Tetanus: Etiologi
Bakterium Clostridium tetani, Gram positif baksil, anaerob, yaitu berkembang di lingkungan sedikit O2 Mampu membentuk spora yang dapat bertahan dalam suhu tinggi, kekeringan, disinfektan, dsb. Dalam bentuk vegatatif neurotoxin tetanospasmin, eksotoksin yang menempel dgn kuat pada junctura syaraf-otot periferal, SSP, ganglia spinalis & syaraf simpatis/otonom.
Tetanus: Epidemiologi
Bakteri C. tetani ditemukan dalam bentuk spora di seluruh dunia di tanah, usus manusia & binatang. Maka sering ada di tempat yang dicemari ekskreta / feses. Muda berkembang & neurotoksinnya di luka, terutama pada jaringan yg nekrotik (termasuk crush injury) otitis media caries gigi ulser kulit kronis luka operasi (termasuk aborsi rahasia) luka bakar yang luas luka pembekuan es (frostbite) gigitan binatang & manusia patah tulang terbuka putung tali pusat yg tidak steril Satu generasi yg lalu Tetanus Neonatorum merupakan 20% dari angka kematian bayi (IMR / infant mortality rate) di Indonesia.
Bisul Paratonsil: Dx dari pemeriksaan fisik (uvula tergeser) & nyeri telan yg berat Bisul Retrofaring: Dx dari X-ray/radiograf leher lateral. Rabies / Hydrophobia. Gigitan binatang juga bisa menanam C. tetani! Parotitis: Dx dari pemeriksaan fisik (bengkaknya & nyerinya) Sakit gigi: Caries juga bisa menjadi pintu masuk (port dentre) bagi C. Tetani
Tatalaksana Tetanus: D. L. L.
Eksisi / debridement pada luka yg dalam & kotor (porte dentrance). Putung tali pusat tidak perlu dieksisi. Kunci sukses mengatasi penyakit tetanus: tim perawat terlatih yg agresif & komunikatif kepada tim dokter.
Komplikasi Tetanus
Asfixia berat & hipoxia otak sampai kematian karena spasme laring & otot-otot pernafasan. Rx: Perawatan!! Pneumonia aspirasi, ditandai febris tinggi & tambahan sekret pernafasan, Rx: Antibiotik broad spectrum Sepsis pada neonatus atau pasien lain bila alat suksion kurang steril dll: Rx: Antibiotik broad spectrum Malnutrisi & ketidakseimbangan elektrolit serum karena lama sekali tergantung pada IV untuk gizi, dan nutrisi yg diberi lewat sonde (selang naso-gastrik) mudah dimuntahkan pada saat kejang-kejang. Patah vertebra (compressive fracture) karena konvulsi yang hebat. (jarang terjadi kalau Rx anti-kejang diberi)
YA
TIG/TAT
Tidak
Luka yg kotor, luka tusukan / coblos, luka yg dicemari feces, liur atau tanah,
luka bakar yg luas, luka peluru, luka yg nekrosis, luka kerusakan jaringan karena tekanan (crush injury), luka jaringan / kulit membeku es (frostbite) Untuk anak < 7 tahun diberi DPT atau DTaP (atau DT kalau ada kontraindikasi memberi vaksin Pertussis 7 tahun sampai dewasa diberi Td (dosis Vaksin Diftheri dikurangi. Maka lebih aman untuk mereka) Dosis: TIG 250 U IM (Diberi bersama tetanus toxoid, tetapi perlu speit & tempat injeksi lain) TAT (ssdh tes kulit) 3.000 5.000 U IM (dgn syarat pemberian TIG di atas yg sama)
Tetanus Toxoid diberi 2 kali kpd ibu hamil, jarak 1 bln, yg ke2 > 2 mgg sblm bersalin Bagi ibu yg telah menerima seri tetanus toxoid dulu, diberi 1 kali saja. Imunisasi Aktif Rutin: DPT/DTaP pd umur 2, 4, 6 bln, lalu 6 12 bln kemudian & pd umur 5 7 thn, LALU setiap 10 tahun! Kalau DPT/DTaP/DT yang ke4 diberi ssdh umur 4 thn, yg ke5 boleh dibatal. Lalu setiap 10 tahun! Untuk anak/dewasa seri dasar dT sejumlah 3 dosis, dgn jarak wkt 1 2 bln. Lalu 6 12 bln kemudian & setiap 10 thn! Kalau terlambat menerima imunisasi apapun, jadwalnya tidak perlu diundur & diulang. Teruskan saja!