Anda di halaman 1dari 12

KASUS 1

Kelompok 1 : Adriyanto Antikah Arif Devi Dwi Rekno Kristina Novik Rina Suci Wiwik Ika

KASUS
Tn.A berusia 70 tahun dirawat di ruang intensive dengan CVA dan Nepolitiasis dexstra. Keadaan umum cukup, keluhan bak kurang lancar, poliuria, adanya low back pain. Pada pemeriksaan TD 180/90 mmHg didapatkan kaki agak bengkak. Terapi yang sudah didapat infuse NaCl 20 tpm.

LANGKAH 1
Klarifikasi masalah dan konsep Brainstorming/curah pendapat mengenai kata, istilah, konsep yang belum diketahui. Istilah-istilah yang belum diketahui antara lain : 1. CVA (Cerebro Vaskuler Accident) adalah gangguan pada pembuluh darah otak dimana terjadi berhenti/terganggu aliran darah secara mendadak ke salah satu/lebih daerah otak karena sumbatan/pecahnya pembuluh darah yang ada di otak. 2. Neprolitiasis Dextra adalah ada batu pada ginjal yang terdapat pada bagian pelvis renal yang merupakan endapan kalsium bersifat menahun dan terjadi pada ginjal kanan. Batu tersebut dibentuk oleh kristalisasi kalsium. 3. Poliuria adalah buang air kecil yang berebihan biasanya lebih dari 2,5 liter perhari pada orang dewasa. Penyebab paling umum adalah diabetes mellitus yang tidak terkontrol, penyakit ginjal (pielonefritis dan neprolitiasis) dan penyakit anemia sel sabit. 4. low back pain atau nyeri punggung bawah adalah suatu sensasi nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1.

LANGKAH 2
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. CVA Neprolitiasis dexstra BAK kurang lancar Poliuria Low back pain Tekanan Darah 180/90 mmHg Kaki agak bengkak Terapi infuse NaCl 20 tpm

LANGKAH 3
Analisis masalah CVA yang terjadi pada pasien bisa dikarenakan pasien mengalami hipertensi dengan TD 180/90 mmHg, yang menyebabkan peningkatan pembuluh darah terutama pembuluh darah di otak. Namun perlu dilakukan pemeriksaan CT-Scan untuk memastikan apakah pasien terkena stroke hemoragic (SH) atau stroke non hemoragik (SNH). Pada pasien dengan CVA terjadi gangguan pada mobilitas dan disfungsi kandung kemih. Aktivitas yang kurang tersebut dapat memicu munculnya neprolitiasis (batu ginjal). Perlu dikaji apakah pasien memliki riwayat riwayat minum sedikit, adanya penyakit nefrolitiasis pada orang tua, apakah pasien memiliki riwayat suka makan makanan yang tinggi purin, oksalat, kalsium dan minum minuman bersoda sehingga mudah terbentuk batu ginjal. Perlu diingat juga bahwa penyakit neprolitiasis paling sering usia 30-70 tahun, pasien Tn.A berusia 70 tahun sehingga memiliki resiko. Selain itu laki-laki tiga kali lebih besar resikonya dibandingkan dengan perempuan.

Poliuri pada pasien bisa dikarenakan ada sumbatan /batu ginjal sehingga aliran urin terhambat. Aliran yang terhambat menyebabkan BAK tidak tutas sehingga pasien sering BAK. Perlu dikaji juga adanya riwayat diabetes mellitus yang akan memperberat poliuri pada pasien. Pasien mengalami kaki bengkak berarti terjadi kelebihan cairan dalam tubuh. Pasien mengalami low back pain karena dalam pelvis ginjal terdapat batu oksalat yang menghambat aliran urin ke dalam blader dan uretra. Jika batu bergeser dan menggelinding dari ginjal ke saluran dibawahnya, timbul beberapa gejala, seperti rasa sakit yang dimulai dari pinggang bawah menuju ke pinggul, buang air kecil tidak tuntas, dan terkadang urin bercampur dengan darah. Jika batu menyangkut dikandung kemih, timbul rasa nyeri diatas kemaluan pada waktu kencing. Dapat dilakukan pemeriksaan fisik nyeri ketok ginjal untuk memastikan area nyeri. Terapi yang sudah didapat infuse NaCl 20 tetes/menit, sebagai cairan fisiologis untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan mencegah terjadinya dehidrasi yang dapat mengakibatkan memburuknya kondisi pasien karena pasien mengalami poliuri sehingga urin keluar banyak dan cairan tubuh berkurang.

LANGKAH 4
Tindakan yang dilakukan : 1. Pertahankan pemberian infuse NaCl 20 tetes/menit. 2. Elevasi kaki 30o untuk mengurangi udema pada kaki. 3. Batasi intake cairan karena pasien mengalami udema pada kaki. 4. Kolaborasi pemberian terapi analgetik untuk mengurangi nyeri. 5. Bila pasein masih mengeluh sulit kencing maka dipasang kateter dimulai dari ukuran terbesar 16 sampai ukuran yang lebih kecil ukuran 8. Kalau batu sudah menyumbat uretra akan susah memasukkan kateter dan urin sudah statis di dalam blader.

6.

7.

8.

Kalau masih sulit maka memasukkan kateter dengan menggunakan jelly yang banyak kalau tidak berhasil dibantu dengan mandrin. Hatihati bila keluar urin bercampur darah karena kemungkinan adanya perlukaan pada uretra oleh batu ginjal yang tajam. Tindakan selanjutnya / alternative terakhir adalah dilakukan cystostomi. Tetapi sebelumnya diperiksa dulu apakah blader penuh atau tidak, kalau perut sudah menggelembung dan banyak pengumpulan urin di blader dan tidak bisa keluar lewat uretra maka dilakukan cystostomi dengan posisi terlentang untuk mengeluarkan urin. Setelah dilakukan cytostomi maka harus dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu BNO-IVP untuk memperlihatkan struktur anatomi saluran kencing, dengan dilakukan pemeriksaaan BNO-IVP sangat jelas terlihat jenis kelainan pada saluran kencing sehingga mempermudah tindakan selanjutnya untuk memecah batu ginjal. Tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan tindakan non invasive maupun invasive/ pembedahan. Tindakan non invasive antara lain ESWL (prosedur non invasive yang digunakan untuk menghancurkan batu di kaliks ginjal) sedangkan tindakan invasive antara lain nefrolitotomi (karena batu terletak didalam ginjal).

LANGKAH 5
Tujuan diskusi/PBL : 1. Mengetahui tentang nefrolitiasis 2. Mengapa terjadi nefrolitiasis 3. Bagaimana penanganan nefrolitiasis

LANGKAH 6
Hembing, Wijayakusuma. 2008. Ramuan Lengkap Herbal Taklukan Penyakit. Jakarta : Pustaka Bunda. Levono, Kennent J. 2009. Obstetri Williams : Panduan Ringkas. Edisi 21. Jakarta : EGC. Smeltzer, Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner&Suddart Volume 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

LANGKAH 7
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai