Anda di halaman 1dari 20

DAMPAK LATIHAN FISIK TERHADAP PERNAPASAN

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah Faal

OLEH : Rizal Restu Fauzi Misbah Ramdani Kelas 3 D (11.04.1.0248) (11.04.1.0201)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAJALENGKA TAHUN 2012

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulisan makalah yang berjudul Dampak Latihan Fisik Terhadap Pernapasan dapat diselesaikan. Shalawat beriring salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah Saw, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah di jalan-Nya hingga akhir hayat. Penyusunan makalah ini dilaksanakan untuk memenuhi tugas Mata kuliah Faal. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga kekurangan tersebut tidak terjadi lagi dan dapat memperbaiki kualitas penulisan di masa yang akan datang.

Majalengka, Februari 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1.1.Latar Belakang ................................................................................. 1.2.Rumusan Masalah ............................................................................. 1.3.Tujuan dan Manfaat .......................................................................... BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2.1.Paru-Paru Manusia ............................................................................ 2.2.Faal Paru-Paru dalam Olahraga ........................................................ 2.3.Ventilasi Paru-Paru ........................................................................... 2.4.Volume Paru-Paru ............................................................................. 2.5.Kapasitas Paru-Paru Manusia ........................................................... 2.6.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru .......................................................................................... 2.7.Daya Tahan Jantung dan Pembuluh Darah ....................................... BAB III PENUTUP ..................................................................................... 3.1.Kesimpulan ....................................................................................... 3.2.Saran ................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

i ii 1 1 2 3 4 4 4 7 7 8

9 13 15 15 16 17

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Ilmu faal olahraga adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia dan bagian-bagiannya pada waktu olahraga. Faal olahraga sebagai ilmu amalan (Applied Science) merupakan dasar dari ilmu kedokteran olahraga. Definisi ilmu kedokteran olahraga menurut A. Venerando (1975) adalah Aplikasi ilmu kedokteran pada olahraga dan aktivitas fisik umumnya, agar didapat keuntungan segi preventif dan kemungkinan terapoetis dari berolahraga untuk

mempertahankan keadaan sehat dan menghindari setiap keadaan yang berhubungan dengan kelebihan atau kekurangan latihan fisik. Usaha memaksimalkan kerja paru menjadi penting demi mencegah gangguan organ pernapasan ini serta menghindari kemungkinan komplikasi penyakit. Untuk memasok kebutuhan oksigen bagi tubuh, idealnya kita menghirup udara bersih. Selanjutnya udara bersih itu pun hanya akan bermanfaat maksimal jika paru-paru berfungsi dengan baik. Di samping itu banyak faktor yang membuat fungsi paru mengalami penurunan dan tidak bisa lagi bekerja secara optimal. Paru-paru adalah salah satu organ vital yang bertugas memasok oksigen (O2) ke setiap sel tubuh supaya terus hidup dan menjalankan fungsinya dengan baik. Paru juga bertanggung jawab dalam pengeluaran zat karbondioksida (CO2) dari dalam tubuh. Seandainya fungsi paru mengalami penurunan atau gangguan, bisa dibayangkan, seluruh sistem kerja tubuh pun akan terpengaruh. "Jika fungsi paru-paru baik, otomatis pasokan oksigen ke dalam darah yang mengalir ke seluruh tubuh juga berjalan baik. Oksigen sendiri merupakan bahan bakar bagi terjadinya proses di dalam sel. Artinya, kalau selnya segar karena pasokan oksigen tercukupi dan bagus akan membentuk sistem kerja tubuh yang baik pula, tutur Dr. Pradjnaparamita, Sp.P. FCCP&FCCM, dokter spesialis paru dari Bagian Pulmonologi FKUI dan RS Persahabatan Jakarta.

Fungsi paru dapat diukur dengan menggunakan spirometri. Cara sederhana, yakni meniup balon, juga bisa dilakukan untuk mengetahui kemampuan paru-paru kita. Bila anda masih mampu untuk meniup balon hingga mengembang dalam sekali tiup, berarti paru-paru anda masih baik. Hal lain yang juga bisa dipakai sebagai indikasi adalah menguji apakah kita cepat lelah dan tidak mampu melakukan aktivitas dalam kondisi sehat, sementara hal yang sama bisa dilakukan orang lain seusia kita. "Misalnya kita sama-sama lari dengan kecepatan sedang sepanjang 200 meter di lintasan datar," katanya. Apabila kita merasa lelah, berarti telah mengalami penurunan fungsi paru. Latihan dapat meningkatkan fungsi kerja pulmonary, terbukti dari kenyataannya bahwa atlit memiliki volume paru-paru yang lebih banyak dibanding bukan atlit pada saat beristirahat dan berolahraga (berlatih).

1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian tersebut diatas,bahwa kapasitas paru-paru sebelum dan sesudah berolahraga maka permasalahan dalam penelitian ini dapat penulis rumuskan: Pengertian paru-paru pada manusia Faal paru-paru pada manusia Ventilasi paru-paru Volume paru-paru Kapasitas paru-paru Faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru Daya tahan jantung dan pembuluh darah

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT 1.3.1 Tujuan Penulisan Bertitik tolak dari permasalahan yang akan di bahas, maka tujuan dari penulisan ini dapat dirinci sebagai berikut : Menjelaskan tentang faal paru-paru manusia dan pengaruhnya

pada aktivitas olahraga. Memberikan pengetahuan tentang kapasitas vital paru maupun

volume serta faktor-faktor yang berkaitan dengan hal tersebut. 1.3.2 Manfaat Penulisan Hasil penulisan makalah ini diharapkan untuk pembaca agar menambah pengetahuan dan menjadi acuan atas bahasan Kapasitas Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Paru-Paru Manusia Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan, yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Pauparu terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paruparu dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut pleura. Selaput paru-paru terdiri dari dua lapis. Selaput paru-paru membungkus alveolus-alveolus. Jumlah alveolus kurang lebih 300 juta buah. Luas permukaan seluruh alveolus diperkirakan 100 kali dari luas permuklaan tubuh manusia. Volume udara di dalam paru-paru orang dewasa lebih kurang 5 liter. Kemampuan paru-paru menampung udara diebut dengan daya tampung paru-paru atau kapasitas paru-paru. Volume udara yang dipernapaskan oleh tubuh tergantung besar kecilnya paru-paru, kekuatan bernapas, dan cara bernapas. Pada pernapasan biasa orang dewasa udara yang keluar dan masuk paru-paru sebanyak 0,5 liter. Udara sebanyak ini disebut udara pernapasan atau udara tidal. Apabila kita menarik napas sedalam-dalamnya dan menghembuskan napas sekuat-kuatnya, volume yang dan ke luar lebih kurang sebanyak 3,5-4 liter. Volume udara ini disebut kapasitas vital paru-paru. Sebanyak 1-1,5 liter udara tetap tinggal di paru-paru walaupun kita telah menghembuskan napas sekuatkuatnya. Volume udara ini disebut udara residu.

2.2 Faal Paru Dalam Olahraga Faal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang timbal balik. Gangguan faal paru dapat mempengaruhi kemampuan olahraga. Sebaliknya, latihan fisik yang teratur atau olahraga dapat meningkatkan faal paru. Faal paru masuk dalam pembahasan Fisiologi olahraga, sebagai salah satu disiplin kedokteran berusaha untuk mempelajari efek latihan terhadap tubuh, mempelajari bagaimana efisiensi tubuh manusia dapat diperbaiki dengan latihan,

mempelajari metoda yang paling sesuai untuk menilai 13 perbedaan parameter fisik dan fisiologis dan mempelajari bermacam-macam tes yang cocok untuk mengukur keadaan kesegaran jasmani. Berdasarkan tipe dan intensitas performa latihan, olahraga dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu: 1. Olahraga dinamik, yaitu olahraga yang menyebabkan perubahan pada panjang otot dan pergerakan sendi dengan kontraksi ritmis, tetapi hanya terjadi sedikit perubahan pada kekuatan intramuskular. 2. Olahraga statik, yaitu olah raga yang menyebabkan perubahan kekuatan intramuskular, tetapi tidak terjadi atau hanya terjadi sedikit perubahan panjang otot dan pergerakan sendi. Olahraga dinamik dengan melibatkan banyak otot menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen. Sedangkan olahraga statik hanya menyebabkan sedikit peningkatan dalam kebutuhan oksigen. Daya tahan kardiorespirasi, yaitu kesanggupan jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan latihan untuk mengambil oksigen dan mendistribusikan ke jaringan yang aktif untuk metabolisme tubuh, dipengaruhi oleh berbagai faktor fisiologis, antara lain: 2.2.1 Keturunan/genetik Dari penelitian diketahui bahwa 93,4% VO2 max ditentukan oleh faktor genetik. Hal ini dapat dirubah dengan melakukan latihan yang optimal. 2.2.2 Usia Daya tahan kardiorespirasi meningkat dari masa anak-anak dan mencapai puncaknya pada usia 20 30 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 19 21 tahun. Sesudah usia ini daya tahan kardiorespirasi akan menurun. Penurunan ini terjadi karena paru, jantung dan pembuluh darah mulai menurun fungsinya. Kecuraman penurunan dapat dikurangi dengan melakukan olahraga aerobik secara teratur. 2.2.3 Jenis kelamin Sampai usia pubertas, daya tahan kardiorespirasi antara anak perempuan dan laki-laki tidak berbeda, tetapi setelah usia tersebut nilai pada wanita lebih rendah 15 25% dari pria. Perbedaan ini antara lain

disebabkan oleh perbedaan kekuatan otot maksimal, luas permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin dan kapasitas paru. 2.2.4 Aktivitas fisik Daya tahan kardiorespirasi ana menurun 17 27% bila seseorang beristirahat di tempat tidur selama 3 minggu. Jenis latihan juga mempengaruhi. Orang yang melakukan olahraga lari jarak jauh, daya tahan kardorespirasinya meningkat lebih tinggi dibandingkan orang yang berolahraga senam atau anggar. Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan fungsi otot, terutama otot pernapasan menyebabkan pernapasan lebih efisien pada saat istirahat. Ventilasi paru pada orang yang terlatih dan tidak terlatih relative sama besar, tetapi orang yang berlatih bernapas lebih lambat dan lebih dalam. Hal ini menyebabkan oksigen yang diperlukan untuk kerja otot pada proses ventilasi berkurang, sehingga dengan jumlah oksigen sama, otot yang terlatih akan lebih efektif kerjanya. Pada orang yang dilatih selama beberapa bulan terjadi perbaikan pengaturan pernapasan. Perbaikan ini terjadi karena menurunnya kadar asam laktat darah, yang seimbang dengan pengurangan penggunaan oksigen oleh jaringan tubuh. Latihan fisik akan mempengaruhi organ sedemikian rupa sehingga kerja organ lebih efisien dan kapasitas kerja maksimum yang dicapai lebih besar. Faktor yang paling penting dalam perbaikan kemampuan pernapasan untuk mencapai tingkat optimal adalah kesanggupan untuk meningkatkan capillary bed yang aktif, sehingga jumlah darah yang mengalir di paru lebih banyak, dan darah yang berikatan dengan oksigen per unit waktu juga akan meningkat. Peningkatan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen. Penurunan fungsi paru orang yang tidak berolahraga atau usia tua terutama disebabkan oleh hilangnya elastisitas paru-paru dan otot dinding dada. Hal ini menyebabkan penurunan nilai kapasitas vital dan nila forced expiratory volume, serta meningkatkan volume residual paru.

2.3 Ventilasi Paru-paru Ventilasi adalah perpindahan udara masuk dan keluar alveolar paru-paru. Perubahan pada ventilasi diatur secara kimia dan stimulus neurogenik. Selama berlatih atau berolahraga ventilasi paru-paru dapat mencapai 15 sampai 30 kali dibanding saat istirahat. Selama berlatih ventilasi dijadikan alat pendeteksi untuk peningkatan rata-rata metabolisme anaerobik pada atlet. Ventilasi terdiri dari fase yaitu Inspirasi ( Inhalation ) dan Ekspirasi ( Exhalation ). Inspirasi merupakan fase di mana udara masuk ke dalam paru-paru dan sebaliknya pada Ekspirasi merupakan fase pada saat udara keluar dari paru-paru. Adapun juga masalah yang membahas tentang Ventilasi Per Menit (Minute Ventilation) adalah jumlah udara yang per menit,dengan cara penghitungan volume tidal (liter) dikalikan dengan frekuensi respirasi (jumlah nafas per menit). Dijelaskan juga pebedaan selama istirahat dan berolahraga antara lain : Ventilasi pada saat istirahat bervariasi antara setiap orangnya dengan jumlah antara 4 sampai 15 liter. Variasi jumlah ini dipengaruhi oleh ukuran tubuh antara laki-laki dan perempuan. Dan juga tipikal jumlah antara volume tidal dan frekuensi respirasi bervariasi antara 400 sampai 600 ml untuk volume tidal dan 10 sampai 25 kali untuk frekuensi respirasi. Ventilasi berolahraga (berlatih) lebih membahas secara kompleks yaitu pembahasan terhadap perhitungan konsumsi oksigen produksi

karbondioksida per menit dengan acuan dari kerja otot.

2.4 Volume paru-paru Volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu: 2.4.1. Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi pada setiap kali pernapasan normal. Besarnya 500 ml pada rata-rata orang dewasa. 2.4.2. Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang diinspirasi setelah volume tidal, dan biasanya mencapai 3000 ml.

2.4.3. Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal, pada keadaan normal besarnya 1100ml. 2.4.4. Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat. Besarnya 1200 ml.

2.5 Kapasitas paru-paru manusia Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru dan dibagi menjadi empat bagian, yaitu: 2.5.1 Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume cadangan inspirasi. Besarnya 3500 ml, dan merupakan jumlah udara yang dapat dihirup seseorang mulai pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru sampai jumlah maksimum. 2.5.2 Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume residu. Besarnya 2300 ml, dan merupakan besarnya udara yang tersisa dalam paru pada akhir eskpirasi normal. 2.5.3 Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume tidal + volume cadangan ekspirasi. Besarnya 4600 ml, dan merupakan jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimal dan kemudian mengeluarkannya sebanyak-banyaknya. 2.5.4 Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume residu. Besarnya 5800ml, adalah volume maksimal dimana paru dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa. Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita 20 25% lebih kecil daripada pria, dan lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis. Serta tambahan pustaka mengenai kapasitas paru-paru bahwa volume paru-paru manusia bisa mencapai 4.500 cc, disebut kapasitas total. Volume vital untuk pernafasan sekitar 3.500 cc, sisanya 1.000 cc merupakan udara residu/sisa

yang selalu mengisi paru-paru. Dalam keadaan normal, udara yang dipergunakan untuk pernafasan sekitar 500 cc, biasa juga disebut kapasitas tidal. Penghitungan kapasitas pada saat respirasi dalam 1 menit dan di waktu beristirahat adalah antara 4 sampai 15 liter. Dan pada saat latihan dapat mencapai maksimal 150 liter. Cara pengukuran volume dan kapasitas paru-paru. Volume udara diukur dengan spirometer. Jarum penunjuk ditempatkan pada titik nol, bisa juga 1000 untuk memudahkan pembacaan, jika pada 1000, hasil pembacaan akan dikurangi 1000. Untuk mengukur volume tidal (VT) dilakukan inhalasi normal, kemudian diinhalasikan kedalam spirometer dengan normal. Untuk mengukur Volume ekspirasi cadangan (VEC) setelah ekshalasi normal, dilakukan ekshalasi lagi secara total kedalam spirometer. Untuk mengukur kapasitas vital (KV) dilakukan inhalasi total kemudian ekhalasi total kedalam spirometer, setiap prosedur diulangi tiga kali. Volume inspirasi cadangan dihitung dengan persamaan :VIC = KV (VT+VEC).

2.6 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru 2.6.1 Usia Dalam keadaan yang normal kedua paru-paru dapat menampung sebanyak 5 liter. Waktu ekspirasi, di dalam paru-paru masih tertinggal 3 liter udara. Pada waktu bernafas biasa udara yang masuk ke dalam paru-paru 2600 cc (2,5 liter) jumlah pernafasan. Dalam keadaan normal: Orang Dewasa Anak-anak Bayi kira-kira : 16-18 kali per menit : 24 kali per menit : 30 kali per menit

Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa pada orang dewasa jumlah pernafasannya antara 16-18 kali per menit, pada anak-anak sekitar 24 kali per menit sedangkan pada bayi kira-kira 30 kali per menit. Walaupun pada pernapasan pada orang dewasa lebih sedikit daripada anak-anak dan bayi, akan tetapi kapasitas vital paru orang dewasa lebih besar dibandingkan dengan anak-anak dan bayi. Dalam keadaan tertentu keadaan tersebut akan berubah

misalnya akibat dari suatu penyakit, pernafasan bisa bertambah cepat dan sebaliknya. Usia berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya umur. Semakin tua usia seseorang maka semakin besar kemungkinan terjadi penurunan fungsi paru. 2.6.2 Jenis Kelamin Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen lebih kecil daripada pria. Menurut Jan Tambayong Kapasitas vital pria 4.8 liter dan wanita 3,1 liter , yang artinya bahwa pria memiliki kapasitas vital paru lebih besar daripada wanita. 2.6.3 Kebiasaan Merokok Kebiasaan merokok dapat menimbulkan gangguan paru berupa bronchitis dan emfisema. Pada kedua keadaan ini terjadi penurunan fungsi paru dibandingkan dengan yang tidak menderita penyakit tersebut. Selain itu pecandu rokok sering menderita penyakit batuk kronis, kepala pusing, perut mual, sukar tidur dan lain-lain. Kalau gejala-gejala diatas tidak segera diatasi maka gejala yang lebih buruk lagi akan terjadi, seperti semakin sulit untuk bernapas, kecepatan pernapasan bertambah, kapasitas vital berkurang, dan lain-lain. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak. Pada saluran pernapasan kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruktif paru menahun. Menurut Joko Suyono Inhalasi asap tembakau baik primer maupun sekunder dapat menyebabkan penyakit saluran pernafasan pada orang dewasa. Asap rokok mengiritasi paru-paru dan masuk ke dalam aliran darah. Merokok

10

lebih merendahkan kapasitas vital peru dibandingkan beberapa bahaya kesehatan akibat kerja. 2.6.4 Kebiasaan Olahraga Faal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang timbal balik, gangguan faal paru dapat mempengaruhi kemampuan olahraga, sebaliknya latihan fisik yang teratur atau olahraga dapat meningkatkan faal paru. Seseorang yang aktif dalam latihan fisik akan mempunyai kapasitas erobik yang lebih besar dan kebugaran yang lebih tinggi. Kapasitas vital paru dapat dipengaruhi oleh kebiasaan seseorang melakukan olahraga. Olahraga dapat meningkatkan aliran darah melalui paruparu sehingga menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler paru dengan volume yang lebih besar atau maksimum. Kapasitas vital pada seorang atlet lebih besar daripada orang yang tidak pernah berolahraga. 2.6.5 Status Gizi Status Gizi seseorang dapat mempengaruhi kapasitas vital paru. Orang kurus panjang biasanya kapasitasnya lebih dari orang gemuk pendek. Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakitpenyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan ideal atau normal. Berat badan yang berada di bawah batas minimum dinyatakan sebagai under weight atau kekurusan, dan berat badan yang berada di atas batas maksimum dinyatakan sebagai over weight atau kegemukan. Orang-orang yang berada di bawah ukuran berat normal mempunyai resiko terhadap penyakit infeksi, sementara yang berada di atas ukuran normal mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit degeneratif.

11

2.6.6 Riwayat Penyakit Paru Kapasitas vital paru akan berkurang pada penyakit paru-paru, pada penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan kelemahan otot paru-paru. Penyakit yang dapat mempengaruhi kapasitas paru, meliputi: Emfisema paru kronik Merupakan kelainan paru dengan patofisiologi berupa infeksi kronik, kelebihan mucus, dan edema pada epitel bronchiolis yang mengakibatkan terjadinya obstriktif dan destruktif paru yang kompleks sebagi akibat mengkonsumsi rokok. Pneumonia Pneumonia ini mengakibatkan dua kelainan utama paru yaitu penurunan luas permukaan membran pernafasan dan menurunnya resiko ventilasi perfusi. Kedua efek ini mengakibatkan menurunnya kapasitas paru. Atelektasi Atelektasi berarti alveoli paru mengempis atau kolaps. Akibatnya terjadi penyumbatan pada alveoli sehingga tahanan aliran darah meningkat dan terjadi penekanan dan pelipatan pembuluh darah sehingga volume paru berkurang. Asma Pada penderita asma akan terjadi penurunan kecepatan ekspirasi dan volume inspirasi. Tuberkulosis Pada penderita tuberculosis stadium lanjut, banyak timbul daerah fibrosis di seluruh paru dan mengurangi jumlah paru fungsional, sehingga mengurangi kapasitas paru. 2.6.7 Pemakaian APD (Pernafasan) Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja. APD tidaklah secara sempurna dapat

12

melindungi tubuh tenaga kerja, tetapi akan dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi. Pelindung pernafasan adalah alat yang penting, mengingat 90% kasus keracunan sebagai akibat masuknya bahan-bahan kimia beracun atau korosi lewat saluran pernafasan. Alat pelindung pernafasan memberikan

perlindungan terhadap sumber bahaya di udara tempat kerja seperti: pencemaran udara oleh gas (uap), pencemaran oleh partikel (debu, asap, fumes), kekurangan O2. Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja sangat perlu diutamakan. Namun kadangkadang keadaan bahaya masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan alat-alat pelindung diri. Alat-alat demikian harus memenuhi persyaratan: Nyaman dipakai Tidak mengganggu kerja Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya

Alat pelindung pernafasan dapat berupa masker untuk melindungi debu atau partikel-pertikel yang lebih besar yang masuk ke dalam pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu.

2.7 Daya Tahan Jantung dan Pembuluh Darah Pada waktu aktivitas fisik diperlukan tambahan oksigen dan nutrisi yang adekuat. Agar tambahan oksigen dan nutrisi dapat terpenuhi diperlukan aliran darah yang cukup. Sebagai reaksi terhadap gerakan dan kerja terjadi perubahan pengambilan oksigen oleh tubuh yang melibatkan penambahan fungsi paru-paru dan curah jantung serta peningkatan jumlah oksigen yang diambil oleh jaringan. Kemampuan kerja yang terkuat dibatasi oleh jumlah maksimal O2 yang dapat dihantarkan dari paru-paru ke otot.

13

Jumlah pengambilan O2 yang maksimal ini disebut VO2 max atau kapasitas aerobik yang digunakan sebagai parameter untuk menentukan kebugaran jasmani. VO2 max erat hubungannya dengan sistem transportasi oksigen. Kenaikan VO2 max disebabkan oleh kenaikan isi sekuncup serta bertambahnya densitas kapiler otot rangka yang cenderung meningkatkan ekstraksi oksigen dari darah oleh otot rangka. Dari penelitian Budhy Adriskanda, Faisal Yunus dan Budiman Setiawan tahun 1997, diketahui bahwa nilai VO2 max pada pria Indonesia dengan menggunakan alat ergonometer sepeda dengan teknik pengukuran Astrand sebesar 39,4 ml/KgBB/menint, sedangkan pada pria Indonesia yang terlatih sebesar 50,8 ml/KgBB/menit. VO2 max tertinggi dijumpai pada atlet-atlet yang berkompetisi dan berlatih dengan latihan-latihan endurance.

14

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN Ilmu faal olahraga adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia dan bagian-bagiannya pada waktu olahraga. Faal olahraga sebagai ilmu amalan (Applied Science) merupakan dasar dari ilmu kedokteran olahraga. Berdasarkan tipe dan intensitas performa latihan, olahraga dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu: 1. Olahraga dinamik, yaitu olahraga yang menyebabkan perubahan pada panjang otot dan pergerakan sendi dengan kontraksi ritmis, tetapi hanya terjadi sedikit perubahan pada kekuatan intramuskular. 2. Olahraga statik, yaitu olah raga yang menyebabkan perubahan kekuatan intramuskular, tetapi tidak terjadi atau hanya terjadi sedikit perubahan panjang otot dan pergerakan sendi. Olahraga dinamik dengan melibatkan banyak otot menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen. Sedangkan olahraga statik hanya menyebabkan sedikit peningkatan dalam kebutuhan oksigen. Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan, yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Pauparu terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu: Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi

pada setiap kali pernapasan normal. Besarnya 500 ml pada rata-rata orang dewasa. Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang

diinspirasi setelah volume tidal, dan biasanya mencapai 3000 ml. Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang masih dapat

dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal, pada keadaan normal besarnya 1100ml.

15

Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam

paru-paru setelah ekspirasi kuat. Besarnya 1200 ml. Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru dan dibagi menjadi empat bagian, yaitu: Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume cadangan inspirasi. Besarnya 3500 ml, dan merupakan jumlah udara yang dapat dihirup seseorang mulai pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru sampai jumlah maksimum. Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume residu. Besarnya 2300 ml, dan merupakan besarnya udara yang tersisa dalam paru pada akhir eskpirasi normal. Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume tidal + volume cadangan ekspirasi. Besarnya 4600 ml, dan merupakan jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimal dan kemudian mengeluarkannya sebanyak-banyaknya. Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume residu. Besarnya 5800ml, adalah volume maksimal dimana paru dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa.

3.2 SARAN Dengan pengetahuan tentang kapsitas paru-paru pada manusia dan faktorfaktor yang berhubungan dengan hal tersebut, maka ada baiknya untuk menjaga maupun memperbaiki kebiasaan pada kehidupan agar menjadi lebih baik. Salah satu contohnya yaitu telah diuaraikan di atas bahwa olahraga sangat mempengaruhi kesehatan manusia.

16

DAFTAR PUSTAKA

Anjani, Atmi P.M. 2003. Hubungan Kadar Debu Pupuk, Masa Kerja, dan Pemakaian APD (masker) Dengan Kapasitas Fungsi Paru.

http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=1126. 10 Mei 2009. Fox, L. Edward. Bowers, Richard W. Foss, Merle L. 1988. The Phisiologycal Basis of Physical Education and Athletics. Fourth Edition. New York : W.B Saunders Company. GloriaNet. 2008. Paru-Paru Sehat Napas pun Lega.

http://www.glorianet.org/arsip/b4401.html. 10 Mei 2009 Lamb, David R. 1984. Phisiology of Exercise ( Responses & Adaptations). Second Edition. New York : Macmillan Publishing Company. Madina, Deasy S. 2007. Nilai Kapasitas Paru dan Hubungannya Dengan Karakteristik Fisik Pada Atlet Berbagai Cabang Olahraga. (online). (http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/NILAI%20 KAPASITAS%20VITAL%20PARU.PDF. Diakses tanggal 10 Mei 2009). Reza, S. 2008. Berapa Kapasitas Paru Kita?.(online).

(http://id.answers.yahoo.com/ question/index?qid=20071121062954AAzCYR1. Diakses tanggal 10 Mei 2009). Saputra, Adrian. 2008. Alat Pernapasan Manusia. (online).

(http://andriansaputra.multiply.com/ journal/ item/20. Diakses tanggal 10 Mei 2009). Suharto. 1978. Peningkatan Kondisi Fisik. Cermin Dunia Kedokteran No 12. 5-7. Trisnawati, Hanida. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Tukang Ojek di Alun-Alun Ungaran Kabupaten Semarang Bulan Maret 2007. (online). (http:/digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/ skripsi/ index/assoc/ HASHb7c9.dir/ doc.pdf. Diakses tanggal 10 Mei 2009).

17

Anda mungkin juga menyukai