Anda di halaman 1dari 8

Pengukuran

Pengukuran memiliki sebuah proses yang mencangkup 3 bagian: 1. Memilih kejadian empiris yang dapat diamati 2. Mengembangkan serangkaian aturan pemetaan 3. Menerapkan aturan pemetaan untuk setiap observasi dari kejadian tersebut.

Pengukuran
Dalam pengukuran kita menggunakan aturan pemetaan. Aturan pemetaan memiliki 4 karakteristik: 1. Klasifikasi( dikelompokkan, tidak ada urutan) 2. Urutan( diurutkan) 3. Jarak(perbedaan antara bilangan yang diurutkan) 4. Asal mula( barisan bilangan mempunyai asal mula yang unik)

Pengukuran
Klasifikasi skala pengukuran 1. Skala nominal (klasifikasi, tanpa urutan, jarak,asal mula) cth: jenis kelamin 2. Skala ordinal( klasifikasi dan urutan, tanpa jarak atau asal mula) cth: tingkatan pendidikan sd,smp 3. Skala interval(klasifikasi,urutan, dan jarak,tanpa asal mula) cth: temperatur 4. Skala rasio( klasifikasi, urutan, jarak dan asal mula) cth: usia

Skala nominal
skala yang semata-mata hanya untuk memberikan indeks, atau nama saja dan tidak mempunyai makna yang lain. Cth
Data James Bond Ted Thunder Kode (a) 1 2 3 4 Kode (b) 4 3 2 1

Keterangan: Kode 1 sampai dengan 4 (a) semata-mata hanyalah untuk memberi tanda saja, dan tidak dapat dipergunakan sebagai perbandingan antara satu data dengan data yang lain. Kode tersebut dapat saling ditukarkan sesuai dengan keinginan peneliti (menjadi alternatif b) tanpa mempengaruhi apa pun.

Skala ordinal
skala ranking, di mana kode yang diberikan memberikan urutan tertentu pada data, tetapi tidak menunjukkan selisih yang sama dan tidak ada nol mutlak. Contoh:
Data Yoona Skala kecantikan (a) 4 Skala kecantikan (b) 10

Jiyeon Tiffany
Sandara

3 2
1

6 5
1

Skala kecantikan (a) di atas menunjukkan bahwa Yoona paling cantik (dengan skor tertinggi 4), dan Sandarayang paling tidak cantik dengan skor terendah (1). Akan tetapi, tidak dapat dikatakan bahwa Yoona adalah 4 kali lebih cantik dari pada Sandara. Skor yang lebih tinggi hanya menunjukkan skala pengukuran yang lebih tinggi, tetapi tidak dapat menunjukkan kelipatan. Selain itu, selisih kecantikan antara Yoona dan Jiyeon tidak sama dengan selisih kecantikan antara Jiyeon dan Tiffany meskipun keduanya mempunyai selisih yang sama (1). Skala kecantikan pada (a) dapat diganti dengan skala kecantikan (b) tanpa mempengaruhi hasil penelitian.

Skala interval
Skala pengukuran yang mempunyai selisih sama antara satu pengukuran dengan pengukuran yang lain, tetapi tidak memiliki nilai nol mutlak. Contoh:
Data Yoona Jiyeon Tiffany Nilai Matakuliah (a) A B C Skor Nilai matakuliah (b) 4 3 2

Sandara

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai A setara dengan 4, B setara dengan 3, C setara dengan 2 dan D setara dengan 1. Selisih antara nilai A dan B adalah sama dengan selisih antara B dan C dan juga sama persis dengan selisih antara nilai C dan D. Akan tetapi, tidak boleh dikatakan bahwa Yoona adalah empat kali lebih pintar dibandingkan Sandara, atau Tiffany dua kali lebih pintardari pada Sandara. Meskipun selisihnya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol mutlak.

Skala rasio
skala pengukuran yang paling tinggi di mana selisih tiap pengukuran adalah sama dan mempunyai nilai nol mutlak. Contoh:
Data Yoona Jiyeon Tiffany Tinggi badan 170 160 150 Berat badan 60 50 40

Sandara

140

30

Tabel di atas adalah menggunakan skala rasio, artinya setiap satuan pengukuran mempunyai satuan yang sama dan mampu mencerminkan kelipatan antara satu pengukuran dengan pengukuran yang lain. Sebagai contoh; Yoonamempunyai berat badan dua kali lipat berat Sandara atau, Jiyeon mempunyai tinggi 14,29% lebih tinggi dari pada Sandara.

Sumber Perbedaan Pengukuran


Sumber eror dalam pengukuran: 1. Responden 2. Situasi 3. Pengukur 4. Alat pengumpulan data

Anda mungkin juga menyukai