1. LATAR BELAKANG PERLUNYA PEMERIKSAAN 1.1. POTENSI BAHAYA LISTRIK PADA INSTALASI
a Instalasi I t l i listrik li t ik memiliki iliki potensi t i bahaya b h bagi b i manusia i maupun bagi b i instalasi itu sendiri. Potensi bahaya ini bisa menjadi sumber penyebab terjadinya kecelakaan listrik. listrik 3 Terdapat 4 macam bahaya listrik yaitu : Bahaya y kejut j listrik karena tersentuh tegangan g g Bahaya kebakaran Bahaya panas yang dapat merusak isolasi Bahaya ledakan atau percikan metal panas
2. KETENTUAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN SESUAI PUIL 2000 2.1. LINGKUP PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
a a Instalasi listrik y yang g baru dipasang p g atau telah mengalami g perubahan, p , harus diperiksa dan diuji dulu sesuai dengan ketentuan PUIL 2000. Pemeriksaan dan pengujian sistem pembumian instalasi domestik dan non domestik harus mengikuti ketentuan sistem pembumian yang dit k ditrapkan. Sistem pembumian pembumian yang diatur dalam PUIL adalah : 3 Sistem TN-S, dimana penghantar pengaman terpisah di seluruh sistem 3 Sistem TN-C-S, dimana fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar tunggal di sebagian sistem 3 Sistem TN-C, dimana fungsi netral dan fungsi proteksitergabung dalam penghantar proteksi di seluruh sistem. 3 Sistem TT, dimana BKT instalasi dihubungkan ke elektroda bumi yang secara listrik yang secara listrik terpisah dari elektroda bumi sistem sistem. Catatan: Sisten TN-C-S digunakan pada instalasi yang disambung pada jaringan PLN berdasarkan SPLN-3.
Lanjutan 2.1
a Pengujian sistem pembumian harus meliputi: 3 Pemeriksaan awal yang teliti terhadap bagian instalasi yang penting 3 Pengukuran g yang y g dapat p menunjukkan j keefektifan sistem pengaman (a.l. pengukuran dan pengujian resistans pembumian dan berfungsinya alat pengaman GPAS gawai proteksi arus sisa dan GPAL gawai proteksi arus lebih) Pemeriksaan awal mengenai: 3 Kesesuaian ukuran penghantar fase dan pengaman arus lebih 3 Luas penampang minimum penghantar pengaman dan kesesuaian pemasangannya 3 Kontinuitas penghantar pengaman 3 Apakah penghantar pengaman tidak terhubung dengan penghantar fase? 3 Tanda pengenal penghantar nol dan penghantar pengaman 3 Apakah kotak kontak dan tusuk kontak telah mempunyai penghantar pengaman dengan luas penampang yang cukup dan telah terhubung pada kotak pengamannya? 3 Apakah tegangan nominal sakelar pengaman (sptb atau spas) cocok dengan tegangan nominal jaringan.
9
Lanjutan 2.1.
a Instalasi I t l i listrik li t ik yang selesai l i dipasang, di atau t yang mengalami l i perubahan, harus diperiksa dan diuji dahulu sebelum dialiri listrik sesuai lingkup pemeriksaan dan pengujian yang dsitetapkan dan harus digunakan sesuai dengan ketentuan dalam PUIL. PUIL Penyimpangan dari ketentuan ini dapat dilakukan pada instalasi sementara dan instalasi kedutaan asing, dengan izin khusus dari instansi yang berwenang. Pemeriksan dan pengujian instalasi listrik dilakukan antara lain mengenai hal berikut: 9 Berbagai B b i macam tanda t d pengenal l dan d papan peringatan i t 9 Perlengkapan listrik yang dipasang 9 Cara memasang perlengkapan listrik 9 Polaritas 9 Pembumian 9 Resistans isolasi 9 Kesinambungan sirkit 9 Fungsi pengamanan sistem instalasi listrik Pemeriksaan dan pengujian disusul dengan uji coba.
10
2.2. ACUAN
a Pemeriksa instalasi listrik harus mentaati ketentuan dalam PUIL 2000 dan peraturan-peraturan lain sebagaimana disebut dalam PUIL 2000: 9 UU No. 1 tahun 1970 9 Peraturan bangunan nasional 9 Peraturan p pemerintah RI tentang g pengusahaan p g kelistrikan 9 Peraturan pemerintah RI tentang keselamatan kerja 9 Peraturan menteri pertambangan dan energi tentang izin usaha kelistrikan 9 Peraturan menteri pertambangan dan energi tentang standar nasional indonesia (SNI) 9 Peraturan P t l lainnya i mengenai i kelistrikan k li t ik dan d usaha h penunjangnya.
11
pelaksana pekerjaan pemasangan instalasi tersebut harus secara tertulis memberitahukan kepada instansi yang berwenang bahwa j telah dilaksanakan dengan g baik, memenuhi syarat pekerjaan pengamanan sebagaimana diatur dalam PUIL 2000 ini serta siap untuk diperiksa dan diuji.
12
13
2.6. PEMELIHARAAN
a Karena instalsi mengalami aus, penuaan atau kerusakan yang akan mengganggu instalasi jika dibiarkan, secara berkala instalasi harus di ik diperiksa d dan di b iki dan diperbaiki, d b i bagian yang aus, rusak k atau t mengalami penuaan diganti. a Perlengkapan l k tertentu seperti i relai, l i kontaktor k k yang bagiannya b i l bih lebih cepat terganggu bekerjanya karena mengalami aus, penuaan atau e usa a , harus a us seca secara a be berkala aa d diperiksa pe sa da dan d dicoba, coba, ba baik seg segi kerusakan, mekanis maupun listriknya.
15
a a
a a
18
a a
19
21
6. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN INSTALASI 6.1. PEMERIKSAAN PENANDAAN DAN TANDA PERHATIAN
a Label L b l pada d pengaman lebur l b a Penandaan pada sakelar utama a Berbagai informasi pada gambar instalasi a Pengumuman pada PHB utama tentang pengujian terakhir pengujian g j berkala berikutnya. y dan p a Tanda peringatan adanya bahaya jika penghantar bumi dilepas pada titik: elektroda bumi, terminal pembumi utama dan penghantar pengikat ekipotensial
23
24
26
Lanjutan 6.5
9 Kontraktor bersedia menyaksikan pelaksanaan pengujian dfan membubuhkan tanda tangan pada borang pengujian KONSUIL bersama pemilik rumah. 9 KONSUIL mengirim penguji ke lapangan untuk melaksanakan pemeriksaan dan pengujian dengan berpedoman pada borang pengujian yang sudah baku 9 Setelah p pemeriksaan selesai dan data hasil p pemeriksaan telah dituangkan pada borang, penguji membubuhkan tanda tangan pada borang tersebut. 9 Penanggung jawab kontraktor atau yang diberi wewenang bersama pemilik instalasi harus membubuhkan tanda tangannya pada borang pengujian untuk kesaksiannya bahwa pemeriksaan dan pengujian telah dilaksan sesuai prosedur. 9 TIM ahli melakukan evaluasi atas gambar instalasi dan borang yang telah diisi dan ditandatangani. Selanjutnya TIM ahli memberi penilaian apakah instalasi layak atau tidak diberi sertifikat. sertifikat 9 Instalasi yang memenuhi syarat diberi sertifikat yang ditandatangani oleh Ketua KONSUIL.
28
Lanjutan 6.6
a Kesalahan atau penyimpangan teknis yang tergolong MAYOR, menjadikan instalasi tidak laik operasi: 3 Hasil ukur tahanan isolasi tidak memenuhi p persyaratan y PUIL. 3 Ukuran penghantar saluran utama kurang dari 4 mm2 (Cu) 3 Penghantar sirkit akhir tanpa penghantar pembumian 3 Letak kotak kontak tanpa pengaman tutup/putar kurang dari 1,25 m 3 Sistem pembumian, elektroda bumi, penghantar PE tidak ada 3 Penghantar elektroda bumi lebih kecil dari penghantar saluran utama untuk saluran utama s/d 35 mm2 3 Penggabungan gg g penghantar p g netral dengan g penghantar p g pembumian tidak dilakukan di PHB/KHB 3 Warna penghantar netral tidak biru muda 3 Warna penghantar pembumian tidak loreng hijau-kuning. hijau-kuning Ada yang hijau-biri.
30
Lanjutan 6.6
9 PHB/KHB tidak dilengkapi sakelar utama, kecuali untuk 1 (satu) sirkit dan KHB cabang yang berjarak kurang dari 5 m 9 Penghantar sirkit cabang tidak dilengkapi pengaman 9 Jumlah titik beban terpasang tidak sesuai JILDAK 9 Polaritas KKB dan atau fitting lampu dan atau sakelar tidak benar 9 Besar pengaman tidak memperhatikan KHA saluran /penghantar yang diamankan dan tidak memperhatikan besar beban 9 Penggabungan penghantar dengan jenis yang berbeda (Cu dan Al) tidak menggunakan alat sambung bimetal gambar di
31
Lanjutan 6.6
a Kesalahan atau penyimpangan yang sementara ini dikategorikan MINOR, sehingga instalasi bisa dianggap laik operasi. 3 Simbol yang digunakan tidak sesuai PUIL 2000 3 Gambar Bagan Satu Garis tidak sesuai dengan Gambar Instalasi 3 Tanda jumlah dan macam hantaran tidak ada ,p penampang p gp penghantar g dan Tabel Beban tidak ada 3 Jenis, 3 Tanda hantaran naik/turun pada denah bertingkat tidak ada 3 Simbol/Gambar peralatan terpasang permanen (motor, AC Sentral dll) termasuk alat kontrolnya serta data teknis tidak ada.
32
a Data pelanggan a Surat permintaan pemeriksaan dan pengujian. a Laporan. a Laporan pemeriksaan dan pengujian dibuat sesingkat mungkin, hanya memuat hal-hal yang esensiil saja.
33
8. CHECK LIST PEKERJAAN INSTALASI DALAM GEDUNG 8 8.1. 1 TAHAP PERANCANGAN (TANGGUNG JAWAB PJT)
a a a Survai lokasi bangunan Membuat g gambar lokasi sesuai hasil survai Membuat gambar denah bangunan dengan skala dan menetapkan lokasi titik beban (lampu dan KKB). 3 Penetapan sistem proteksi 3 Ada/tidak ada`proteksi terhadap sentuh langsung dengan GPAS 30 mA? Ada/tidak ada proteksi terhadap bahaya kebakaran dengan GPAS 500 mA? A? Penetapan sistem pembumian 3 Sistem pembumian yang digunakan: TT atau TN-C-S? 3 Penghantar proteksi PE: Ada/tidak ada pada saluran sirkit masuk Ada/tidak ada pada sirkit cabang/akhir Ada/tidak ada pada kotak kontak 3 Penghantar pengaman PE dan penghantar netral N pada PHB dihubungkan/tidak dihubungkan?
34
a a
Lanjutan 8.1.
a a Penetapan jenis pasangan dan material instalasi sesuai kondisi pemasangan dan keinginan pemilik rumah. Membuat gambar instalasi diagram garis tunggal dan pengelompokan beban serta penentuan material instalasi dilengkapi dengan data teknisnya (type, data teknis, ukuran warna dll). ukuran, dll) Membuat gambar pengawatan sesuai ketentuan PUIL (warna, ukuran dan jumlah penghantar). Memb at dafta Membuat daftar mate material ial instalasi lengkap dengan spesifikasi dan jumlah yang diperlukan. Mengisi JILDAG secara lengkap Ketersediaan SOP dan pemenuhan persyaratan administrasi
a a a a
35
36
Lanjutan 8.3.
a BHB 3 Kelengkapan BHB sesuai PUIL 2000 3 Kondisi pemasangan 3 Tinggi pemasangan : cm dari lantai 3 Penandaan a Penghantar g 3 Ukuran kabel 3 Hubungan kaber ke terminal peralatan 3 Penandaan 3 Pemasangan kabel 3 Perlindungan kabel a KKB KKB: mutu t pasangan, polaritas, l it tinggi ti i pemasangan cm dari d i lantai. a Saklar: mutu pasangan, polaritas, tinggi pemasangan cm dari lantai. lantai a Fiting lampu : mutu pasangan, polaritas, tinggi pemasangan cm dari lantai.
38
39
40
42
43
Lanjutan 9.3.
a Penandaan Peralatan Yang Kritis : 3 Peralatan dianggap kritis bila seandainya gagal beroperasi secara normal, dapat menyebabkan ancaman yang serius terhadap , harta benda maupun p produksi. p manusia, 3 Penentuannya oleh beberapa orang ahli lapangan misalnya Insinyur lapangan atau Kepala Bagian Mesin untuk instalasi kecil. 3 Untuk Instalasi besar oleh team terdiri dari ahli Pengawasan P b i listrik bagian li ik Petugas dari bagian produksi Senior dari bagian pemeliharaan Seorang teknisi dibidangnya (dalam proses produksi) Seorang teknisi keselamatan yang g kritis: a Contoh Peralatan y 3 Motor penggerak suatu reaktor 3 Motor untuk sumber air pendingin reaktor 3 Motor pelayanan proses yang kontinyu 3 Sumber S b d daya li listrik t ik darurat d t 3 Sebagian alat pengaman arus lebih 3 Saklar otomatis pemindah beban
44
45
46
49
Lanjutan 9.8
a Perencanaan : 3 Menyusun prosedur IPP 3 Menetapkan frequensi 3 Menentukan skedul a Skedul untuk pabrik yang bekerja kontinyu penentuannya dipengaruhi secara kritis oleh adanya peralatan dan tenaga pemelihara. Pada umumnya jalannya pabrik akan dihentikan secara teratur untuk pemeliharaan dan perbaikan yang menyeluruh. Beberapa pekerjaan listrik hendaknya dilakukan pada saat tersebut. Pekerjaan yang harus dilakukan dalam keadaan berhenti perlu dij d lk dijadwalkan untuk t k meratakn t k pengerahan h t tenaga k kerja j d dan membatasi waktu berhenti. Pekerjaan yang dapat dilakukan dalam keadaan berjalan y dilakukan sebelum p penghentian. g seharusnya a Prosedur dalam Keadaan darurat : 3 Harus disusun bersama dengan petugas yang ahli dan setiap g keahlian, , termasuk perincian p langkah, g , urutan langkah g bidang dan pembagian tugas serta tanggung jawab. 3 Keseluruhan prosedur harus dilaksanakan secara periodik agar semua paham.
50
a Pemeliharaan alat-alat listrik, khususnya yang dibuat di luar negeri memerlukan tamgahan pemikiran pemeliharaan, mengingat beberapa p hal : 3 Penyerahan cepat untuk penggantian suku cadang tidak dapat dipastikan, pihak penjual harus jelas. 3 Kemungkinan keterlambatan penyerahan penggantian peralatan. 3 Dibutuhkan daftar suku cadang dalam bahasa Indonesia, termasuk juga petunjuk cara pemeliharaan dan gambar-gambar petunjuk. 3 Literatur Lit t dan d gambar b dari d i luar l negeri i tidak tid k mudah d h dimengerti. di ti 3 Persoalan penterjemahan harus segera ditangani.
51
53
54
55
56
Jam Operasi Terencana a Faktor Keluar Terencana : ---------------------------------- x 100% Jam Periode a Faktor Ketersediaan Jam Tersedia : ---------------------------------- x 100% Jam J Periode P i d Jumlah Jam Waktu Rusak : --------------------------------- x 100% 00% Jam Periode
57
10.PEMBINAAN USAHA JASA DALAM NEGERI 10.1. PEMBINAAN INDUSTRI PERALATAN LISTRIK DALAM NEGERI
a Di dalam rangka membantu usaha pembinaan dan pengembangan industri peralatan listrik dalam negeri, maka PLN sejak awal PELITA I sampai PELITA V ini telah menempuh langkah-langkah konkrit diantaranya y : 3 Penambahan sarana pengujian dan penelitian. 3 Penyusunan dan penetapan standar. 3 Penelitian dan pengujian peralatan. 3 peneraan atau kalibrasi. 3 Pengawasan mutu 3 PLN memberikan kebijaksanaan, sesuai saran Pemerintah, untuk mengutamakan t k pembelian b li peralatan l t listrik li t ik dalam d l negeri. i 3 Pembentukan Pusat Pemeliharaan mesin (Work Shop Center). 3 Kegiatan lain.
58
59
Lanjutan 10.2.
3 Peningkatan Tanggung Jawab Kontraktor. Menganjurkan AKLI membentuk suatu wadah yang berbentuk b d hukum badan h k yang dimiliki di iliki oleh l h anggota-anggota t t AKLI AKLI, yang akan k diserahi tugas menguji kontraktor listrik. Menganjurkan kontraktor listrik membuat suatu konsorsium untuk mengerjakan proyekproyek pembangunan yang besar. 3 Pendidikan dan latihan Kontraktor Dalam Negeri. Mempromosikan peranan Kontraktor Dalam Negeri Negeri. PLN telah mengikutsertakan Kontraktor Dalam Negeri dalam pembangunan proyek-proyek baik dibidang sipil maupun elektro mekanik. Kontraktor Luar Negeri diminta bekerja sama dengan Kontraktor DalamNegeri. DalamNegeri
60
LAMPIRAN.
FORMULIR UJI INSTALASI LISTRIK LAINNYA No 1. MATA UJI Inspeksi dan pemeriksaan pendahuluan (Preliminary Inspection). 1. Pemeriksaan Secara Visual Apakah perlengkapan yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak. -Apakah semua perlengkapan dalam kondisi baik, secara fisik tidak ada kelainan 2 Pengecekan 2. P k Pemasangan P Apakah pemasangannya telah terdapat kecocokan dengan gambar gambar rencana serta peraturanperaturan yang berlaku. 3. Pengecekan kondisi isolasi. 2. Uji instalasi. 1. Berbagai macam tanda pengenal dan papan peringatan 2. Perlengkapan listrik yang dipasang 3. Cara memasang perlengkapan listrik 4. Polaritas 5. Pembumian 6. Resistans isolasi 7. Kesinambungan sirkit 8. Fungsi pengamanan sistim instalasi listrik Pemeriksaan dan pengujian tesebut di atas kemudian disusul dengan uji coba. PROSEDUR UJI Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. Dan PUIL 1987 serta referensi lain yg disepakati KRITERIA Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan PUIL 1987 serta referensi lain yg disepakati HASIL UJI
62