Anda di halaman 1dari 7

ABSTRACT

Candida has many species. Candida albicans is one of bacteria like other yeast-like organism has ability to perform pathogen. Candida albicans usually found in mouth as a normal flora, also appear in skin, intestine and vagina. It has typical morphology : psudohypha form and

germ tube. The aim this study is to know material that use in dental practice and clinical examination. Candida albicans is identified in three media: Saboraud agar, Corn meal agar and Horse serum. The media is examined by microscop and identified the morpholgy of Candida
albicans. The study present that Candida albicans has a unique form called germ tube.

Keywords: Candida albicans, sabouraud agar, corn meal agar, horse serum

PENDAHULUAN

Candida albicans merupakan yeast polimorfik. Yeast merupakan organisme budding sel tunggal. Kelompok ini tidak menghasilkan miselium. Koloninya biasanya terlihat pada plat dalam 24 - 48 jam. Sifatnya yang halus, koloni yang lembab ini lebih menyerupai kultur bakteri daripada molds. Terdapat beberapa spesies yeast yang dapat menjadi petogen dalam tubuh manusia. Sel yeast, hifa, dan pseudohifa diproduksi. Candida albicans memerlukan repressor transkripsi untuk membentuk yeast (Di Salvo,2008). Candida albicans adalah suatu jamur lonjong bertunas yang menghasilkan pseudomiselium baik dalam biakan maupun dalam jaringan dan eksudat. (Jawetz dkk., 1991). Candida albicans sering ditemukan pada rongga pulpa dan daerah periapikal serta sering terdapat pada kegagalan perawatan saluran akar (Ferguson dkk., 2002). Jamur ini membentuk flora normal pada kulit, mulut, vagina, dan intestinum. Diketahui bahwa pasien yang terinfeksi dengan mekanisme daya tahan tubuh yang rendah dan juga pada penggunaan antibiotik spektrum luas, kortikosteroid, dan obat-obatan sitotoksik. Diabetes mellitus dan kecanduan obat-obatan merupakan faktor predisposisi lainnya terhadap candidiasis (Desphande dkk., 1986). Tiwari dan Rai (2009)mengatakan bahwa spesies Candida merupakan penyebab terbanyak osteofagitis.

Secara mikroskopis Candida ini tampak sebagai ragi lonjong bertunas, gram positif (dengan ukuran 2-3 m 4-6 m, dan sel-sel bertunas, gram positif yang memanjang menyerupai hifa (pseudohifa). Yeast diidentifikasi dengan tes germ tube. Yeast diinkubasi dalam serum kuda pada suhu 37oC selama 2 jam dan diperiksa secara mikroskopis. Hanya Candida albicans dan pathogen oral yang lebih jarang yaitu C. dubliniensis merupakan spesies dari genus Candida yang memproduksi germ tube. Hifa Candida albicans mulai terlihat pada 1 jam setelah terlihatnya germ tube. Formasi vakuola terjadi di hifa (Stafford, 2002). Jamur jenis ini dapat hidup dengan baik di media padat yang terbuat dari agar-agar yaitu suatu polisakarida asam yang berasal dari ganggang merah. Suatu suspensi agar 1,5-2 % dalam air akan larut pada suhu 100 C membentuk larutan bening dan akan menjadi padat pada suhu 45 C. Agar tersebut tidak akan mencair lagi kecuali bila dipanaskan di atas suhu 80 C. Media agar biasanya ditempatkan dalam cawan petri (Jawetz dkk., 1991). Untuk mengidentifikasi germ tube dan pertumbuhan Candida albicans dapat dilakukan pada media corn meal agar (CMA). Pertumbuhan pada CMA menunjukkan pseudohifa dengan kluster balstoconidia yang didistribusikan pada interval regular memberikan penampakan koloni sperti laba-laba. Isolasi dengan tes germ tube menunjukkan keberadaan Candida albicans (Baradkar, dkk., 2008). Chloramphenicol agar merupakan media Sabouraud agar yang ditambah chloramphenicol untuk mencegah kontaminasi bakteri pada saat menumbuhkan Candida albicans (Howard dkk., 1987). Candida albicans yang dieramkan dengan media Sabouraud agar pada suhu kamar akan membentuk koloni-koloni lunak berwarna krem yang mempunyai bau seperti ragi (Jawetz dkk,. 1991). Praktikum ini bertujuan agar pengamat mampu melakukan pengambilan sampel, isolasi, identifikasi dan kultur mikroorganisme patogen rongga mulut yaitu Candida albicans yang diharapkan mampu dilaksanakan pada pemeriksaan klinis untuk menunjang diagnosis maupun untuk kepentingan penelitian.

BAHAN DAN CARA

A. Penanaman pada Saboraud agar Peneliti mengambil spesimen dari rongga mulut menggunakan swab. Untuk sampel yang tidak bisa segera dikultur diisolat dengan dimasukkan kedalam NaCl 0,9% dengan maksimal waktu selama 4 jam. Apabila lebih dari 4 jam, spesimen disimapan dalam lemari pendingin dengan suhu antara 4-8oC. Kemudian kultur diinkubasi pada suhu 35-37oC selama 48 jam atau pada suhu ruangan. Setelah koloni tumbuh lalu diambil 1 koloni Candida albicans dengan ose bulat steril kemudian dimasukkan dalam 0,5 ml serum kuda dan digetarkan secara ringan kemudian dilanjutkan inkubasi selam 3 jam pada suhu 35-37 oC. Satu tetes larutan tersebut ditaruh pada deck glass dan ditutup dengan glass cover slip dan dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x40. Medium Saboraud chloramphenicol dibuat dengan komposisi 8,5 g bacto agar, 5 g peptone, 10 g D (+) glucose, 0,2 gram chloramphenicol. Bahan-bahan tersebut ditimbang dengan timbangan digital. Total g/L pada pH 5,6 yang diukur pada pH meter dengan penambahan larutan asam atau basa untuk penyesuaian pH.

B. Penanaman pada Corn Meal agar Satu koloni Candida albicans diambil dari biakan primer pada Saboraud Agar. Lalu ose ditusukkan pada CMA dengan sudut tusukan 45o sebanyak 4 tusukan. Jarak tusukan pertama dengan tusukan kedua dibuat 1,5 cm. Setiap 2 tusukan ditutup dengan glass cover slip. Lalu kultur diinkubasi pada suhu 30oC selama 48 jam. Kemudian kultur diamati.

HASIL PENGAMATAN

PEMBAHASAN
Praktikum kali ini dilakukan dengan pengamatan sekitar 3 jam setelah inkubasi swab pada horse serum. Hal ini menunjukkan bahwa dari hasil swab pada rongga mulut pasien terdapat Candida albicans. Namun tidak diketahui apakah spesies tersebut masih tergolong flora normal atau patogen dalam tubuh host dikarenakan tidak dilakukan pengamatan dan analisis kuantitas Candida dalam percobaan. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh biakan Candida albicans media

Chloramphenicol Agar. Dapat dilihat koloni spesies ini berwarna krem dan tidak dijumpai jenis koloni lain pada media. Menurut Baradkar dkk. (2008), koloni yeast berwarna keputihan mulai terbentuk setelah 24 jam kultur spesies ini pada media Saboraud Agar yang telah diberi antibiotic. Tampak bentuk yang beda antara kultur pada CMA yang ditutupi cover slip dengan koloni lain yang tumbuh di sekitar media. Candida yang diisolasi diuji produksi klamidosporanya pada CMA. Strain Candida diinokulasi pada SMA dan diinkubasi pada suhu 25o. Setelah72 jam, pada plat yang diamati di bawah mikroskop tampak klamidospora (Tiwari dan Rai, 2009). Di bawah mikroskop cahaya, tampak gambaran morfologis Candida dengan ciri khas berupa germ tube dan pseudohypha. Pada 1 jam awal akan mulai terbentuk germ tube dan

tampak gambaran hifa, lalu 3 jam setelah penampakan germ tube, terbentuk septa pada hifa. Germ tube baru di sebelah distal kutub sel terjadi pada saat ini. Setelah 5 jam induksi media, terjadi pembentukan beberapa septa. Gumpalan hifa juga terlihat jelas dan hifa mulai membentuk blastospora, yang merupakan sel budding baru (Stafford, 2002).

KESIMPULAN
Horse Serum, Chloramphenicol Agar, dan Corn Meal Agar adalah media yang dapat digunakan identifikasi Candida albicans Di bawah mikroskop cahaya, tampak gambaran morfologis Candida dengan ciri khas berupa germ tube dan pseudohypha. Ada perbedaan bentuk kultur pada CMA yang ditutupi cover slip dengan koloni lain yang tumbuh di sekitar media. Identifikasi Candida albicans membantu dalam uji klinis khususnya di bidang kedokteran gigi untuk mengetahui poatogenitas spesies ini dalam tubuh pasien. Germ tube dan pseudohifa merupakan ciri khas Candida albicans yang menjadi penentuan dalam identifikasi keberadaan Candida albicans dalam tubuh pasien, khususnya pada rongga mulut.

DAFTAR PUSTAKA
Baradkar, V. P., Kulkarni S. D., Kumar, S., 2008, Oesophageal Candidiasis in s HIV Infected Patient, Bombay Hospital Journal, 50 (4):648-50. Desphande, S. D., Shetty, C. R., Murti, P. K., 1986, Characterization and Atibiotic Sensitivity Patterns of Yeast-Like Organism, JPGM, 32 (1):14-7. Di Salvo, A., 2008, Mycology, The Board of Trustrees of the University of Saouth California, USA. Ferguson, J. W., Hatton, J. F., and Gillespie, J., 2002, Effectiveness of Intracanal Irigants and Medications Against the Yeast Candida Albicans, J. Endod, 28(4):295-299. Howard, B. J., Klaas, J., Rubin, S., Weissfeld, A., and Tilton, R. C., 1987, Clinical and Pathogenic Microbiology, The C.V. Mosby Company, Washington. Jawetz, E., Melnick, J. L., Aldenberg, E. A., 1991, Mikrobiologi untuk Profesi Kedokteran(terj.), ed. 16, EGC, Jakarta.

Stafford, Phillip, 2002, Dimorphism in Candida albicans Part II, Darthmouth Medical School, Hanover. Tiwari, V. V. d dn Rai, K., 2009, Incidence of Candida albicans Infection in Cerebrospinal Fluid, Biotechnology and Pharmacy, 3(1):71-75.

Pengamatan Candida albicans pada Media Saboraud Agar, Corn Meal Agar, dan Horse Serum dalam Uji Klinis di Kedokteran Gigi

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mata kuliah Biologi Mulut III ( KGH 3203 )

Disusun oleh : Mirza Mangku Anom 06/ 194088/ KG/ 08063

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2009

Anda mungkin juga menyukai