Anda di halaman 1dari 4

QS.

At Taubah: 36 Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram[640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
[640] Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan ihram.

BULLETIN AHAD PAGI

Edisi 46 th.2/11 Nopember 2012


Pada edisi EMPAT PULUH ENAM ini, redaksi kemukakan penjelasan KH. Mustofa Bisri [Gus Mus] tentang jawaban pelbagai persoalan keagamaan sehari-hari. Materi sepenuhnya kami salin sesuai yang tertulis di buku/kitab sumber. Berikut ini adalah keterangan tentang buku beliau: Judul buku Penulis Editor Penerbit : FIKIH KESEHARIAN GUS MUS : KH. Mustofa Bisri : Achmad Maruf Asrori : Khalista Surabaya bekerja sama dengan Komunitas MataAir : Pertama : April 2005

Sumber: Kitab Bulughul Maram Karya: Ibnu Hajar al Asqalany (773-852H)


Hadits No. 1382

Jabir Ibnu Abdullah berkata: Kami pernah menyembelih bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada tahun Hudaibiyyah seekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang. [Riwayat Muslim]

Cetakan Tahun

): , , : ( ,

Bulan Suro BULAN GAWAT ?


Oleh : KH.Mustofa Bisri

SOAL: Pak Kyai, di Jawa bulan Muharram disebut bulan Suro. Bagi banyak orang Jawa, bulan Suro sepertinya mempunyai makna khusus. Mereka menyebutnya dengan berbagai kegiatan: ada yang menanggap wayang semalam suntuk, lek-lekan, tirakatan, memandikan pusaka-pusaka secamcam keris dan tombak, dan sebagainya.

Bahkan, agaknya bulan Suro dianggap gawat. Orang punya gawe [hajat] misalnya, menghindari bulan tersebut lantaran takut celaka dan mendapat sial. Menurut Pak Mus, bagaimana kepercayaan semcam itu? Dan bagaimana pula menurut pandangan agama Islam? [redaksi pertanyaan ini dinukil kalimat intinya oleh tim redaksi Al Hidayah] JAWAB: Wah, terus terang saya tidak tahu persis asal muasalnya. Tapi dugaan saya nama suro, seperti nama-nama bulan Jawa yang lain, bermula dari istilah bahasa Arab. Dari kata Asyuro. Tentang Asyuro yang jatuh pada hari ke-10 Muharram, mengapa disebut demikian, ulama berbeda pendapat. [Asyuro bersumber dari kata Asyara atau Asyrah yang berarti sepuluh].

hari Jumat]. Ada yang mengatakan karena pada hari Asyuro itu terjadi peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan 10 Nabi Allah swt. Umat Islam sendiri menyambut bulan Muharram [suro] sebagai awal tahun baru Hijriyah. Sedang di hari Asyuro-nya [tanggal 10 Muharram] melakukan puasa karena ada riwayat yang mengatakan bahwa Rasullah saw berpuasa pada hari itu, seperti yang dinyatakan oleh sahabat Ibnu Abbas r.a:

.
) )
Ketika Nabi Muhammad saw tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi puasa pada hari asyura, Nabi bertanya: Hari apa ini?, jawab mereka: Hari ini hari yang baik. Pada hari ini Allah menyelematkan Bani Israil dari musuhmusuh mereka, karena itu Musa mempuasainya. Sabda Nabi: Aku lebih berhak daripadamu dengan Musa. Karena itu Nabi mempuasainya dan menyuruh mempuasainya. [HR Imam Bukhari]

Ada yang mengatakan, demikian karena memang Asyuro itu hari yang kesepuluh Muharram. Ada yang mengatakan karena hari itu merupakan saat mulia yang kesepuluh dari sepuluh saat yang dimuliakan Allah swt. [sembilan lainnya adalah: bulan Rajab, Syaban, Ramadhan, malam Qadar, hari Fitri, hari-hari Asyar, hari Arafah, hari Nahr, dan

Kalau kemudian ada kepercayaan bahwa bulan Suro itu merupakan bulan gawat atau bulan sial, boleh jadi itu ada kaitannya dengan tragedi terbunuhnya Sayyidina Husein bin Ali cs yang terjadi pada hari Asyuro di bulan Muharram. Dalam khasanah kitab kuning sendiri, ada juga pendapat yang menghubungkan puasa asyuro dengan musibah Husein tersebut. Selain itu, maaf, saya tidak tahu. Mengapa orang mengira bulan Suro itu bulan serem, mengapa orang pada mengeluarkan senjata dan memandi-

kannya. Mengapa orang nyiriki bulan itu untuk melaksanakan perhelatan dan sebagainya. Terus terang saya tidak tahu. Kalau itu benar, artinya bulan itu memang bulan gawat dan sial, ya kasihan orang Jawa dong. Wong yang punya Suro kan Cuma orang Jawa. Dan Jika benar, Suro itu berasal dari Asyuro, seperti halnya bulan Muharram, itu saat mulia yang menurut sementara ulama justru saat yang penuh berkah. Wallahu Alam

tidak ditunda-tunda. [lihat HR. Abu Dawud 1/303, dinyatakan shahih oleh AlAlbani dalam Shahih Abi Dawud 1/216.]

DOA MEMOHON HUJAN Ya Allah! Berilah kami hujan yang merata, menyegarkan tubuh dan menyuburkan tanaman, bermanfaat, tidak membahayakan. Kami mohon hujan secepatnya,

DOA PELEBUR DOSA MAJLIS


HR. Ashhaabus Sunan dan lihat Shahih At-Tirmidzi 3/153.

Doa Sesudah Salam

Anda mungkin juga menyukai