Rencana pola ruang wilayah kabupaten meliputi rencana pola ruang kawasan lindung dan rencana pola ruang kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis kabupaten. Rencana pola ruang wilayah kabupaten dapat dilihat pada gambar 4.1.
IV-1
IV-2
Luas 8.023 Ha
2. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya Kawasan resapan Kawasan dengan Non Hutan Kecamatan Gantar, air curah hujan rataKroya, Terisi, rata lebih dari 1000 Cikedung, Lelea, mm/tahun. Widasari, Bangodua Lapisan tanahnya dan Tukdana berupa pasir halus berukuran minimal 1/16 mm. Mempunyai kemampuan meluluskan air
8.805 Ha
IV-3
Non Hutan
1.917 Ha
IV-4
di di di di di
di
IV-5
Luas
di Kecamatan Haurgeulis
Garis sempadan air untuk bangunan, diukur dari tepi atas samping saluran atau dari luar kaki tangkis saluran atau bangunannya dengan jarak : 5 meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan kemampuan 4 m3/detik atau lebih, 3 meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan kemampuan 1 sampai 4 m3/detik, 2 meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan kemampuan kurang dari 1 m3/detik. Pada kawasan konservasi ini dimungkinkan adanya jalan inspeksi untuk pengontrolan saluran dengan lebar jalan minimum 4 meter. Perlindungan pada irigasi sekunder baik di dalam maupun diluar permukiman ditetapkan minimum 6 meter kiri-kanan saluran. Pada kawasan konservasi ini dimungkinkan adanya jalan inspeksi untuk pengontrolan
Non Hutan
21.406 Ha
IV-6
Klasifikasi Fisik
Lokasi
Luas
paling sedikit 2.500 meter persegi. Berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu hamparan dan jalur. Didominasi komunitas tumbuhan.
1.722 Ha
4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya 4.1 Kawasan Kawasan yang Hutan suaka ditunjuk margasatwa merupakan tempat hidup dan perkembangan dari suatu jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi. Memiliki keanekaraga-man dan/atau keunikan satwa. Memiliki luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan. 4.2 Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurangkurangnya 50 tahun atau mewakili masa gaya yang khas dan sekurangkurangnya 50 Non Hutan
4 Ha
Kawasan Pulau
Biawak di Kecamatan Pasekan Kawasan situs yang tersebar di Kecamatan Sindang, Indramayu, Karanganpel, Krangkeng, Jatibarang, Sliyeg, dan Sukagumiwang.
15.540 Ha 12 Ha
IV-7
Non Hutan
Kecamatan Sukra, Patrol, Kandanghaur, Losarang, Cantigi, Arahan, Lohbener, Sindang, Indramayu, Balongan, Juntinyuat, Karangampel, Krangkeng, Pasekan, Cikedung, Terisi, Bongas, Gabuswetan, Lelea, Widasari, Bangodua, Tukdana, Gantar,
IV-8
6. Kawasan lindung geologi 6.1 Kawasan rawan bencana alam a. Kawasan rawan abrasi
geologi Pantai yang berpotensi memiliki kerentanan terjadinya abrasi dan/atau pernah mengalami abrasi.
Non Hutan
Kecamatan Sukra, Patrol, Kandanghaur, Losarang, Cantigi, Pasekan, Indramayu, Balongan, Juntinmyuat, Karangampel, dan Krangkeng. Kecamatan Gantar
1.653
Ha
Kawasan dengan kerentanan tinggi untuk terpengaruh gerakan tanah, terutama jika kegiatan manusia menimbulkan gangguan pada lereng di kawasan ini. Meliputi kriteria kawasan imbuhan air tanah : Memiliki jenis fisik batuan tanah dengan kemampuan meluluskan air dengan jumlah yang berarti. Memiliki lapisan penutup tanah berupa pasir sampai lanau. Memiliki hubungan hidrogeologis yang menerus dengan daerah lepasan; dan/atau Memiliki muka air tanah tidak tertekan yang letaknya lebih
Non Hutan
14 Ha
Kecamatan Indramayu, Sindang, Pasekan, Cantigi, Arahan, Lohbener, Widasar, Jatibarang, Bangodua, Tukdana, Cikedung, Terisi, Kroya dan Gantar.
29.890 Ha
IV-9
Klasifikasi Fisik
Lokasi
Luas
memiliki jenis plasma nutfah tertentu yang belum terdapat di dalam kawasan konservasi yang telah ditetapkan. Merupakan areal tempat pemindahan satwa yang merupakan tempat kehidupan baru bagi satwa tersebut mempunyai luas cukup dan lapangannya tidak membahayakan. Kawasan perlindungan plasma nutfah adalah kawasan di luar kawasan suaka alam dan pelestarian alam yang diperuntukkan bagi pengembangan dan pelestarian pemanfaatan plasma nutfah tertentu.
Berupa kawasan
Non Hutan
Muara Cimanuk di
yang berbentuk dari koloni masif dari hewan kecil yang secara bertahap membentuk terumbu karang. Terdapat di sepanjang pantai dengan kedalaman paling dalam 40 meter. Dipisahkan oleh laguna dengan
Perairan Laut
Pantai Majakerta
IV-10
Klasifikasi Fisik
Lokasi
Luas
Adapun sasaran pengembangan kawasan lindung adalah : a. Terjaganya fungsi lindung pada kawasan lindung non hutan. b. Terjaganya kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrologis. c. Terjaminnya ketersediaan sumber daya air. d. Berkurangnya lahan kritis dan tanah terlantar. e. Terbentuknya kawasan penyangga di sekitar kawasan hutan lindung dan konservasi. f. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya pada kawasan lindung. g. Berkurangnya dampak bencana alam yang diakibatkan oleh kerusakan alam.
4.2.1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Hutan Produksi adalah areal hutan yang dipertahankan sebagai kawasan hutan dan berfungsi untuk menghasilkan hasil hutan bagi kepentingan konsumsi masyarakat, industri dan ekspor. Kawasan peruntukan hutan produksi di Kabupaten Indramayu yaitu berupa hutan produksi tetap seluas 32.004 Ha yang berlokasi di Kecamatan Haurgeulis, Gantar, Terisi, Kroya, Cikedung, dan Tukdana. Dengan memperhatikan kriteria kawasan budidaya hutan produksi yang terdapat dalam RTRWN dan RTRWP Jawa Barat maka arah pengembangan kawasan budidaya hutan produksi adalah :
IV-11
IV-12
IV-13
Aluvial, Tanah, Glei, Planossol, Hidromorf Kelabu, Literite Air Tanah 2 Latosol agak peka 30 3 Brown Forest Soil, Non kurang peka 45 Calcic 4 Andosol, Laterictic peka 60 Gromusol, Podsolik 5 Regosol, Litosol Organosol, sangat peka 75 Renzine Sumber : Penanganan Khusus Kawasan Puncak Kriteria Lokasi & Standar Teknik, Dept. Kimpraswil Tabel 4.4 Skoring Kelas Intensitas Hujan
Kelas Kisaran Curah Hujan Hasil Nilai Intensitas Keterangan (mm/hari hujan) Kelas x Bobot Hujan 1 8 - 13,6 sangat rendah 10 2 13,6 - 20,7 rendah 20 3 20,7 - 27,7 sedang 30 4 27,7 - 34,8 tinggi 40 5 34,8 sangat tinggi 50 Sumber : Penanganan Khusus Kawasan Puncak Kriteria Lokasi & Standar Teknik, Dept. Kimpraswil 4. Berdasarkan hasil penjumlahan skoring ketiga parameter tersebut yaitu lereng, jenis lahan, dan intensitas hujan suatu wilayah hutan dinyatakan memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai hutan produksi tetap jika memiliki skoring fisik wilayah dengan nilai <
IV-14
4.2.2 Kawasan Hutan Rakyat Kawasan peruntukan hutan rakyat di Kabupaten Indramayu seluas kurang lebih 38.516 Ha berada di setiap kecamatan. Pengembangan kawasan peruntukan hutan rakyat dapat memanfaatkan kawasan lain berdasarkan daya dukung lingkungan dan nilai ekonomis. Kawasan lain tersebut meliputi: a. b. c. Kawasan sempadan pantai. Kawasan sempadan sungai. Kawasan sekitar waduk dan situ. Melalui pembangunan hutan rakyat berkelanjutan dari tahun ke tahun serta pengelolaannya diarahkan sebagai usaha kelompok tani secara mandiri, diharapkan akan mempercepat upaya rehabilitasi lahan, perbaikan lingkungan, pemenuhan kebutuhan kayu sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan disekitar hutan. Sasaran lokasi hutan rakyat adalah lahan milik rakyat, tanah adat atau lahan di luar kawasan hutan yang memiliki potensi untuk untuk pengembangan hutan rakyatm dapat
IV-15
IV-16
1 Tanaman Pangan
2. Hortikultura
3. Perkebunan
4. Peternakan
Dataran rendah dan dataran tinggi sampai berbukit di luar pemukiman dengan sistem sanitasi yang cukup. Tidak berada di permukiman dan memperhatikan aspek lingkungan.
IV-17
IV-18
IV-19
10. Pelabuhan pendaratan ikan Majakerta berada di Kecamatan Balongan. 11. Pelabuhan pendaratan ikan Lombang yang dilengkapai tempat pelelangan ikan berada di Kecamatan Juntinyuat. 12. Pelabuhan pendaratan ikan Limbangan yang dilengkapi tempat pelelangan ikan berada di Kecamatan Juntinyuat. 13. Pelabuhan pendaratan ikan Juntinyuat berada di Kecamatan Juntinyuat. Kawasan pengolahan di Kabupaten Indramayu berupa industri pengolahan hasil perikanan yang berlokasi di Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat, Desa Limbangan Kecamatan Juntinyuat, Desa Karangsong Kecamatan Indramayu, Desa Kenanga Kecamatan Sindang, Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu, Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur, Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur, dan Desa Ujunggebang Kecamatan Sukra. Kawasan minapolitan di Kabupaten Indramayu terdiri dari 4 kawasan minapolitan, yaitu minapolitan garam berada di Desa Santing Kecamatan Losarang, minapolitan perikanan tangkap berada di Desa Karangsong Kecamatan Indramayu, minapolitan perikanan budidaya di Desa Karanganyar Kecamatan Pasekan dan Desa Krimun Kecamatan Losarang serta minapolitan pengolahan hasil perikanan berada di Desa Kenanga Kecamatan Sindang. 4.2.5 Kawasan Peruntukan Pertambangan Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan dilakukan dengan tetap menjaga kualitas lingkungan. Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan diarahkan untuk: 1. 2. 3. Meningkatkan pendapatan daerah dan perekonomian wilayah. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan. Mendorong upaya pengendalian pemanfaatan kawasan pertambangan secara lestari, baik untuk pertambangan skala besar maupun skala kecil.
IV-20
Gabuswetan, Patrol, Haurgeulis dan Balongan. 4.2.6 Kawasan Peruntukan Industri Sebagian atau seluruh bagian kawasan peruntukan industri dapat dikelola oleh satu pengelola tertentu. Dalam hal ini, kawasan yang dikelola oleh satu pengelola tertentu tersebut disebut kawasan industri. Kawasan peruntukan industri memiliki fungsi antara lain: 1. Memfasilitasi kegiatan industri agar tercipta aglomerasi kegiatan produksi di satu lokasi dengan biaya investasi prasarana yang efisien. 2. Mendukung upaya penyediaan lapangan kerja. 3. Meningkatkan nilai tambah komoditas yang pada gilirannya meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di wilayah yang bersangkutan. 4. Mempermudah koordinasi pengendalian dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan.
IV-21
IV-22
Setiap kaveling harus mengikuti ketentuan KDB sesuai dengan Perda setempat. 2. Jalan dan Saluran 8 12 % Terdapat jalan primer dan jalan sekuder Tekanan gandar primer minimal 8 ton dan sekunder minimal 5 ton Perkerasan jalan minimal 7 meter. 3. Ruang Terbuka Hijau Minimal 10 % Dapat berupa jalur hijau (green belt), taman dan perimeter 4. Fasilitas Penunjang 6 12 % Dapat berupa kantin, guest house, tempat ibadah, fasilitas olahraga, tempat pengolahan air bersih, gardu induk, rumah telekomunikasi. Sumber : Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri (Industrial Estate) di Daerah, Balitbang Indag - Puslitbang, 2001
IV-23
No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sumber : Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri (Industrial Estate) di Daerah, Balitbang Indag - Puslitbang, 2001 13. Kawasan Industri harus menyediakan fasilitas fisik dan pelayanan umum. Standar teknis
pelayanan umum dan fasilitas fisik di kawasan industri dapat dilihat tabel 4.8. Tabel 4.8 Standar Teknis Pelayanan Umum di Kawasan Industri No Teknis Pelayanan 1. Tenaga Kerja 2. Luas lahan per unit usaha Standar Kebutuhan 90 110 tenaga kerja/Ha 0,3 5 Ha Keterangan Terdapat beberapa variasi urutan kaveling. Rata-rata kebutuhan lahan 1,34 Ha/unit usaha industri Sumber dari PLN atau swasta Termasuk faximile/telex Telepon umum 1 SST/16 Ha Sumber PDAM/air tanah usaha sendiri sesuai ketentuan yang berlaku Ditempatkan di kiri kanan jalan utama dan lingkungan Saluran tertutup yang terpisah dari saluran drainase Perkiraan limbah padat yang dihasilkan adalah 4 m3/Ha/hari
3. Listrik 4. Telekomunikasi 5. Air bersih 6. Saluran drainase 7. Saluran sewerage 8. Prasarana sampah dan
0,15 0,2 MVA/Ha 4 5 SST/Ha 0,55 0,75 liter/Ha Sesuai debit Sesuai debit sarana 1 bak sampah/kaveling 1 armada sampah/20 Ha 1 unit TPS/20 Ha
IV-24
b. Jalan lingkungan 11. Kebutuhan hunia 1,5 tenaga kerja/unit hunian 12. Kebutuhan fasilitas Sesuai dengan kebutuhan komersila dengan maksimum 20 % luas lahan 13. Bangkitan transportasi Ekspor : 3,5 TEUs/Ha/bulan Impor : 3,0 TEUs/Ha/Bulan
Sumber : Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri (Industrial Estate) di Daerah, Balitbang Indag - Puslitbang, 2001
Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Indramayu terdiri atas 1. Industri besar seluas 1.000 Ha berada di Kecamatan Balongan. 2. Industri menengah seluas 1.000 Ha berada di Kecamatan Losarang, Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan Patrol, dan Kecamatan Sukra. 3. Industri kecil dan makro tersebar di wilayah Daerah meliputi : a. Industri krupuk ikan dan udang berada di Desa Kenanga Kecamatan Sindang. b. Industri batik yang berlokasi di Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu, Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu, Desa Penganjang Kecamatan Sindang, Desa Terusan Kecamatan Sindang dan Desa Babadan Kecamatan Sindang. c. Industri gitar mini berada di Desa Lelea Kecamatan Lelea. d. Industri kain bordir berada di Desa Sukawera Kecamatan Kertasemaya. e. Industri dodol berada di Kecamatan Karangampel. f. Industri keripik melinjo berada di Kecamatan Karangampel. g. Industri gerabah/keramik berada di Kecamatan Kandanghaur. h. Industri kerajinan topeng berada di Kecamatan Sliyeg. i. j. Industri tenun gedogan dan waring berada di Kecamatan Juntinyuat. Industri ayaman bambu dan pandan yang berada di Kecamatan Sliyeg, Arahan dan Lelea. k. Industri kecap berada di Kecamatan Lohbener, Jatibarang dan Juntinyuat.
IV-25
m. Industri rajungan berada di Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur dan Desa
IV-27
Fisik lingkungan Mempunyai daya tarik flora dan fauna aquatic, pasir putih, dan terumbu karang Harus bebas bau tidak enak, debu, asap serta air tercemar Dibangun disesuaikan dengan kebutuhan dan peruntukannya Status kepemilikan harus jelas dan tidak menimbulkan masalah dalam penguasaannya Mempunyai struktur tanah yang stabil Mempunyai kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa memberikan dampak negative terhadap kelestarian lingkungan Mempunyai daya tarik historis, kebudayaan, dan pendidikan Bebas bau tidak enak, debu, dan air tercemar Luas lahan minimal 3 Ha Mempunyai struktur tanah yang stabil Mempunyai kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa memberikan dampak negative terhadap kelestarian lingkungan Harus bebas bau yang tidak enak, debu, air yang tercemar
Sarana dan musholla Gaya bangunan disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan dianjurkan untuk menampilkan cirriciri budaya daerah
2.
Wisata Buatan Tersedia angkutan umum Gaya bangunan disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan menampilkan cirri-ciri budaya daerah Jenis sarana yang tersedia yaitu rumah makan, kantor pengelola, tempat rekreasi dan hiburan, WC umum, dan musholla Ada tempat untuk melakukan kegiatan penerangan wisata, pentas seni, pameran dan penjualan barangbarang hasil kerajinan Terdapat perkampungan adat Tersedia angkutan umum Tersedia rumah makan, kantor pengelola, tempat rekreasi dan hiburan, WC umum, Musholla dan tempat parker Tersedia sekurangnya 3 jenis sarana rekreasi yang mengandung unsure hiburan, pendidikan, kebudayaan, dan arena bermain anakanak Ada tempat untuk melakukan kegiatan penerangan wisata,pentas seni, pameran, dan penjualan barangbarang hasil kerajinan
Jenis prasarana yang tersedia antara lain jalan, air bersih, listrik, dan telepon Mempunyai nilai pencapaian dan kemudahan hubungan yang tinggi dan mudah dicapai dengan kendaraan bermotor roda empat
Taman Rekreasi
Sumber : Kriteria Lokasi dan Standar Teknis Kawasan Budi daya, Departemen PU, 2003
IV-28
IV-29
IV-30
Mangrove centre seluas kurang lebih 5 (lima) hektar berada di Desa Pabean Ilir
Kecamatan Pasekan. Kerajinan batik di Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu. Upacara adat istiadat yaitu: Upacara Ngarot berada Kecamatan Lelea. Pesta laut Nadran di Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur, Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur, Desa Karangsong Kecamatan Indramayu, Desa Limbangan Kecamatan Juntinyuat, Desa Lombang Kecamatan Juntinyuat dan Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat. Pesta Sedekah Bumi tersebar di setiap kecamatan. Pesta Ngunjungan tersebar di setiap kecamatan. Jaringan berada di Kecamatan Kandanghaur. Pesta Mapag Tamba tersebar di setiap kecamatan;.
IV-31
Wisata kuliner dan wisata tempat pemancingan yang berlokasi tersebar di setiap kecamatan.
4.2.8 Kawasan Peruntukan Permukiman Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan kawasan peruntukan permukiman sebagai berikut : 1. Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%). 2. Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh penyelenggara dengan jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air antara 60 L/org/hari 100 liter/org/hari. 3. Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi, abrasi). 4. Drainase baik sampai sedang. 5. Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/waduk/danau/mata air/saluran pengairan/rel kereta api dan daerah aman penerbangan. 6. Tidak berada pada kawasan lindung. 7. Tidak terletak pada kawasan budi daya pertanian/penyangga. 8. Menghindari sawah irigasi teknis. Kriteria dan batasan teknis kawasan peruntukan pariwisata sebagai berikut : 1. Penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan baru 40% - 60% dari luas lahan yang ada, dan untuk kawasan-kawasan tertentu disesuaikan dengan karakteristik serta daya dukung lingkungan. 2. Kepadatan bangunan dalam satu pengembangan kawasan baru perumahan tidak bersusun maksimum 50 bangunan rumah/ha dan dilengkapi dengan utilitas umum yang memadai. 3. Memanfaatkan ruang yang sesuai untuk tempat bermukim di kawasan peruntukan permukiman di perdesaan dengan menyediakan lingkungan yang sehat dan aman dari bencana hidup. 4. Kawasan perumahan harus dilengkapi dengan: alam serta dapat memberikan lingkungan hidup yang sesuai bagi pengembangan masyarakat, dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan
IV-32
IV-33
IV-34
IV-35
IV-36
IV-37
IV-38
IV-39
IV-40
10. Sub Pos Polair Dadap berada di Kecamatan Juntinyuat. 11. Sub Pos Polair Eretan berada di Kecamatan Kandanghaur.
IV-41