Anda di halaman 1dari 81

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penyelenggaraan penataan ruang nasional dilaksanakan berdasarkan asas

keterpaduan, keserasian, keselarasan, dan keseimbangan, keberlanjutan, keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, keterbukaan, kebersamaan dan kemitraan, perlindungan kepentingan umum, kepastian hukum dan keadilan, serta akuntabilitas. Asas tersebut dilaksanakan untuk mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang, sesuai dengan tujuan penyelenggaraan penataan ruang, yaitu mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan ketahanan nasional. Untuk itu, dalam rangka menyelaraskan dan menjabarkan strategi dan arahan kebijakan penyelenggaraan penataan ruang nasional di wilayah Kabupaten, diperlukan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang mengakomodir kepentingan nasional, regional dan lokal dalam satu kesatuan penataan ruang. Ruang wilayah Kabupaten Indramayu adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, ruang udara dan ruang dalam bumi, sebagai tempat masyarakat Kabupaten Indramayu melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya, serta merupakan suatu sumber daya yang harus ditingkatkan upaya pengelolaannya secara bijaksana. RTRW Kabupaten Indramayu secara keruangan harus mencerminkan bagian dari keruangan lingkup Provinsi Jawa Barat. Disamping itu juga harus dapat menjadi matra ruang yang tegas dan jelas bagi pembangunan daerah yaitu dapat menjadi pedoman dalam penyelenggaraan penataan ruang, serta untuk menjaga kegiatan pembangunan agar tetap sesuai dengan kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan. Sebagai matra spasial pembangunan, maka RTRW Kabupaten Indramayu disusun berdasarkan pencermatan terhadap kepentingan-kepentingan jangka panjang, serta dengan memperhatikan dinamika yang terjadi, baik dalam lingkup eksternal maupun internal. Secara hirarkis RTRW akan mengacu pada RTRW Provinsi dan RTRW Nasional, hal tersebut telah diatur dalam peraturan dan perundangan yang ada. Dengan demikian bila

I-1

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


RTRW dijadikan dasar pijakan daerah, dalam pembangunan, maka pembangunan kabupaten merupakan bagian integral dari pembangunan regional dan nasional. Sehubungan dengan itu, dalam proses penyusunannya tidak terlepas dari hasil evaluasi pelaksanaan RTRW Kabupaten Indramayu sebelumnya, sebagai dasar dalam perumusan strategi dan rencana tata ruang ke depan. Hal ini terutama dikaitkan dengan kinerja penataan ruang, yang pada kenyataannya masih terdapat penyimpangan, baik dalam aspek struktur maupun pola ruang. Selanjutnya dari sisi dinamika pembangunan, telah diperhatikan pula beberapa perubahan yang perlu diantisipasi dan direspon dalam suatu substansi rencana tata ruang yang mampu menjamin keberlangsungan pelaksanaannya di lapangan, serta terlebih penting lagi dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan jangka panjang. Dalam konteks penataan ruang wilayah kabupaten, dinamika eksternal mencakup pengaruh tataran regional dan nasional. Dinamika eksternal ini juga dipengaruhi oleh perkembangan paradigma baru dalam penataan ruang sehubungan dengan terbitnya peraturan perundangan penataan ruang yang baru, serta peraturan perundangan lainnya yang terkait termasuk Norma Standar Pedoman dan Manual (NSPM) yang telah diterbitkan oleh Pemerintah. Dari sisi konservasi lingkungan, isu global warming memberikan pengaruh yang besar terhadap kebijakan penataan ruang dan pembangunan di Indonesia termasuk Kabupaten Indramayu. Dengan adanya isu tersebut, tentu kebijakan penataan ruang yang dihasilkan harus sejalan dengan konservasi dan preservasi lingkungan, serta upaya-upaya mitigasi bencana. Kabupaten Indramayu juga menghadapi berbagai tantangan dan dinamika pembangunan yang bersifat internal. Isu internal terutama tingginya pertumbuhan jumlah penduduk tahun 2011 yang mencapai 1,75 juta jiwa dan dalam waktu 20 tahun mendatang, yaitu tahun 2031 akan berjumlah 2,021 juta jiwa. Hal ini tentu akan berimplikasi pada semakin tingginya kebutuhan akan sumberdaya lahan, air, energi, ketahanan pangan, kesempatan kerja, dan sebagainya. Selain dari aspek kependudukan, dinamika internal juga ditunjukkan oleh masih belum optimalnya pencapaian target Indeks Pembangunan Manusia (IPM), rendahnya tingkat kelestarian lingkungan, kenyamanan bermukim, keleluasaan beraktifitas, kelancaran bermobilitas dan kelayakan prasarana, serta belum optimalnya upaya-upaya dalam mitigasi bencana dan masih membutuhkan peningkatan lebih lanjut. Berdasarkan penjelasan di atas, perumusan substansi RTRW Kabupaten Indramayu yang memuat tujuan, kebijakan dan strategi, rencana, arahan pemanfaatan ruang dan
I-2

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


pengendalian pemanfaatan ruang, ditujukan untuk dapat menjaga sinkronisasi dan konsistensi pelaksanaan penataan ruang dan mengurangi penyimpangan, serta diharapkan akan lebih mampu merespon tantangan dan menjamin keberlanjutan pembangunan, melalui berbagai pembenahan dan pembangunan ruang yang produktif dan berdaya saing tinggi demi terwujudnya masyarakat Indramayu REMAJA Religius, Maju, Mandiri dan Sejahtera.

1.2 FUNGSI DAN KEDUDUKAN


RTRW Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2031 merupakan matra spasial dari RPJPD Kabupaten Indramayu, yang berfungsi sebagai penyelaras kebijakan penataan ruang serta sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mengarahkan lokasi, dan menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di Kabupaten Indramayu. Kedudukan RTRW Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2031 adalah sebagai pedoman dalam : a. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Indramayu dan rencana sektoral lainnya. b. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. c. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah, Kabupaten/Kota, serta keserasian antarsektor. d. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi. e. Penataan ruang kawasan strategis kabupaten

1.3 RUANG LINGKUP


1.3.1 Lingkup Wilayah RTRW Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2031 mencakup perencanaan seluruh wilayah administrasi Kabupaten Indramayu, yang meliputi :
Wilayah daratan, seluas 209.942 Ha. Wilayah pesisir dan laut, dengan garis pantai sepanjang 147 km dan sejauh 4 mil dari

pantai.
Wilayah udara. Wilayah dalam bumi.

Batas koordinat Kabupaten Indramayu berada pada posisi 107 0 51 1080 32 BT dan 060 13 060 40 LS, dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Selatan : Laut Jawa : Kabupaten Majalengka, Sumedang dan Cirebon
I-3

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Sebelah Barat : Kabupaten Subang : Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon

Sebelah Timur

Wilayah adminitrasi Kabupaten Indramayu dapat dilihat dari Gambar 1.1. 1.3.2 Lingkup Substansi Lingkup subtansi RTRW Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2031 tidak terlepas dari muatan substansi yang diatur dalam peraturan perundangan yang mengatur tentang penataan ruang. Lingkup substansi mencakup penjelasan kondisi dan permasalahan penataan ruang, kondisi dan tuntutan penataan ruang 20 (duapuluh) tahun ke depan, tujuan penataan ruang, kebijakan dan strategi penataan ruang, rencana tata ruang wilayah, arahan pemanfaatan ruang, arahan pengendalian pemanfaatan ruang, serta kelembagaan dan peran serta masyarakat. 1.4 DASAR HUKUM RTRW Kabupaten Indramayu mengacu pada dasar hukum meliputi : 1. 2. Pasal 18 ayat (6) Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851). 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043). 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274). 5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419).

I-4

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-5

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881). 7. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412). 8. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152). 9. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169). 10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Indonesia Nomor 4247). 11. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477). 12. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377). 13. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421). 14. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844). Tambahan Lembaran Negara Republik

I-6

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


15. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725). 16. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4722); 17. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723). 18. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844). 19. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725). 20. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739). 21. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4899). 22. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 69). 23. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959). 24. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966). 25. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4974). 26. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5025).
I-7

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


27. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052). 28. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059). 29. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068). 30. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073). 31. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5168). 32. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188). 33. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundanganundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234). 34. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373). 35. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 52, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3747). 36. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838). 37. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3934).

I-8

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


38. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4242). 39. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2003 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385). 40. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4452). 41. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453), senagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5056). 42. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4489), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5019). 43. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490). 44. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UndangUndang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532). 45. Peraturan Pemerintahan Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Noor 165, Tamabhan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593).

I-9

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


46. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4624). 47. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655). 48. Peraturan Pemerintahan Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfataan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4366), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4818). 49. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737). 50. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833). 51. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139). 52. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2009 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5019). 53. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070). 54. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5097). 55. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5098).
I-10

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


56. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103). 57. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Serta masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160). 58. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5217). 59. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Lingkungan Geologi (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2002 Nomor 2 Seri E). 60. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2005 tentang Sempadan Sumber Air (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 Nomor 2 Seri E). 61. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 86). 62. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 3 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pembuatan Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu (Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 3 Tahun 2006 Seri. E.2). 63. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Indramayu (Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 4 Tahun 2007 Seri A. 2). 64. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 6 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Indramayu (Lembaran Daearah Kabupaten Indramayu Nomor 6 Tahun 2008 Seri. D.2). 65. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 7 Tahun 2008 tentang Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Indramayu (Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 7 Tahun 2008 Seri. D.3). 66. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 8 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah Kabupaten Indramayu (Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 8 Tahun 2008 Seri. D.4). 67. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 9 Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Indramayu (Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 9 Tahun 2008 Seri. D.5).
I-11

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


68. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 10 Tahun 2008 tentang Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu (Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 10 Tahun 2008 Seri. D.6).

1.5 PROFIL WILAYAH KABUPATEN INDRAMAYU


1.5.1 Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Indramayu tahun 2009 sebanyak 1.744.897 jiwa, dengan komposisi jumlah laki-laki sebanyak 888.579 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 856.318 jiwa. Jumlah rumah tangga Kabupaten Indramayu tahun 2009 sebanyak 455.889 KK. Kecamatan Indramayu merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar sebanyak 103.980 jiwa. Konsentrasi sebaran jumlah penduduk terpusat pada kecamatankecamatan bagian utara Kabupaten Indramayu, terutama kecamatan yang dilalui oleh jalur Pantura Pulau Jawa. Sebaran jumlah penduduk per kecamatan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Sebaran Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2009
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 KECAMATAN Haurgeulis Gantar Kroya Gabuswetan Cikedung Terisi Lelea Bangodua Tukdana Widasari Kertasemaya Sukagumiwang Krangkeng Karangampel Kedokanbunder Juntinyuat Sliyeg Jatibarang Balongan Indramayu Sindang Cantigi Pasekan Lohbener Arahan Losarang JUMLAH RUMAH TANGGA 22.594 15.252 17.071 15.686 12.193 15.234 15.066 8.132 15.605 10.310 12.821 8.936 17.300 16.025 11.698 22.601 16.097 18.397 10.848 26.648 12.230 6.255 5.883 14.689 9.068 15.453 JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI 47.038 35.070 32.297 29.381 19.688 27.232 24.776 14.363 27.537 18.364 30.997 17.802 34.284 33.064 22.974 43.568 31.112 36.960 20.968 52.916 25.842 12.360 12.125 28.397 17.239 29.460 PEREMPUAN 46.048 31.277 31.407 29.477 19.984 26.132 24.971 13.923 26.869 17.537 29.406 17.184 33.490 31.853 21.871 40.908 29.081 35.009 19.656 51.064 25.077 11.875 11.517 27.286 16.835 28.423 TOTAL 93.086 66.347 63.704 58.858 39.672 53.364 49.747 28.286 54.406 35.901 60.403 34.986 67.774 64.917 44.845 84.476 60.193 71.969 40.624 103.980 50.919 24.235 23.642 55.683 34.074 57.883
I-12

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


NO 27 28 29 30 31 KECAMATAN Kandanghaur Bongas Anjatan Sukra Patrol TOTAL JUMLAH RUMAH TANGGA 23.086 12.958 22.427 11.517 13.809 455.889 JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI 44.134 23.358 44.168 23.386 27.719 888.579 PEREMPUAN 42.523 22.960 43.280 22.489 26.906 856.318 TOTAL 86.657 46.318 87.448 45.875 54.625 1.744.897

Sumber : Indramayu Dalam Angka Tahun 2009

Persebaran penduduk berdasarkan kepadatan telah mencapai angka sebesar 834 jiwa per km2. Kecamatan Karangampel yaitu sebesar 2.201 jiwa/ Km2, sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Cantigi 266 jiwa/ Km2. Konsentrasi sebaran jumlah penduduk terpusat pada kecamatan-kecamatan bagian utara Kabupaten Indramayu, terutama kecamatan yang dilalui oleh jalur Pantura Pulau Jawa. Terjadinya kesenjangan penyebaran penduduk secara geografis dimungkinkan berkaitan erat dengan faktor daya tarik wilayah, terutama dengan aspek ekonomi serta ketersediaan prasarana permukiman yang ada. Sebaran kepadatan penduduk per kecamatan di Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Tabel 1.2 dan Gambar 1.2. Tabel 1.2 Sebaran Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Tahun 2009 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 KECAMATAN Haurgeulis Gantar Kroya Gabuswetan Cikedung Terisi Lelea Bangodua Tukdana Widasari Kertasemaya Sukagumiwang Krangkeng Karangampel Kedokanbunder Juntinyuat Sliyeg Jatibarang Balongan Indramayu JUMLAH PENDUDUK PER Km2 1.511 326 553 610 313 458 885 694 1.165 917 1.338 943 1.131 2.201 1.397 1.661 1.087 1.644 1.056 1.641
I-13

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK PER Km2 1.555 266 280 1.593 1.025 486 1.131 1.016 1.073 1.058 1.394

21 Sindang 22 Cantigi 23 Pasekan 24 Lohbener 25 Arahan 26 Losarang 27 Kandanghaur 28 Bongas 29 Anjatan 30 Sukra 31 Patrol Sumber : Hasil Analisis Tahun 2010

Ditinjau dari perpindahan penduduk (migrasi), antara yang keluar ke Indramayu dengan yang masuk Indramayu pada tahun 2009 terdapat selisih sejumlah 910 orang. Adapun banyaknya jumlah yang keluar Indramayu mengindikasikan minimnya peluang kerja di daerah, sehingga banyak penduduk yang keluar untuk mencari pekerjaan terutama ke sentra-sentra industri kawasan bodebek, DKI Jakarta, Bandung dan daerah lainnya. Laju pertumbuhan penduduk (LPP) rata-rata Kabupaten Indramayu selama periode 2009-2010 sebesar 0,70%. Perubahan laju pertumbuhan penduduk secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi struktur penduduk, dalam kondisi ketenagakerjaan, komposisi penduduk usia kerja dan angkatan kerja. Dalam ketenagakerjaan, besar kecilnya kontribusi angkatan kerja dalam perekonomian dapat dipantau melalui suatu indikator, yaitu Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Semakin tinggi TPAK semakin besar bagian dari penduduk usia kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa, dalam kurun waktu tertentu. Pada tahun 2010 di Kabupaten Indramayu terdapat sebanyak 1.758.682 orang dan angkatan kerja sebanyak 988.641 orang dengan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) sebesar 65,21 %. Kualitas penduduk juga diukur menggunakan komponen-komponen target dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yaitu Indeks Pendidikan melalui nilai Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Angka Melek Huruf (AMH), serta Indeks Kesehatan melalui nilai Angka Harapan Hidup (AHH). Realisasi IPM Kabupaten Indramayu tahun 2006-2010 dapat dilihat pada Tabel 1.3.

I-14

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-15

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Tabel 1.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Indramayu Tahun 2005-2010
TAHUN No. 1 INDIKATOR 2006 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) A BIDANG PENDIDIKAN Angka Melek Huruf Indeks AMH Rata Lama Sekolah Indeks RLS Indeks Pendidikan (IP) B BIDANG KESEHATAN Angka Harapan Hidup (AHH) Indeks Kesehatan (IK) C BIDANG DAYA BELI Purchasing Power Parity (PPP) Indeks Daya Beli (Indeks PPP) 562.030 60,55 566.400 61,56 571.220 62,68 576.180 63,82 581.440 65,04 65,53 67,55 66,17 68,62 66,84 69,73 67,46 70,77 67,54 70,9 65,92 2007 67,4 2008 68,64 2009 69,84 2010 70,43

84,21 84,21 6,09 40,60 69,67

87,24 87,24 6,23 41,53 72,00

88,58 88,58 6,51 43,4 73,52

89,71 89,71 6,81 43,4 74,94

89,72 89,72 6,99 46,60 75,35

Sumber : BPS Kabupaten Indramayu Tahun 2010

Secara umum, indeks IPM Kabupaten Indramayu masih relatif rendah jika dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Jawa Barat, sehingga perlu penanganan yang sangat serius untuk ketiga indikator IPM tersebut. Masalah pendidikan, kesehatan, kemiskinan dan pengangguran sangat memerlukan penanganan yang serius, selain itu pengendalian penduduk secara terintegrasi juga perlu dilakukan mengingat masalah kependudukan berkonsekuensi terhadap penataan ruang di Kabupaten Indramay, khususnya terhadap guna lahan, kondisi iklim, ketahanan pangan, kesempatan kerja, kecukupan energi dan air baku. 1.5.2 Ekonomi PDRB Kabupaten Indramayu selama periode 2007-2010, baik yang dihitung atas dasar harga berlaku maupun yang dihitung atas dasar harga konstan 2000, terus menunjukkan peningkatan. Pada Tahun 2007, nilai PDRB Kabupaten Indramayu atas dasar harga berlaku dengan minyak dan gas bumi mencapai Rp. 34.541.953,08 juta; kemudian tahun 2008 Rp. 41.528.321,49 juta; Tahun 2009 mengalami sedikit penurunan akibat dari pengaruh deflasi harga menjadi Rp.40.525.614.19 juta; dan Tahun 2010 mengalami kenaikan akibat dari pengaruh inflasi harga menjadi Rp. 45.366.415,52 juta. PDRB Kabupaten Indramayu selama periode 2007-2010 dapat di lihat pada Tabel 1.4.

I-16

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Tabel 1.4 PDRB Kabupaten Indramayu Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, Tahun 2007-2010
URAIAN PDRB Kabupaten Indramayu Dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah) 2007 34.541.953,08 2008 2009
*)

2010

**)

41.528.321,49 40.525.614,19

45.366.415,52

PDRB Kabupaten Indramayu Dengan Migas Atas Dasar Harga Konstan 12.956.044,05 2000 (juta rupiah) PDRB Kabupaten Indramayu Tanpa Migas Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah) PDRB Kabupaten Indramayu Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah) Peranan Migas terhadap PDRB Kabupaten Indramayu Atas Dasar Harga Berlaku (persen)
Catatan : *) Angka perbaikan **) Angka sangat sementara

13.545.865,90

13.741.502,18 15.196.214,53

12.492.761,85

14.188.348,64

16.569.381,45 19.575.777,44

6.477.712,80

6.584.973,29

7.005.343,47

7.811.410,06

63,83

65,83

59,11

56,85

Sumber : Sumber : BPS Kabupaten Indramayu Tahun 2010

Jika unsur minyak dan gas bumi ini dikeluarkan, maka nilai PDRB atas dasar harga berlaku yang tercapai hanya sebesar Rp. 12.492.761,85 juta (2007); Rp. 14.188.348,64 juta (2008); Rp.16.569.381,45 juta (2009); dan Rp. 19.575.777,44 juta (2010), perbandingan nilai tersebut memperlihatkan bahwa lebih dari 56 persen nilai PDRB Kabupaten Indramayu adalah berasal dari kegiatan ekonomi yang terkait dengan unsur minyak dan gas bumi. Sampai Tahun 2007 lalu, peranan minyak dan gas bumi dalam perekonomian di wilayah Kabupaten Indramayu adalah sebesar 63,83 persen, kemudian meningkat menjadi 65,83 persen pada Tahun 2008. Pada Tahun 2009, mengalami penurunan menjadi sebesar 59,11 persen, hal ini disebabkan adanya penurunan produksi Migas khususnya di UP VI Balongan dan menurun kembali menjadi 56,85 persen pada Tahun 2010. Kelompok

sektor

primer

meliputi

kegiatan

di

sektor

pertanian

dan

pertambangan/penggalian. Kemudian untuk kelompok sektor sekunder, aktivitas ekonominya meliputi kegiatan di sektor industri pengolahan; listrik, gas dan air serta kegiatan di sektor konstruksi/bangunan. Sedangkan kelompok ketiga yaitu kelompok tersier, meliputi kegiatan ekonomi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran; Angkutan dan Komunikasi; dan sektor Perbankan dan jasa-jasa baik jasa perusahaan, perorangan, pemerintahan, dan swasta. Sementara itu, berdasarkan pengelompokan kegiatan sektoral, pada Tahun 2007, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dengan Migas menunjukkan bahwa peranan kelompok
I-17

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


sektor sekunder adalah yang terbesar yaitu mencapai Rp. 14.510.842,90 juta (42,01 persen). Sementara itu, kelompok sektor primer dan tersier pada tahun tersebut masingmasing sebesar Rp. 13.328.256,60 juta (38,59 persen) dan Rp. 6.702.853,58 juta (19,40 persen). Pada Tahun 2008 distribusi persentase kelompok primer mengalami penurunan sebesar 4 point, kelompok sekunder naik sebesar 4,30 point, sedangkan kelompok tersier turun 0,3 point. Pada Tahun 2009 distribusi persentase kelompok primer mengalami kenaikan sebesar 3,53 point, kelompok sekunder turun sebesar 6,80 point, sedangkan kelompok tersier naik 3,27 point. Pada Tahun 2010 dibanding persen). Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian di tahun 2009, peranan Kabupaten Indramayu kelompok sektor primer mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp. 18.712.996,63 juta (41,25 mengandalkan sektor primer (pertanian dan pertambangan). Sedangkan kelompok sektor sekunder dan kelompok tersier secara nominal mengalami kenaikan menjadi Rp. 16.574.531,29 juta dan Rp. 10.078.887,6 juta. Namun secara distribusi persentase mengalami penurunan menjadi 36,53 persen dan 22,22 persen. Tabel 1.5 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Indramayu atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kelompok Sektor Tahun 2007-2010 (Juta Rupiah)
KELOMPOK SEKTOR 2007 2008 2009*) 2010**)

Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Dengan Migas 1. Primer 2. Sekunder 3. Tersier 13.328.256,60 (38,59) 14.510.842,90 (42,01) 6.702.853,58 (19,40) PDRB ADHB MIGAS 34.541.953,08 14.366.476,17 (34,59) 19.229.945,84 (46,31) 7.931.899,48 (19,10) 41.528.321,49 15.446.931,19 (38,12) 16.011.980,38 (39,51) 9.066.702,62 (22,37) 40.525.614,19 18.712.996,63 (41,25) 16.574.531,29 (36,53) 10.078.887,60 (22,22) 45.366.415,52

Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tanpa Migas

1. 2.

Primer Sekunder 3. Tersier PDRB ADHB TANPA MIGAS

4.705.674,83 (37,67) 1.084.233,44 (8,68) 6.702.853,58 (53,65) 12.492.761,85

5.054.974,28 (35,63) 1.201.474,88 (8,47) 7.931.899,48 (55,90) 14.188.348,64

6.199.963,54 (37,42) 1.302.715,28 (7,86) 9.066.702,62 (54,72) 16.569.381,45

8.146.055,51 (41,61) 1.350.834,33 (6,90) 10.078.887,60 (51,49) 19.575.777,44

Sumber : BPS Kabupaten Indramayu Tahun 2010

Catatan : *) Angka perbaikan **) Angka sangat sementara Angka dalam kurung ( ) merupakan distribusi persentase kelompok sektor terhadap PDRB

I-18

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Hal berbeda ditunjukkan apabila 3 (tiga) kelompok sektor tersebut ditinjau dari sisi tanpa migas. Terlihat bahwa perekonomian di Kabupaten Indramayu selama kurun waktu empat tahun terakhir didominasi oleh kelompok sektor tersier yaitu sebesar 53,65 persen (2007); 55,90 persen (2008); 54,72 persen (2009) dan 51,49 persen (2010). Kelompok sektor primer mempunya distribusi persentase terbesar kedua yaitu : 37,67 persen (2007); 35,63 persen (2008); 37,42 persen (2009) dan 41,61 persen (2010). Namun distribusi persentase sektor Sekunder selama kurun waktu empat tahun terakhir mengalami trend menurun yaitu : 8,68 persen (2007); 8,47 persen (2008); 7,86 persen (2009) dan 6,90 persen (2010). Apabila dicermati secara nominalnya sektor primer mengalami kenaikan 7,42 persen pada tahun 2008; 22,65 persen pada tahun 2009; dan pada tahun 2010 sebesar 31,39 persen. Untuk sektor sekunder dan sektor tersier perkembangan persentase secara nominal mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sektor sekunder pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 10,81 persen; 8,43 persen (2009) dan 3,69 persen (2010). Untuk sektor tersier pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 18,34 persen; 14,31 persen (2009) dan 11,16 persen (2010). Apabila dicermati lebih mendalam, terlihat bahwa kelompok sektor primer baik dari sisi dengan migas maupun tanpa migas memberikan distribusi persentase yang kembali meningkat selama kurun waktu 2008-2010 seiring dengan menurunnya kelompok sektor lainnya (sekunder dan tersier). Hal tersebut menunjukkan bahwa perekonomian di Kabupaten Indramayu kembali mengandalkan kelompok sektor yang berasal dari sumber daya alam (natural resources ) daripada kelompok sektor yang merubah barang mentah ( raw

material ) menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan kelompok sektor jasa -jasa
(services ). Distribusi persentase kelompok sektor ditinjau dari sisi dengan migas memperlihatkan bahwa pada Tahun 2010, kelompok sektor yang paling berperan adalah kelompok sektor primer dengan 41,25 persen, disusul kemudian kelompok sektor sekunder 36,53 persen, dan kelompok sektor tersier sebesar 22,22 persen. Sedangkan apabila ditinjau dari sisi tanpa migas terlihat bahwa pada Tahun 2010, kelompok sektor yang paling berperan adalah kelompok sektor tersier dengan 51,49 persen, disusul kemudian kelompok sektor primer 41,61 persen. Sementara itu, pergerakan ekonomi Kabupaten Indramayu selama periode Tahun 2007-2010, nampak bahwa PDRB atas dasar harga konstan 2000 tanpa migas mengalami peningkatan laju pertumbuhan yang cukup tinggi pada Tahun 2010 besarannya cukup signifikan. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indramayu (tanpa migas) pada Tahun 2007 mencapai 5,62 persen. Sementara pada Tahun 2008, laju pertumbuhannya tertekan
I-19

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


dan menunjukkan perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 1,66 persen seiring dengan tidak menentunya kondisi ekonomi global dan pada akhir tahun 2009 laju pertumbuhan membaik cukup signifikan menjadi 6,38 persen. kemudian meningkat pada Tahun 2010 menjadi sebesar 11,51 persen. Hal ini menggambarkan Kabupaten Indramayu mampu melewati kondisi krisis ekonomi global dengan aktivitas ekonominya yang berbasis agraris. Khusus untuk kelompok sektor primer, mengingat bahwa kegiatan pertanian di Kabupaten Indramayu menempati posisi yang strategis maka sektor pertanian dipisahkan dari sektor pertambangan dan penggalian. Dengan demikian, analisis terhadap sektor pertanian dapat dilakukan tersendiri. Berdasarkan data PDRB Kabupaten Indramayu Tanpa Migas atas dasar harga konstan 2000, laju pertumbuhan sektor Pertanian pada Tahun 2007 adalah sebesar 0,82 persen dan menurun menjadi deflasi 6,04 persen pada Tahun 2008. Hal ini disebabkan Produksi padi dan palawija mengalami penurunan 6,53 persen. Sementara itu pada Tahun 2009, sektor pertanian kembali naik cukup signifikan menjadi sebesar 12,11 persen dan tahun berikutnya meningkat sangat signifikan menjadi sebesar 24,01 persen pada Tahun 2010. Hal ini disebabkan produksi dan harga sektor pertanian naik, misalnya padi dari produksi naik sebesar 2,55 persen sedang dari sisi harga naik 10,39 persen. Buah-buahan dari sisi produksi naik sebesar 106 persen sedang dari sisi harga naik sebesar 18 persen. Laju pertumbuhan sektor sekunder pada tahun 2007 adalah sebesar 8,37 persen dan meningkat menjadi 8,84 persen pada tahun 2008. Namun pada tahun 2009 dan tahun 2010 mengalami perlambatan sebesar 4,32 persen dan 1,43 persen . Laju pertumbuhan sektor tersier pada tahun 2007 adalah sebesar 9,32 persen dan melambat menjadi 6,59 persen pada tahun 2008, pada tahun 2009 mengalami perlambatan sebesar 2,72 persen dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 3,67 persen. Berdasarkan PDRB Kabupaten Indramayu dengan Migas, Selain sektor pertanian yang menempati posisi khusus, menarik dikaji adalah perkembangan yang terjadi di kelompok sektor sekunder khususnya yang terkait dengan kegiatan industri pengolahan. Periode 2007-2010 menjadi masa keterpurukan bagi kegiatan industri pengolahan secara umum, dimana pada Tahun 2007 laju pertumbuhan kelompok sektor sekunder sebesar deflasi 1,34 persen kemudian meningkat kinerjanya yang diperlihatkan dengan laju pertumbuhannya yang sebesar 19,36 persen. Ketergantungan terhadap komponen impor membuat banyak perusahaan Industri pada saat itu mengurangi kapasitas produksinya, bahkan ada yang sampai menutup kegiatan usahanya. Keadaan ini berlanjut hingga tahun 2009 laju

I-20

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


pertumbuhan ekonomi sebesar deflasi 6,34 persen dan tahun 2010 laju pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar 15,82 persen. Kelompok sektor tersier selama periode tahun 2007-2010 berfluktuatif, terlihat pada tahun 2007 tumbuh sebesar 9,32 persen, bahkan pada tahun terakhir, yaitu melambat menjadi 6,59 persen tahun 2008, menjadi 2,72 persen pada tahun 2009 dan meningkat lagi menjadi 3,67 persen tahun 2010. Perbandingan laju pertumbuhan ekonomi PDRB kabupaten indramayu tahun 2007-2010 tanpa migas dan dengan migas dapat dilihat pada Tabel 1.6. Tabel 1.6 Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten Indramayu Tahun 2007-2010 Tanpa Migas dan dengan Migas (Persen)
KELOMPOK SEKTOR A. Laju PDRB Kabupaten Indramayu Tanpa Migas 1. Primer 2007 2008 2009*) 2010**)

0,82 0,82 0,11 8,37 9,32 5,62

-5,97 -6,04 5,00 8,84 6,59 1,66

12,08 12,11 8,00 4,32 2,72 6,38

23,90 24,01 8,00 1,43 3,67 11,51

a. b.

Pertanian Pertambangan & Penggalian 2. Sekunder 3. Tersier Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Migas

B. Laju PDRB Kabupaten Indramayu Dengan Migas 1. Primer a. Pertanian

1,32 0,82 1,63 -1,34 9,32 2,65

-2,39 -6,04 -0,14 19,36 6,59 4,55

4,61 12,11 0,25 -6,34 2,72 1,44

11,86 24,01 3,98 15,82 3,67 10,59

b. Pertambangan & Penggalian


2. Sekunder 3. Tersier Produk Domestik Regional Bruto Dengan Migas

Sumber : BPS Kabupaten Indramayu Tahun 2010


Catatan : *) Angka perbaikan **) Angka Sangat Sementara

1.5.3 Penggunaan Lahan Penggunaan lahan Kabupaten Indramayu didominasi oleh sawah irigasi dan sawah tadah hujan dengan seluas 146.115 Ha setara dengan 69,59 % dari luas Kabupaten Indramayu. Sedangkan kawasan terbangun (permukiman) dengan luas keseluruhan mencapai 18.520 Ha sekitar 8,82 % dari luas Kabupaten Indramayu. Untuk lebih jelas mengenai data dan peta penggunaan lahan di Kabupaten Indramayu tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 1.7 dan Gambar 1.3.

I-21

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Tabel 1.7 Pengunaan Lahan NO PENGGUNAAN LAHAN 1. Permukiman 2. Sawah irigasi 3. Sawah tadah hujan 4. Empang, tambak 5. Penggaraman 6. Ladang, tegalan, perkebunan 7. Danau, situ, rawa, dan kolam 8. Industri 9. Hutan mangrove 10. Hutan 11. Sungai dan lain-lain 12. Kawasan konservasi Pulau Biawak Sumber : Peta Citra Quickbird Tahun 2009 A. Sumberdaya Hutan Kerusakan (degradasi) hutan merupakan salah satu masalah lingkungan yang paling serius, karena berdampak terhadap persediaan kayu, sumberdaya non-kayu, serta konservasi keanekaragamanhayati dan fungsi ekologis hutan bagi kepentingan hidup manusia. Besarnya degradasi hutan di Kabupaten Indramayu digambarkan dengan luasan tegakan hutan saat ini kurang dari 10%, dibandingkan fakta bahwa 19% luas wilayah Kabupaten Indramayu ditetapkan sebagai kawasan hutan negara dengan luasan 8.023 Ha hutan mangrove dan 32.004 Ha sebagai hutan produksi. Sehingga diperkirakan jika tidak ada upaya-upaya pengendalian konversi fungsi hutan dan pengendalian penggunaan lebih ( over LUAS (HA) 18.520 106.895 39.220 19.020 2.110 13.140 856,8 603,1 1.314 5.594 1.927 742

utilization), hutan di Kabupaten Indramayu akan hilang.


Kerusakan hutan menjadi semakin serius akibat tindakan perambahan secara langsung oleh masyarakat, dan secara tidak langsung oleh pengusaha komersial karena lemahnya pengawasan dan penegakan hukum. Kerusakan hutan cenderung merubah lahan subur menjadi lahan kritis, dan secara langsung menurunkan fungsi lindungnya, sehingga tidak dapat melindungi kawasan bawahannya secara maksimal, dan dapat menyebabkan terjadinya kekeringan, longsor, dan bencana lainnya. Dari data yang ada tercatat sekitar 10.355 Ha lahan potensial kritis, 7.625 Ha lahan semi kritis dan lahan kritis sekitar 3.987 Ha dan perubahan lahan akibat abrasi pantai sekitar 2.431,970 Ha, sehingga total lahan kritis yang perlu dipulihkan mencapai 24.398.970 Ha. Untuk lebih jelasnya mengenai data lahan kritis di tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.8 di bawah ini.

I-22

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-23

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Tabel 1.8 Luas Lahan Kritis di Kabupaten Indramayu
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Kecamatan Potensial Kritis (Ha) Semi Kritis (Ha) 2.198 0 508 25 493 0 96 2 0 9 23 0 543 1.004 0 35 3 0 0 203 1.003 50 0 926 40 78 73 2 0 311 0 7.625 Kritis (Ha) 2.012 0 544 14 507 0 96 0 0 0 0 0 0 76 0 0 0 0 0 44 262 103 0 0 0 72 0 0 0 257 0 3.987 Jumlah 5.728 0 1.879 78 2.584 0 565 565 0 374 768 0 543 1.080 0 782 642 242 825 247 1.265 153 0 926 40 389 373 743 671 569 0 21.967

Haurgeulis 1.518 Gantar 0 Kroya 827 Gabuswetan 39 Cikedung 1.548 Terisi 0 Lelea 373 Bangodua 563 Tukdana 0 Widasari 338 Kertasemaya 745 Sukagumiwang 0 Krangkeng 0 Karangampel 0 Kedokanbunder 0 Juntinyuat 747 Sliyeg 639 Jatibarang 242 Balongan 825 Indramayu 0 Sindang 0 Cantigi 0 Pasekan 0 Lohbener 0 Arahan 0 Losarang 239 Kandanghaur 300 Bongas 741 Anjatan 671 Sukra 0 Patrol 0 Jumlah 10.355 Sumber : BPS, Indramayu Dalam Angka Tahun 2009

B. Alih Fungsi Lahan Hutan Berdasarkan penetapan kawasan hutan di Kabupaten Indramayu oleh Kementerian Kehutanan, ditetapkan bahwa kawasan hutan di Kabupaten Indramayu adalah seluas 40.027 Ha dengan perincian 8.023 Ha hutan lindung dan 32.004 Ha sebagai hutan produksi. Peta penunjukkan kawasan hutan dapat dilihat pada Gambar 1.4. Berdasarkan data penggunaan lahan, terlihat bahwa terjadi alih fungsi lahan hutan yang cukup besar, baik pada kawasan hutan produksi maupun hutan lindung. Pada kawasan hutan lindung yang berupa tegakan hutan bakau, banyak beralih fungsi menjadi tambak

I-24

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


sedangkan pada kawasan hutan produksi beralih fungsi menjadi perkebunan dan sudah berlangsung sangat lama. C. Alih Fungsi Lahan Sawah Luas lahan pertanian di Kabupaten Indramayu adalah 146.115 Ha terdiri dari sawah irigasi seluas 106.895 Ha dan sawah tadah hujan seluas 39.220 Ha. Lahan kawasan pertanian beririgasi diharapkan dapat lebih produktif dibandingkan lahan sawah tadah hujan, namun yang terjadi adalah penurunan kinerja untuk kawasan sawah. Pada tahun 2010 luas panen meskipun mengalami peningkatan namun dari sisi produksinya mengalami penurunan dari 1.588.866,12 ton di tahun 2009 menjadi 1.557.552,30 ton pada tahun 2010. 1.5.4 Infrastruktur Wilayah 1.5.4.1 Sumber Daya Air dan Irigasi Kabupaten Indramayu memiliki curah hujan tahunan rata-rata berkisar antara Curah hujan rata-rata tahunan sebesar 1.428,45 mm dan memiliki potensi sumber daya air khususnya air permukaan yang sangat besar dan belum dimanfaatkan secara optimal dan lebih banyak yang terbuang ke laut. Kabupaten Indramayu Berdasarkan kondisi geografis dan fisiografi merupakan dataran rendah dan pantai serta berada pada bagian hilir daerah aliran sungai yang besar, yaitu DAS Cimanuk dan DAS Cipunagara yang terbagi dalam 14 aliran sungai yang mengalir ke arah utara yaitu ke Laut Utara Jawa, dimana sungai yang tergolong besar adalah Sungai Cimanuk, Sungai Cipanas, Sungai Cipunegara, Sungai Cilalanang, Sungai Kumpulkuista, Sungai Pamengkang dan Sungai Cimanis. Dan berdasarkan penetapan wewenang dan pengelolaan berada dalam 2 (dua) Wilayah Sungai (WS) yaitu WS Cimanuk Cisanggarung dan WS Citarum. Selain sumber daya air alami, Kabupaten Indramayu memiliki waduk dan situ. Waduk dan situ yang menjadi sumber kebutuhan air di Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut : a. b. c. Bendung Rentang yang berada di Sungai Cimanuk yang mengairi Daerah Irigasi Rentang melalui Saluran Induk Cipelang dan Sindopraja seluas 66.175 Ha. Bendung Salamdarma yang berada di sungai Cipunegara mengai ri Daerah Irigasi Cipunagara melalui Saluran Induk Bugis seluas 24.405 Ha. Waduk Cipancuh yang mengairi Daerah irigasi Cipancuh seluas 6.318 Ha.

I-25

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-26

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


d. e. f. g. h. i. j. k. l. n. o. p. Bendung Sumurwatu yang berada di sungai Cipanas mengairi Daerah Irigasi Cipanas I seluas 2.855 Ha. Bendung HBM yang berada di sungai Cipanas mengairi Daerah Irigasi Cipanas II seluas 3.265 Ha. Waduk Situbolang mengairi daerah Situ bolang seluas 365 Ha. Bendung Cibelerang yang berada di sungai Cibelerang mengairi Daerah Irigasi Cibelerang seluas 325 Ha. Bendung Cipondoh mengairi Daerah Irigasi Cipondoh seluas 698 Ha. Bendung Lebiah mengairi Daerah Irigasi Lebiah seluas 217 Ha. Bendung Sumber Mas mengairi Daerah Irigasi Sumber Mas seluas 382 Ha. Bendung Niwo mengairi Daerah Irigasi Niwo seluas 173 Ha. Bendung Sangkep mengairi Derah irigasi Sangkep seluas 98 Ha. Bendung Pedati mengairi Daerah Irigasi Pedati seluas 1.499 Ha. Bendung Cipapan mengairi Daerah Irigasi Cipapan seluas 240 Ha. Pompanisasi mengairi Daerah Irigasi Pompanisasi seluas 318 Ha.

m. Bendung Lalanang mengairi Daerah Irigasi Lalanang seluas 597 Ha.

q. Bendung Legeh mengairi Daerah Irigasi Legeh seluas 408 Ha.


Pengembangan sumber daya air pada wilayah sungai ditujukan untuk peningkatan kemanfaatan fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan air baku untuk rumah tangga, pertanian, industri, pariwisata, dan untuk keperluan lainnya. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk pertanian dilakukan dengan pengembangan sistem irigasi dan merupakan wewenang dan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Kriteria pembagian tanggung jawab pengelolaan irigasi selain didasarkan pada keberadaan jaringan tersebut terhadap wilayah administrasi juga didasarkan pada strata luasannya sebagai berikut : Daerah Irigasi (DI) dengan luas < 1000 Ha dan berada dalam satu kabupaten/kota menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota. Daerah Irigasi (DI) dengan luas 1000 - 3000 Ha atau DI yang bersifat lintas kabupaten/kota menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah provinsi. Daerah Irigasi (DI) dengan luas > 3000 Ha atau DI yang bersifat lintas provinsi, strategis nasional, dan lintas negara menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah pusat. Sesuai dengan kebijakan pengelolaan air baku untuk irigasi, maka di Indramayu dibagi menjadi dua bagian pelayanan irigasi, yaitu daerah irigasi Rentang dan daerah irigasi kecil yang mendapat pasokan air dari Bendung Rentang, Bendung Salamdarma, Bendung Sumurwatu, Bendung HBM, Bendung Cibelerang dan bendung -bendung kecil lainnya berada dibawah pengelolaan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air,
I-27

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Pertambangan dan Energi Kabupaten Indramayu, sedangkan daerah irigasi Cipunegara yang mendapatkan pasokan air dari Waduk Jatiluhur menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah pusat dibawah pengelolaan PJT II Jatiluhur Divisi III Seksi Patrol. 1.5.4.2 Jalan dan Perhubungan Berdasarkan pembagian kewenangan penanganan jalan, sistem jaringan jalan di Kabupaten Indramayu ditinjau dari status jalan, terdiri atas jalan nasional sepanjang 108,15 km, jalan propinsi sepanjang 105,68 km, jalan kabupaten sepanjang 798,035 km. Sedangkan jalan desa dan jembatan Kabupaten adalah sepanjang 980,150 km dan 2.990,150 meter. Kondisi jalan kabupaten adalah terdapat 54,13 % kondisinya baik (400,058 km), 29,51 % kondisi sedang (235,520 km), 13,98 % kondisi rusak ringan (111,582 km) dan 6,38 % (50,875 km) rusak berat. Sementara itu jumlah terminal yang ada di Kabupaten Indramayu sebanyak 6 buah yaitu terminal Indramayu (tipe C), terminal Sindang (tipe C), terminal Jatibarang (tipe C/lintas), terminal Karangampel (tipe C), Terminal Patrol (tipe C) dan terminal Haurgeulis (tipe C). Untuk ketersediaan jaringan trayek angkutan umum dalam wilayah Kabupaten Indramayu sudah tersebar di 31 Kecamatan yaitu sebanyak 43 trayek. Berkaitan dengan jaringan pelayanan kereta api, kabupaten Indramayu merupakan perlintasan jalur kereta api antara Jakarta dengan kota -kota lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan adanya stasiun kereta api yang ada sekarang yaitu di Haurgeulis, Cilegeh, Terisi, Kedokangabus, Telagasari, Kertasemaya dan Jatibarang, kereta api menjadi sarana transportasi yang sangat prospektif untuk dikembangkan sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan ketersediaan transportasi massal. Sedangkan untuk transportasi laut di Kabupaten Indramayu hingga sekarang masih terbatas pada angkutan niaga dan perikanan. Pada tahun 2009 tercatat sebanyak 3.891 unit kapal yang terdiri dari 3.233 kapal nelayan dan 658 kapal niaga berlabuh di Kabupaten Indramayu. Sementara itu untuk transportasi udara, Kabupaten Indramayu memanfaatkan bandara Soekarno Hatta di Jakarta maupun bandara Husein Sastranegara di Bandung yang jaraknya relatif jauh dari Indramayu, akan tetapi dengan adanya rencana pembangunan Bandara Internasional di Kertajati Kabupaten Majalengka, merupakan suatu keuntungan bagi masyarakat Indramayu karena faktor jaraknya yang relatif lebih dekat.

I-28

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


1.5.4.3 Energi dan Telekomunikasi Kabupaten Indramayu memiliki potensi energi fosil berupa gas dan minyak bumi. Potensi cadangan gas dan minyak bumi Kabupaten Indramayu tersebar baik yang berada di wilayah daratan (on shore) maupun di wilayah perairan (off shore) di seluruh di Indramayu. Hal ini juga didukung dengan keberadaan kilang pengolahan minyak di Kecamatan Balongan. Sementara itu, terkait dengan pemanfaatan listrik yang berasal dari PLN, pasokan listrik dipenuhi dari Sistem Ketenagalistrikan Jawa Madura Bali (Jamali). Pengelolaan pasokan listrik dilakukan oleh PT. PLN P3B (Persero) Region Jawa Barat, yang melayani untuk daerah Karawang, Cianjur, Purwakarta, Cimahi, Bandung, Majalaya, Sumedang, Cirebon, Garut, Tasikmalaya. Pendistribusian kelistrikan di Indramayu dikelola oleh PT. PLN (Persero) UPJ Indramayu melalui 4 (tiga) buah Gardu Induk untuk melayani kebutuhan listrik bagi seluruh masyarakat hingga ke desa-desa maupun untuk kebutuhan bagi berbagai sektor usaha dan jasa yang ada di Indramayu. Dalam upaya memenuhi kebutuhan listrik nasional, maka di Indramayu akan dibangun PLTU 500 KV yang berada di Desa Sumuradem, Kecamatan Sukra. Pengembangan energi surya telah dilakukan dalam skala kecil (rumah tangga), ditujukan bagi masyarakat yang tidak mendapatkan jaringan listrik PLN. Kendala yang dihadapi pada pengembangan energi surya adalah elemen dan pemeliharaan yang masih cukup mahal. Dalam pelayanan jasa telekomunikasi, PT Telkom membagi wilayah jasa telekomunikasi telepon tetap di Jawa Barat menjadi dua divisi regional (divre), yaitu: Divre II Jakarta dan Divre III Jawa Barat. Untuk wilayah Kabupaten Indramayu termasuk ke dalam Divre III Jawa Barat yang melayani kebutuhan telekomunikasi masyarakat sebagian besar wilayah Jawa Barat. Divre III Jawa Barat mempunyai tujuh Kadantel dengan area pelayanan: a. Kadantel Bandung: area pelayanan Bandung dan Sumedang b. Kadantel Garut: area pelayanan Garut c. Kadantel Subang: area pelayanan Subang d. Kadantel Cirebon: area pelayanan Cirebon, Kuningan, Indramayu dan Majalengka e. Kadantel Tasikmalaya: area pelayanan Tasikmalaya dan Ciamis f. Kadantel Cianjur: area pelayanan Cianjur g. Kadantel Sukabumi: area pelayanan Sukabumi Jumlah satuan sambungan telepon (SST) dari PT. Telkom di Kabupaten Indramayu adalah sebanyak 15.393 SST. Selain PT. Telkom, sejumlah penyedia layanan telepon
I-29

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


seluler sudah beroperasi di Kabupaten Indramayu. Perkembangan telepon seluler ini telah mampu melayani kebutuhan telekomunikasi bagi penduduk Kabupaten Indramayu, untuk lebih jelasnya mengenai layanan telepon dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.9 Pelayanan Jaringan Telkom dan Telepon Seluler Tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu
Jaringan Telkom No 1 2 3 4 5 6 Kecamatan Haurgeulis Gantar Kroya Gabuswetan Cikedung Terisi Desa Terlayani Semua desa D.Sukamelang D.Gabuswetan Semua desa Desa Belum terlayani Semua desa Telepon Seluler Desa Terlayani Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Desa Belum terlayani -

D.Tunggulpayung D.Tugu D.Nunuk D.Tempel D.Talagasari D.Langgengsari D.Cempeh D.Tempelkulon -

Lelea

D.Lelea D.Tamansari D.Pangauban

Semua desa

8 9

Bangodua Tukdana

Semua desa Semua desa

Semua desa Semua desa

10

Widasari

Semua desa

D.Bunder D.Leuwigede D.Widasari

D.Bangkaloa Ilir D.Kalensari D.Ujunggaris D.Kongsijaya D.Ujungjaya D.Ujungpendokjaya D.Kasmaran

11

Kertasemaya

D.Tulungagung D.Tenajar Kidul D.Kertasemaya D.Kliwed D.Tenajar D.Tenajar Lor Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Sukagumiwang Krangkeng Karangampel Kedokanbunder Juntinyuat Sliyeg Jatibarang Balongan Indramayu Sindang Cantigi

D.Jengkok D.Tegal Wirangrong D.Manguntara D.Jambe D.Lemahayu D.Larangan Jambe D.Sukawera -

Semua desa

Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa

I-30

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Jaringan Telkom No 23 24 25 26 27 28 Kecamatan Pasekan Lohbener Arahan Losarang Kandanghaur Bongas Desa Terlayani Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa D.Anjatan Utara D.Anjatan D.Anjatan Baru D.Kedung Wungu D.Salamdarma D.Sukra Wetan D.Sumuradem D.Sumuradem Timur Semua desa Desa Belum terlayani D.Mangunjaya D.Bugistua D.Bugis D.Wanguk D.Lempuyang D.Kopyah D.Cilandak D.Cilandak Lor D.Bogor D.Sukra D.Ujunggebang D.Tegal Taman Telepon Seluler Desa Terlayani Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Semua desa Desa Belum terlayani -

29

Anjatan

Semua desa

30 31

Sukra Patrol

Semua desa Semua desa

Sumber : Hasil Wawancara dan Survei Lapangan Tahun 2009

Berdasarkan hasil survey lapangan, jumlah menara telekomunikasi eksisting wilayah Kabupaten Indramayu yang dicatat berdasarkan penggunaan menara bersama, dapat dilihat pada tabel 1.10. Tabel 1.10 Menara Telekomunikasi Eksisting Kabupaten Indramayu Menara Eksisting No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 KECAMATAN Haurgeulis Kroya Gabus wetan Cikedung Lelea Bangodua Widasari Kertasemaya Krangkeng Karangampel Juntinyuat Sliyeg Jatibarang Balongan Indramayu Multi Operator 4 4 3 1 4 4 3 3 6 6 7 3 4 4 8 Single Operator 7 12 8 2 5 3 3 2 1 7 12 7 12 3 21 Non Operator 0 2 0 0 1 0 0 0 0 2 1 2 0 2 1 Grand Total 11 18 11 3 10 7 6 5 7 15 20 12 16 9 30

I-31

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Menara Eksisting No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 KECAMATAN Sindang Cantigi Sukagumiwang Gantar Kedokan Bunder Terisi Loh bener Arahan Losarang Kandanghaur Bongas Anjatan Sukra Tukdana Pasekan Patrol Grand Total PROSENTASE Multi Operator 3 1 1 4 4 4 6 2 8 4 4 1 2 2 1 4 115 34.53% Single Operator 4 3 3 14 4 8 11 0 5 9 5 10 8 4 1 5 199 59.76% Non Operator 0 0 0 1 1 0 2 1 0 0 1 0 0 1 0 1 19 5.71% Grand Total 7 4 4 19 9 12 19 3 13 13 10 11 10 7 2 10 333 100.00%

Sumber : Hasil Survei Lapangan Tahun 2010

Di Kabupaten Indramayu terdapat total 333 unit menara telekomunikasi seluler. Dimana yang berdiri dan telah digunakan sebagai menara telekomunikasi bersama mencapai 34,53 % (masih dibawah 50%). Dari hasil ini maka sangat dibutuhkan suatu pengendalian pembangunan menara, artinya bahwa penyelenggara Telekomunikasi diharuskan untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan menara (single operator) yang sudah ada terlebih dahulu sejumlah 199 unit Menara. Menara telekomunikasi eksisting per operator di wilayah Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada tabel 1.11. Tabel 1.11 Menara Telekomunikasi Eksisting per Operator Wilayah Kabupaten Indramayu
TOWER EKSISTING Single Non Operator Operator 44 1 51.20% 41 1.20% 0

NO 1 2

PEMILIK PT. XL Axiata, Tbk. PT. Indosat, Tbk.

Multi Operator 41 47.70% 15

TOTAL 86 56

I-32

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


NO PEMILIK Multi Operator 26.80% 31 35.60% 3 16.70% 11 68.80% 0 0.00% 0 0.00% 1 33.30% 0 0.00% 0 0.00% 1 12.50% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 6 66.70% 0 0.00% 1 100.00% 0 TOWER EKSISTING Single Non Operator Operator 73.20% 0.00% 55 63.20% 15 83.30% 5 31.30% 6 85.70% 1 100.00% 2 66.70% 2 66.70% 1 100.00% 7 87.50% 1 100.00% 0 0.00% 1 100.00% 0 0.00% 1 100.00% 2 100.00% 1 100.00% 1 100.00% 2 22.20% 1 25.00% 0 0.00% 1 1 1.10% 0 0.00% 0 0.00% 1 14.30% 0 0.00% 0 0.00% 1 33.30% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 1 100.00% 0 0.00% 1 100.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 1 11.10% 3 75.00% 0 0.00% 0

TOTAL

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

PT. Telkomsel,Tbk PT. Natrindo Telepon Seluler PT. Hutchison CP.Tel PT. Telkom Indonesia PT. Mobile 8 PT. Bakrie Telecom UNKNOWN PT. Polda Indramayu PT. Dian Swastika .S PT. Deltacomsel PT. Konsorsium Telecomindo Approtech Mikro Cell PT. Mitratel PT. Mobile Selular Indonesia PT. Indoprima Mikroselindo PT. Bukaka Polsek Patrol PT. Protelindo PT. PERTAMINA Radio Cinde Radio MG FM

87 18 16 7 1 3 3 1 8 1 1 1 1 1 2 1 1 9 4 1 1
I-33

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


NO PEMILIK Multi Operator 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 1 50.00% 4 50.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 115 34.50% TOWER EKSISTING Single Non Operator Operator 100.00% 0.00% 1 100.00% 0 0.00% 2 100.00% 1 50.00% 3 37.50% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 2 100.00% 199 59.80% 0 0.00% 1 100.00% 0 0.00% 0 0.00% 1 12.50% 1 100.00% 5 100.00% 1 100.00% 0 0.00% 19 5.70%

TOTAL

24 25 26 27 28 29 30 31 32

PT. Satelindo Stasiun DAOP 3 Cirebon PT. Sarana Inti Persada PT. SmartFren PT. Tower Bersama Combat,TBTS,new site PT. Tritunggal Putra Perkasa Tower Radio PT. Nurama Indotama TOTAL

1 1 2 2 8 1 5 1 2 333 100%

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Indramayu Tahun 2010

Sedangkan jumlah keseluruhan BTS yang terdapat di Kabupaten Indramayu yang dimiliki oleh setiap operator (penyelenggara telekomunikasi) termasuk yang menempel sebagai ko-lokasi, yang tersebar di 333 unit menara telekomunikasi eksisting, adalah sejumlah 251 BTS, dimana secara detail dapat dituangkan seperti Tabel 1.12 di bawah ini. Tabel 1.12 Distribusi Jumlah BTS Wilayah Kabupaten Indramayu
Operator Pengguna ISAT TSEL ESIA NTS STI M8 XL KECAMATAN Jumlah 15 21 15 4 13 12 10
I-34

SMART

1 2 3 4 5 6 7

Haurgeulis Kroya Gabus wetan Cikedung Lelea Bangodua Widasari

4 8 2 2 1 3 3

1 2 3 0 4 2 3

2 1 0 0 1 0 0

2 5 5 1 3 2 2

3 3 2 1 2 3 2

1 2 1 0 1 0 0

0 0 0 0 0 0 0

1 0 0 0 1 1 0

1 0 0 0 0 1 0

0 0 0 0 0 0 0

UKWN 0 0 2 0 0 0 0

FLEXI

HCPT

N O

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Kertasemaya Krangkeng Karangampel Juntinyuat Sliyeg Jatibarang Balongan Indramayu Sindang Cantigi Sukagumiwang Gantar Kedokan Bunder Terisi Loh bener Arahan Losarang Kandanghaur Bongas Anjatan Sukra Tukdana Pasekan Patrol 3 3 8 7 5 5 2 8 3 1 2 6 1 2 5 2 4 2 3 2 4 2 1 1 10 5 22.90% 2 3 1 4 2 2 3 4 1 2 1 3 2 3 5 0 1 3 2 4 2 1 1 0 67 14.60% 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 1 16 3.50% 3 2 4 5 2 4 3 7 2 2 1 5 4 4 3 0 5 4 5 4 4 2 1 2 98 21.40% 0 4 2 3 2 3 2 4 2 1 1 4 2 2 6 1 3 2 2 1 1 1 1 2 68 14.80% 0 1 1 3 2 2 2 3 2 0 0 3 1 1 3 1 1 2 0 2 0 0 0 2 37 8.10% 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00% 0 1 0 2 0 1 0 2 0 0 0 0 1 1 0 0 2 1 1 0 0 1 0 3 19 4.10% 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 1 0 0 0 0 0 1 12 2.60% 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0.20% 2 2 3 2 1 4 0 11 1 0 0 0 0 0 1 0 2 0 1 0 2 1 0 1 36 7.80% 10 16 20 28 14 23 13 41 11 6 5 22 12 16 24 4 22 17 14 13 13 8 4 13 459 100.00 %
I-35

Grand Total

PROSENTASE ( % )

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Indramayu Tahun 2010

1.5.5 Sumberdaya Alam, Lingkungan Hidup & Kelautan A. Pertambangan Kabupaten Indramayu memiliki potensi bahan galian (mineral) yang beraneka ragam dan tersebar di setiap kecamatan. Bahan galian meliputi bahan galian mineral bukan logam dan batuan. Bahan galian mineral bukan logam yang ada di Kabupaten Indramayu adalah tanah liat (clay). Sedangkan bahan galian batuan antara lain sirtu dan pasir urug. Selain itu, Kabupaten Indramayu memilki potensi pertambangan gas dan minyak bumi yang berada di wilayah daratan (on shore) maupun di wilayah perairan (off shore). Adapun bahan hasil produksi pertambangan minyak dan gas bumi yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1.13. Tabel 1.13 Hasil Produksi Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Jenis Minyak Bakar Gas Alam Jumlah Produksi 2.101.310 35.643.190 Barel MMBTU

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Jenis Bahan Bakar Minyak - Solar - Premium - Kerosine - Diesel Oil Bahan Bakar Khusus - Pertamax Plus - Pertamax Non BBM - Minasol - LPG MIX - LPG ODORLESS - Propylene Lain-lain - Decant Oil Jumlah Produksi 2.281.760 3.991.238 1.400.183 160.804 208.824 549.212 12.429 951.542 17.712 534.646 811.158 Barel Barel Barel Barel Barel Barel Barel Ton Ton Ton Barel

B. Air Permukaan Air permukaan di Kabupaten Indramayu berasal dari sungai dan air genangan, yaitu Sungai Cimanuk, Cipunegara, Cipanas, Cibelerang, Cipondoh, Cilalanang dan lainlain serta dari Waduk Cipancuh, Waduk Bojongsari, Situ Brahim, Situ Jangkar, Situ Sindang, Situ Bolang, lainnya. Kuantitas dan kualitas sumberdaya air di Kabupaten Indramayu tergolong buruk dan dinyatakan tidak layak untuk bahan baku air minum, karena telah terkontaminasi bakteri coli melampaui baku mutu air minum, yaitu lebih dari 2000/100ml. Hal ini diperparah, karena kondisi DAS di hulunya sudah mengalami kerusakan yang cukup parah. Dengan kondisi bahan baku air minum yang buruk, penggunaan air permukaan untuk air bersih membutuhkan perlakuan (treatment), yang berdampak terhadap tingginya biaya produksi untuk penyediaan air bersih. C. Air Tanah Potensi air tanah di Kabupaten Indramayu yaitu berupa cekungan air tanah Subang, Indramayu, dan cekungan air tanah Sumber-Cirebon dan ketiga cekungan tersebut merupakan cekungan lintas Kabupaten/Kota. Meskipun memilki potensi air tanah, namun perlu ada pengendalian terhadap penggunaannya secara sinergis melalui strategi kebijakan pengelolaan air tanah yang utuh menyeluruh dan dilaksanakan secara terkoordinasi untuk menjaga keseimbangan antara pengambilan dan kemampuan pengimbuhannya. Wilayah Cekungan Air Tanah di wilayah Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Gambar 1.5. Situ Kesambi dan Bendung Rentang, Bendung Salamdarma, Bendung Sumurwatu, Bendung HBM, Bendung Cibelerang dan bendung -bendung kecil

I-36

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-37

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Ketidakseimbangan pengambilan dan kemampuan pengimbuhan air tanah dapat berdampak semakin menurunnya permukaan air tanah dan memiliki dampak lingkungan yang sangat luas. D. Udara Penurunan daya dukung udara diakibatkan semakin meningkatnya berbagai polutan dari aktivitas manusia. Kontribusi terbesar pencemaran udara berasal dari penggunaan energi fosil untuk transportasi, industri, pembangkit listrik dan rumah tangga, pembakaran sampah serta konversi lahan dan kebakaran hutan. Transportasi dianggap sebagai penyumbang polutan tertinggi (sekitar 60% dari pencemaran total), karena semakin tingginya pengguna kendaraan pribadi terutama kendaraan bermotor roda dua. Sumber polutan lainnya adalah kegiatan industri. Lemahnya pengendalian pencemaran udara serta penggunaan teknologi yang tidak ramah lingkungan menyebabkan masalah pencemaran udara dari pemenuhan kebutuhan energi masih terus menjadi permasalahan utama. Pencemaran udara yang terjadi berkontribusi terhadap terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim. Efek pemanasan global terhadap perubahan iklim terutama terjadi karena peningkatan secara gradual temperatur permukaan global akibat efek emisi gas-gas rumah kaca (terutama CO2). Kemudian, terkait pula dengan keberadaan luasan hutan yang semakin berkurang serta meningkatnya pencemaran dan kerusakan lingkungan. Perubahan iklim berimplikasi sangat luas terhadap berbagai aspek, seperti perubahan musim dan bencana. Kejadian bencana banjir tahunan di musim hujan dan kekeringan panjang di musim kemarau, memberi dampak ikutan seperti kebakaran hutan, penyebaran penyakit dan keringnya sumber air bersih, yang juga tidak luput mengancam keberadaan lahan pangan di Kabupaten Indramayu. Potensi terjadinya hujan asam juga harus dicermati, karena tingginya tingkat konsentrasi CO2 yang bercampur dengan air hujan juga akan membentuk asam karbonat yang menyebabkan tingginya tingkat keasaman. Hal tersebut menimbulkan kerugian terhadap berbagai infrastruktur pembangunan, karena mempercepat korosi dan juga sangat berpengaruh terhadap kerusakan ekosistem. E. Pesisir dan Laut Secara geografis wilayah Kabupaten Indramayu berada di wilayah pantai utara Jawa dengan panjang garis pantai 147 km, sehingga jika berdasarkan kewenangan kabupaten

I-38

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


dalam pengelolaan sumberdaya di wilayah laut sejauh 4 mil, maka luas wilayah lautan Kabupaten Indramayu adalah 946,68 km2. Kondisi fisik dasar pesisir Kabupaten Indramayu terdiri dari dataran pantai dan rawa alluvial pantai dengan kemiringan lereng 0%-5%, merupakan daerah yang bertopografi landai, perairan dangkal, memiliki substrat lumpur, berpasir dan berawa, pola arus yang dipengaruhi arus laut Jawa, serta bervegetasi mangrove dan terumbu karang. Sungai-sungai yang bermuara ke pantura diantaranya Sungai Cimanuk, Cipunagara, Cipanas, Cimanis, Cilalanang, Pangkalan, Kumpulkuista dan Pamengkang. Perairan laut relatif tenang menjadi lingkungan yang kondusif bagi perkembangan wilayah baik aktivitas sosial maupun aktivitas ekonomi. Wilayah pesisir dan laut Kabupaten Indramayu memiliki pulau-pulau kecil, yaitu Gugusan Pulau Biawak yang terdiri dari Pulau Biawak, Pulau Gosong, dan Pulau Candikian. Wilayah Pesisir dan Laut Kabupaten Indramayu memiliki potensi kegiatan perekonomian beragam, seperti perikanan baik tangkap maupun budidaya (tambak), pertanian, pemukiman, pariwisata, pelayaran, pertambangan, pelabuhan, perdagangan serta konservasi alam. Produksi perikanan tangkap Kabupaten Indramayu tahun 2009 adalah sebesar 90.801,40 ton. Sedangkan produksi perikanan budidaya baik di tambak, kolam, sungai dan waduk adalah sebesar 65,128.55 ton. Kegiatan pariwisata pesisir dan laut berupa wisata alam pantai dan laut, wisata budaya, serta wisata pendidikan dan penelitian. Potensi pariwisata di Kabupaten Indramayu sangat besar, terutama wisata pesisir di pulau biawak, namun belum berkembang secara optimal, karena rendahnya aksesibilitas, kurangnya infrastruktur pendukung, sarana dan prasarana, sehingga menyebabkan masih minimnya tingkat kunjungan wisata. Wilayah Kabupaten Indramayu merupakan bagian dari lintasan jalur perekonomian utama Jawa sehingga perkembangan fisik wilayah dan kepadatan penduduk serta aktivitas masyarakat tumbuh dengan pesat. Percepatan pertumbuhan tersebut menimbulkan tingkat perubahan fungsi lahan yang cepat. Perubahan fungsi lahan dan aktivitas penduduk di wilayah pesisir tentunya mengurangi daya dukung dan daya tampung yang dimiliki, dan berdampak pada kualitas lingkungan, terutama pencemaran air laut, akresi, abrasi dan fenomena gelombang laut pasang. Secara umum, Indeks pencemaran air laut di Pantai Utara Jawa adalah antara 7,391-9,843 yang menunjukan bahwa wilayah ini, termasuk Kabupaten Indramayu, sudah tercemar berat. Tingkat abrasi di Kabupaten Indramayu sangat tinggi, dimana sampai dengan tahun 2009 luasan daerah yang terabrasi yaitu seluas 1.653,5 Ha dengan panjang pantai terabrasi yaitu sepanjang 42,6 km. Banjir rob sering terjadi di wilayah pesisir Indramayu, hal ini salah satunya karena gelombang laut pasang serta karena
I-39

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


kondisi geografis yang relatif landai. Perubahan iklim yang sudah menjadi isu global diyakini telah menyebabkan perubahan sistem alam termasuk wilayah pesisir. Gelombang pasang yang terjadi pada setiap awal dan akhir tahun semakin meluas jangkauannya, dengan periode yang semakin singkat dan intensitas yang semakin meningkat. Ekosistem pesisir Kabupaten Indramayu adalah mangrove dan terumbu karang. Luasan hutan mangrove di Kabupaten Indramayu berdasarkan penetapan Kementerian Kehutanan adalah seluas 8.023 Ha. Berdasarkan hasil survey, kondisi hutan mangrove di pesisir Kabupaten Indramayu sangat memprihatinkan, hal ditunjukkan oleh persen tutupan kurang dari 50% dan kerapatan pohon per Hae kurang dari 1.000. Terumbu karang di Kabupaten Indramayu pada umumnya dalam kondisi rusak dan mengancam perkembangbiakan ikan dan biota laut lainnya. Kerusakan disebabkan oleh eksploitasi dalam mencari ikan dan tingkat pencemaran yang tinggi. Terumbu karang di Kabupaten Indramayu terdapat di Pulau Biawak, Pulau Gosong, Pulau Candikian dan di Pantai Desa Majakerta Kecamatan Balongan. F. Keanekaragaman Hayati Pelestarian keanekaragaman hayati (termasuk plasma nutfah) di Kabupaten Indramayu tersebar dalam kawasan konservasi sebagai lokasi konservasi keanekaragaman ekosistem yang dilakukan secara insitu dan menekankan terjaminnya dan terpeliharanya keanekaragaman hayati secara alami melalui proses evolusi, yaitu di kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya. Pemanfaatan sumberdaya hayati untuk berbagai keperluan secara tidak seimbang ditandai dengan makin langkanya beberapa jenis flora dan fauna yang kehilangan habitatnya, kerusakan ekosistem dan menipisnya plasma nutfah. Sebagai upaya mempertahankan keanekaragaman hayati upaya yang harus dilakukan berupa perlindungan, dan penegakan hukum lingkungan, terutama terhadap berbagai kasus dan ancaman seperti perburuan dan perdagangan satwa langka, serta perambahan hutan/ penebangan liar. Keanekaragaman Flora Menurut Van Steenis (dalam Backer & Bakhuizen van de Brink, 1965) di Pulau Jawa, dari 6.543 jenis yang ada, 1.523 jenis (23,4 %) adalah tanaman budidaya, sisanya adalah tumbuhan liar (4.598 jenis) dan tumbuhan asing yang ternaturalisasi (413 jenis). Kabupaten Indramayu memiliki keanekaragaman tumbuhan, tumbuhan yang termasuk pohon dan diusahakan sebagai hutan produksi di Kabupaten Indramayu yaitu jati (Tectona grandis), kayu putih, bako-bako, dan ac. Mangium. Sementara itu untuk vegetasi di wilayah pesisir indramayu banyak dijumpai ekosistem mangrove dan estuari. Ekosistem
I-40

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


mangrove merupakan ekosistem peralihan antara ekosistem darat dengan laut. Ekosistem estuari banyak dijumpai di muara sungai dan merepresentasikan pengaruh daratan terhadap laut di badan perairan kali/kanal. Vegetasi mangrove di kawasan pantai didominasi oleh tegakan api-api (Avicena

marina) yang banyak tumbuh di pantai, saluran air dan pematang tambak. Sedangkan
tegakan jenis Rizhopora micronata banyak dijumpai de bagian tengah areal tambak. Dibeberapa lokasi di pesisir Indramayu terutama pada lokasi sekitar pelabuhan (jetty) berpasir landai, dijumpai vegetasi pantai seperti kangkungan ( Ipomea pescaprae), putrid malu (Mimosa sp), saliara (Lantana camara) alang-alang, cermut dan tumbuhan menjalar lainnya. Keanekaragaman Fauna Secara umum dunia fauna dapat dikelompokkan ke dalam kelompok: serangga, pisces, amfibi, reptil, aves dan mamalia. Jenis fauna dari kelompok-kelompok tersebut ada yang langsung berhubungan dengan kepentingan manusia yaitu bisa bermanfaat bagi manusia, bersifat hama, disukai untuk dipelihara atau dikonsumsi dan juga fauna dengan status khusus seperti fauna endemik (hanya ditemui di suatu daerah tertentu), langka/hampir punah dan punah. Di kawasan pesisir Kabupaten Indramayu yang merupakan lahan basah ( mud flat), hewan terrestrial yang menonjol adalah hewan liar dari kelompok burung. Menurut Syahminan, dkk (2001), di kawasan pesisir Indramayu terdapat 45 jenis burung dari 30 famili, dimana 11 jenis burung di pesisir tersebut diantaranya merupakan jenis burung yang dilindungi yaitu Egretta intermedia, Mycteria cinerea, Acciptiter soloensis, Numenius arquata,

N.Phaepus, Chlidonias hybridus, C. Leucopterus, Sterna albrifrons, Halcycon chloris, H. Sanctus dan Alcedo caerulescens.
Kelompok ikan, hingga saat ini diketahui ada 132 jenis ikan air tawar yang tercatat di region Jawa dan Bali, 13 jenis diantaranya adalah jenis endemik. Adapun untuk jenis ikan yang berada di kawasan pesisir diantaranya adalah ikan sembilang, bloso, betook, blanak, ikan buntal, cray fish, dan ikan lain dari kelompok artropoda. Selain itu pada kawasan pesisir terutama pada daerah pantai berpasir juga banyak terdapat biota pesisir lain diantaranya kepiting kecil, kerang-kerangan, remis dan lain sebagainya. Kelompok amfibi dan reptil semakin langka, karena habitat yang tersedia semakin berkurang dan belum satupun dari jenis kelompok ini yang sudah bisa didomestikasi dan dibudidaya. Kelangkaan beberapa spesies kelompok ini terjadi sebagai akibat perburuan oleh manusia untuk dikonsumsi dan dipelihara antara lain seperti katak sawah, katak catang, beberapa jenis ular, biawak, bunglon dan lain- lain. Di Jawa dan Bali tercatat setidaknya 142
I-41

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


jenis reptil dan 36 jenis amfibi. Amfibi di Jawa dan Bali terdapat 42 jenis, termasuk di antaranya 11 jenis amfibi endemik. Beberapa jenis amfibi dan reptil yang banyak dijumpai Kabupaten Indramayu adalah biawak terutama di daerah Pulau Biawak. G. Kebencanaan Kabupaten Indramayu baik secara geologi maupun berdasarkan topografi memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap beberapa jenis bencana, diantaranya adalah banjir, gerakan tanah, dan abrasi. Untuk potensi bencana kegempaan baik tektonik maupun vulkanik di Kabupaten Indramayu relatif kecil, hal ini disebabkan karena letak Indramayu yang berada di pantai utara Jawa, dan relatif jauh dari pertemuan antara lempeng IndoAustralia dan lempeng Eurasia yang berada pantai selatan jawa serta jauh dari lokasi keberadaan gunung berapi. Kawasan rawan bencana dapat dilihat pada Gambar 1.6. Penyebab terjadinya banjir di Kabupaten Indramayu disebabkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi dengan durasi di atas normal sehingga menghasilkan air limpasan yang melebihi daya dukung sistem drainase, perubahan penggunaan lahan yang tidak terkendali serta kondisi geologi dan morfologi lahan terutama pada Daerah Aliran Sungai (DAS). Selain itu potensi banjir juga terjadi pada daerah sepanjang Sungai Cimanuk, terutama pada daerah-daerah dengan kondisi tanggul yang kritis. Selain itu banjir rob juga sering terjadi di wilayah pesisir Indramayu, hal ini salah satunya karena gelombang laut pasang serta karena kondisi geografis yang relatif landai. Perubahan iklim yang sudah menjadi isu global diyakini telah menyebabkan perubahan sistem alam termasuk wilayah pesisir. Gelombang pasang yang terjadi pada setiap awal dan akhir tahun semakin meluas jangkauannya, dengan periode yang semakin singkat dan intensitas yang semakin meningkat. Sementara itu bencana abrasi di Kabupaten Indramayu memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi, dimana sampai dengan tahun 2009 luasan daerah yang terabrasi yaitu seluas 1.653,5 Ha dengan panjang pantai terabrasi yaitu sepanjang 42,6 km. Sedangkan kawasan bencana rawan gerakan tanah di Kabupaten Indramayu seluas 14 Ha berada di Kecamatan Gantar.

I-42

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-43

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


1.5.6 Pemerintahan Dalam rangka meningkatkan kapasitas pelayanan yang dilakukan oleh pemerintahan desa dan kelurahan di Kabupaten Indramayu, maka dilakukan pemekaran terhadap desa dan kelurahan. Kabupaten Indramayu terdiri dari 31 Kecamatan, 310 desa dan 8 kelurahan dengan jumlah satuan kerja perangkat daerah sebanyak 2 Sekretariat, 1 Inspektorat, 7 Badan, 15 Dinas, 2 Kantor, 1 Satuan Polisi Pamong Praja, 2 Rumah Sakit, 31 Kantor Kecamatan dan 8 Kantor Kelurahan. Permasalahan yang dihadapi dalam aspek pemerintahan antara lain masih belum optimalnya peran pemerintah baik sebagai fasilitator, regulator dan motivator, hal ini terlihat dari masih rendahnya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan. Tabel 1.14 Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Indramayu
NO I II III SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Sekretariat, terdiri dari: 1. Sekretariat Daerah Kabupaten Indramayu. 2. Sekretariat DPRD Kabupaten Indramayu. Inspektorat Kabupaten Indramayu Badan, terdiri dari : 1. Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Indramayu. 2. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu. 3. Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Indramayu. 4. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berancana Kabupaten Indramayu. 5. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Indramayu. 6. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Indramayu. 7. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Indramayu. Dinas, terdiri dari : 1. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Indramayu. 2. Dinas Pertanian dan Peternaakan Kabupaten Indramayu. 3. Dinas Cipta Karya Kabupaten Indramayu. 4. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Indramayu. 5. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Indramayu. 6. Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu. 7. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu. 8. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Indramayu. 9. Dinas Bina Marga Kabupaten Indramayu. 10. Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu. 11. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Indramayu. 12. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Indramayu. 13. Dinas Kebersihan dan Pertamananan Kabupaten Indramayu. 14. Dinas Pemuda, Olahraga, dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu. 15. Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Indramayu. Kantor, terdiri dari : 1. Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Indramayu. JUMLAH 2 1 7

IV

15

I-44

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


NO VI VII VIII SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH 2. Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Indramayu. Rumah Sakit, terdiri dari : 1. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Indramayu. 2. Rumah Sakit Umum Daerah Pantura MA. Sentot Patrol Kabupaten Indramayu. Kecamatan, terdiri dari : 1. Kecamatan Indramayu. 2. Kecamatan Sindang. 3. Kecamatan Balongan. 4. Kecamatan Pasekan. 5. Kecamatan Arahan. 6. Kecamatan Cantigi. 7. Kecamatan Lohbener. 8. Kecamatan Juntinyuat. 9. Kecamatan Karangampel. 10. Kecamatan Krangkeng. 11. Kecamatan Kedokanbunder. 12. Kecamatan Sliyeg. 13. Kecamatan Jatibarang. 14. Kecamatan Kertasemaya. 15. Kecamatan Sukagumiwang. 16. Kecamatan Tukdana. 17. Kecamatan Bangodua. 18. Kecamatan Widasari. 19. Kecamatan Lelea. 20. Kecamatan Cikedung. 21. Kecamatan Terisi. 22. Kecamatan Losarang. 23. Kecamatan Kandanghaur. 24. Kecamatan Gabuswetan. 25. Kecamatan Kroya. 26. Kecamatan Bongas. 27. Kecamatan Patrol. 28. Kecamatan Sukra. 29. Kecamatan Anjatan. 30. Kecamatan Haurgeulis. 31. Kecamatan Gantar. Keluarahn, terdiri dari : 1. Keluarahan Paoman. 2. Keluarahan Margadari. 3. Keluarahan Lemahabang. 4. Keluarahan Lemahmekar. 5. Keluarahan Karanganyar. 6. Keluarahan Karangmalang. 7. Keluarahan Kepandean. 8. Keluarahan Bojongslawi. JUMLAH 1 2 31

IX

I-45

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


1.6 ISU-ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG KABUPATEN INDRAMAYU
Kondisi Kabupaten Indramayu yang penuh dinamika dan karakteristik baik wilayah maupun masyarakat yang spesifik, memunculkan tantangan dan tuntutan yang berbeda dengan wilayah lainnya. Hal ini sejalan dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, kebutuhan perumahan yang meningkat, penurunan luasan budidaya pangan, ekspansi investasi yang juga memerlukan ruang serta kondisi kebencanaan yang ada di Kabupaten Indramayu. Sehingga perlu adanya pemikiran untuk merancanang dan membangun wilayah Kabupaten Indramayu dalam upaya pemenuhan kebutuhan ruang untuk pengembangan perkotaan maupun perdesaan dimasa yang akan datang. Kewenangan kabupaten dalam penyelenggaraan penataan ruang adalah pengaturan, pembinaan dan pengawasan terhadap penataan ruang wilayah kabupaten, pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten, pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis, serta kerjasama penataan ruang antar kabupaten. RTRW Kabupaten merupakan penjabaran strategi dan arahan kebijakan penyelenggaraan penataan ruang nasional dan provinsi di wilayah kabupaten, yang mengacu kepada pedoman bidang penataan ruang dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), agar tercapai keselarasan dengan rencana pembangunan daerah. Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Dengan kata lain, penataan ruang diharapkan mampu mengharmonisasi lingkungan alami dan buatan, menterpadukan penggunaan sumber daya serta melindungi fungsi ruang demi mencegah dampak negatif yang mungkin diterima lingkungan sebagai akibat dari pemanfaatan ruang. Terdapat beberapa isu stategis yang perlu disikapi dalam penataan ruang Kabupaten Indramayu. Isu tersebut meliputi perkembangan global ataupun fenomena global yang perlu disikapi, yaitu ekonomi dunia yang diperkirakan dapat mempengaruhi perekonomian nasional yang berimplikasi secara langsung terhadap perkembangan ekonomi Kabupaten Indramayu baik berupa peluang investasi maupun peluang pasar bagi produk Indramayu, kemudian isu

global warming yang ternyata sangat menentukan ketahanan hidup suatu bangsa, termasuk
mengenai daya dukung lingkungan baik udara, laut, daratan, dan air, yang mempengaruhi iklim setempat dan dunia. Isu lainnya meliputi perkembangan penduduk yang walaupun lajunya dapat ditekan namun secara jumlah tetap meningkat cukup tajam dan diperkirakan pada tahun 2031 akan mencapai jumlah 2,021 juta jiwa. Dampaknya antara lain akan terjadi kecenderungan alih fungsi lahan yang menuju kepada penurunan daya dukung lingkungan. Sehingga, perlu dilakukan optimalisasi penggunaan lahan agar daya dukung lahan, udara, air dan ketersediaan pangan tetap dapat terjaga.
I-46

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Wilayah Kabupaten Indramayu merupakan kawasan yang memiliki arti strategis baik secara nasional maupun provinsi. Kabupaten merupakan sentra produksi pertanian serta perikanan dan merupakan lumbung padi Jawa Barat dan Nasional. Beberapa tuntutan yang harus dipenuhi dalam RTRW Kabupaten Indramayu ke depan adalah penyediaan ruang untuk investasi (insfrastruktur dan kawasan strategis), ruang untuk kebutuhan kawasan lindung dan kebutuhan pangan, ruang untuk distribusi penduduk (pengembangan desa dan kota), serta ruang untuk mitigasi bencana. Pengembangan ruang untuk investasi diperlukan dengan pemikiran bahwa investasi merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian, peruntukan pengembangan ruang untuk investasi perlu memperhatikan peruntukan ruang yang lainnya untuk menciptakan keseimbangan peruntukan ruang baik kawasan lindung maupun budidaya, sehingga tercipta kelestarian lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan. Peruntukan pengembangan ruang untuk investasi di Kabupaten Indramayu perlu memperhatikan rencana pengembangan wilayah dalam konstelasi nasional maupun regional. Pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan dengan interchange di wilayah Kecamatan Terisi serta pembangunan PLTU dengan kapasitas 3x300 MW di Desa Sumuradem Kecamatan Sukra yang merupakan suplai listrik sistem Jawa-Bali merupakan faktor penting dalam pengembangan ruang terutama untuk investasi di Kabupaten Indramayu. Selain itu berkaitan dengan investasi, hal penting lainnya adalah bagaimana mewujudkan ruang yang berdaya saing bagi investor dan investasi yang layak dan penting dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Indramayu Pengembangan ruang untuk kebutuhan pangan dan kawasan lindung diperlukan untuk mengantisipasi kebutuhan pangan akibat pertumbuhan penduduk dan upaya mempertahankan daya dukung lingkungan untuk pembangunan yang keberlanjutan dalam rangka menciptakan kehidupan yang nyaman dan produktif di Kabupaten Indramayu. Sementara itu ruang, berkaitan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, untuk kebutuhan distribusi penduduk didasari pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk yang ada perlu diantisipasi dengan kecukupan sarana dan prasarana yang memadai dan tersebar secara berimbang. Pengembangan jaringan jalan dan pengembangan saranaprasarana umum akan meningkatkan pergerakan orang dan barang serta perekonomian. Kondisi yang ada saat ini, perkembangan kawasan permukiman yang ada cenderung berkembang secara sporadis dan linier. Hal tersebut mengakibatkan ketidak efektifan serta kemahalan sarana dan prasarana.

I-47

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Ruang untuk kebutuhan mitigasi di landasi kenyataan bahwa Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Indramayu pada khususnya merupakan wilayah yang rawan bencana. Kabupaten Indramayu merupakan daerah yang berada dalam kawasan dataran banjir (flood plain) dan berada di pesisir pantai dengan topografi yang landai sehingga bencana banjir dan abrasi merupakan bencana yang sering terjadi. Dengan kondisi yang ada, perlu adanya kesiapan dan langkah-langkah serta perhatian dalam penataan ruang dan pengembangan wilayah. Sehingga pemahaman risiko bencana harus mulai diintegrasikan pada proses pembangunan ke depan, guna meminimalisasi risiko dan kerugian yang mungkin timbul atas hasil pembangunan yang dicapai. Pada masa yang akan datang, tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sarana dan prasarana wilayah di Kabupaten Indramayu adalah meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan meliputi: a. Penataan dan pengembangan angkutan umum. b. Pengembangan jaringan jalan yang efektif dan efisien. c. Peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan yang ada dan mengembangkan pelabuhan baru. d. Revitalisasi dan pengembangan jaringan rel kerata api. e. Pengembangan infrastruktur penampung air baku, baik yang bersifat alami maupun buatan untuk meminimalisasi terjadinya bencana banjir dan kekeringan. f. Peningkatan layanan jaringan irigasi untuk menjamin keberlanjutan sistem irigasi serta meningkatkan intensitas tanam padi sawah serta menjaga alih fungsi lahan sawah beririgasi teknis dalam mempertahankan Kabupaten Indramayu sebagai lumbung padi. g. Pengembangan jaringan telekomunikasi baik yang menggunakan jaringan kabel maupun nirkabel. h. Pengembangan sarana dan prasarana dasar pemukiman, berupa pengembangan rumah secara vertikal di perkotaan, meningkatkan cakupan pelayanan air bersih, dan sanitasi lingkungan serta pengembangan pengelolaan sampah. i. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana permukiman, berupa fasilitas pendidikan, perdagangan dan jasa, kesehatan, peribadatan, dan ruang terbuka hijau. Selain itu diperlukan konsistensi dalam implementasi antara perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam jangka panjang. Penataan ruang perlu mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lahan serta kerentanan terhadap bencana alam. Aspek regulasi yang jelas diperlukan agar tidak terjadi konflik pemanfaatan ruang antar sektor.

I-48

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


1.7 KINERJA PENATAAN RUANG KABUPATEN INDRAMAYU
1.7.1 Rencana Struktur Ruang Dalam RTRW Kabupaten Indramayu 1994/1995, rencana struktur diuraikan dalam bentuk Rencana Pengembangan Sistem Pusat-pusat Permukiman/Sistem Kota-kota dan Sistem Perwilayahan, Rencana Sistem Transportasi dan Rencana Pengembangan Sarana dan Prasarana Wilayah. 1.7.1.1 Rencana Pengembangan Sistem Pusat-pusat Permukiman/ Sistem KotaKota dan Sistem Perwilayahan Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan dalam menentukan hirarki kota-kota, Kabupaten Indramayu terdiri dari 4 hirarki/orde kota yaitu orde I, orde II, orde III dan orde IV. Masing-masing kota pada setiap hirarki memiliki fungsi kota atau distribusi kegiatan yang berbeda-beda. Pembagian hirarki sistem kota tersebut adalah sebagai berikut Tabel 1.15. Tabel 1.15 Pembagian Hirarki Kota di Kabupaten Indramayu
Hirarki/Orde Hirarki I Nama Kota Kota Indramayu Fungsi Kota Pusat pelayanan perdagangan dan jasa interregional Pusat perhubungan dan komunikasi Pusat pelayanan sosial skala kabupaten Pusat pendidikan tinggi Pusat administrasi pemerintahan Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa interregional Pusat perhubungan dan komunikasi Pusat pelayanan sosial Pusat pengembangan pariwisata Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa SWPP Pusat pelayanan sosial dan skala SWPP Pusat permukiman Pusat perhubungan dan komunikasi Pusat pelayanan perdagangan dan jasa SWPP Pusat pelayanan sosial dan skala SWPP Pusat permukiman Pusat perhubungan dan komunikasi Pusat pelayanan perdagangan dan jasa SWPP Pusat pelayanan sosial dan skala
I-49

Hirarki II

Kota Jatibarang

Hirarki III

Kota Karangampel

Kota Kandanghaur

Kota Haurgeulis

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Hirarki/Orde Nama Kota Fungsi Kota SWPP Pusat permukiman Pusat perhubungan dan komunikasi Pusat pelayanan perdagangan dan jasa kecamatan Pusat pelayanan sosial skala kecamatan Pusat kegiatan industri petrokimia Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa kecamatan Pusat pelayanan sosial skala kecamatan Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa kecamatan Pusat pelayanan sosial skala kecamatan Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa kecamatan Pusat pelayanan sosial skala kecamatan Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa kecamatan Pusat pelayanan sosial skala kecamatan Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa kecamatan Pusat pelayanan sosial skala kecamatan Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa kecamatan Pusat pelayanan sosial skala kecamatan Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa kecamatan Pusat pelayanan sosial skala kecamatan Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa kecamatan Pusat pelayanan sosial skala kecamatan Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa kecamatan Pusat pelayanan sosial skala kecamatan Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa SWPP
I-50

Hirarki IV

Kota Balongan

Kota Sindang

Kota Sliyeg

Kota Kertasemaya

Kota Widasari

Kota Lohbener

Kota Bangodua

Kota Lelea

Kota Juntinyuat

Kota Krangkeng

Kota Cikedung

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Hirarki/Orde Nama Kota Fungsi Kota Pusat pelayanan sosial dan skala SWPP Pusat permukiman Pusat perhubungan dan komunikasi Pusat pelayanan perdagangan dan jasa kecamatan Pusat pelayanan sosial skala kecamatan Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa kecamatan Pusat pelayanan sosial skala kecamatan Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa kecamatan Pusat pelayanan sosial skala kecamatan Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa kecamatan Pusat pelayanan sosial skala kecamatan Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa kecamatan Pusat pelayanan sosial skala kecamatan Pusat permukiman Pusat pelayanan perdagangan dan jasa kecamatan Pusat pelayanan sosial skala kecamatan Pusat permukiman

Kota Kroya

Kota Losarang

Kota Gabuswetan

Kota Bongas

Kota Sukra

Kota Anjatan

Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu 1994/1995

Di samping hirarki kota-kota, Kabupaten Indramayu telah menetapkan dalam rencana strukturnya sistem perwilayahan, yang terdiri dari: SWPP I Indramayu, meliputi Kecamatan Indramayu, Lohbener, Sindang, Balongan, PWK Arahan, PWK Cantigi Wetan dengan pusatnya Indramayu. SWPP II Karangampel, meliputi Kecamatan Karangampel, Juntinyuat, dan Krangkeng dengan pusatnya Kota Karangampel. SWPP III Jatibarang, meliputi Kecamatan Jatibarang, Widasari, Bangodua, Sliyeg dan Kertasemaya dengan pusatnya Kota Jatibarang. SWPP IV Losarang, meliputi Kecamatan Losarang, Cikedung, dan Lelea dengan pusatnya di Kota Losarang. SWPP V Kandanghaur, meliputi Kecamatan Kandanghaur, Gabuswetan, Bongas dan Kroya dengan pusatnya di Kota Kandanghaur.
I-51

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


SWPP VI Haurgeulis, meliputi Kecamatan Haurgeulis, Anjatan dan Sukra dengan pusatnya di Kota Haurgeulis. 1.7.1.2 Rencana Transportasi Kabupaten Indramayu telah merencanakan aspek jaringan jalan, rencana terminal angkutan umum, jaringan kereta api dan rencana sistem angkutan laut. Hanya sistem angkutan udara yang tidak menjadi bahasan rencana transportasi Kabupaten Indramayu. Tabel 1.16 Rencana Transportasi Kabupaten Indramayu
Aspek Jalan Sistem Transportasi Pembuatan jalan baru o Jalan alternatif untuk menghindari konflik di pusat kota Jatibarang o Pembukaan ruas jalan Tinumpuk-Pekandangan o Pembuatan jalan baru Kota Cikedung-Kota Gabuswetan o Pembuatan jalan baru Kota Gabuswetan-Bongas o Pembuatan jalan baru Kota Karangampel-Kota Sliyeg Peningkatan kondisi jalan o Ruas jalan Kota Bongas-Kota Kandanghaurruas jalan Temiyang-Pejaten o Ruas jalan untuk meningkatkan pusat SWPP HaurgeulisCikedung-Jatibarang o Ruas jalan PWK Cantigi-PWK Arahan ke jalur jalan negara o Ruas jalan untuk meningkatkan interaksi Kota Kertasemaya dengan Kota Karangampel dan Kota Krangkeng Peningkatan fungsi jalan Perbaikan kondisi jalan Pelebaran jalan o Ruas jalan Pamukan-batas Palimanan o Ruas jalan Jatibarang-Karangampel Pemindahan lokasi terminal yang berada di Pusat Kota Indramayu dan Kota Jatibarang ke luar kawasan pusat kota Pengembangan sub terminal di tiap kota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat wilayah pengembangan pembangunan Pengembangan sub stasiun kereta api di Terisi dan Haurgeulis, serta stasiun kereta api Jatibarang Pengembangan prasarana pelabuhan laut interinsuler Eretan Pengembangan prasarana Pelabuhan Perikanan di Eretan, Dadap dan Brondong Pengembangan pelabuhan perminyakan Pertamina

Terminal

Kereta Api

Laut

Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu, 1994/1995

I-52

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


1.7.1.3 Rencana Prasarana Rencana aspek prasarana Kabupaten Indramayu meliputi aspek air bersih, air limbah, drainase, persampahan, prasarana air dan irigasi. Tabel 1.17 Rencana Prasarana Kabupaten Indramayu Aspek Air Bersih Prasarana Pengembangan Cabang Indramayu dengan meningkatkan kapasitas produksi dari 70 liter/detik menjadi 245 liter/detik. Rencana pembangunan instalasi baru Lohbener dengan kapasitas produksi 20 liter/detik. Pengembangan cabang Jatibarang dengan meningkatkan kapasitas produksi dari 40 liter/detik. Pengembangan cabang Jatibarang dengan meningkatkan kapasitas produksi dari 40 liter/detik menjadi 60 liter/detik. Rencana pembangunan sistem regional KertasemayaKarangampel-Juntinyuat dengan kapasitas produksi 318 liter/detik. Rencana pembangunan instalasi baru di haurgeulis dengan kapasitas produksi 60 liter/detik. Penyaluran air limbah domestik, baik di perkotaan maupun pedesaan diarahkan pada sistem individual (jamban keluarga/JAGA) dan komunal (MCK, jamban bersama/JAMA, mandi kakus umum/MKU). Untuk wilayah perkotaan diarahkan ditangani dengan cara penyedotan, pengelolaan IPLT dan pembuangannya pada TPA limbah. Sistem pembuangan limbah perkotaan diarahkan menggunakan sistem septic tank, sedangkan di pedesaan menggunakan sistem cubluk. perbaikan pada penyumbatan-penyumbatan saluran drainase. pemeliharaan saluran drainase. peningkatan kapasitas dan perbaikan sistem. pembangunan jaringan baru. normalisasi saluran/kali, antara lain saluran PLP Bagian Hilir, Kali Coblok, Kali Sojor. arah aliran diarahkan ke sungai yang mengalir dan bermuara di Laut Jawa antara lain Sungai Cimanuk, Cilalakang, Pangkalan, Cipanas, Eretan, Saradan, Ciluncat, Kali Anyar, Kali Gabus, Kali Kosta. Pengerukan lumpur pada muara sungai yang mengalami pendangkalan, antara lain pada muara Kali Cipanas, Kali Saradan, Kali Pangkalan, kali Ciluncat dan kali pembuangan lainnya. Penggelontoran pada muara sungai yang mengalami pendangkalan.

Air Limbah

Drainase

I-53

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Persampahan Prasarana air dan Irigasi Setiap sistem perwilayahan direncana 1 TPA. Rencana bendungan Karet Ambatan. Rencana bendungan Karet Kumpulkuwista.

Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu, 1994/1995

1.7.1.4 Rencana Kawasan Andalan Rencana kawasan andalan untuk Kabupaten Indramayu menggunakan istilah wilayah tertentu/kawasan prioritas. Wilayah prioritas ini adalah kawasan strategis dan diprioritaskan bagi kepentingan nasional/daerah berdasarkan pertimbangan kriteria strategis. Wilayah yang termasuk dalam wilayah prioritas ini adalah: a. Kawasan yang mempunyai karakteristik sebagai kawasan terbelakang. b. Kawasan kritis yaitu kawasan pantai yang mengalami kerusakan lingkungan akibat abrasi (erosi ombak), kawasan pertanian/sawah yang rawan banjir dan kekeringan. c. Kawasan yang berperan menunjang kegiatan sektor-sektor ekonomi seperti: Kota yang berfungsi sebagai pusat wilayah pengembangan pembangunan. Kawasan pariwisata Pantai Tirtamaya-Pulau Biawak. d. Kawasan tumbuh cepat, yaitu: Kota Jatibarang Kawasan Industri Balongan Kawasan pelabuhan Eretan (Zona Industri Losarang-Kandanghaur) e. Kawasan pertanahan dan keamanan (militer) yang berupa komplek militer maupun komplek pelatihan yang memerlukan ruang untuk aktivitasnya, menurut Rencana Hankam (Kodim) terdapat tiga lokasi Kawasan Hankam yaitu di bagian tengah Kecamatan Haurgeulis dan Cikedung serta di daerah pelabuhan Eretan. 1.7.2 Rencana Pemanfaatan Ruang Rencana pola pemanfaatan ruang Kabupaten Indramayu dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung terdiri dari: Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan dibawahnya, yaitu kawasan hutan lindung. Kawasan perlindungan setempat, yaitu sempadan pantai dan sempadan sungai. Kawasan suaka alam dan cagar budaya, yaitu kawasan pantai berhutan bakau. Untuk kawasan budidaya, pola guna lahan yang direncanakan terdiri dari: Kawasan budidaya pertanian, terdiri dari hutan produksi, tanaman pangan lahan basah, perkebunan dan perikanan darat/tambak.
I-54

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031


Kawasan budidaya non pertanian, terdiri dari permukiman, kawasan industri terbatas, zona pengembangan industri dan peruntukan lahan industri. Tabel 1.18 Rencana Penggunaan Lahan Kabupaten Indramayu
NO A. 1 2 3 4 JENIS PENGGUNAAN Kawasan Lindung Sempadan pantai Sempadan sungai Sempadan waduk/danau/situ Hutan bakau JUMLAH Kawasan Budidaya Budidaya Pertanian Hutan Produksi Tanaman Pangan Lahan basah (Sawah) Perkebunan Perikanan Darat/tambak JUMLAH Budidaya non Pertanian Permukiman Kawasan Industri terbatas Zona Pengembangan Industri Peruntukan lahan Industri JUMLAH TOTAL LUAS (HA) %

1.167,5 9.505 110 475 11.257,5

0,58 4,75 0,05 0,24 5,63

B a. 1 2 3 4 b. 1 2 3 4

13.500 118.513 2.850 6.100 140.963 43.223,5 1.000 3.500 155 47.878,5 200.099

6,75 59,23 1,42 3,05 70,45 21,60 0,50 1,75 0,08 23,93 100

Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu, 1994/1995

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Indramayu 1994/1995, maka kinerja penataan ruang Kabupaten baik rencana struktur maupun pola ruang didasarkan atas ketersediaan prasarana dan sarana yang mendukung seperti bandara, pelabuhan, terminal, angkutan, dan infrastruktur yang bersifat regional seperti TPA, pasar induk, rumah sakit, perguruan tinggi dan pengolahan limbah serta kapasitas serta kondisi dari prasarana dan sarana yang ada. Kinerja kinerja penataan ruang Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Tabel 1.19.

I-55

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-56

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-57

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-58

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-59

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-60

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-61

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-62

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-63

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-64

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-65

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-66

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-67

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-68

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-69

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-70

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-71

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-72

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-73

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-74

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-75

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-76

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-77

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-78

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-79

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-80

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

I-81

Anda mungkin juga menyukai