Anda di halaman 1dari 12

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Sejak manusia berada di permukaan buni ini, hasratnya ingin mengetahui segala hukum dan kodrat alam yang terdapat di sekitarnya, besar sekali. Makin dalam ia meneliti, makin tampak kepadanya kebesaran alamat itu, melebihi yang semula. Kelemahan dirinya makin tampak pula pada keangkuhannya pun makin berkurang. Demikianlah, Nabi saw yang membawa Islam itu pun sama pula dengan alam ini. Sejak bumi ini menerima cahaya Nabi. Kenabian adalah anugerah Tuhan, tak dapat dicapai dengan usaha. Tetapi ilmu dan kebujaksanaan Allah yang berlaku, diberikan kepada orang yang bersedia menerimanya, yang sanggup memikul segala bebannya. Allah lebih mengetahui di mana risalahNya itu akan ditempatkan. Muhammad saw sudah disiapkan membawa risalah (misi) itu ke seluruh dunia, bagi si putih dan si hitam, bagi si lemah dan si kuat. Ia disipkan membawa risalah agama yang sempurna, dan dengan itu menjadi penutup para nabi dan rasul, yang hanya satu-satunya menjadi sinar petunjuk, sekalipun nanati langit akan terbelah, bintang-bintang akan runruh dan bumi ini pun akan berganti dengan bumi dan alam lain. Kesucian para nabi dalam membawa risalah dan meneruskan amanat wahyu itu adalah masalah yang tak dapat dimasuki oleh kaum cendekiawan.

1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah peristiwa masa sebelum kerasulan dan masa kerasulan Nabi Muhammad Saw ? 2. Apakah strategi yang digunakan Rasulullah dalam menyampaikan dakwahnya di Mekkah ? 3. Bagaimana Peristiwa hijrah Nabi Muhammad ? .

BAB II PEMBAHASAN

2.1. SEBELUM KERASULAN Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam lahir di Mekkah pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah (20 April 571 M). Disebut dengan tahun gajah karena pada saat itu terjadi penyerbuan tentara bergajah ke Kabah yang dipimpin oleh Abrahah dari Habasyah (Ethiopia). Kelahiran Muhammad dari kandungan ibu Aminah dan yang ber-ayahkan Abdullah. Muhammad lahir sudah yatim karena saat nabi Muhammad SAW masih dalam kandungan ayahnya sudah meninggal dunia. Adapun nasab (silsilah) beliau adalah sebagai berikut: Dari pihak ayah: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Kaab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Maad bin Adnan. Adnan adalah keturunan dari Nabi Ismail bin Ibrahim. Dari pihak ibu: Muhammad bin Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Kaab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar binMaad bin Adnan. Bertemu nasab dengan pihak ayah pada kakeknya yang kelima dari pihak ayah, yaitu Kilab bin Murrah. Pada usia 25 tahun, beliau bekerja di tempat Khadijah binti Khuwailid, seorang janda yang kaya raya. Beliau bekerja sebagai penjual barang dagangan Khadijah ke negeri Syam. Pada saat perjalanan beliau didampingi oleh Maisarah, seorang pelayan Khadijah. Maisarah selalu mengawasi gerak-gerik Nabi Muhammad yang sangat berbeda dengan kebanyakan orang pada saat itu. Pada saat perjalanan ke negeri Syam, ketika sedang beristirahat Nabi Muhammad selalu menyendiri dan tidak berkumpul bersama kawan-kawan kafilah yang lain. Begitu pula ketika sampai Syam, di tempat peristirahatan, beliau tidak berkumpul bersama kawan-kawan kafilah yang lain. Beliau menyendiri dan bernaung di sebuah pohon besar dekat pasar seorang diri.Maisarah yang mengetahui hal itu hanya diam saja, lalu Maisarah pun meninggalkan beliau sebentar ke tempat kenalannya di pasar itu. Ketika Maisarah baru berjalan, ia didatangi oleh seorang pendeta Nasrani bernama Masthura. Lalu pendeta itu bertanya: Siapakah pemuda yang duduk di bawah pohon besar itu? Maisarah menjawab: Pemuda itu dari Tanah Haram (Mekkah), ia keturunan Quraisy. Pendeta itu bertanya lagi: Apakah dalam kedua matanya terdapat tanda merah?
2

Maisarah menjawab: Ya. Pendeta itu berkata lagi: Itu dia, dialah penghabisan nabi-nabi Allah.Mudah-mudahan aku nanti dapat mengetahui saat ia diangkat menjadi nabi. Tidak ada seorang pun yang berani berteduh di bawah pohon itu, melainkan dia adalah seorang yang akan menjadi nabi dan pesuruh Allah. Kemudian pendeta itu menemui Nabi Muhammad di bawah pohon itu, dan setelah melihat tanda-tanda di wajah beliau, pendeta itu mencium kepala dan kaki beliau dan berkata: Aku percaya kepada engkau dan aku menyaksikan bahwa engkaulah yang telah disebutkan Allah dalam Taurat. Ya Muhammad, sesungguhnya aku melihat tanda-tanda kenabian yang ada padamu, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab-kitab kuno, hanya tinggal satu tanda yang belum aku lihat, maka bukalah belikatmu sebentar untuk aku lihat. Setelah dia melihatnya sebentar, ia berkata: Aku bersaksi bahwa tiada tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa engkau rasul Allah lagi nabi yang ummy (tidak bisa membaca), yang pernah diberitakan oleh Isa bin Maryam, karena belia pernah berkata, Tid ak akan turun pada masa kemudian di bawah pohon ini melainkan seorang nabi yang ummy dan dari bangsa Arab keturunan Hasyim serta berasal dari penduduk Mekkah. .Riwayat ini berasal dari kitab Sirah al-Halabiyah. Kemudian saat menjual barang dagangan di negeri Syam, beliau menjual dengan cara yang berbeda dari pedagang lainnya. Cara beliau berdagang adalah memberitahukan harga pokok dari Khadijah dan keuntungan bagi beliau terserah kepada pembeli. Karenanya, barang dagangan beliau sangat laris dan mendapat keuntungan yang tidak sedikit pula. Saat itu usia Nabi Muhammad adalah 25 tahun dan Khadijah 40 tahun menikah. Buah dari pernikahan tersebut adalah lahirnya putra dan putri mereka, yaitu Qasim yang wafat saat berusia dua tahun, Zainab yang wafat pada tahun 8 H, Abdullah yang wafat saat masih kecil, Ruqayyah yang wafat pada tahun 2 H, Ummu Kalsum yang wafat pada tahun 9 H, dan Fatimah yang wafat pada tahun 11 H. Sampai umur 40 tahun, Muhammad giat berdagang. Sungguhpun begitu ia tidak hanya memikirkan kemajuan perdagangannya. Ia sangat prihatin melihat keadaan masyarakat seharihari. Muhammad beruzlah mencari ketenangan dan petunjuk Allah di Gua Hira dari waktu waktu sebelumnya. Walaupun pada masa itu masyarakat Makkah terkenal dengan kebodohan dan kebejatan moralnya, namun Muhammad tidak terpengaruh oleh keadaan umatnya. Muhammad sering menyepi dan menyendiri dari keramain untuk menenangkan pikiran dan mencari hal-hal yang benar.

Muhammad melakukan uzlah karena keadaan masyarakat yang demikian rusak. Beliau melakukan uzlah dengan tujuan seperti berikut ini: Menenangkan fikiran dari keramaian. Memohon petunjuk dari Allah. Mencari kebenaran yang hakiki.

Sejak usia 36 tahun sampai menginjak 40 tahun, pikiran Muhammad menjadi bertambah berat karena menyaksikan kehidupan masyarakat yang sangat bertentangan dengan pribadinya. Agar lebih mendapatkan ketenangan hati, muhammad menuju ke sebuah tempat yaitu Jabal Nur,sebuah tempat yang letaknya sulit dan berbahaya bila ditempuh manusia.

2.2. MASA KERASULAN 1. Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Menjelang usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri dari pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa kilometer di Utara Mekah. Di gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja, kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril, yaitu ayat 1 sampai 5 dalam surat Al-Alaq. Turunnya ayat Al-Quran pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Quran. Muhammad merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan mengalaminya. Dengan turunnya wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW telah dipilih Allah sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama. Peristiwa turunnya wahyu itu menandakan telah diangkatnya Muhammad SAW sebagai seorang nabi penerima wahyu di tanah Arab. Malam terjadinya peristiwa itu kemudian dikenal sebagai Malam Penuh Keagungan (Laylah al-qadar), dan menurut sebagian riwayat terjadi menjelang akhir bulan Ramadhan. Setelah wahyu pertama turun, yang menandai masa awal kenabian, berlangsung masa kekosongan, atau masa jeda (fatrah). Ketika hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan merasakan beban emosi yang menghimpit, dia pulang ke rumah dengan perasaan waswas, dan meminta istrinya untuk menyelimutinya. Saat itulah turun wahyu yang kedua yang berbunyi: Wahai kau yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan!. Dan seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu yang telah, dan kemudian turun sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk suara-suara yang berbeda-beda. Tapi pada periode akhir kenabiannya, wahyu surah-surah Madaniyah- turun dalam satu suara.

2. Ajaran Islam Periode Mekah Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal kenabiannya adalah sebagai berikut: a. Keesaan Allah SWT b. Hari Kiamat sebagai hari pembalasan c. Kesucian jiwa d. Persaudaraan dan Persatuan 3. Perkembangan Makkah Setelah Masuknya Islam Perjuangan Nabi Muhammad mendapatkan titik terang yang menyebabkan berkembangnya Islam di Makkah diantaranya dalam pendidikan tauhid. Pendidikan tauhid merupakan perhatian utama Rasulullah ketika di Makkah. Pada saat itu masyarakat jahiliyah sudah banyak yang menyimpang dari ajaran tauhid yang telah dibawa oleh Nabi Ibrahim. Karena tauhid merupakan pondasi yang paling dasar, maka harus ditata terlebih dahulu dengan kuat. Pokok-pokok ajaran tauhid ini sebagai mana tercermin dalam surat Al-Fatihah. Disamping mengajarkan tauhid Nabi juga mengajarkan Al Quran kepada umatnya secara utuh dan sempurna menjadi milik umatnya yang selanjtnya akan menjadi warisan secara turun temurun, dan menjadi pegangan dan pedoman hidup bagi kaum muslimin sepanjang zaman.

2.3. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PADA PERIODE MEKKAH 1. Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi Selama tiga tahun lebih Rasulullah saw. menyampaikan dakwah Islam, memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat Mekah secara sembunyi-sembunyi. Rasulullah mengajak mereka untuk tidak menyembah berhala. Meskipun banyak yang menolak agama Islam, namun Rasulullah tetap gigih dalam berdakwah. Dakwah secara diam-diam ini telah membawa beberapa orang memeluk agama Islam, antara lain adalah : Khadijah, istri nabi sendiri Ali bin Abi Thalib, saudara sepupu Nabi Muhammad saw. Abu Bakar, sahabat karib Nabi Muhammad saw. Usman bin Affan, sahabat Abu Bakar Abdurrahman bin Rauf, sahabat Abu Bakar Orang-orang yang pertama kali masuk Islam disebut as-sabiqunal-awwalun

2. Dakwah Secara Terang-Terangan Rasulullah melakukan dakwah secara terang-terangan setelah menerima wahyu dari Allah swt., agar menjalankan dakwah secara terang-terangan. Perintah tersebut terdapat pada surat Al Hijr ayat 94 berikut ini : )( Artinya : Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (QS. Al Hijr : 94) Setelah mulai berdakwah secara terang-terangan, Nabi Muhammad saw. mendapat tantangan dari kaum kafir Quraisy namun beliau tidak putus asa dan beliau terus mengajak seluruh lapisan masyarakat agar masuk Islam. Sejak itu Rasulullah mulai menyeru kepada semua orang dengan terang-terangan. Mereka diajak untuk masuk agama Islam, dan disuruh meninggalkan agama nenek moyangnya, yang menyembah berhala. Dari setiap seruan Nabi, ada diataranya yang beriman dan banyak pula yang membantahnya. Bahkan mereka memusihi Nabi Muhammad saw dan para pengikutnya. Namun, karena pertolongan Allah, akhirnya seorang tokoh pemberani dan sangat menentang ajaran Nabi Muhammad saw masuk Islam. Ia membaca kalimat syahadat di hadapan Nabi Muhammad saw. Tokoh pemberani itu bernama Umar bin Khattab. Kemudian, tokoh yang lain, yaitu Hamzah bin Abdul Mutallib juga masuk Islam.
6

Para pemimpin Quraisy banyak yang membenci dan menentang Nabi dan pengikutnya. Mereka berusaha menghentikan dakwah beliau yang semakin lama bertambah banyak pengikutnya. Sejak itulah, Nabi dan pengikutnya menghadapi bermacam rintangan, kesulitan, dan hinaan. Para pemimpin Quraisy menghalangi dakwah Nabi dengan berbagai cara, antara lain sebagai berkut. Menghina dan mengejek Nabi Muhammad saw. Menganiaya dan mengejar-ngejar para pengikut Nabi. Memutuskan hubungan dengan orang Islam. Misalnya, mengadakan boikot perdagangan, pergaulan dan lainnya. Membujuk Nabi dengan harta, kedudukan, dan wanita.

3. Faktor-Faktor yang Mendorong Quraisy Menentang Dakwah Islam Setelah dakwah terang-terangan itu pemimpin quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah Rasul. Semakin bertambanya jumlah pengikut Nabi, semakin keras tantangan yang dilancarkan kaum Quraisy. Adapun faktor yang mendorong kaum Quraisy menentang dakwah Islam adalah : Persaingan merebut kekuasaan Penyamaan antara hak antara kasta bangsawan dan kasta hamba sahaya Takut dibangkitkan dari alam kubur Taklid kepada nenek moyang Memperniagakan patung

Walaupun tekanan dan rintangan sering dilakukan, iman Nabi dan pengikutnya tidak goyah. Pada akhirnya orang Quraisy memutuskan untuk membunuh Nabi dengan menganiaya orangorang Islam. Untuk melindungi para pengikutnya, Nabi memerintahkan sebagian orang Islam hijrah kenegeri lain. Hijrah pertama di negeri Habsyi, kemudian hijrah ke Madinah.

2.4. PERISTIWA HIJRAH Hijrah adalah peristiwa pindahnya Nabi Muhammad s.a.w, beserta para pengikutnya dari Mekkah menuju tempat lain. Tempat yang dituju adalah tempat yang memungkinkan agama Islam berkembang dengan baik. Pengikut Rasul yang ikut hijrah itu disebut muhajirin. Hijrah Rasul dilakukan berulang secara bertahap disetiap tempat yang dituju. Hijrah pertama dilakukan ke negeri Habsy (Ethiopia) pada 615 M, atau tahun ke-5 dari kenabian. Rasul menyuruh umatnya hijrah ke Habsy karena negeri itu ada seorang raja yang beragama Nasrani. Raja itu melarang orang menganiaya orang lain. Hijrah yang pertama ini diikuti oleh 15 orang, terdiri atas 10 orang laki-laki dan 5 orang wanita. Kemudian, pada tahap kedua menyusul rombongan dengan jumlah 101 orang, terdiri atas 83 orang laki-laki dan 18 orang wanita. Hijrah yang kedua menuju kota Madinah pada tanggal 28 Juni 622 M atau 12 Rabiulawal tahun ke-1 Hijrah. Penduduk Madinah (Yatsrib) pada waktu itu telah mendengar dan mengenal tentang Rasul, wahyu, surga, neraka, dan lainnya. Sebab banyak orang Yahudi dan Nasrani yang tinggal di Madinah. Mereka juga mengenalkan agama Allah sebelum datangnya ajaran Islam. Nabi Muhammad s.a.w, memerintahkan hijrah ke Madinah karena agama Islam dinilai akan lebih baik dan berkembang bila dibandingkan di Kota Mekkah. Sudah menjadi adat kebiasaan bagi penduduk di Jazirah Arab, setiap tahun berziarah ke Kakbah di Mekkah, termasuk penduduk kota Madinah. Lama kelamaan mereka mengenal dan mengerti ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. Dengan hijrahnya Nabi ke Madinah maka agama Islam dapat berkembang dengan baik. Orang-orang madinah tidah sekeras suku Quraisy Mekkah dalam menerima ajaran agama Islam. Penduduk Madinah yang pertama kali masuk Islam ialah dari suku Khazraj dan Aus. Pada tahun 621 M atau tahun ke-12 dari kenabian, mereka datang menghadap Nabi Muhammad saw. Secara rahasia disuatu tempat yang bernama Aqabah. Ditempat itu mereka mengadakan perjajian Aqabah atau bait yang pertama. Perjanjian itu berisi sumpah untuk mematuhi dan menjalankan agama Islam dan tidak akan melanggar apa yang dilarang agama Islam. Selang beberapa lama diadakan perjanjian Aqabah kedua. Pada waktu itu Nabi didatangi lagi rombongan lebih besar dari sebelumnya, yaitu 75 orang yang ingin dibaiat. Pada perjanjian Aqabah kedua mereka maminta Nabi Muhammad s.a.w agar segera hijrah ke Madinah. Mereka menjamin apabila Nabi dan para pengukitnya tinggal di Madinah, akan ditanggung keselamatannya dan dibela dengan sekuat tenaga. Penduduk Yatsrib (Madinah) mengharab Nabi segera hijrah dengan beberapa pertimbangan, antara lain sebagai berikut. Kaum kafir Quraisy tetap mengancam, memusuhi, dan menganiaya Nabi dan para pengikutnya.
8

Agama islam yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w. Telah diterima oleh masyarakat Madinah. Suku Khazraj, Aus, serta orang yang beriman kepada Nabi telah sepakat menjamin keselamtan Nabi dan para pengikutnya.

Sebab-sebab itulah yang menyebabkan terjadinya perjanjian Aqabah kedua. Mereka mengetahui penderitaan Nabi dan para pengikutnya yang tidak pernah berhenti dari tekenan dan ancaman kaum kafir Quraisy, Mekkah. Akhirnya, tawaran dari masyarakat Madinah diterima oleh Nabi. Karena kasihan melihat penderitaan kaum muslimin di Mekkah. Perjanjian Aqabah kedua ini diketahui oleh orang-orang kafir Quraisy. Kekejaman mereka terhadap kaum muslimin semakin meningkat. Penyiksaan terhadap pengikut Nabi lebih hebat lagi, misalnya dipukuli, dijemur diterik matahari, dan dibunuh. Akan tetapi, tantangan yang demikian dihadapi kaum muslimin dengan iman yang teguh. Mereka menggap ajaran Nabi Muhammad s.a.w itulah yang paling benar. Dengan mendapat pertolongan dari Allah s.w.t, pada saat memuncaknya kekejaman kaum kafir Quraisy, maka tokoh penentang danmusuh Islam telah menyatakan diri masuk agama Islam. Mereka itu adalah Hamzah dan Umar bin Khattab. Hal itu membuat kuat agama Islam.

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan Telah dijelaskan di muka, bahwa waktu Muhammad lahir keadaan Makkah sudah tercemar oleh kebejatan moral penduduknya, dan Muhammad merasa bertanggung jawab dengan keadaan umat yang yang terbelenggu nuraninya itu. Menjelang, kerasulannya Muhammad sering melakukan uzlah, dengan tujuan memeperoleh petunjuk dari Allah untuk kebaik Muhammad melakukan uzlah karena keadaan masyarakat yang demikian rusak. Beliau melakukan uzlah dengan tujuan seperti berikut ini: 1. Menenangkan fikiran dari keramaian. 2. Memohon petunjuk dari Allah. 3. Mencari kebenaran yang hakiki. Menjelang datangnya wahyu, Muhamad semakin sering pergi ke Gua Hira yang tempatnya di Jabal Nur. Seolah ada kekuatan lain yang mendorong semangat Muhammad untuk pergi ke tempat itu. Pada hari Senin tanggal 17 Ramadhan tahun ke-4 dari kelahiran Muhammad, bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 Masehi datanglah orang yang berpakian serba putih. Orang itu ternyata Malaikat Jibril yang membawa wahyu pertama, tentang kebenaran yang selama ini dicari-cari oleh Muhammad. Menjelang datangnya wahyu, Muhamad semakin sering pergi ke Gua Hira yang tempatnya di Jabal Nur. Seolah ada kekuatan lain yang mendorong semangat Muhammad untuk pergi ke tempat itu. Pada hari Senin tanggal 17 Ramadhan tahun ke-4 dari kelahiran Muhammad, bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 Masehi datanglah orang yang berpakian serba putih. Orang itu ternyata Malaikat Jibril yang membawa wahyu pertama, tentang kebenaran yang selama ini dicari-cari oleh Muhammad. Hijrah pertama dilakukan ke negeri Habsy (Ethiopia) pada 615 M, atau tahun ke-5 dari kenabian. Rasul menyuruh umatnya hijrah ke Habsy karena negeri itu ada seorang raja yang beragama Nasrani.

10

Rencana Quraisy akan membunuh Muhammad pada malam hari karena dikhawatirkan akan hijrah ke Madinah dan memperkuat diri disana serta segala bencana yang mungkin menimpa perdagangan mereka dengan Syam sebagai akibatnya, beritanya sudah sampai kepada Muhammad. Nabi Muhammad saw adalah rasulullah, semua perilakunya berdasarkan pada wahyu. Apapun yang terjadi, diterima sebagai resiko penegak kebenaran, sekalipun siksaan terhadap para sahabat, boikot yang bertahun-tahun dan sulitnya perkembangan Islam.

3.2. Saran Semoga makalah ini berguna bagi pembaca terkhusus untuk penulis sendiri. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sanagat penulis harapan guna paerbaikan makalah dimana yang akan datang.

11

DAFTAR PUSTAKA

Bahreisy, Salim. 1982 Sejarah Nabi-Nabi, (Qisasul Anbiya). Surabaya: PT Binu Ilmu. Departemen Agama RI. 2005. Al-Quran dan Terjemahannya. Bandung: CP Penerbit di Ponegoro Funun , (Lebisk dan London) tahun 1835-1858 Haekal, Husain Muhammad. 2005 Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta: P.T. Tintamas Indonesia Hasan, Ibrahim. 2002 Sejarah dan Kebudayaan Isalm. Jakarta: Kalam Mulia. Hasim, 1975 Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Wahid, Achmadi. Dk 2008 Sejarah Kebudayaan Islam. Yogyakarta: P.T.Pustaka Insani Madani.

12

Anda mungkin juga menyukai