Rumus Fisika
Rumus Fisika
Fisika
5 0
10
m V
adalah massa jenis (kg/m3) atau (g/cm3) m adalah massa (kg) atau (g) V adalah (m3) atau (cm3) 1
Fisika
v
v adalah kelajuan (m/s) s adalah jarak (m) t adalah waktu (s)
s t
s t
v adalah kelajuan rata-rata (m/s) s adalah jumlah total jarak tempuh (m) t adalah jumlah total waktu tempuh (s)
Grafik s (m) v (m/s)
t (s)
v1 adalah kelajuan awal (m/s) v2 adalah kelajuan akhir (m/s) a adalah percepatan (m/s2) t adalah waktu (s) Grafik Dipercepat s (m)
Fisika
Diperlambat s (m)
t (s)
t (s)
R = F1 + F2
Fisika
R = F1 F2
Resultan dua gaya tegak lurus :
F2
R=
F1
F1
F2
Gaya Berat
w = mg
w adalah gaya berat (N) m adalah massa (kg) g = gaya gravitasi (N/kg) Gaya gesek Gaya gesek terjadi apabila ada dua buah benda atau lebih bersentuhan dan arahnya selalu berlawanan dengan arah gerakbenda Hukum Newton 4
Hukum I Newton Sebuah benda akan tetap diam atau bergerak lurus beraturan apabila resultan gaya yang bekerja pada benda itu sama dengan nol
Fisika
F=0
Hukum II Newton Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda
a=
Hukum III Newton Apabila sebuah benda diberikan gaya aksi, maka benda itu akan memberikan gaya reaksi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan
F m
Faksi = -Freaksi
F adalah resultan gaya (N) m adalah massa benda (kg) a adalah percepatan (N/kg) Tekanan Tekanan pada zat padat
P=
P adalah tekanan (N/m2) F adalah gaya (N) A adalah luas daerah bidang tekan (m2) 5
F A
Fisika
Ph = g h Ph = tekanan hidrostatis (N/m2) adalah massa jenis zat cair (kg/m3) h adalah kedalaman zat cair (m)
Hukum Pascal Tekanan yang diberikan pada zat cair yang memnuhi sebuah ruangan tertutup diteruskan oleh zat cair itu dengan sama kuatnya tanpa mengalami pengurangan ke segala arah
P1 = P2 atau
F1 A1
F2 A2
F1 adalah gaya yang bekerja pada penanmpang 1 (N) A1 adalah luas penampang 1 (cm2) F2 adalah gaya yang bekerja pada penampang 2 A2 adalah luas penampang 2 (cm2) Bejana berhubungan
1
h1 =
h2
h1
h1 6
Fisika
1 adalah massa jenis zat cair jenis 1 (kg/m 3) h1 adalah tinggi permukaan zat cair jenis 1 dari bidang batas yang sama (cm) 2 adalah massa jenis zat cair jenis 2 (kg/m 3) h2 adalah permukaan zat cair jenis 2 dari bidang batas yang sama (cm)
Hukum Archimedes Sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mendapat gaya ke atas sebesar berat zat cair yang didesak oleh benda itu FA adalah Gaya Archimedes (N) zc adalah massa jenis zat cair (kg/m3) V adalah volume benda yang tercelup di air (m3) Mengukur ketinggian suatu tempat dengan barometer
FA =
zc
gV
h adalah ketingian tempat dari permukaan laut (m) Ptempat adalah tekanan atmosfer ditempat yang dimaksud (diukur dengan barometer) (cmHg) Tekanan pada gas Manometer terbuka
Pgas = Pluar + h
7
Fisika
Manometer terbuka
Pgas = Pluar - h
gas
Manometer tertutup
gas
Pgas = h
Pgas adalah tekanan gas di ruang tertutup (cmHg) Pluar adalah tekanan udara luar (cmHg) h adalah selisih tinggi permukaan air raksa (cm) Terapung, melayang, tenggelam Syarat benda terapung : b <
zc
Fisika
b b
Syarat benda melayang : Syarat benda tenggelam : Hukum Boyle P1V1 tabung 1
= >
zc zc
P2V2 tabung 2
P3V3 tabung 3
perkalian antara tekanan dan volume ditabung 1 sama dengan di tabung dua dan sama dengan di tabung tiga
P adalah tekanan gas (atm) V adalah volume gas (m3) 1 N/m2 = 1 Pa 1 atm = 76 cmHg = 101300 Pa Energi dan Usaha Energi Kinetik
Ek = m v2
Ek adalah energi kinetik (joule) m adalah massa (kg) v adalah kecepatan (m/s) Energi Potensial
Ep = m g h
9
Ep adalah energi potensial (joule) m adalah massa (kg) g adalah percepatan gravitasi (N/kg) h ketinggian (m) Energi Mekanik Usaha
Fisika
EM = Ep + Ek W=Fs
W adalah usaha (joule) F adalah gaya (N) s adalah perpindahan (m) Daya
P=
P adalah daya (J/s atau watt) W adalah usaha (joule) F adalah gaya (N) v adalah kecepatan (m/s) t adalah waktu (s) Pesawat Sederhana Pengungkit Jenis I : F x lk = w x lb
W atau P = F v t
10
Fisika
F adalah gaya (N) lk adalah lengan kuasa w adalah berat beban (N) lb adalah lengan beban Katrol Katrol tetap : F = w , km = 1 Katrol gerak : f = w, km = 2 Katrol ganda dengan dua katrol : F = w, km = 2 Katrol ganda dengan tiga katrol : F = 1/3 w, km = 3 Katrol ganda dengan empat katrol : F = w, km = 4 Bidang Miring
lk km = w = F lb
s w F
h , s w s km = = F h
F= w
11
F adalah gaya (N) W adalah berat beban (N) h adalah tinggi bidang miring (m) s adalah panjang bidang miring (m) km adalah keuntungan mekanik Suhu Konversi skala termometer C : R : (F-32) = 5 : 4 : 9 K = 273 + C Peneraan termometer C 100 X 98 (X-2) : (C-0) = (100-0) : (98-2) (X-2) : C = 100 : 96 (X-2) : C = 100 : 96 (X-2) : C = 25 : 24 24(X-2) = 25C X-2 = 25 C 24 25 X= C+2 24
Fisika
Jika termometer celcius menunjukkan skala 24 maka 25 .24 + 2 = 27 oX termometer X menunjukkan skala 24 Kalor Uap bersuhu 100 0C Proses perubahan wujud zat
Q4 es bersuhu 0 0C Q2 Q1 Q3
12
Air bersuhu 100 0C Air bersuhu 0 0C
Fisika
13
Q1 adalah kalor yang digunakan untuk mengubah wujud es bersuhu < 0oC menjdai es bersuhu 0oC yaitu :
Fisika
Q1 = m.ces.T Q2 = m.Les
Q2 adalah kalor yang digunakan untuk mengubah es bersuhu 0 oC menjadi air bersuhu oC yaitu : Q3 adalah kalor yang digunakan untuk mengubah air bersuhu 0C menjdai air vwersuhu 100 oC yaitu :
Q3 = m.cair.T Q4 = m.Uuap
Q4 adalah kalor yang digunakan untuk mengubah air bersuhu 100 oC menjadi uap bersuhu 100 oC yaitu : m adalah massa zat (kg) c adalah kalor jenis zat (J/kgoC) L adalah kalor lebur es (J/kg) U adalah kalor uap (J/kg) Pemuaian Pemuaian panjang :
L = Lo (1 +
. T)
L adalah panjang seteralah dipanaskan (cm) Lo adalah panjang sebelum dipanaskan (cm) adalah koefisien muai panjang bahan (cm/oC) T adalah selisih perubahan suhu (oC) Pemuaian Luas
A = Ao (1 + . T)
14
A adalah panjang seteralah dipanaskan (cm2) Ao adalah panjang sebelum dipanaskan (cm2) adalah koefisien muai luas bahan (cm2/oC) T adalah selisih perubahan suhu (oC) Pemuaian Volume
Fisika
V = Vo (1 + . T)
V adalah panjang seteralah dipanaskan (cm3) Vo adalah panjang sebelum dipanaskan (cm3) adalah koefisien muai volume bahan (cm3/oC) T adalah selisih perubahan suhu (oC) Getaran dan Gelombang Getaran 1 getaran adalah gerak : a-b-c-b-a Frekuensi adalah banyaknya getaran setipa detik. a
f=
b c
1 n atau f = t T
T=
1 t atau T = f n
f adalah frekuensi (getaran/sekon atau Hz) T adalah periode (s) n adalah banyaknya getaran 15
Fisika
Gelombang Tansversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak lurus dengan arah getarnya
simpangan p r p q r s t v t u v w x x y kedudukan
1 gelombang ( ) adalah jarak 0-p-q-r-s p, t, x adalah puncak gelombang r, v adalah dasar gelombang 0pq, stu, wxy adalah bukit gelombang Qrs, uvw adalah lembang gelombang pp, rr, vv, tt, xx adalah amplitudo Gelombang Longitudinal adalah gelombang yang arah rambartnya searah atau sejajar dengan arah getanya. r s q 16 p
Fisika
v = f atau v =
v adalah kecepatan (m/s) adalah panjang gelombang (m)
Bunyi Resonansi Adalah peristiwa ikut bergetarnya sebuah benda karena bergetarnya benda lain yang mempunyai frekuensi sama. Pengukuran Kedalaman Laut
S = v.t
S adalah kedalaman laut (m) v adalah kecepatan gelombang (m/s) t waktu (s) Resonansi
L=
(2n - 1)
L adalah panjang kolom udara (m) adalahpanjang gelombang (m) n adalah resonansi ke n 17
Cahaya Hukum pemantulan 1. sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar 2. sudut datang sama dengan sudut pantul
garis normal sinar datang sinar pantul
Fisika
sudut datang
sudut pantul
Hukum pembiasan 1. sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar 2. sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih rapat akan dibiasakan mendekati garis normal 3. sinar datang dari medium yang lebih rapat menuju medium yang kurang rapat akan dibiasakan menjauhi garis normal
air udara
Indeks bias 18
Fisika
c atau n v
1 2
n = indeks bias medium c = kecepatan cahaya diruang hampa udara (m/s) v = kecepatan cahaya dimedium (m/s) 1 = panjang gelombang cahaya di udara (m)
2
Sudut kritis udara air Sumber cahaya Sudut kritis Pemantulan sempurna
Cermin 1. cermin datar hal-hal penting pada cermin datar : a. jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin b. tinggi benda sama dengan tinggi bayangan c. bayangan bersifat maya d. apabila dua cermin datar disusun sehingga membentuk sudut maka belaku : 19
Fisika
n=
360
-m
n adalah jumlah bayangan adalah sudut yang dibentuk oleh kedua cermin m = 1 bernilai satu jika m = 0 bernilai satu jika
360 0 360 0
contoh : tentukan jumlah bayangan yang terbentuk jika dua buah cermin datar disusun membentuk sudut : a. 300 b. 720 jawab :
360 0 360 0 -m= -1 = 12 1 = 11, m = 1 30 30 0 360 karena bernilai genap yaitu 12. 30 0 360 360 0 b. n = -m= - 0 = 5 0 = 5, m = 0 30 30 0 karena 360 bernilai ganjil yaitu 5. 30
a. n =
2.
20
Fisika
1 s
1 s'
1 f
s' s
h' h
s adalah jarak benda terhadap cermin (cm) s adalah jarak bayangan terhadap cermin (cm) f adalah jarak fokus cermin (cm) M adalah perbesaran bayangan h adalah tinggi bayangan h adalah tinggi benda perjanjian tanda : bayangan di depan cermin disebut bayangan nyata bayangan di belakang cermin disebut bayangan maya ( s bertanda negatif) untuk cermin cembung jarak fokus dan jarak bayangan selalu bertanda negatif, sifat bayangannya selalu maya, tegak diperkecil Lensa Pada lensa berlaku hukum pembiasan Lensa cekung dan lensa cembung
1 s
1 s'
1 f
s' s
h' h
21
Fisika
s adalah jarak benda terhadap lensa (cm) s adalah jarak bayangan terhadap lensa (cm) f adalah jarak fokus lensa (cm) M adalah perbesaran bayangan h adalah tinggi bayangan h adalah tinggi benda perjanjian tanda : bayangan di depan lensa disebut bayangan maya (s bertanda negatif) bayangan di belakang lensa disebut bayangan nyata untuk lensa cekung jarak fokus dan jarak bayangan selalu bertanda negatif, sifat bayangannya selalu maya, tegak, diperkecil Alat optik Lup disebut juga kaca pembesar yaitu berupa lensa positif (cembung) Fungsi : untuk melihat benda-benda yang kecil agar tampak lebih besar Perbesaran Lup A. Mata berakomodasi maksimum 22
Fisika
M
B.
Sn 1 f
Sn f
M = perbesaran Lup Sn = titik dekat mata (mata normal = 25 cm) f = jarak fokus lensa Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati bendabenda yang sangat kecil yang tidak tampak oleh mata telanjang, seperti bakteri dan virus. Tersusun dari dua buah lensa cembung yaitu : 1. Lensa objektif : lensa yang berhadapan dengan lensa 2. Lensa okuler : lensa yang berhadapan dengan mata pengamat Persamaan persamaan C. Mata berakomodasi maksimum Perbesaran : M
s ob s n )( s ob f ok
1)
23
Fisika
Perbesaran : M
s ob s n )( ) s ob f ok
Panjang : d = sob + fok M = perbesaran Mikroskop sob = jarak benda dari lensa objektif sob = jarak bayangan yang dihasilkan lensa objektif sn = titik dekat mata (mata normal = 25 cm) fok = jarak fokus lensa okuler d = panjang mikroskop Teropong atau Teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh sehingga tampak lebih dekat dan jelas. Teropong Bintang adalah teropong yang digunakan untuk melihat bintangbintang yang semula tidak tampak atau kabur menjadi lebih jelas. A. Mata berakomodasi maksimum f ob Perbesaran : M s ok B. Panjang : d = fob + sok Mata tidak berakomodasi
24
Fisika
Perbesaran : M
f ob f ok
Panjang : d = fob + fok Teropong Bumi adalah teropong yang digunakan untuk mengamati benda yang cukup jauh dipermukaan bumi f ob Perbesaran : M f ok Panjang : d = fob + 4 fp + fok Teropong Panggung adalah teropong yang digunakan untuk melihat pertunjukkan yang ditampilkan di panggung, misalnya pertunjukkan drama atau tarian f ob Perbesaran : M f ok Panjang : d = fob + fok M = perbesaran Teropong fob = jarak fokus lensa obyektif fok = jarak fokus lensa okuler sok = jarak benda dari lensa okuler d = panjang Teropong Listrik Statis 25
Proton adalah muatan positif Elektron adalah muatan negatif Neutron adalah tidak bermuatan
Fisika
qq ' k 2 r
F adalah gaya tarik atau tolak antar kedua muatan (N) k adalah konstanta Coulomb = 9x109 (Nm2/c2) q adalah muatan pertama (c) q adalah muatan kedua (c) r adalah jarak pisah kedua muatan (m) Listrik Dinamis 1. kuat arus listrik
Q t
I adalah kuat arus listirk ( A) Q adalah muatan listrik ( C ) t adalah waktu (s) 2. Beda Potensiallistrik
W Q
V adalah beda potensial (volt) W adalah energi listrik (joule) Q adalah muatan listrik ( C ) 26
Fisika
3.
Hukum Ohm V = IR V adalah beda potensial (volt) I adalah kuat arus listrik (A) R adalah hambatan listrik (ohm /
4.
I =
R r V = - Ir
I adalah kuat arus listrik (A) adalah ggl (volt) R adalah hambatan listrik (ohm) r adalah hambatan dalam sumber tegangan (ohm) V adalah tegangan jepit (volt) Untuk beberapa sumber tegangan yang dipasang secara seri berlaku persamaan berikut :
I =
n ( R n.r )
Untuk beberapa sumber tegangan yang dipasang secara seri berlaku persamaan berikut : 27
Fisika
I =
(R
5.
r ) n
l A
R =
R adalah hambatan penghantar (ohm) adalah hambatan jenis penghantar ( m) l adalah panjang penghantar (m) A luas penampang penghantar (m2) 6. Rangkaian hambatan listrik a. rangkaian seri R1 R2 R3
RS = R1 + R2 + R3
b.
rangkaian paralel R1 R2 R3 28
Fisika
1 Rp
7.
1 R1
1 R2
1 R3
Hukum I Kirchhoff jumlah kuat arus yang masuk ke suatu percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar percabangan tersebut
I masuk =
Energi dan Daya listrik
I keluar
W = V I t = I2 R t = P=
V2 R
V2 W = V I = I2 R = R t
W adalah energi listrik (joule) V adalah beda potensial (volt) I adalah kuat arus listrik (A) R adalah hambatan (ohm) P adalah daya listrik (watt) t adalah waktu (s) Kemagnetan Gaya Lorentz
F = BIL
29
F adalah gaya lorentz (N) B adalah kuat medan magnet (Tesla) I adalah kuat arus listrik (A) L adalah panjang kawat/ penghantar (m) Induksi Elektromagnetik Transformator (travo)
Fisika
Vp Vs
Np Ns
Is Ip
Vp adalah tegangan primer (volt) Vs adalah tegangan sekunder (volt) Np adalah jumlah lilitan primer Ns adalah jumlah lilitan sekunder Ip adalah kuat arus primer Is adalah kuat arus sekunder Efisiensi transformator (travo)
Ps x100 % Pp
adalah efisiensi transformator Pp adalah daya primer (watt) Ps adalah daya sekunder (watt)
30