAN
BOBOT YANG DI BANGUN NILAI (%)
BOBOT MAKSIMUM
10.00% 27.00% 2.00% 8.00% 2.00% 3.50% 4.50% 4.50% 1.75% 1.25% 1.00% 1.50%
100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
5.
Dinding
6 7.
Lantai
Utilitas
PENUTUP LANTAI
INSTALASI LISTRIK INSTALASI AIR DRAINASE LLIMBAH FINISHING STRUKTUR (CAT) FINISHING LANGIT-LANGIT (CAT)
10.00%
5.00% 1.50% 1.50% 1.00% 4.00% 6.00% 4.00%
100.00%
100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
8.
Finishing
100.00%
NO
URAIAN
SEDERHANA
KHUSUS
2. Ketinggian Bangunan 3. Ketinggian Langit-langit 4. Koefisien Dasar Bangunan 5. Koefisien Lantai Bangunan 6. Koefisien Dasar Hijau 7. Garis sempadan 8. Wujud Arsitektur 9. Pagar Halaman **)
10. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Lingkungan *) - parkir kendaraan minimal 1 parkir kendaraan untuk 60 m2 luas bangunan gedung - aksesibiltas tersedia sarana aksesibilitas bagi penyandang cacat - drainase tersedia drainase sesuai SNI yang berlaku - pembuangan sampah tersedia tempat pembuangan sampah sementara - pembuangan limbah - penerangan halaman tersedia sarana pengolahan limbah, khususnya untuk limbah berbahaya tersedia penerangan halaman
URAIAN
1. Bahan Penutup Lantai 2. Bahan Dinding Luar 3. Bahan Dinding Dalam 4. Penutup Plafond 5. Bahan Penutup Atap
SEDERHANA
keramik, vinil, tegel PC bata, batako diplester dan dicat, kaca
KHUSUS
marmer lokal, keramik, vinil,kayu bata, batako diplester dicat/dilapis keramik, kaca,panil beton ringan bata, batako diplester dicat/ dilapis keramik, kaca partisi gipsum gipsum, kayu-lapis dicat genteng keramik, alum unium gelombang dicat
KETERANGAN
Diupayakan menggunakan bahan bangunan setempat/ produksi dalam negeri, ter masuk bahan bangunan seba gai bagian dari sistem pabrik asi komponen. Apabila bahan tersebut sukar diperoleh atau harganya tidak sesuai, dapat diganti dengan bahan lain yang sederajat tanpa meng -urangi persyaratan fungsi dan mutu dengan pengesahan Instansi Teknis Setempat
bata, batako diples ter bata, batako diplester dicat/ dan dicat, kaca, partisi dilapis keramik, kaca, partisi kayu lapis gipsum kayu-lapis dicat gipsum, kayu-lapis dicat genteng, asbes, seng, genteng keramik, alum sirap unium gelombang dicat
URAIAN
1. Air Bersih 2. Saluran air hujan 3. Pembuangan Air Kotor 4. Pembuangan Kotoran 5. Bak SeptikTank & resapan 6. Sarana Pengamanan thp. Bahaya Kebakaran *) 7. Sumber daya listrik *) 8. Penerangan penerangan alam dan buatan 9. Tata Udara 10. Sarana Transportasi Vertikal *) 11. Aksesibilitas bagi penyandang cacat*) 12. Telepon *) 13. Penangkal petir
SEDERHANA
KHUSUS
KETERANGAN
Mengkuti ketentuan dalam PERMEN PU tentang penanggulangan, serta Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku PLN, Generator (harus memperhatikan prinsip hemat energi) 100-215 lux/m2, dihitung berdasarkan kebutuhan dan fungsi Bangunan /fungsi ruang serta SNI yang berlaku 6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC*) tidak diperlukan untuk bangunan di atas 4 lantai dapat menggunakan Lift , sesuai SNI yang berlaku dihitung sesuai SNI yang berlaku. dihitung sesuai kebutuhan dan fungsi bangunan
Sesuai ketentuan dalam Per.Men. PU No. 30/KPTS/2006, minimal ramp untuk bangunan klasifikasi sederhana. sesuai kebutuhan penangkal petir lokal
3. Pintu
4 Koridor/selasar
KETERANGAN
Terutama berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan atau Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota untuk lokasi yang bersangkutan.
minimal 3 m, untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkan pertimbangan keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan. min. 2,70 m min. 2,70 m min. 2,70 m Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat sesuai fungsi rumah & sesuai fungsi rumah & sesuai fungsi & kaidah kaidah arsitektur kaidah arsitektur arsitektur sederhana Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco (1/2 batu) , besi, baja , kayu, dan bahan lainnya yang disesuaikan dengan rancangan wujud arsitektur rumah negara min. 3 m3 min. 2 m3 min. 1 m3
A2
URAIAN KLASIFIKASI Tipe B KETERANGAN
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN RUMAH NEGARA Khusus & Tipe A B PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
1. Bahan Penutup Lantai 2. Bahan Dinding 3. Penutup Plafond 4. Bahan Penutup Atap 5. Bahan Kosen dan Daun Pintu/ Jendela
marmer lokal, keramik, keramik, vinil keramik, vinil, Tegel vinil,kayu PC bata, batako diplester dan dicat tembok Gipsum, asbes semen/ asbes semen/kayu-lapis dicat kayu-lapis dicat genteng keramik berglagenteng, asbes, seng, genteng, asbes, seng, zuur asbes, seng, sirap sirap sirap kayu dipelitur/dicat kayu dicat kayu dicat
Diupayakan menggunakan bahan bangunan setempat/ produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai bagian dari sistem pabrikasi komponen.
2. Struktur Lantai (untuk bangunan bertingkat) 3. Kolom 4. Balok 5. Rangka Atap 6. Kemiringan Atap
URAIAN
1. Air Bersih 2. Saluran air hujan 3. Pembuangan Air Kotor 4. Pembuangan Kotoran 5. Bak SeptikTank & resapan 6. Sarana pengamanan thp.Bahaya kebakaran *) 7. Sumber daya listrik *) 8. Penerangan penerangan alam dan buatan 9. Tata Udara
KLASIFIKASI Tipe B
PAM, sumur pantek talang, saluran lingkungan bak penampung bak penampung
KETERANGAN
6 m3
5 m3
2 - 4 m3
Mengkuti ketentuan dalam PERMEN PU tentang penanggulangan, serta Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku PLN, 2200-4400 VA 100-215 lux/m2 6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC)*) PLN, 1350-2200 VA 100-215 lux/m2 PLN, 450-1350 VA 100-215 lux/m2
6-10% bukaan
3. Apabila bahan-bahan tersebut sukar diperoleh atau harganya tidak sesuai, dapat diganti dengan bahan lain yang sederajat tanpa mengurangi persyaratan fungsi dan mutu dengan pengesahan Instansi Teknis Setempat.
- dihitung berdasarkan kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar. - Total biaya non-standar maksimum 150% dari total biaya standar BGN - Ketentuan lebih lanjut diatur dengan Peraturan Menteri
- dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar , setelah berkonsultasi kepada Instansi Teknis setempat; - Besarnya biaya perencanaan, manajemen konstruksi, pengawasan pekerjaan non-standar, dihitung (berdasarkan billing-rate)
4. Pekerjaan khusus kelengkapan bangunan; 5. Pekerjaan khusus bangunan gedung ramah lingkungan (greenbuilding); dan/atau 6. Penyambungan utilitas
Total biaya tertinggi pekerjaan non-standar maksimum sebesar 150% dari biaya pekerjaan standar, dan dapat berpedoman pada :
Jenis pekerjaan
Alat Pengkondisian Udara Elevator/Escalator Tata Suara (Sound System) Telepon dan PABX Instalasi IT (Informasi & Teknologi) Elektrikal (termasuk genset) Sistem Proteksi Kebakaran Sistem Penangkal Petir Khusus Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Interior (termasuk furniture) Gas Pembakaran Gas Medis Pencegahan Bahaya Rayap Pondasi dalam Fasilitas penyandang cacat & kebutuhan khusus Sarana/Prasarana Lingkungan Basement (per m2) Peningkatan Mutu *)
Prosentase
10-20% dari X 8-12% dari X 3-6% dari X 3-6% dari X 6-11 % dari X 7-12% dari X 7-12% dari X 2-5% dari X 2-4% dari X 15-25% dari X 1-2% dari X 2-4% dari X 1-3% dari X 7-12% dari X 3-8% dari X 3-8% dari X
b. Pematangan lahan;
c. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
k. Biaya Konsultan VE, apabila Satuan Kerja menghendaki pelaksanaan VE dilakukan oleh konsultan independen; l. Biaya Pekerjaan khusus bangunan gedung ramah lingkungan (green building);
Biaya non-standar lainnya dihitung berdasarkan kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar.
BIAYA KONSTRUKSI FISIK BIAYA MK/ BIAYA PENGAWASAN BIAYA PERENCANAAN BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN
Berapakah BIAYA KESELURUHAN BANGUNAN yang harus diusulkan untuk Pekerjaan Standar untuk pembangunan baru Gedung KBRI ini ?
c. Pegawai Terdirii dari: 1 Orang Duta Besar (Pejabat Negara) 40 Orang Home Staff Jumlah Total Pegawai 84 Orang Local Staff = 125 Orang d. Bangunan direncanakan 5 Lantai Bangunan Tidak Sederhana Koefisien Jumlah Lantai = 1,162
Jawab:
1. Menghitung kebutuhan Luas ruang:
GEDUNG KANTOR, TIDAK SEDERHANA, PENGGUNA : 125 PERSONIL STANDAR RUANG: 10 M2 per PERSONIL KEBUTUHAN RUANG: RUANG KERJA : 125 x 10 M2 = 1.250 M2 SIRKULASI 25% : 25% x 1.250 = 312 M2 TOTAL KEBUTUHAN LUAS RUANG = 1.562 M2
BIAYA KONSTRUKSI FISIK PEK. STNDAR = (HSBGN) x (K) x (Ltb) = 9. 174. 000,- x 1,162 x 1. 562 USULAN BIAYA KONSTRUKSI FISIK = Rp. 16. 651. 000. 000,*) Data bersumber dari hasil analisa AM-WIN Sdn Bhd, dari Siaran Khas Special Release 2, edisi Januari 2009, tanggal 16 Feb 2009, yang dikeluarkan oleh Jabatan Perangkaan Malaysia (Department of Statistics, Malaysia) **) Kurs pasaran yang berlaku pertanggal 26 Feb 2009
3. Menghitung Program Pembiayaan Keseluruhan Bangunan: BIAYA KONSTRUKSI FISIK BIAYA KONSULTAN PERENCANA BIAYA KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI BIAYA PENGELOLAAN TEKNIS = Rp. 16. 650. 000. 000,= Rp. 609. 735. 100,= Rp. 504. 631. 560,= Rp. 296. 564. 960,-