Anda di halaman 1dari 7

BENIGNA PROSTAT HIPERTROPI A.

Pengertian Hyperplasia prostat jinak adalah pertumbuhan nodul-nodul fibroadenomatosa majemuk dalam prostat , pertumbuhantersebut dimulai dari bagian periuretral sebaga proliferasi yang terbatas dan tumbuh menekan kelanjar normal yang tersisa ( Price & Wilson 2005). Benigna prostat hipertropi adalah tumor jinak dan kelenjar prostat bagian paling dalam (medial prostat) membesar oleh karena pembesaran ke arah tepi-tepi menimbulkan penyempitan uretra. Pembesaran tersebut dapat menyebabkan dorongan sampai ke arah basis vesika urinaria, sehingga mengakibatkan kesulitan miksi. Etiologi Penyebab secara pasti pada hipertropi prostat benigna belum jelas tetapi ada dugaan oleh faktor penuaan atau bertambahnya usia (> 50 tahun) akan terjadi perubahan keseimbangan testosteron karena produksi testosteron menurun dan terjadi konveksi testosteron menjadi esterogen pada jaringan adipose di perifer. Penyebab hiperplasia prostat belum diketahui dengan pasti, ada beberapa pendapat dan fakta yang menunjukan, ini berasal dan proses yang rumit dari androgen dan estrogen. Dehidrotestosteron yang berasal dan testosteron dengan bantuan enzim 5- reduktase diperkirakan sebagai mediator utama pertumbuhan prostat. Dalam sitoplasma sel prostat ditemukan reseptor untuk dehidrotestosteron (DHT). Reseptor ini jumlahnya akan meningkat dengan bantuan estrogen. DHT yang dibentuk kemudian akan berikatan dengan reseptor membentuk DHT-Reseptor komplek. Kemudian masuk ke inti sel dan mempengaruhi RNA untuk menyebabkan sintesis protein sehingga terjadi protiferasi sel. Adanya anggapan bahwa sebagai dasar adanya gangguan keseimbangan hormon androgen dan estrogen, dengan bertambahnya umur diketahui bahwa jumlah androgen berkurang sehingga terjadi peninggian estrogen secara retatif. Diketahui estrogen mempengaruhi prostat bagian dalam (bagian tengah, lobus lateralis dan lobus medius) hingga pada hiperestrinism, bagian inilah yang mengalami hyperplasia. Patofisiologi Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra prostatika dan akan menghambat aliran urin. Keadaan ini dapat meningkatkan tekanan intravesikal. Sebagai kompensasi terhadap tahanan uretra prostatika, maka otot detrusor dari

B.

C.

D. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

buli - buli berkontraksi lebih kuat untuk dapat memompa urin keluar. Kontraksi yang terus - menerus menyebabkan perubahan anatomi dari buli - buli berupa : hipertropi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula dan difertikel buli - buli. Manifestasi Klinik Kesulitan dan sering berkemih Retensi urin Nyeri perineal Nokturia Hematuria Sakit pinggang Nyeri panggul Oliguria (penurunan haluan win) Kelemahan, mual E. Penatalaksanaan Kateterisasi segera dilakukan, pada kasus yang berat mungkin digunakan kateter logam dengan tonjolan kurva prostatik Prostatektomy Pengobatan yang mencakup Watch-full waiting insisi prostat transuretral (TUIP), dilatasi balon penyekat alfa. Manipulasi hormonal dengan preparat anti androgen seperti finus teride Prosedur pembedahan : Reseksi transuretral prostat (TUR atau TURP) adalah prosedur yang paling umum dilakukan melalui endoskopy Prostatektomy suprapubis : mengangkat kelenjar melalui insisi abdomen. Prostatektomy perineal : mengangkat kelenjar melalui insisi dalam perineum Prostatektomy retropubik : insisi abdomen rendah mendekati kelenjar prostat yaitu antara arcus pubis dan kandung kemih tanpa memasuki kandung kemih Insisi prostat transuretral (TUIP) merupakan prosedur lain untuk menangani HPB dengan cara memasukkan instrumen melalui uretra KOMPLIKASI 1. Pielonefritis Gangguan fungsi ginjal Septikemia

1. 2. 3. 4. 5.

F. 2. 3.

A.

ANALISA DATA PRE OPERASI NO DATA PENYEBAB Peningkatan umur Hormon (>50 tahun) androgen MASALAH KEPERAWATAN Nyeri

1 DS: - Klien menyatakan nyeri saat berkemih DO: - Ekspresi wajah klien nampak meringis - Klien tampak gelisah - Klien nampak lemah - Tanda-tanda vital dalam batas abnormal

2 DS: - Klien mengatakan susah tidur karena nyeri

3 DS: - Klien mengatakan takut jika penyakitnya tidak bisa disembuhkan DO: - Wajah klien

Benigna prostat Hiperplasia Peningkatan tonus dan otot polos prostat Urethra menyempit Merangsang pengeluaran histamin serotinin, bradikinin dan prostaglandin Hipotalamus Korteks serebri Nyeri dipersepsikan Nyeri Mengaktifasi RAS Klien terjaga Klien sulit tidur Benigna prostat Hiperplasia Perubahan status kesehatan Sumber informasi yang tidak adekuat

Gangguan pola istirahat tidur

Ansietas

tampak pucat - Klien tampak khawatir - Klien tampak tidak tenang B.

Koping klien tidak efektif Ansietas

ANALISA DATA POST OPERASI NO DATA PENYEBAB Insisi perut daerah sectio alfa (di atas blast) Incontinuitas jaringan kulit Jaringan mengeluarkan zat kimia bradikinin, serotanin, prostaglandin hingga menstimulasi nyeri Diteruskan ke thalamus sebagai pusat sensorik otak Nyeri dipersepsikan Adanya luka insisi Gangguan psikologis Kecemasan MASALAH KEPERAWATAN Nyeri

1 DS: - Klien mengatakan nyeri pada daerah bekas operasi DO: - Klien tampak gelisah - Ekspresi wajah klien tampak meringis - Klien tampak lemah - Tanda-tanda vital dalam batas abnormal 2 DS : - Klien mengatakan takut/cemas tentang keadaan penyakitnya DO: - Klien nampak gelisah - Ekspresi wajah nampak tegang - TTV dalam batas abnormal 3 DS: DO:

Ansietas

Adanya luka insisi

Risiko tinggi terhadap infeksi

- Tampak luka operasi

Buffer pertahanan terganggu Tempat masuknya kuman potongan melalui insisi Risiko tinggi infeksi

C.

RENCANA PERAWATAN PRE OPERASI RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (TUJUAN, NO DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA RENCANA TINDAKAN) 1 Nyeri berhubungan dengan T : Melaporkan nyeri pembesaran prostat ditandai hilang/terkontrol dalam jangka dengan: waktu 1 hari. DS: K : - Nyeri berkurang/hilang - Klien menyatakan nyeri saat - Klien berkurang rileks berkemih. - Tanda-tanda vital dalam batas DO: normal - Ekspresi wajah klien nampakI : - Kaji tingkat nyeri, perhatikan meringis lokasi, intensitas (skala 0 - 10) - Klien tampak gelisah lamanya. - Klien tampak lemah - Jelaskan pada klien tentang - Tanda-tanda vital dalam batas penyebab nyeri abnormal - Pertahankan tirah baring bila diindikasikan - Ajarkan ethnic relaksasi seperti latihan napas dalam dan membantu pasien melakukan posisi yang nyaman. - Kolaborasi analgetik sesuai indikasi 2 Gangguan pola istirahat tidur T : Kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan rangsangan terpenuhi dalam jangka waktu 3 RAS akibat nyeri ditandai hari dengan: K : - Klien tidur nyenyak DS: - Klien terlihat segar - Klien mengatakan sulit tidur I : - Anjurkan klien melakukan teknik

relaksasi sebelum tidur - Ciptakan lingkungan yang nyaman DO: bagi klien untuk tidur - Klien terlihat lelah - Berikan posisi yang nyaman untuk - Klien tampak lemah istirahat - Anjurkan klien minum susu hangat sebelum tidur 3 Ansietas berhubungan dengan T : Ansietas teratasi dalam jangka perubahan status kesehatan waktu 1 hari ditandai dengan: K : - Klien tampak tenang DS: I : - Buat hubungan saling percaya - Klien mengatakan takut jika dengan klien/orang terdekat penyakitnya tidak bisa - Berikan informasi tentang disembuhkan penyakitnya dan teknik DO: pengobatannya - Wajah klien tampak pucat - Dorong pasien/orang terdekat - Klien tampak khawatir untuk menyatakan masalah/ - Klien tampak tidak tenang perasaan - Beri penguatan informasi klien yang telah diberikan sebelumnya. D. RENCANA PERAWATAN POST OPERASI RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (TUJUAN, NO DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA RENCANA TINDAKAN) 1 Nyeri berhubungan dengan T : Nyeri hilang/terkontrol dalam prosedur bedah ditandai dengan: jangka waktu 3 hari DS: K : - Nyeri berkurang - Klien mengatakan nyeri pada - Klien tampak rileks daerah bekas operasi - Tanda-tanda vital dalam batas DO: normal - Klien tampak gelisah I : - Kaji tingkat nyeri, perhatikan - Ekspresi wajah klien tampak lokasi, intensitas (skala 0 - 10) meringis - Observasi tanda-tanda vital - Klien tampak lemah - Berikan tindakan kenyamanan - Tanda-tanda vital dalam batas seperti perubahan posisi abnormal - Ajarkan teknik relaksasi seperti

karena nyeri

latihan napas dalam, pedoman imajinasi - Kolaborasi dengan pemberian analgetik sesuai dengan indikasi 2 Ansietas berhubungan dengan T : Ansietas teratasi dalam jangka luka insisi bedah ditandai dengan: waktu 1 hari DS: K : - Cemas berkurang Klien mengatakan cemas tentang - Klien nampak tenang keadaan penyakitnya I : - Buat hubungan saling percaya DO: dengan klien/orang terdekat - Klien nampak gelisah - Berikan informasi tentang - Ekspresi wajah nampak tegang penyakitnya dan teknik - Tanda-tanda vital dalam batas pengobatannya. abnormal - Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan masalah/ perasaan - Beri penguatan informasi klien yang telah diberikan sebelumnya. 3 Risiko tinggi terhadap infeksi T : Mencapai waktu penyembuhan berhubungan dengan insisi bedah K : ditandai dengan: I : - Awasi tanda vital, perhatikan DS: demam ringan, menggigil, nadi DO: pernafasan cepat gelisah - Tampak luka operasi - Observasi drainase dan luka, sekitar kateter supra publik - Ganti balutan dengan sering, pembersihan dan pengeringan kulit sepanjang waktu - Lakukan perawatan luka dengan menggunakan teknik aseptik dan septik. - Kolaborasi dengan pemberian antibiotik sesuai indikasi.

Anda mungkin juga menyukai