Anda di halaman 1dari 7

MODEL SIMULASI RANCANGAN GEOMETRIK PERMUKAAN JALAN RAYA PERKOTAAN YANG BEBAS GENANGAN

FAUZY NASRUDDIN

ANALISA PERHITUNGAN (REKAPAN PENTING)

Perhitungan Lama, Tinggi Genangan dan Debit Limpasan untuk Kondisi Bebas Air yang jatuh di badan jalan akan mengalir sesuai dengan kemiringan permukaan jalan. Untuk kondisi bebas air akan langsung mengalir menuju saluran samping di kiri kanan jalan. Dalam kondisi bebas tidak ada penambahan kedalaman air akibat peninggian samping jalan. Contoh perhitungan untuk kondisi bebas disajikan dengan data teknis sebagai berikut: Badan Jalan Lebar = Lebar per ruas (Wc) = Slope melintang (Sc) = Bahan = Koefisien limpasan = Hambatan permukaan = Koefisien Manning = Intensitas hujan rancangan (mm/jam) I5 = 6m 3m 0.01 Hotmix 0.77; 0.86 0.014 0.014 Alinyemen Vertikal Panjang ruas jalan = Slope (i) = 35.060 100 m 0.05 Bahu Jalan Lebar (Ws) Slope (Ss) Bahan = = = 0.75 m 0.03 Aspal 0.77; 0.86 0.013 0.013

Koefisien limpasan = Hambatan permukaan = Koefisien Manning =

I25 = 47.571 Alur perhitungan: a. Menghitung panjang aliran (Lr) Panjang aliran dihitung berdasarkan Persamaan
Lr = L2L + ( WC + Ws ) + ( Wc S c + Ws S s + i L )
2
2

2
2

Lr = 100 2 + ( 3 + 0.75) + ( (0.01 3) + (0.03 0.75) + (0.05 100) )

Lr = 100.175 m
b. Koefisien Manning ekuivalen

n eq =
n eq =

Ws n s + Wc n c (Ws + Wc )
1 2

(3 0.014 2 ) + (0.75 0.0132 ) (3 + 0.75)

neq = 0.0138

c. Slope Aliran W S + Ws S s + i L Sa = c c L2 + (Wc + Ws ) 2


Sa = (0.01 3) + (0.03 0.75) + (0.05 100) (3 + 0.75) 2 +100 2 )

Sa = 0.0505 Selanjutnya hasil perhitungan panjang aliran (Lr), Kekasaran Manning Equivalen (neq), dan slope aliran (Sa) disajikan pada Gambar 4-2.
z y x C L L = 100 m Lr = 100.175 m Sa = 0.0505 Wc = Ws = 0.75 m 3.00 m 5m

Sc = 0.03 Ss = 0.05

datum

Gambar 4-2 Profil aliran teoritis di badan jalan d. Lama genangan di badan dan bahu jalan n eq 2 t c = 3.28 Lr 3 sa 2 0.0138 t c = 3.28 100.175 3 0.0505 tc = 1.541 menit Bila tc diplotkan terhadap kurva basis, maka akan didapatkan intensitas hujan rencana: I5 = 189.742 mm/jam I25 = 202.253 mm/jam e. Luas daerah aliran Atotal = (Wc+Ws).L = (3 + 0.75).100 Atotal = 0.000375 km2 f. Menghitung koefisien limpasan rerata C.A = (0.77 0.0003) + (0.77 0.00015) C rerata = (0.0003 + 0.00015) A Crerata = 0.77 (Kala ulang 5 tahun) g. Besarnya limpasan permukaan Q5 = 0.278 CIA = 0.278 0.7 100 0.000375 Q5 = 0.01523 m3/dt h. Tinggi genangan (kala ulang 5 tahun)

d e = 0.01166

( I.Lr.n )
eq

0.6

sa

0.3

= 0.01166

(189.742 100.1753 0.0138) 0.6 0.0505 0.3

de = 0.807 cm i. Waktu konstan (kala ulang 5 tahun) Digunakan Persamaan (2-56):

te =

t e = 2.5534 menit

600 d e 600 0.5499 = I 100

Aplikasi Jalan Sukarno Hatta Malang merupakan jalan kolektor bertipe 4 lajur 2 arah terbagi (4/2 B) dengan panjang 2000 m (Gambar 4.23). Arah aliran secara umum dibagi menjadi dua bagian, yang menuju Sungai Kali Brantas (pias C-E) dan saluran drainasi di sebelah utara monumen pesawat AU (pias C-A). Profil memanjang Jalan Sukarno Hatta disajikan pada Gambar 4.24. Data teknis Jalan Sukarno Hatta: Badan Jalan Bahu Jalan Lebar 12 m Lebar = 0.75 = N = Lebar per satu ruas 6m Slope 0.05 = A Slope melintang = 0.03 Bahan = Hotmix Bahan = Hotmix Koefisien Kekasaran 0.014 Jl Borobudur = Permata Koefisien Kekasaran 0.014 Koefisien Manning = 0.014 Jingga = SPBU 0.014
B Griya Shanta
ta at a uk ta at

S Jl

uk

no ar

o rn

S Jl

S. K

a li

C
Br an tas

D E

Koefisien Manning = Gambar 4.23 Denah Jalan Sukarno Hatta (tanpa skala) Terdapat trotoar di sisi kiri dan kanan jalan, dan saluran pembuang di dekat jalan pada pias D-A (Gambar 4.25). Sedangkan pada pias D-E, kondisi di kiri dan kanan jalan bebas (Gambar 4.26). Dengan anggapan jalan lurus dan tidak berlubang, rencanakan tipe saluran penangkap ( inlet) untuk satu sisi ruas jalan, setelah lebih dahulu dibuat grafik hubungan tinggi genangan dengan waktu. Sesuaikan dengan fungsi jalan. Intensitas hujan rencana diambil dari Persamaan Distribusi Log-Pearson III:

Log Xt = Log 1,7268 + 0,1212.G (Anas Malik, 2001) 1 Cs = -0.1251


C

B A i = 0.20

i = 0.05

i = 0.05

i = 0.10

500 m

1000 m

500 m

Gambar 4.24 Profil memanjang Jalan Sukarno Hatta (dengan perkiraan kemiringan memanjang)

WProfil = 0.75melintang m, Ss = 0.03; Jalan Sukarno Gambar 4.25 Wc = 6 m, SHatta = 0.03;(pias D-A) s c

Gambar 4.26 Profil melintang Jalan Sukarno Hatta (pias D-E) Perhitungan Aliran di badan jalan (pias D-E) a. Menghitung panjang aliran (Lr)
Lr = L2L + ( WC + Ws ) + ( Wc S c + Ws S s + i L )
2 2

Lr = 500 2 + ( 6 + 0.75) 2 + ( (0.03 6) + (0.05 0.75) + (0.10 500) ) 2

Lr = 502.552 m b. Koefisien Manning equivalen

n eq =
n eq =

Ws n s + Wc n c (Ws + Wc )
1 2

(6 0.014 2 ) + (0.75 0.013 2 ) (6 + 0.75)

neq = 0.014 c. Slope Aliran W S + Ws S s + i L Sa = c c L2 + (Wc + Ws ) 2


Sa = (0.03 6) + (0.05 0.75) + (0.10 500) (6 + 0.75) 2 + 500 2 )

Sa = 0.1004

d. Menghitung Intensitas Hujan Kala Ulang 5 dan 25 tahun


1

Perhitungan dilakukan dengan persamaan Van Breen (Bab 2.2.3) Log Xt = Log 1,7268 + 0,1212.G Curah Hujan Efektif Kala Ulang 5 tahun: P = 20 %, G = 0.848 Xt = 64.543 mm Dengan Rumus Van Breen: 0.9 64.543 I= = 15.1972 mm/jam 4 Curah Hujan Efektif Kala Ulang 25 tahun: P = 4 %, G = 1.6972 Xt = 85.6053 mm Dengan Rumus Van Breen: 0.9 85.6053 I= = 19.2611 mm/jam 4 e. Lama genangan di badan dan bahu jalan n eq 2 t c = 3.28 Lr 3 sa
tc = 2 0.014 3.28 100.318 = 1.908 menit 3 0.05205

Bila tc diplotkan terhadap kurva basis, maka akan didapatkan intensitas hujan rencana: I5 = 188.865 mm/jam I25 = 201.376 mm/jam f. Luas daerah aliran Atotal = (Wc+Ws).L = (6 + 0.75).500 A total = 0.003375 km2 g. Limpasan Permukaan Q5 = 0.278 0.77 188.865 0.003375 Q5 = 0.13645 m3/dt Q25 = 0.278 0.86 201.376 0.003375 Q25 = 0.16249 m3/dt

h. Tinggi genangan 0.6 I.Lr.n eq (188.865 502.5510.014) 0.6 = 0.01166 d e = 0.01166 0.3 0.100 0.3 sa

de = 1.7309 cm Perhitungan tinggi aliran di saluran pembawa (pias C-B) a. Cek Kondisi Terendam (inundated) Lihat Gambar 4.15 dan Gambar 4.16, untuk Sc = 0.03, maka Q bahu jalan = 0.0175 m3/dt Q ijin = 0.8 m3/dt Bila terjadi Q Qterendam maka air akan menggenang di sepanjang badan dan bahu jalan. Sehingga tinggi air di sumbu jalan (h CL) harus diperhitungkan.

b. Menghitung kedalaman aliran (dg) Cek debit (Kala ulang 5 tahun), 0.0175 < 0.13645 < 0.8 (m3/dt), artinya air ada di badan jalan Dari Gambar 4.19, dg5 = 0.075 m Cek debit, 0.0175 < 0.16249 < 0.8 (m3/dt), artinya air ada di badan jalan Dari Gambar 4.19, dg25 = 0.82 m Perhitungan aliran selanjutnya dilakukan terhadap arah aliran C-A dan arah aliran C-E. Kemiringan memanjang yang digunakan adalah kemiringan memanjang rata-rata. Perhitungan untuk setiap arah aliran disajikan pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Perhitungan Aliran Permukaan di Tiap Pias Pias Lr C-A Parameter Ekuivalen neq Sa 0.01 4 0.01 4 0.01 4 0.12 52 0.05 04 0.10 04 tc (meni t) 2.106 Intensitas Hujan Rencana Tr = 5 Tr = 25 Tr = 5 Tr = 25 Tr = 5 Tr = 25 188.3 90 200.9 01 188.5 92 201.1 03 188.8 59 201.3 7 A (m2) 0.006 75 0.003 38 0.003 38 Q d (m3/dt (cm) ) 0.272 21 0.324 21 0.136 25 0.162 27 0.136 44 0.162 48 8.93 7 9.54 3 8.18 7 8.74 2 1.73 8 1.80 7

1007. 827 500.6 72 502.5 52

C-D

2.022

D-E

1.910

Sumber: Perhitungan Perencanaan dimensi saluran penangkap Pias C-A Dari Gambar 4.19 dg tertinggi = 0.095 m maka untuk mengurangi genangan sepanjang 100 m ruas jalan lurus, bila menggunakan: Saluran penangkap samping : 2.5 m (Gambar 4.20) Saluran penangkap berkisi : 0.5 m (Gambar 4.21) Karena saluran drainasi juga menangkap aliran air dari badan jalan di sekitar Jalan Sukarno Hatta, maka dibuat kisi melintang dengan panjang : 0.50 m (Gambar 4.22) Untuk 100 m ruas jalan lurus membutuhkan dimensi saluran penangkap seperti di atas. Bila diinginkan saluran penangkap dibangun per 50 meteran atau per 10 meteran, maka angka-angka di atas dapat disesuaikan. Pias C-D Air dari pias C-D direncanakan masuk semua ke saluran penangkap di sepanjang pias C-D sehingga diasumsikan tidak ada tambahan debit di pias D-E. Dari Gambar 4.19 dg tertinggi = 0.03 m maka untuk mengurangi genangan sepanjang 100 m ruas jalan lurus, bila menggunakan:

Saluran penangkap samping : 1 m (Gambar 4.18) Saluran penangkap berkisi : 0.2 m (Gambar 4.19) Untuk menghindari tambahan debit di badan jalan pias D-E, maka dibuat kisi melintang dengan panjang : 0.20 m (Gambar 4.21) yang dialirkan ke saluran samping di pias D-E. Untuk 100 m ruas jalan lurus membutuhkan dimensi saluran penangkap seperti di atas. Bila diinginkan saluran penangkap dibangun per 50 meteran atau per 10 meteran, maka angka-angka di atas dapat disesuaikan Pias D-E Genangan dari badan jalan dan tambahan debit dari pias C-D akan mengalir menuju saluran samping. Dengan menggunakan Persamaan (265) sampai Persamaan (2-69) dimensi saluran samping ditentukan: Bahan = Pasangan batu, baik sekali n Vijin = 0.025 = 1.5 m/dt

Bila digunakan saluran segi empat, b = 0.46 m, h = 0.23 m. Hubungan kedalaman aliran di badan jalan dengan waktu untuk tiap arah aliran disajikan pada Gambar 4-27.
9 8 7 6 Kedalaman (cm) 5 4 3 2 1 0 0,0 10,0 20,0 30,0 Waktu (menit) 40,0 50,0 60,0 Pias D-E Tr = 5 th Pias D-E Tr = 25 th Pias C-A Tr = 25 th Pias C-A Tr = 5 th Pias C-D Tr = 25 th Pias C-D Tr = 5 th

Gambar 4.27 Hubungan kedalaman aliran yang terjadi dengan waktu (Ruas Jalan Sukarno Hatta)

Anda mungkin juga menyukai