Anda di halaman 1dari 62

BAB I ANALOG DAN DIGITAL

1.1 KELISTRIKAN Tujuan Pembelajaran a. b. c. 1. Menerapkan teori kelistrikan Mengenal komponen elektronika Menggunakan komponen elektronika Menerapkan teori kelistrikan Hukum Listrik dan OHM 4 Bagian Dasar listrik : 1) Voltage/ tegangan (V) 2) Current/ arus (I) 3) Power/ tenaga (P) 4) Resistance/ hambatan (R) RUMUS : E= I . R Satuan Volt (V) I= E/R Satuan Ampere (A) R= E/I Satuan Ohm () P= E . I Satuan Watt (W)

1.2 PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIKA a. Resistor Digolongkan menjadi 2 macam : Resistor tetap Reistor Perubahan : yang nilai tahanan nya tetap : yang nilai tahanan nya bisa diatur

dengan tangan ada juga yang otomatis diatur oleh cahaya suhu

RESISTOR : Tetap : nilai resistansi kode warna Tidak tetap : - Pengaturan manual nilai dibadan resistor (potensiometer dan trimpot) - Cahaya LDR - Suhu PTC dan NNTC
Ketetapan Resistor : H 0 C 1 M 2 O 3 K 4 H 5 B 6 U 7 A 8 P 9

Macam-macam resistor, resistor hanya ada 2 macam, jenis-jenis resistor, resistor hanya ada 2 jenis.

Pada dasarnya, resistor hanya ada dua macam, yakni resistor tetap (fixed resistor) dan resistor tidak tetap (variable resistor).

Tabel 1.1 Macam Resistor Resistor Resistor Tetap (Fixed Resistor): 1. Resistor Kawat 2. Resistor Batang Karbon 3. Resistor Keramik atau Porselin 4. Resistor Film Karbon 5. Resistor Film Metal Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor): 1. Potensiometer 2. Potensiometer Geser 3. Trimpot 4. NTC dan PTC 5. LDR

Untuk resistor tetap, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya tidak dapat diubah - ubah karena pabrik pembuatnya telah menentukan nilai tetap dari resistor tersebut. Sedangkan, untuk variable resistor, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya dapat berubah-ubah, bisa jadi dirubah dengan sengaja atau berubah sendiri karena pengaruh lingkungan. Dengan demikian, sebagian resistor variabel dapat kita tentukan besar resistansinya. 1. resistor tetap (fixed resistor): a. Resistor Kawat Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 1.1 resistor kawat

b. Resistor Batang Karbon (Arang) Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode

warna. Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gambar 1.2 resistor Arang

c. Resistor Keramik atau Porselin Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang terbuat dari bahan keramik atau porselin. Kemudian, dengan perkembangan yang ada, telah dibuat jenis resistor keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4

watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gambar 1.3 Resistoe Porselin

d. Resistor Film Karbon Resistor film karbon ini adalah resistor hasil pengembangan dari resistor batang karbon. Sejalan dengan perkembangan teknologi, para produsen komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 1.4 Resistor Film karbon

e. Resistor Film Metal Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. Jika dibandingkan dengan resistor film karbon, resistor film metal ini memiliki tingkat kepresisian yang lebih tinggi dibandingkan dengan resistor film karbon karena resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6
5

buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 1.5 Resistor Film Metal

2. resistor variabel (variable resistor): a. Potensiometer Potensiometer merupakan variable resistor yang paling sering digunakan. Pada umumnya, potensiometer terbuat dari kawat atau karbon. Potensiometer yang terbuat dari kawat merupakan potensiometer yang telah lama lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Potensiometer dari kawat ini memiliki bentuk yang cukup besar, sehingga saat ini sudah jarang ada yang memakai potensiometer seperti ini. Pada saat ini, potensiometer lebih banyak terbuat dari bahan karbon. Ukurannya pun lebih kecil, namun dengan resistansi yang besar. Gambar di samping adalah potensiometer yang terbuat dari bahan karbon. Pada umumnya, perubahan resistansi pada potensiometer terbagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Yang dimaksud dengan perubahan secara linier adalah perubahan nilai resistansinya sebanding dengan arah putaran pengaturnya. Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik adalah perubahan nilai resistansinya berdasarkan
6

perhitungan logaritmik. Pada umumnya, potensiometer logaritmik memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita telah melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya. Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol atau titik maksimal putaran. Untuk dapat mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmik, dapat dilihat huruf yang tertera di bagian belakang badannya. Jika tertera huruf B, maka potensiometer tersebut logaritmik. Jika huruf A, maka potensiometer linier. Pada umumnya, nilai resistansi juga tertera pada bagian depan badannya. Nilai yang tertera tersebut merupakan nilai resistansi maksimal dari potensiometer.

Gambar 1.6 potensiometer

b. Potensiometer Geser Potensiometer geser merupakan kembaran dari potensiometer yang telah dibahas di atas. Perbedaannya adalah cara mengubah nilai resistansinya. Pada potensiometer yang telah dibahas di atas, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara memutar gagang yang muncul keluar. Sedangkan, untuk potensiometer geser, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara menggeser gagang yang muncul keluar. Bentuk dari potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di samping. Pada umumnya, bahan yang digunakan untuk membuat potensiometer ini adalah karbon.

Adapula yang terbuat dari kawat, namun saat ini sudah jarang digunakan karena ukurannya yang besar. Pada potensiometer geser ini, perubahan nilai resistansinya hanyalah perubahan secara linier. Bentuk potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di bawah dengan komponen yang ditengah.

Gambar 1.7 Potensiometer Geser

c. Trimpot Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan karakteristik dari trimpot tidak jauh beda dengan potensiometer. Hanya saja, trimpot ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Huruf B yang tertera pada trimpot menyatakan perubahan nilai resistansinya secara logaritmik, sedangkan huruf A untuk perubahan secara linier. Untuk mengubah nilai resistansinya, kita dapat memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng. Bentuk trimpot dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 1.8 Trimpot

d. NTC dan PTC NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan temperatur di sekelilingnya. Untuk NTC, nilai resistansi akan naik jika temperatur sekelilingnya turun. Sedangkan, nilai resistansi PTC akan naik jika temperatur sekelilingnya naik. Kedua komponen ini sering digunakan sebagai sensor untuk mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya. Bentuk NTC dan PTC dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 1.9 NTC dan PTC

e. LDR LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Pada prinsipnya, intensitas cahaya yang besar mampu mendorong elektron untuk menembus batas batas pada LDR. Dengan demikian, nilai resistansi LDR akan naik jika intensitas cahaya yang diterimanya sedikit atau kondisi sekelilingnya gelap. Sedangkan, nilai resistansi LDR akan turun jika intensitas cahaya yang diterimanya banyak atau kondisi sekelilingnya terang. LDR sering digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya sebagai sensor cahaya yang digunakan pada

lampu taman. Bentuk LDR dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 1.10 LDR

Tabel 1.2 Kode warna Resistor

10

1. Kondensator Tetap

Kondensator tetap ialah suatu kondensator yang nilainya konstan dan tidak berubah-ubah.(nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah). Kondensator tetap ada tiga macam bentuk :

a. Kondensator Keramik (Ceramic Capacitor) Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat berwarna merah, hijau, coklat dan lain-lain.Dalam pemasangan di papan rangkaian (PCB), boleh dibolak-balik karena tidak mempunyai kaki positif dan negatif. Mempunyai kapasitas mulai dari beberapa piko Farad sampai dengan ratusan Kilopiko Farad (KpF). Dengan tegangan kerja maksimal 25 volt sampai 100 volt, tetapi ada juga yang sampai ribuan volt.

Gambar 1.11 Kapasitor Keramik

Cara membaca nilai kapasitor Keramik : Contoh misal pada badannya tertulis = 203, nilai kapasitasnya = 20.000 pF = 20 KpF =0,02 F. Jika pada badannya tertulis = 502, nilai kapasitasnya = 5.000 pF = 5 KpF = 0,005 F

Gambar 1.12 Membaca Kapasitor

11

b. Kondensator polyester Pada dasarnya sama saja dengan kondensator keramik begitu juga cara menghitung nilainya. Bentuknya persegi empat seperti permen. Biasanya mempunyai warna merah, hijau, coklat dan sebagainya.

Gambar 1.13 Kondensator polyester

c. Kondensator kertas Kondensator kertas ini sering disebut juga kondensator padder. Misal pada radio dipasang seri dari spul osilator ke variabel condensator. Nilai kapasitas yang dipakai pada sirkuit oscilator antara lain:

Gambar 1.14 Kondensator Kertas

Kapasitas 200 pF - 500 pF untuk daerah gelombang menengah (Medium Wave / MW) = 190 meter - 500 meter.

Kapasitas 1.000 pF - 2.200 pF untuk daerah gelombang pendek (Short Wave / SW) SW 1 = 40 meter - 130 meter

Kapasitas 2.700 pF - 6.800 pF untuk daerah gelombang SW 1, 2, 3 dan 4, = 13 meter - 49 meter.

12

d. Kondensator elektrolit (Electrolite Condenser = Elco)

Kondensator elektrolit atau Electrolytic Condenser (sering disingkat Elco) adalah kondensator yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif, ditandai oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negatif atau yang dekat tanda minus ( - ) adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47 F (mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad dengan voltase kerja dari beberapa volt hingga ribuan volt.

Gambar 1.15 Kondensator elektrolit / Elco

Selain kondensator elektrolit (Elco) yang mempunyai polaritas, ada juga kondensator jenis elco yang berpolaritas yaitu kondensator solid tantalum.dan ada Elco yang Non Polaritas (pada kakinya tidak ada kutub (+) dan (-)

Gambar 1.16 Kondensator Solid Tantalum

Gambar 1.17 Elco Non Polar

13

Kerusakan umum pada kondensator elektrolit di antaranya adalah :


Kering (kapasitasnya berubah) Konsleting Meledak, yang dikarenakan salah dalam pemberian tegangan positif dan negatifnya, jika batas maksimum voltase dilampaui juga bisa meledak. e. Kondensator Tidak Tetap (Variabel dan Trimmer)

Kondensator variabel dan trimmer adalah jenis kondensator yang kapasitasnya bisa diubah-ubah. Kondensator ini dapat berubah kapasitasnya karena secara fisik mempunyai poros yang dapat diputar dengan menggunakan obeng.

Gambar 1.18 Kondensator variabel

Kondensator variabel (Varco) terbuat dari logam, mempunyai kapasitas maksimum sekitar 100 pF (pikoFarad) sampai 500 pF (100pF = 0.0001F). Kondensator variabel dengan spul antena dan spul osilator berfungsi sebagai pemilih gelombang frekuensi tertentu yang akan ditangkap.

Gambar 1.19 Lambang simbol Kondensator Variable

Sedangkan kondensator trimer dipasang paralel dengan variabel kondensator

14

berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang frekuensi tersebut.Kondensator trimer mempunyai kapasitas dibawah 100 pF (pikoFarad).

Gambar 1.20 Lambang simbol Kondensator Trimmer

f. Cara Menghitung Kapasitor : Kapasitor Dengan Penulisan 3 Digit : Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF.

g. Kapasitor Dengan Penulisan Ring Warna Kapasitor juga dituliskan dengan kode warna seperti resistor, namun kapasitor jenis ini jarang ditemui. Format penulisan dengan kode warna kapasitor ditulis dalam 4 ring warna dan 5 ring warna. Kapasitor yang ditulis dengan kode warna menggunakan satuan dasar pico farad (pF). Urutan pembacaan ring kapasitor dimulai dari ring paling atas. Ring pertama = digit ke 1, ring kedua = digit ke 2, ring ketiga = faktor pengali, ring ke empat = toleransi. Sebagai contoh kapasitor dengan 4 ring warna dimulai dari atas kuning (4), ungu (7), merah (2) dan hijau (5%) sehingga nilai kapasitor tersebut adalah 4700 pF = 4,7 nF dengan toleransi 5%. Tabel kode warna untuk kapasitor dapat dilihat pada gambar berikut.

15

Tabel 1.3 Kode Warna Kapasitor

1.3 AVOMETER

Gambar 1.21 Avometer Analog

AVO meter adalah alat untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan listrik. AVO meter adalah kependekan dari Ampere Volt Ohm meter. Dalam penggunaannya penting sekali untuk memperhatikan dan memilih skala pengukuran yang sesuai sebelum melakukan pengukuran. Biasakan untuk menggunakan skala paling tinggi pada saat awal pengukuran baik arus, tegangan ataupun hambatan listrik. Selanjutnya dapat diturunkan skalanya

16

jika dirasakan hasil pengukuran masih belum mencukupi tingkat ketelitiannya.

Gambar 1.22 Avometer analog dan digital

CARA PENGGUNAAN AVOMETER 1. Tegangan AC Gunakan alas kaki kering terbuat dari bahan isolator sebagai pengaman minimal jika terjadi kejutan listrik. Ini perlu dilakukan bila dilakukan pengukuran tegangan AC yang dianggap besar. Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bisa memperkirakan berapa besar tegangan yang akan diukur, ini digunakan sebagai acuan menentukan Batas Ukur yang harus digunakan. Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan yang diukur contoh : untuk pengukuran tegangan PLN, diketahui jenis tegangannya adalah AC dan besar tegangan adalah 220 VAC, sehingga batas ukur yang harus digunakan adalah 250 atau 1000. Jika tidak diketahui nilai tegangan yang akan diukur, pilih batas ukur tertinggi.

17

Colokan

probe merah pada terminal (+), dan probe hitam pada

terminal (-) pada multimeter.

Gambar 1.23 Skala Membaca Avometer

Menentukan

Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN

secara teori adalah 220VAC maka kita arahkan selektor pada bagian VAC dengan Batas Ukur 250 atau 1000 (ingat Batas Ukur dipilih lebih besar dari pada tegangan yang akan diukur). Untuk pembahasan kita kali ini kita akan menggunakan Batas Ukur 250.
Dalam

pengukuran tegangan AC posisi penempatan probe bisa

bolak-balik.
Hubungkan

kedua ujung probe (colokan) multimeter masing-

masing pada dua kutub jalur tegangan PLN misalnya stop kontak.

18

Gambar 1.24 Cara Menggunakan Avometer

Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe merah dan hitam saling bersentuhan, karena akan menyebabkan korsleting.

Dari pengukuran tersebut diperoleh penunjukan jarum sebagai berikut.

Gambar 1.25 Skala pembacaan Avometer

Cara

menentukan pembacaan hasil ukur, rumus yang digunakan

tidak berbeda saat kita menghitung hasil ukur tegangan DC.

Gambar 1.26 Rumus mengukur arus DC

19

BU = Batas Ukur SM = Skala maksimum yang dipakai JP = Jarum Penunjuk VAC = Tegangan terukur Pada pengukuran kita di atas Batas Ukur yang digunakan adalah 250 Vc dan Skala Maksimum yang digunakan 250, serta penunjukan jarum pada angka 200 lebih 4 kolom kecil yang mana masing kolom bernilai 5 sehingga bila kita jumlah menunjuk angka 220. dari data tersebut maka diketahui BU=250, SM=250 dan JP=220.

sehingga tinggal kita masukan ke rumus diatas sbb: Vac = (250/250) 220 Vac = 220 Untuk penerapan pengukuran yang lain kita lakukan hal yang sama misalnya output trafo step down yang merupakan tegangan AC. Untuk mengukurnya tentukan batas ukur terlebih dahulu dengan mengacu pekiraan nilai yang tertera pada trafo tersebut. Kemudian sentuhkan ujung probe multimeter ke masing-masing terminal outpu trafo yang akan diukur. Tentu saja terminal trafo primer trafo harus terhubung tengangan PLN.

20

2. Tegangan DC

Cara Mengukur Arus DC (VDC) Menggunakan Multimeter

Gambar 1.27 Cara mengukur arus AC

Cara Mengukur Arus DC Menggunakan Multimeter adalah sebagai berikut:


Atur Selektor pada posisi DCA. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.

Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.

Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.

21

Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.

Baca hasil ukur pada multimeter.

3. Mengukur Arus Sebelum menggunakan Amper meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut: a) Pastikan bahwa arus yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, beberapa multi meter mempunyai batas maksimal 500 mA atau 0,5 A. b) Metode memasang amper meter pada rangkaian adalah secara seri, pengukuran secara parallel dapat menyebabkan multimeter terbakar c) Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat. Sekala ukur amper meter pada multi meter sangat beragam, diantara 250 mA dan 20 A. Contoh melakukan pengukuran arus kurang dari 250 mA.

Langkah mengukur a) Putar selector ukur kearah 250 mA b) Pasang alat amper meter secara seri, yaitu colok ukur merah (+) ke beban atau lampu dan colok ukur hitam (negatip) ke arah negatip baterai c) Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kemudian hasilnya kalikan dengan 10.

22

Gambar 1.28 Mengukur arus

Gambar 1.29 jarum petunjuk

Menggunakan Amper Meter Dari penunjukan alat ukur di atas menunjukkan angka 3, maka besar arus yang mengalir adalah 3 x 10 = 30 mA.

4. Resistansi a. Letakan selektor atau batas ukur (BU) resistansi yang paling sesuai. b. Hubungkan kedua ujung probe (colokan) jadi satu. Bila jarum belum bisa menunjuk skala pada titik nol putar ohm ADJ sampai jarum menunjukan nol (ingat skala 0 bagian kanan!). jika tidak dapat diatur ke titik nol maka batteray didalam meter perlu diganti. c. Cara menghitung nilai resistansi yang terukur : R = BU x JP

R = resistansi yang terukur (ohm) BU = Batas Ukur yang digunakan JP = Penunjukan Jarum pada skala

sehingga pada contoh diatas dapat kita hitung resistansi yang terukur memiliki nilai :
23

BU = x 1K JP = menunjuk pada angka 50 ohm terhitung : R = 1K x 50 = 50K ohm

Gambar 1.30 Pengukuran Resistansi Menggunakan AVO Meter

Pengukuran resistansi bukan hanya dapat dilakukan langsung terhadap komponennya langsung, tetapi ketika sudah membentuk rangkaian pun bisa dilakukan pengukuran. Berikut adalah contoh dari pengukuran resistansi suatu rangkaian :

Gambar 1.31 Pengukuran Resistansi Menggunakan AVO Meter

Nilai resistansi pada gambar 2 di atas, dapat terlihat pada hasil pengukuran di skala meter yaitu sebesar 20 Ohm

24

5. Mengukur Condensator langkah-langkah pengujian kapasitor / kondensator elektrolit atau Elco ini adalah sebagai berikut : a. Pertama-tama putarlah saklar multimeter pada posisi R (R x 1) atau sesuai dengan yang kita kehendaki. b. Multimeter boleh distel pada nol Ohm atau tidak. c. Kabel yang hitam ditempelkan pada kaki (+) dan kabel yang merah ditempelkan pada kaki (-) kapasitor / kondensator elektrolit atau Elco. d. Kemudian selanjutnya perhatikanlah gerakan jarum multimeter pada skala : Bila jarum multimeter itu bergerak ke kanan dan kembali ke kiri (seperti semula) berarti kapasitor / kondensator baik Bila jarum multimeter itu bergerak ke kanan dan kembali ke kiri tetapi tidak penuh berarti kapasitor / kondensator itu setengah rusak atau aus Bila jarum multimeter itu bergerak ke kanan dan berhenti maka kapasitor / kondensator itu bocor Bila jarum itu tidak bergerak sama sekali maka berarti kapasitor / kondensator itu sudah putus sama sekali.

6. Mengukur Transistor 1. Transistor Jenis NPN a. Arahkan Saklar ke posisix 100 b. Hubungkan Kabel Multimeter pencolok hitam pada basis dan merah pada kolektor, jarum harus menyimpang ke kanan. Bila pencolok merah dipindah ke emitor, jarum haruske kanan lagi. Hubungkan pencolok merah pada basis dan pencolok hitam pada kolektor. jarum seharusnya tidak menyimpang dan jika pencolok hitam dipindah ke emitor, jarum juga harus tidak menyimpang.
25

b. Arahkan saklar pada 1k. c. Hubungkan pencolok hitam pada kaki kolektor da n merah pada kaki emitor, jarumharus sedikit menyimpang ke kanan . Jika dibalik jarum tidak harus menyimpang. Jika salah satu peristiwa tersebut tidak terjadi, kemungkinan transistor rusak. 2. Transistor Jenis PNP a. Arahkan Saklar ke posisix 100. b. Hubungkan kabel ke multimeter pencolok merah pada basis dan hitam pada kolektor, jarum harus mernyimpang ke kanan. Bila pencolok merah dipindah ke emitor, jarumharus ke kanan lagi. hubungkan pencolok merah pada basis dan pencolok hitam padakoleketor. Jarum seharusnya tidak menyimpang dan jika pencolok hitam dipindah keemitor, jarum juga harus tidak menyimpang. c. cara diatas juga dapat digunakan untuk mengetahui mana kaki basis, kolektor, danemitor suatu trasnsistor. d. arahkan ke VDC untuk memperkirakan bahan trasnsistor pengujian dapat dilakukan pada kaki basis dan emitor, jika voltase yang idhasilkan 0,2 volt, kemungkinan dari bahangermanium, jika nilai voltase 0,6 Volt, kemungkinan dari bahan silicon

26

BAB II SETTING ULANG DAN PERBAIKAN PC


2.1 Langkah-langkah Perbaikan PC Untuk memeriksa kondisi hardware pada komputer perlu dilakukan diagnosa. Pada komputer dikenal tiga jenis diagnosa, yaitu :

POST (Power-On Self-Test) Diagnosa umum (routine) Diagnosa mencari dan memecahkan kerusakan

1. Langkah-langkah POST Setiap kali komputer dihidupkan secara otomatis akan memulainya dengan langkah diagnosa yang dikenal dengan POST. POST ini akan memeriksa dan menguji semua komponen-komponen sistem. Jika saat POST terjadi problem, suatu pesan akan disampaikan pada pengguna. Pesan tersebut dapat berupa : pesan tampilan di layar, suara beep, atau kedua-duanya. Indikasi dari adanya masalah sewaktu POST dinyatakan :

Kode kesalahan : dua sampai lima digit angka Pesan kesalahan : pesan singkat dalam bahasa Inggris (ada beberapa pesan yang menunjukkan problemnya)

Kode beep

: suara beep berurutan

Dengan sangat bervariasinya pabrik pembuat motherboard dan ROM BIOS maka kode beep yang diberikan juga bervariasi artinya untuk kerusakan yang sama akan diberikan kode beep yang berbeda yang dikarenakan adanya perbedaan pabrik pembuat ROM BIOS atau motherboard. Pengujian semua memori termasuk dalam langkah POST ini. Lamanya pengujian tergantung dari besar kecilnya kapasitas memori yang terpasang. Akan

27

tetapi POST tidak mengecek semua peralatan tambahan/perluasan seperti : printer, modem, dsb. Adapun langkah-langkah POST adalah sbb : 1. Tes CPU : interupsi ditutup, pengetesan flag internal, dan pengetesan register internal 2. Test checksum ROM BIOS: pengetesan checksum ROM BIOS. Hasil checksum LSB harus nol. 3. Tes Timer 1: Timer 1 8253 diprogram pada operasi mode 2, pengecekan pada akses dasar pencacah, pengecekan pada pencacah. 4. Tes DMAC: pengetesan pada semua saluran register alamat dan register pencacah DMA, inisialisasi saluran 0 DMA, inisialisasi timer 1, memulai siklus memori refresh. 5. Tes 16 KB DRAM: pengetesan pada 5 pattern yang berbeda AAH, 55H, FFH, 01H, 00H tulis dan baca kembali. 6. Inisialisasi Interrupt controller: control word dikirim untuk inisialisasi mode interrupsi, pengesetan vector interupsi di memori. 7. Tes Interrupt controller: seting dan pengesetan ulang register interupsi, menempat-kan stack-stack kesalahan interupsi. 8. Inisialisasi Timer 0: timer 0 diinisialisasi pada operasi mode 3, cek timer 0. 9. Tes CRT controller: inisialisasi CRT controller, test RAM video, cek sebagian parity error, setup mode video melalui pembacaan konfigura-si, pengujian pewaktuan dan signal sinkronisasi gambar. 10. Tes DRAM di atas 16KB: pengetesan pada 5 pattern yang berbeda AAH, 55H, FFH, 01H, 00H tulis dan baca kembali, jika ada kesalahan akan ditampil-kan alamat kesalahan dan data di layar. 11. Tes Keyboard: cek keyboard dengan kondisi keyboard reset, cek penekanan kunci pada keyboard.

28

12. Tes Disk drive: cek semua card adapter disket dan disk drive yang terpasang, POST memanggil sistem operasi dari disk. Langkah-langkah POST di atas dapat diringkas sebagai berikut : 1. Test 1 (Basic System): cek power supply, MPU, bus, dan ROM (langkah a-b). 2. Test 2 (Extended System): cek system timer, DMAC, 16KB lokasi awal DRAM dan PIC (langkah c-h) 3. Test 3 (Display): cek sistem pengendali signal video pada card monitor dan VRAM (langkah i) 4. Test 4 (Memory): cek lokasi DRAM di atas 16KB dengan disampling / dicuplik (langkah j) 5. Test 5 (Keyboard): cek keyboard (langkah k) f) Test 6 (Drive): cek adapter card dan peripheral disk drive dan hard disk (langkah l) 2. Pesan Kesalahan selama POST : 1. Test 1 (Basic System Error), sistem terhenti dengan tanpa tampilan dan suara beep, walaupun kursor mungkin nampak. 2. Test 2 (Extended System Error), satu suara beep panjang diikuti dengan satu suara beep pendek, dan eksekusi POST terhenti. 3. Test 3 (Display Error), satu suara beep panjang diikuti dengan dua suara beep pendek, dan POST melanjutkan dengan test berikutnya. 4. Test 4 (Memory Error), ada tampilan angka yang menunjukkan kode kesalahan. 5. Test 5 (Keyboard Error), ada tampilan angka yang menunjukkan kode kesalahan. 6. Test 6 (Drive Error), ada tampilan angka 601, 1780, atau 1781 yang menunjukkan kode kesalahan.

29

3. Pesan/Peringatan Kesalahan POST (Power on Self-Test) Pesan/peringatan kesalahan hasil POST berupa tampilan performance PC, visual di monitor dan beep dari speaker. Sesuai dengan urutan prosedur POST yang dilakukan oleh BIOS maka gejala-gejala permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Pesan Peringatan Post

No

Gejala

Diagnosa Pesan/Peringatan Kesalahan

1 CPU dan Monitor mati, 1. Instalasi fisik ke tegangan listrik tidak ada beep 2 CPU hidup, Monitor Mati, Tidak ada beep 3 CPU hidup, Monitor Mati, ada beep AC 110/220V2. Power supply 1. Instalasi kabel data dari VGA card ke Monitor2. Monitor Disesuaikan dengan beep

Prosedur test POST yang telah dilakukan untuk memastikan bahwa unit power supply dan monitor bekerja dengan baik. Jika tahap ini dapat dilewati maka bios mulai meneruskan POST selanjutnya. Adapun hasil dari POST selanjutnya ditunjukkan dengan kode beep apabila ditemukan permasalahan. Bunyi kode beep yang ditunjukkan sesuai dengan BIOS yang digunakan. Kode Beep AWARD BIOS Tabel 2.2 Kode beep Award Bios
No 1 2 3 4 5 Gejala 1 beep pendek 1 beep panjang 1 beep panjang 2 beep pendek 1 beep panjang 3 beep pendek Beep terus menerus Diagnosa Pesan/Peringatan Kesalahan PC dalam keadaan baik Problem di memori Kerusakan di modul DRAM parity Kerusakan di bagian VGA. Kerusakan di modul memori atau memori video

30

Kode Beep AMI BIOS

Tabel 2.3 Kode beep AMI Bios No Gejala Diagnosa Pesan/Peringatan Kesalahan DRAM gagal merefresh Sirkuit gagal mengecek keseimbangan DRAM Parity (sistem memori) 3 3 beep pendek BIOS gagal mengakses memori 64KB pertama. 4 4 beep pendek 5 5 beep pendek Timer pada sistem gagal bekerja Motherboard tidak dapat menjalankan prosessor 6 6 beep pendek Controller pada keyboard tidak dapat berjalan dengan baik 7 7 beep pendek 8 8 beep pendek 9 9 beep pendek Video Mode error Tes memori VGA gagal Checksum error ROM BIOS bermasalah 10 10 beep pendek CMOS shutdown read/write mengalami errror 11 11 beep pendek 12 1 beep panjang 3 beep pendek 13 1 beep panjang 8 beep pendek Chache memori error Conventional/Extended memori rusak Tes tampilan gambar gagal

1 1 beep pendek 2 2 beep pendek

Kode Beep IBM BIOS

31

Tabel 2.4 Kode beep IBM Bios No Gejala Diagnosa Pesan/Peringatan Kesalahan Power supply rusak, card monitor/RAM tidak terpasang 2 1 beep pendek Normal POST dan PC dalam keadaan baik 3 beep terus menerus Power supply rusak, card monitor/RAM tidak terpasang 4 Beep pendek berulangulang 5 1 beep panjang 1 beep pendek 6 1 beep panjang 2 beep pendek 7 1 beep panjang 3 beep pendek 8 3 beep panjang 9 1 beep, blank monitor Keyboard error VGA card sirkuit Masalah bagian VGA Ccard (EGA). Masalah bagian VGA Card (mono) Power supply rusak, card monitor/RAM tidak terpasang Masalah Motherboard

1 Tidak ada beep

I.

Cara Mendiagnosis Power Supply Cek Power Supply : Cek level tegangan power supply pada slot I/O Diagnosa Apakah card utama tersambung dengan baik ? Apakah kipas power supply berputar ? Apakah sambungan P8 dan P9 tersambung dengan baik ?

Jika level tegangan tidak ada pada pin sambungan P8 dan P9 power supply, maka permasalahan ada pada rangkaian power supply.
32

Perbaiki power supply dengan cara mengganti dengan power supply yang baru. Atau dapat juga dengan procedur ini : a. Procedure dan troubleshooting a) Cek keberadaan sumber tegangan dari jala-jala, jika tidak ada (berarti kerusakan ada pada sumber tegangan/mati perbaiki jalajala/tunggu hingga hidup), jika ada lakukan pengecekan berikutnya. b) Cek kabel power dan konektor dengan memakai multimeter. Jika putus sambung/ganti dengan kabel yang masih baik, jika baik lakukan pengecekan berikutnya. c) Cek kipas apakah berputar, jika ya/tidak lakukan pengecekan berikutnya. d) Cek semua pin tegangan keluaran DC pada konektor, jika normal dan kipas tidak berputar periksa kabel dan konektor kipas jika baik ganti kipas, jika tidak ada tegangan keluaran lakukan pengecekan berikutnya. e) Cek saklar on/off pada power supply. Jika rusak ganti dengan yang baik, jika baik ganti power supply yang baik atau lakukan pengecekan berikutnya. f) Cek soldiran, jalur, sambungan komponen, dan komponen elektronik (komponen aktif : Dioda, transistor atau SCR dan komponen pasip : resistor, kapasitor, PTC, sekering).Jika ada yang rusak ganti dengan yang baik. g) Jika tegangan tidak stabil kemungkinan kerusakan pada kondensator elektronik setelah dioda penyearah dari sumber 110/220V. h) Jika Tegangan keluaran +12V naik/drop kemungkinan kerusakan pada kondensator elektrolit pada jalur ini atau IC regulator.

33

i) Jika Tegangan keluaran +5V tidak ada kemungkinan kerusakan pada dioda penyearah atau kondensator elektrolit pada jalur ini atau IC regulator. j) Signal power good tidak ada kemungkinan kerusakan ada pada rangkaian power good berupa kerusakan kondensator elektrolit/diode/transistor/resistor.

II. Mendiagnosa Motherboard yang Error Permasalahan yang mungkin terjadi

Sistem komputer terdiri dari motherboard, daughter boards, power supply, floppy drives, monitor, keyboard, dan beberapa peralatan yang terhubung melalui konektor dan kabel. Masalah dalam satu peralatan akan berpengaruh terhadap operasi peralatan lainnya dan kadangkadang mengganggu sistem operasi. Pengecekan berikut akan membantu memecahkan masalah. Cek sambungan kabel power supply utama dan kabel tegangan DC. Cek sambungan kabel keyboard. Cek sambungan kabel monitor dan kabel daya monitor. Cek konfigurasi setting CMOS Cek sambungan kabel power dan kabel data drive. Cek semua daughter board atau card yang terpasang pada slot I/O Cek sambungan saklar reset Cek posisi kunci keyboard Cek semua IC yang terpasang Cek disket boot di drive A Cek sambungan speaker

Setelah semua pengecekan dilakukan, hidupkan saklar power dan cari pesan kesalahan POST. Dari pesan POST permasalahan dapat dilokalisir dan diperbaiki. Ketika POST tidak dapat berjalan, maka masalah terjadi pada

34

motherboard dan rangkaian didalamnya. Dengan mengecek signal pada slot I/O masalah kerusakan pada motherboard dapat diidentifikasi sebab semua signal CPU terhubung ke slot I/O. Procedure Diagnosa dan Troubleshooting a) Cek Power Supply b) Cek level tegangan power supply pada slot I/O Diagnosa Apakah card utama tersambung dengan baik ? Apakah kipas power supply berputar ? Apakah sambungan P8 dan P9 tersambung dengan baik ? Jika level tegangan tidak ada pada pin sambungan P8 dan P9 power supply, maka permasalahan ada pada rangkaian power supply. Perbaiki power supply dengan cara mengganti dengan power supply yang baru. c) Cek Signal clock Ukur signal CLK, OSC, PCLK, RESET DRV, I/O CH RDY, I/O CH CHK pada pin slot I/O dengan memakai logic probe atau osiloskope. Diagnosa : Jika tidak ada signal CLK, OSC, PCLK, cek kristal dan rangkaian pembangkit clock. Jika RESET DRV selalu tinggi, periksa signal power good, rangkaian power on reset dan kondisi saklar reset manual. Jika tidak ada signal I/O CH RDY dan I/O CH CHK lepas dan periksa semua daughter boards. Jika masih bermasalah, permasalahan ada pada
35

motherboard dan tempat rangkaian. Cara perbaikannya adalah gantilah motherboard tersebut dengan motherboard yang baru. d) Cek CPU dan DMA Cek signal ALE, MEMR, MEMW, IOR, IOW, AEN dengan memakai logic probe atau osiloskope. Diagnosa : Apabila signal ALE, MEMR, MEMW, IOR, IOW bukan pulsa, cek motherboard bagian CPU Apabila signal AEN bukan pulsa, cek bagian DMA. Cara perbaikannya adalah gantilah motherboard tersebut dengan motherboard yang baru. e) CekKeyboard : Cek signal KBCLK, KBDATA pada keyboard Reset sistem dan tekan kunci pada keyboard cek signal pada jalur data keyboard Diagnosa : Jika KBCLK dan KBDATA ada dari keyboard kerusakan ada pada jalur motherboard. Cara perbaikannya adalah gantilah motherboard tersebut dengan motherboard yang baru. Jika KBCLK dan KBDATA tidak ada dari keyboard kerusakan ada pada keyboard. III. Troubleshooting Keyboard Keyboard Beberapa model keyboard, yaitu : 83-Key PC Keyboard 84-Key AT Keyboard
36

84-Key Space-Saving Keyboard 101-Key Keyboard Other Keyboard Styles

Setiap tombol/kunci pada keyboard IBM dinyatakan dengan empat pengenal :

a. Karakter yang diperlihatkan pada permukaan penutup kunci b. Kode karakter dari setiap karakter penutup kunci c. Kuncinya kode pembacaan d. Angka desimal tempat kunci

Kunci-kunci pada keyboard dapat terganggu atau tidak berfungsi karena : tersumbat kotoran per atau plat saklarnya lemah jalurnya putus rusaknya chip yang ada didalamnya

Untuk mengatasi hal tersebut, maka keyboard perlu dirawat dengan cara : 1. menghindari masuknya kotoran dan binatang ke keyboard 2. memberikan sirkulasi udara yang cukup pada keyboard.

Jika terjadi gangguan, maka langkah-langkah yang harus dilakukan, yaitu: a. melepas penutup kunci b. membersihkan semua kotoran yang ada di dalamnya

37

c. memperbaiki per atau plat kunci yang terganggu d. menutup kembali penutup kunci seperti semula IV. Troubleshooting Keyboard Bag.2

Pengecekan secara umum fungsi keyboard adalah : 1) Periksa saklar XT/AT (saklar harus pada posisi AT untuk sambungan ke sistem AT) 2) Periksa kunci keyboard pada panel depan sistem apakah dalam kondisi terbuka 3) Periksa sambungan dan kabel keyboard apakah tersambung baik dengan sistem board. Sambungan yang kurang baik akan menimbulkan masalah. 4) Periksa nyala LED pada keyboard selama power on apakah berkedip Kemungkinan Kerusakan : 1. Keyboard tidak beroperasi penuh 2. Beberapa kunci tidak berfungsi 3. Kunci rusak atau tertekan 4. Kerusakan interface keyboard 5. Kerusakan konektor keyboard 6. Kerusakan kabel keyboard Procedure dan troubleshooting : 1. Kerusakan keyboard pada Mikrokontroller keyboard, soldiran komponen pasif pada keyboard kering, jalur PCB pada keyboard putus. Atau dapat juga disebabkan oleh rangkaian interface dalam unit sistem rusak. Untuk mengisolasi daerah kerusakan dengan mudah dapat dilakukan dengan cara menyambungkan keyboard yang baik ke unit sistem, jika masalahnya hilang maka
38

kerusakan pada keyboard dan jika tidak maka kerusakan pada rangkaian interface di unit sistem. 2. Rangkaian logika pendekode baris atau kolom dalam keyboard atau jalur PCB putus atau soldiran kering atau kontak lepas. Masalah ini dapat diselesaikan dengan mengganti keyboard yang baik. 3. Pir saklar putus atau tertekan. Untuk itu perlu diganti. 4. Chipset keyboard pada motherboard. Untuk ini ganti IC chipset (SMD IC) atau ganti motherboard yang baik. 5. Kerusakan akibat putus tertarik atau frekuensi penggunaan. Untuk itu ganti konektor keyboard. 6. Kabel keyboard putus dicek dengan memakai multimeter, kemudian disambung.

Pemakaian Software Diagnostik: Untuk pengetesan fungsi keyboard dapat memakai software checkit, QA plus, PC tools, dan Norton utilities. Fasilitas yang diberikan pada software ini adalah pengecekan ditekan atau tidak tombol-tombol kunci keyboard. V. Troubleshooting Floppy drive atau Harddisk

Kerusakan pada floppy disk drive Sistem menampilkan direktori disket yang tidak sesuai Sistem tidak dapat membaca dari semua drive Salah sewaktu pembacaan disket yang ditulis pada PC yang lain Kerusakan pada hard disk Sistem tidak dapat booting dari hard disk

39

Kinerja disk menurun

Prosedur diagnosa dan trouble shooting floppy disk drive a. Ketika sistem membaca disket dalam floppy drive yang pertama, informasi pada FAT dan root directory akan disalin ke memori. Salinan ini akan disegarkan dengan isi pembacaan disket lain yang baru. Penggantian diskete mengakibatkan berubahnya baris pengubah disk. Jika terjadi masalah jenis ini, cek setting jumper pada baris pengubah disk. b. Cek kabel data dan power (periksa nyala lampu LED pada drive) c. Head drive kotor (bersihkan head drive dengan pembersih head) d. Kemungkinan kerusakan pada rangkaian logic drive (coba ganti dengan drive lain) e. Kemungkinan kerusakan pada controller (coba ganti

controller yang lain) f. Dikarenakan tidak sesuainya setelan drive atau format disk tidak sesuai. Coba baca disket yang lain. Prosedur diagnosa dan trouble shooting hard disk - Setting type drive pada CMOS tidak sesuai atau hilang (jalankan SETUP and autodetect type hard disk) - Boot track corrupted (install ulang boot track dengan memakai perintah SYS) - BUFFERS pada CONFIG.SYS diset terlalu kecil (tambah/naikkan nilai BUFFERS dalam CONFIG.SYS) - Jalankan program SCANDISK untuk mengatur data dalam hard disk. - Interleave tidak sesuai (lakukan low-level format)

40

BAB III PERAWATAN PC DAN PERIPHERAL

3.1 LANGKAH PERAWATAN PC Periferal komputer merupakan peralatan pendukung dari sebuah PC. Sebuah PC terdiri dari beberapa komponen, dimana masing masing komponen memiliki fungsi tersendiri yang akan saling berkaitan. Walaupun komponen PC terletak dalam sebuah case komputer namun masih banyak kotoran yang dapat mengganggu fungsionalitas komponen baik dari debu maupun sarang serangga. Untuk membersihkan kotoran tersebut dapat digunakan peralatan dan bahan yang sederhana seperti : 1. Penyedot Debu Mini Pada ujung penyedot debu mini dilengkapi dengan sikat dengan ukuran yang beragam dimaksudkan untuk menyesuaikan luas sempitnya sudut-sudut pada komponen. Alat ini sangat tepat digunakan untuk membersihkan rangkaian di mainboard dan di sudut sudut casing komputer.

Gambar 3.1 Penyedot Debu Mini

41

2. Kain Kering dan Cairan pembersih Kotoran cair sangat berbahaya, karena jenis kotoran ini dapat menghantarkan arus sehingga dapat mengakibatkan hubungan pendek atau kerusakan fatal pada komponen PC. Sedangkan Cairan pembersih digunakan untuk membersihkan noda atau kotoran yang sudah mengering seperti percikan dari tinta printer.

Gambar 3.2 Kain kering dan cairan pembersih

3. Kuas Kuas digunakan untuk membersihkan debu-debu yang menutup pada fentilasi casing. Kuas dapat juga digunkan untuk membersihkan motherboard dan sirip heatsink pada prosessor. 4. Disk Cleaner Disk cleaner digunakan untuk membersihkan head dari diskdrive dari pengaruh debu atau kotoran yang menempel pada head floopy drive. Disk cleaner terdiri dari cairan pembersih dan floopydisk yang piringannya diganti dengan kertasputih tebal.

Gambar 3.4 Disk Cleaner

42

5. CD Cleaner Prinsip kerja CD Cleaner yaitu dengan menggosok bagian yang berdebu atau kotor dengan cairan pembersih dengan memanfaatkan putaran. Selain itu, pada CD Cleaner juga terdapat sikat kecil atau sirip yang dipasang pada disk.

Gambar 3.5 CD Cleaner

6. Obeng Obeng merupakan peralatan penting bagi para teknisi komputer, karena dengan alat inilah teknisi mampu membuka dan melepas komponen dalam PC.

Gambar 3.6 Obeng

43

7. Tang Jenis tang dalam melakukan perawatan komponen PC adalah tang cucut dan tang kombinasi. Tang cucut banyak digunakan untuk memegang kepala skrup atau jumper yang kecil. Sedangkan untuk tang kombinasi digunakan untuk memotong kabel dan keperluan lainnya.

3.2 MELAKUKAN PERAWATAN PC Untuk melakukan pembersihan komponen pada PC harus melalui cara atau prosedure tertentu. Antara satu komponen dengan komponen yang lain berbeda sehingga memiliki urutan atau aturan tersendiri dalam metode pembersihannya. 1. Casing Permasalahan yang sering terjadi dalam case komputer adalah debu yang terbawa oleh fan casing komputer itu sendiri atau sarang serangga. Alat yang digunakan untuk membersihkan case komputer cukup dengan kuas atau dengan penyedot debu mini. Untuk bagian sudut terutama bagian depan perlu diperhatikan pengkabelan yang mudah lepas akibat hentakan terutama pada bagian kabel untuk tombol saklar.

Gambar 3.8 Casing

44

2. Floppy Disk Cara untuk membersihkan disk drive yang kotor, cukup dengan disk cleaner, yaitu sebagai berikut : a. Operasikan sistem komputer. b. Masukkan disk cleaner yang telah diberi cairan pembersih ke drive A. c. Pilih drive A:\ sehingga komputer akan membaca drive A. Karena piringan disket diganti dengan kertas tisu yang diberi cairan pembersih maka head akan tersentuh oleh tisu tersebut sehingga akan membersihkan head dari kotoran debu atau kotoran yang lain.

Gambar 3.9 Floppy Disk

3. CD-ROM dan CD-RW Langkah yang digunakan untuk membersihkan optic atau lensa dari kotoran adalah dengan menggunakan CD cleaner. Langkah-langkah pembersihannya adalah sebagai berikut: a. Operasikan sistem komputer b. Masukkan CD cleaner, CD cleaner akan berputar dan sikat atau sirip yang melekat pada disk atau piringan akan menyikat optic atau lensa pada CD-Rom atau CD-RW.

Gambar 3.10 CD-ROM dan CD-RW

45

4. Harddisk Untuk perawatan hard disk dari sisi hardware, perlu ditambahkan sebuah fan untuk mengurangi panas pada hard disk. Fan ini sangat direkomendasikan untuk hard disk dengan kecepatan 7200 rpm ke atas. Selain itu perlu diperhatikan pengaturan kabel data agar sirkulasi udara dapat berjalan lancar. Untuk perawatan dari sisi software, cukup dengan tool-tool yang telah tersedia ketika menginstall sistem operasi. Tool tersebut meliputi scandisk, dan disk defragmenter. Selain tool tersebut juga terdapat tool yang digunakan untuk melakukan low-level format. Low level format digunakan untuk melakukan konfigurasi ulang pada hard disk meliputi pengaturan head, cylender, dan sector.

Gambar 3.11 Harddisk

Tools yang digunakan untuk melakukan perawatan PC antara lain : a) Scandisk Scandisk adalah tool yang digunakan untuk memeriksa struktur file sistem, tabel lokasi file (file allocation table), dan dapat untuk mengetahui ada tidaknya bad sector.

46

Gambar 3.12 Tampilan Scandisk

b) Disk Defragmenter Disk defragmenter adalah tool yang digunakan untuk mengatur struktur atau tata letak file sehingga akan mengurangi fragmentasi sebuah space hard disk.

Gambar 3.13 Tampilan Disk Defragmenter

5. VGA Card Untuk membersihkan fan dan heatsink cukup dengan kuas kecil karena fan pada VGA card juga kecil. Selain itu VGA card sering bermasalah pada fan yang berisik. Masalah ini bersumber pada fan yang tidak kencang atau putaran fan tidak stabil. Selain itu juga dapat disebabkan dudukan fan yang tidak kuat sehingga tidak dapat menopang fan dengan baik. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan membersihkan, dan mengencangkan posisi fan dengan tepat sesuai dengan posisinya.

47

Gambar 3.14 VGA Card

6. Memory Gangguan pada RAM terletak pada konektor atau kaki-kakinya, dimana jika RAM sering dilepas dan tersentuh oleh tangan dapat menyebabkan korosi bahkan RAM dapat rusak akibat listrik statis. Untuk membersihkan RAM dari korosi akibat sentuhan tangan dapat dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih atau cukup dengan karet penghapus dengan cara menggosokan pada kaki RAM.

Gambar 3.15 Memory

Gambar 3.16 Cara Merawat Memory

48

7. Power Supply Perawatan yang perlu dilakukan untuk merawat power supply adalah dengan memperhatikan kelancaran fan pada power supply. Karena fan inilah yang mampu mengurangi panas pada power supply. Selain itu perlu ditambahkan sebuah alat yang sering disebut stabilizer tegangan, karena dengan alat ini akan meringankan kerja dari power supply sehingga akan mengurangi panas yang dikeluarkan oleh power supply.

Gambar 3.17 Power Supply

8. CPU ( Central Processing Unit ) Untuk perawatan pada prosessor adalah dengan memperhatikan tata letak fan sehingga udara dapat berputar dengan lancar. Kemudian perlu dipilih fan prosessor dengan putaran yang tinggi ( minimal 5400 rpm) dan juga perlu dipilih heatsink dengan bahan penghantar panas yang baik, seperti tembaga dan aluminium. Jika sering melepas prosessor jangan lupa untuk selalu mengoleskan silicon grease agar penghantaran panas lebih lancar.
Gambar 3.18 Processor

49

9. Motherboard Perawatan yang dilakukan pada motherboard adalah dengan menjaga suhu dari motherboard, yaitu dengan memperlancar sirkulasi udara pada system. Karena motherboard tempat tersambungnya berbagai komponen, maka kabel-kabel yang tersambung perlu diikat dengan pengikat kabel, selain akan menambah rapi juga akan membuat sirkulasi udara menjadi lancar. Untuk gangguan dari debu dan sarang serangga cukup dibersihkan dengan kuas atau penyedot debu mini dengan menyesuaikan ukuran sikat pada sudut yang sempit, jangan sampai mengganggu komponen yang terpasang, seperti RAM dan prosessor.

Gambar 3.19 Motherboard

10. Expansion Card Untuk perawatan Expansion card perlu diperhatikan kakikakinya dari pengaruh korosi akibat sentuha tangan atau penyebab lainnya. Perawatan nya cukup dengan cairan pembersih korosi atau dengan menggosok karet penghapus selain itu perlu juga dipastikan Expansion card sudah terpasang dengan kuat dan sempurna.

50

Gambar 3.20 Expansion Card

3.3 MEMERIKSA HASIL PERAWATAN PC

Untuk melakukan perawatan PC, terlebih dahulu harus mengetahui informasi komponen yang terpasang pada PC. Informasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan software utilitas/tool yang tersedia pada windows ataupun software yang disertakan oleh vendornya. Beberapa tool yang digunakan untuk mengecek komponen PC: a. Device Manager b. Bios c. Direct X d. Disk Defragmenter e. Scan Disk f. Free RAM XP pro 1.40 Berikut kondisi dari masing-masing komponen yang perlu diketahui : 1. Casing Untuk mengetahui kondisi dari komponen ini perlu dilakukan pengecekan langsung di dalam case komputer. Perlu diperhatikan kabel saklar dan led perlu ditata atau diikat dengan rapi . Kebersihan dari case perlu diperhatikan karena case sangat mudah kotor dari debu dan sarang serangga.

51

Gambar 3.20 Casing

2. Disk Drive Untuk mengetahui kondisi diskdrive dapat dilakukan dengan mencoba memasukkan disket. Hasil dari pembacaan disket dapat diamati dari lama tidaknya membaca disket dan suara yang dihasilkan ketika membaca disket. Jika pembacaan file cepat dan suara yang dihasilkan halus maka disk drive dipastikan masih bagus. Dan jika suara yang dihasilkan sangat keras dan sering mengalami kegagalan dalam membaca file, diskdrive sudah mengalami gangguan sehingga perlu dilakukan pengecekan. 3. CD-ROM dan CD-RW Untuk mengetahui kondisi CD ROM atau CD RW masih baik atau tidak, dapat dilakukan dengan memasukkan CD. Dengan memperhatikan kecepatan membaca file dan suara yang dihasilkan ketika membaca sebuah CD dapat diketahui CD ROM atau CD RW masih baik atau tidak. Suara yang bising dan kadang ada suara krak perlu diperhatikan kondisi dari CDROM atau CD-RW sudah mengalami gejala kerusakan pada bagian mekanik. Sedangkan jika CD mengalami gangguan ketika membaca CD dapat diakibatkan oleh optik kotor atau mengalami kerusakan. 4. Harddisk Kondisi hard disk dapat dilihat dari dua sisi yaitu software dan hardware. Namun untuk keakuratan dan ketepatan lebih baik jika digunakan software. Dari sisi hardware hanya dapat diketahui kondisi hard disk jika sudah mengalami gejala

52

kerusakan yaitu dari suara harddisk yang mulai berisik saat diakses. Sedangkan dari sisi software dapat diketahui kondisi hardware secara lebih mendalam meliputi kondisi ruang kosong hard disk, fragmentasi file, dan ada tidaknya bad sector pada hard disk. Untuk mengetahui kondisi hard disk dapat digunakan tool yang sudah tersedia dalam sistem operasi windows, yaitu scandisk dan disk defragmenter.

Gambar 3.24 Harddisk

5. VGA Card Kondisi yang perlu diperhatikan untuk VGA Card yaitu dengan memperhatikan putaran fan pada chipset VGA card tetap lancar tanpa ada bunyi yang berisik. Sedangkan untuk sisi software dapat digunakan tool direct X, dengan tool ini dapat diketahui ada trouble atau tidak.

53

Gambar 3.25 VGA Card

6. Memory Untuk memastikan RAM terpasang dengan benar pastikan tidak adanya bunyi 1,2,dan 3 beep untuk AMI bios, 1-4-1, 14-2, atau 2 beep untuk bios phoenix. Selanjutnya setelah sistem dapat berjalan dengan normal hal yang perlu diperhatikan adalah penggunaan memori oleh sistem. Dengan sebuah tool seperti freeRAM xp pro dapat diketahui kondisi ruang kosong dari RAM, dengan tool ini dapat dilakukan penyegaran terhadap RAM atau pembersihan RAM dari program yang tak terpakai sehingga RAM dapat bekerja optimal.

Gambar 3.26 RAM

7. CPU ( Central Processing Unit ) Untuk suhu prosessor dipengaruhi dari heatsink dan fan yang digunakan. Untuk itu kondisi heatsink harus dipastikan menempel erat dengan prosesor, sedangkan untuk fan harus

54

dipastikan dapat berputar dengan lancar dan memiliki puratan minimum 5400 rpm. Satu hal lagi yang sangat penting adalah penggunaan tegangan pada prosesoor atau sering disebut VCORE. VCORE harus dalam lingkup toleransi, karena jika tegangan kurang atau lebih akan bermasalah pada CPU, semua kondisi di atas dapat dilihat dalam BIOS khususnya pada menu hardware monitor atau untuk motherboard tertentu sudah menyediakan tool untuk memantau kondisi dari suhu dan tegangan prosesor.

Gambar 3.27 Processor

8. Power Supply Untuk kondisi power supply yang perlu diperhatikan adalah tegangan keluaran 12 volt dan 5 volt nya. Untuk mengetahui tegangan ini dapat digunakan multimeter atau dengan melihat dalam BIOS khususnya pada menu hardware monitor.

55

Gambar 3.28 Power Supply

9. Expansion Card Kondisi secara umum yang perlu diketahui pada expansion card adalah posisi expansion card yang telah terpasang dengan sempurna pada pca slot ISA atau PCI dengan benar. Jika komponen ini telah terpasang dengan benar maka komponen tersebut akan terdekteksi oleh sistem, dan selanjutnya tinggal menginstall driver yang sesuai.

Gambar 3.29 Expansion Card

56

I. Tools atau Program Check Komponen 1) BIOS BIOS merupakan firmware yaitu sebuah tool yang telah disediakan dalam motherboard. Bios dapat digunakan untuk mendeteksi hard disk yang terpasang dan dapat juga digunakan untuk mengetahui kondisi suhu dari CPU, dan motherboard. Selain itu, juga digunakan untuk mendeteksi kecepatan putaran fan CPU dan FAN system motherboard. 2) Device Manager Device manager digunakan untuk mengetahui kondisi bahwa komponen sudah dapat dideteksi oleh sistem atau kondisi komponen tidak mengalami trouble pada drivernya. Device manager juga dapat digunakan untuk menghidupkan dan mematikan komponen untuk keperluan tertentu.Dari device manager inilah dapat dilakukan update driver.

Gambar 3.30 Device Manager

57

3) Disk Defragmenter Disk defragmenter merupakan tool bawaan windows, tool ini digunakan untuk merawat hard disk dari file yang terfragmentasi. File yang terfragmentasi akan mengurangi space hard disk dan akan memperlambat sistem.

Gambar 3.31 Disk Defragmenter

4) Direct X DirectX digunakan untuk mendiagnosis secara keseluruhan komponen yang berhubungan dengan multimedia, seperti VGA card, soundcard, dan LAN card. Selain itu, directX juga dilengkapi dengan tool yang mampu digunakan untuk mendiagnosa sebuah komponen dalam kondisi trouble atau tidak.

58

Gambar 3.32 Direct X

5) Scandisk Scandisk digunakan untuk melakukan perawatan hard disk dan system, meliputi: file alocation table, struktur file, ada tidaknya bad sector dalam hard disk. Tool scandisk dapat dipanggil dari start -> program -> accesoriess -> system tool -> scandisk. Setelah itu maka akan disediakan pilihan untuk memilih drive apa yang akan discan dan juga terdapat dua pilihan jenis scan yang diberikan yaitu standard format dan trough format. Standard format hanya akan mengecek file dan folder yang error, sedangkan through digunakan untuk men-scan file dan folder dari error ditambah dengan scan surface hard disk.

59

Gambar 3.33 Contoh Hasil Scandisk

6) Free RAM pro 1.40 Free RAM XP pro 1.40 merupakan freeware, tool ini digunakan untuk memonitor pengunaan dari resource dari RAM, CPU, virtual memory, penggunaan memory secara menyeluruh dalam sistem, dan lama uptime sebuah komputer.

60

Gambar 3.34 Free XP pro 1.40

3.4 MELAKUKAN TINDAKAN KOREKTIF

Tindakan Korektif : Tindakan korektif dimaksudkan sebagai langkah awal yang dapat diambil untuk mengatasi kondisi abnormal. Gejala abnormal pada komponen PC dapat diketahui dari pesan kesalahan dalam komputer. Tindakan korektif yang perlu dilakukan adalah dengan mengenali pesan kesalahan yang muncul. Setiap terjadi kerusakan atau maintenance pada sebuah komponen PC perlu dilakukan pencatatan atau pembuatan laporan. Laporan dapat berupa log sheet atau sejenisnya.

Penyusunan Laporan: Laporan dapat berupa logsheet atu sejenisnya, dengan logsheet yang dibuat setiap melakukan maintenance atau tindakan perawatan terhadap PC akan mempermudah pengecekan kondisi PC. Dalam logshhet yang perlu dilaporkan meliput: 1. Tanggal : waktu kapan dilakukan maintenance suatu komponen 2. Nama komponen : nama atau jenis komponen

61

3. Gejala kerusakan : gejala dari komponen PC yang mengalami kerusakan 4. Tindakan korektif : tindakan yang dilakukan untuk melakukan perbaikan terhadap komponen PC 5. Keterangan : dapat berupa hasil dari perbaikan dari komponen baik dapat diperbaiki maupun tidak dapat diperbaiki

Tabel 3.1 Tabel log Sheet No Tanggal Nama Komponen Gejala Kerusakan Tindakan Korektif Keterangan

62

Anda mungkin juga menyukai