Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN BUKU MORFOLOGI TUMBUHAN KARANGAN Prof. Ir.

GEMBONG TJITROSOEPOMO OLEH SHERLO ADHA MAULANA

I.

ALAT HARA (ORGANO NUTRITIVUM) 1.1 Daun (Folium) Bentuk daun yang tipis melebar, berwarna hijau, dan duduknya pada batang menghadap ke atas memang selaras dengan fungsi daun bagi tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk: a) Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama berupa gas CO2; b) Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi); c) Penguapan air (transpirasi); d) Pernapasan (respirasi). 1.1.1 Bagian-bagian Daun. Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut: a) Upih atau pelepah daun (vagina); b) Tangkai daun (petiolus); c) Helaian daun (lamina). Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa tumbuhan seperti: pisang (Musa paradisiaca), pinang (Areca catechu), bambu (Bambusa sp), genjer (Limnocharis flava), dan tumbuhan lainnya. Namun, tidak banyak tumbuhan yang memiliki tipe daun lengkap seperti yang kita sebutkan di atas. Kebanyakan tumbuhan kehilangan salah satu atau dua bagian dari ketiga bagian daun sehingga dinamai daun tak lengkap. Berikut beberapa kemungkinan susunan daun tak lengkap: a) Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja (daun bertangkai). Contoh tumbuhan yang memiliki daun bertangkai adalah nangka (Artocarpus integra) dan mangga (Mangifera indica). b) Hanya terdiri dari upih atau pelepah dan helaian (daun berpelepah). Contoh tumbuhan yang memiliki daun berpelepah adalah padi (Oryza sativa) dan jagung (Zea mays). c) Daun yang terdiri hanya dari helaian daun saja (daun duduk atau sessilis). Contoh tumbuhan yang daunnya hanya terdiri dari helaian saja adalah biduri (Calotropis gigantea). Daun yang hanya memiliki helaian daun saja

dapat memiliki pangkal yang sedemikian lebarnya sehingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang, contohnya adalah tempuyung (Sonchus oleraceus). d) Daun hanya terdiri dari tangkai saja, yang dalam kasus ini bentuknya pipih sehingga menyerupai helaian daun (filodia). Contohnya adalah pada tumbuhan akasia yang berasal dari Australia, seperti Acacia auriculiformis. Selain tiga bagian utama daun, daun juga memiliki perlengkapan tambahan berupa: a) Daun penumpu (stipula), yang biasanya berupa dua helai lembaran kecil serupa daun, yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan umumnya untuk melindungi kuncup yang masih muda. Menurut letaknya, daun penumpu dibedakan menjadi: Daun penumpu bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai daun (stipula liberae). Misalnya pada kacang tanah (Arachis hypogaea). Daun penumpu melekat pada kanan kiri pangkal tangkai daun (stipula adnatae). Misalnya pada mawar (Rosa sp). Daun penumpu berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat di dalam ketiak daun (stipula axillaris atau stipula intrapetiolaris). Daun penumpu berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat berhadapan dengan tangkai daun dan biasanya agak lebar sehingga melingkari batang (stipula petiolo opposita atau stipula antidroma). Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan satu buku-buku batang mempunyai daun yang duduk berhadapan (stipula interpetiolaris). b) Selaput bumbung (ocrea atau ochrea). Berupa selaput tipis yang menyelubungi pangkal suatu ruas batang, jadi terdapat di atas tangkai daun. Terdapat antara lain pada tumbuhan Polygonum sp, dan pohon karet merah (Ficus elastica). c) Lidah-lidah (ligula). Suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara upih dan helaian daun pada Gramineae. 1.1.2 Upih atau Pelepah Daun (Vagina) Daun berupih pada umumnya kita temukan pada tumbuhan yang tergolong berbiji tunggal (Monocotyledoneae) saja,

suku rumput (Gramineae), empon-empon (Zingiberaceae), pisang (Musa sapientum), dan golongan palma (Palmae). Upih daun memiliki fungsi antara lain: a) Sebagai pelindung kuncup muda, seperti pada tanaman tebu (Saccharum officinarum). b) Memberi kekuatan pada batang tanaman, terlihat pada tanaman pisang (Musa paradisiaca). 1.1.3 Tangkai Daun (Petiolus) Tangkai daun merupakan bagian yang mendukung helaiannnya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun pada posisi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Jika dilihat pada penampang melintangnya, tangkai daun dapat kita jumpai dalam kemungkinan-kemungkinan berikut: a) Bulat berongga, seperti pada pepaya (Carica papaya). b) Pipih dan tepinya melebar (bersayap), seperti pada jeruk (Citrus sp). c) Persegi. d) Setengah lingkaran dan seringkali bagian sisi atasnya beralur dangkal atau beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang. Walaupun kebanyakan tangkai daun menebal pada bagian pangkalnya, ada pula yang tangkai daunnya menebal pada baik pangkal dan ujung, seperti pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinia purpurea). Selanjutnya jika ditinjau dari keadaan permukaan, tangkai daun dapat memperihatkan adanya kerutan, sisik, rambut, lentisel, dan lain-lain. 1.1.4 Helaian Daun (Lamina) Karena helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan lekas menarik perhatian, maka suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk helaiannya saja, disebut pula sifat daunnya. Adapun sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah: a) Bangun daun (circumscriptio) Untuk memperoleh ikhtisar yang meringkas mengenai bangun daun dan mengingat macam-macamnya, bangun daun dibagi menjadi: Bangian yang terlebar kira-kira ada di tengah helaian daun.

Bulat (orbicularis), contohnya teratai besar (Nelumbium nelumbo). ii) Perisai (peltatus), contohnya daun keladi (Caladium sp). iii) Jorong (ovalis atau ellipticus), contohnya daun nangka (Artocarpus integra) dan nyamplung (Calophyllum inophyllum). iv) Memanjang (oblongus), contohnya daun srikaya (Annona squamosa) dan sirsak (Annona muricata). v) Lanset (lanceolatus), contohnya pada daun kamboja putih (Plumeria acuminata) dan oleander (Nerium oleander). Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengahtengah helaian daun. i) Pangkal daun tidak bertoreh a. Bangun bulat telur (ovatus), contohnya daun kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) b. Segi-tiga (triangularis), contohnya daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) c. Delta (deltoideus), contohnya daun bunga air mata pengantin (Antigonon leptopus) d. Belah-ketupat (rhomboideus), contohnya daun bengkuang (Pachyrrizus erosus) ii) Pangkal bertoreh atau berlekuk a. Bangun jantung (cordatus), contohnya daun waru (Hibiscus tiliaceus) b. Ginjal atau kerinjal (reniformis), contohnya pegagan (Centella asiatica). c. Anak panah (sagitatus), contohnya daun enceng (Sagittaria sagittifolia). d. Tombak (hastatus), contohnya daun wewehan (Monochoria hastata). e. Bertelinga (auriculatus), contohnya daun tempuyung (Sonchus asper). Bagian yang terlebar terdapat di atas tengahtengah helaian daun. i) Bulat telur sungsang (obavatus), contohnya sawo kecik (Manilkara kauki). ii) Jantung sungsang (obcordatus), contohnya sidaguri daun kecil (Sida retusa) dan semanggi gunung (Oxalis corniculata).

i)

Segi-tiga terbalik (cuneatus), contohnya anak daun semanggi (Marsilea crenata). iv) Sudip (spathulatus), contohnya daun tapak liman (Elephantopus scaber) dan lobak (Rhapanus sativus). Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal hingga ujung relatif sama besar i) Bangun garis (linearis), contohnya ada pada daun dari kebanyakan rumput-rumputan (Gramineae). ii) Bangun pita (ligulatus), contohnya daun jagung (Zea mays). iii) Bangun pedang (ensiformis), contohnya daun nenas sebrang (Agave sisalana). iv) Bangun paku atau dabus (subulatus), contohnya daun Araucaria cunninghamii. v) Bangun jarum (ocerosus), contohnya daun Pinus (Pinus merkusii). b) Ujung daun (apex folii) Bermacam bentuk ujung daun adalah: Runcing (acutus), contohnya Nerium oleander Meruncing (acuminatus), contohnya Annona muricata Tumpul (obtusus), contohnya Manilkara kauki Membulat (rotundatus), contohnya pegagan (Centella asiatica) Rompang (truncatus), contohnya Anacardium occidentale Terbelah (retusus), contohnya Sida retusa dan Amaranthus hybridus Berduri (mucronatus), contohnya Agave sp c) Pangkal daun (basis folii) Bentuk pangkal daun hampir tidak ada bedanya dengan bentuk ujung daun. d) Susunan tulang-tulang daun (nervatio atau venatio) Pada daun, tulang-tulang cabang tingkat 1 tumbuh ke samping, jadi dapat memperlihatkan sifat-sifat: Mencapai tepi daun Berhenti sebelum mencapai tepi daun Dekat tepi daun lalu membengkok ke atas dan bertemu dengan tulang cabang yang ada di atasnya. Melihat arah tulang-tulang cabang yang besar pada daun, kita dapat membedakan daun menjadi golongan: Menyirip, contohnya Mangifera indica

iii)

Menjari, contohnya Richinus communis dan Carica papaya Melengkung, contohnya Limnocharis flava Sejajar, contohnya Zea mays e) Tepi daun (margo folii) Tepi daun pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu bertepi rata (contohnya Artocarpus integra) dan bertepi bertoreh, adapun yang bertepi bertoreh itu dibagi menjadi: Tepi daun dengan toreh merdeka i) Bergerigi, contohnya daun Lantana camara ii) Bergerigi ganda iii) Bergigi, contohnya daun beluntas (Pluchea indica) iv) Beringgit, contohnya Kalanchoe pinnata v) Berombak, contohnya Antigonon leptopus Tepi daun dengan toreh yang mempengaruhi bentuk i) Berlekuk a. Berlekuk menyirip, contohnya daun Solanum melongena b. Berlekuk menjari, contohnya daun Jatropha curcas ii) Bercangap a. Bercangap menyirip, contohnya daun Artocarpus communis b. Bercangap menjari, contohnya daun Richinus communis iii) Berbagi a. Berbagi menyirip, contohnya daun kenikir (Cosmos caudatus) b. Berbagi menjari, contohnya daun Manihot utilissima f) Daging daun (intervenium) Macam daging daun adalah: Tipis seperti selaput (membranaceus), contohnya daun paku selaput (Hymenophyllum sp) Seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), contohnya daun Musa paradisiaca Tipis lunak (herbaceus), contohnya daun slada air (Nasturtium officinale) Seperti perkamen (perkamenteus), contohnya Cococ nucifera Seperti kulit (coriaceus), contohnya daun nyamplung (Calophyllum inophyllum) Berdaging (carnosus), contohnya Aloe vera

g) Dan sifat lain seperti keadaan permukaan daun, warna daun, dan lain-lain.

1.1.5

Daun Majemuk (Folium Compositum) Jika kita memperhatikan daun berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa di antaranya terdapat: a) Pada tangkai daun hanya terdapat satu helaian daun saja. Inilah yang disebut daun tunggal. b) Tangkainya bercabang-cabang, dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daun, sehingga pada satu tangkai ada lebih dari satu helaian daun. Inilah yang disebut daun majenuk. Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dibedakan menjadi: a) Daun majemuk menyirip Daun majemuk menyirip dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: Daun majemuk menyirip beranak satu (unifoliolatus), contohnya daun Citrus maxima dan Citrus aurantifolia Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus), contohnya daun pohon leci (Litchi chinensis). Daun majemuk menyirip gasal (imporipinnatus), contohnya daun Rosa sp Daun majemuk menyirip berseling Daun majemuk menyirip berselang-seling (interrupte pinnatus), contohnya Solanum lycopersicum Daun majemuk menyirip ganda Daun majemuk menyirip ganda dibagi menjadi ganda dua, tiga, empat, dan seterusnya yang menyirip sempurna atau tidak sempurna. Contoh daun majemuk menyirip genap ganda dua dengan sempurna adalah Leucaena glauca dan Caesalpinia pulcherrima. b) Daun majemuk menjari Daun majemuk menjari dibagi menjadi: Beranak daun dua Beranak daun tiga Beranak daun lima Beranak daun tujuh, contohnya Ceiba petandra c) Daun majemuk bangun kaki

d) Daun majemuk campuran, contohnya daun Mimosa pudica

Anda mungkin juga menyukai