4KS1 - 09.6117 - Rizkiyani Harminingtyas - Materi 11 Dan 12
4KS1 - 09.6117 - Rizkiyani Harminingtyas - Materi 11 Dan 12
2. Nilai-nilai pengamatan antara sampel tidak berkaitan (saling bebas). 3. Pengamatan saling bebas dengan respon subjek ke-n tidak tergantung pada respon subjek sebelumnya untuk setiap kasus pada setiap sampel. 4. Data diukur dengan skala ordinal, interval atau rasio. Struktur data Grup 1 X 11 2 X 12
k X 1k
X 2k
X 21
X n11
X 22
X n2 2
X nk k
Langkah-langkah: 1. Menentukan hipotesis H0 : Populasi memiliki median yang sama H1 : Populasi memiliki median yang berurutan Atau secara matematis dapat ditulis: H0 : 1 = 2 = ... = k H1 : 1 < 2 < ... < k 2. Menentukan taraf nyata : 3. Menentukan statistik uji a. Jika k=3 serta n1, n2, dan n3 < 8
J U ij
i j k k 1
i 1 j i 1
U
U
k
ij
b. Jika k= 4, 5, atau 6 serta ukuran sampel (njs) adalah sama dan <7
J U ij
i j k k 1 ij
i 1 j i 1
c. Jika banyaknya grup (k) dan banyaknya pengamatan dalam setiap grup sangat besar
di mana:
)]
4. Menentukan wilayah kritis a. Jika k=3 serta n1, n2, dan n3 < 8 Tolak H0 jika Jhitung > J,n1,n2,n3 b. Jika k= 4, 5, atau 6 serta ukuran sampel (njs) adalah sama dan <7 Tolak H0 jika Jhitung > J,n1,..,n6 c. Jika banyaknya grup (k) dan banyaknya pengamatan dalam setiap grup sangat besar Tolak H0 jika J* > ztabel 5. Melakukan perhitungan a. Buat tabel dua arah dengan k kolom yang merepresentasikan grup yang urut berdasarkan hipotesis skor dari median paling kecil ke hipotesis median paling besar b. Hitung statistik Mann-Whitney count dengan rumus: ( di mana Xia,jb bernilai: 1 jika Xia < Xjb jika Xia = Xjb 0 jika Xia > Xjb perlu diketahui bahwa: i<j Xia adalah nilai pengamatan ke-h pada kelompok ke-i Xjb adalah nilai pengamatan ke-g pada kelompok ke-j c. Hitung statistik uji Jonckheere sesuai statistik uji yang digunakan 6. Kesimpulan Pengambilan kesimpulan berdasarkan kriteria pengambilan keputusan. )
Contoh Soal:
Svenningsen melaporkan hasil dari penelitian mengenai titrasi asam-basa dalam ginjal yang dilakukan pada 24 bayi yang dipilih secara acak dari populasi 516 bayi yang baru lahir. Bayibayi yang diteliti dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan analisis kimiawi pada tes urine yang dilakukan sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Analisis Kimiawi 24 Urine Bayi Kelompok I (bayi cukup bulan/normal) 4.5 3.9 5.0 4.8 4.1 4.6 Kelompok II (bayi prematur) Kelompok III (bayi prematur dengan asidosis berumur 1-3 minggu) 7.3 8.4 6.9 7.3 8.2 6.2 8.2 7.9
4.1 3.9 3.2 4.6 5.1 4.9 5.0 4.3 5.2 5.3
Uji H0 tidak ada perbedaan dalam populasi melawan H1 terdapat penurunan nilai kimiawi dari Kelompok III ke Kelompok I secara berurut. Jawab: a. Hipotesis H0 : Kelompok-kelompok bayi berdasarkan analisis kimiawi pada urinenya tidak ada kecenderungan menurun H1 : Kelompok-kelompok bayi berdasarkan analisis kimiawi pada urinenya ada kecenderungan menurun dari kelompok III ke Kelompok I Atau secara matematis dapat ditulis: H0 : I = II = III H1 : I < II < III b. = 5% = 0,05 c. Statistik uji: d. Wilayah kritis : Tolak H0 jika J* > z0,05=1,645 e. Penghitungan Dapat dilihat di Tabel 2: Tabel 2. Hasil Analisis Kimiawi 24 Urine Bayi
II
III
4.1 3.9 3.2 4.6 5.1 4.9 5.0 4.3 5.2 5.3
Uij
36
48
J= 36 + 48 + 80 = 164
[ *
) ,
( (
)] ), ( ), ( )-+
f. Keputusan Gagal Tolak H0 karena J*= -0,017 < z-0,05= -1,645 g. Kesimpulan Median kelompok-kelompok bayi berdasarkan analisis kimiawi pada urinenya tidak ada kecenderungan menurun
ketiga dan seterusnya memiliki median yang berurutan. Pengujian tentang k median populasi dengan hipotesis alternatif k median populasi berurutan dari k sampel yang berhubungan ini telah diteliti oleh E. B. Page pada tahun 1963. Oleh karena itu pengujiannya disebut uji Page. Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi: 1. Data terdiri dari k (k > 3) sampel yang berhubungan atau terdapat k pengulangan. 2. Data diukur dengan skala ordinal, interval maupun rasio. 3. Peneliti harus menentukan sampel mana yang diprioritaskan yaitu sampel dengan jumlah nilai data terbesar. Langkah-langkah: 1. Menentukan hipotesis H0 : Populasi memiliki median yang sama H1 : Populasi memiliki median yang berurutan Atau secara matematis dapat ditulis: H0 : 1 = 2 = ... = k H1 : 1 < 2 < ... < k 2. Menentukan taraf nyata : 3. Menentukan statistik uji a. N < 20 ketika k = 3 atau N < 12 untuk 4 < k < 10 di mana: L : Statistik Uji Page Rj : jumlah peringkat pada kolom ke-j b. N > 20 ketika k = 3
a. N < 20 ketika k = 3 atau N < 12 untuk 4 < k < 10 Tolak H0 jika Lhitung > L;k,n b. N > 20 ketika k = 3 Tolak H0 jika zL > z 5. Melakukan perhitungan a. Data dibuat dalam tabel dua arah dengan N baris (subjek) dan k kolom (kondisi atau variabel). Pengurutan kondisi-kondisi tersebut harus disusun berdasarkan apriori yang spesifik. b. Data di setiap baris diberi peringkat sendiri-sendiri dari 1 sampai k. Data dengan nilai paling kecil diberi ranking 1 dan nilai terbesar diberi ranking k. c. Jumlahkan peringkat setiap kolom (Rj) d. Hitung statistik Uji Page 6. Kesimpulan Pengambilan kesimpulan berdasarkan kriteria pengambilan keputusan. Contoh Soal: Seorang pekerja laboratorium di suatu rumah sakit mengadakan suatu penelitian tentang serum bilirubin pada 10 orang bayi normal. Data petugas itu ada di Tabel 3. Apakah data ini sudah memberikan cukup bukti untuk menunjukkan adanya tingkat penurunan level serum bilirubin dari waktu ke waktu untuk bayi antara usia 4-10 hari? Tabel 3. Level Serum Bilirubin Pada 10 Bayi Normal (Miligrams Per 100 Cc) Kasus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Umur (Hari) 6 7 8 4.10 5.00 5.00 13.20 11.00 8.20 16.80 15.60 11.70 4.00 3.50 1.66 3.10 3.00 2.60 7.45 7.00 3.60 6.15 7.00 3.80 9.90 9.40 10.50 15.40 10.20 8.30 6.80 4.60 4.20
4 10.80 12.50 13.70 11.50 10.20 8.00 10.80 14.90 16.20 10.80
5 6.15 11.80 16.80 6.80 6.40 7.85 11.10 10.80 16.40 10.00
9 3.40 6.80 12.50 1.60 2.20 4.00 4.30 7.70 10.70 3.80
10 2.60 6.00 10.55 1.60 1.98 3.00 5.60 7.60 7.40 3.50
Jawab: a. Hipotesis
H0 : Median serum bilirubin untuk bayi dengan umur 4 sampai 10 hari adalah sama H1 : Median serum bilirubin untuk bayi dengan umur 4 hari lebih rendah dari 5 hari, umur 5 hari lebih rendah dari 6 hari, dan seterusnya hingga umur 9 hari lebih rendah dari 10 hari Atau secara matematis dapat ditulis: H0 : 4 = 5 = 6 = 7 = 8 = 9 = 10 H1 : 4 < 5 < 6 < 7 < 8 < 9 < 10 b. = 5% = 0,05 c. Statistik uji:
d. Wilayah kritis : Tolak H0 jika Lhitung > L0,05;7,10 = 1180 e. Penghitungan Tabel 4. Pengurutan Level Serum Bilirubin Pada 10 Bayi Normal Kasus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ri Umur (Hari) 7 3 4,5 7 4 6,5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 3 5 3 5 4 49,5 40,5
4 7 6 4 7 7 7 6 7 6 7 64
5 6 5 6,5 6 6 6 7 6 7 6 61,5
8 4,5 3 2 3 3 2 1 5 2 3 28,5
9 2 2 3 1,5 2 3 2 2 4 2 23,5
10 1 1 1 1,5 1 1 3 1 1 1 12,5
f. Keputusan Gagal tolak H0 karena Lhitung =868,5 < L0,05;7,10 = 1180 g. Kesimpulan Median serum bilirubin untuk bayi dengan umur 4 sampai 10 hari adalah sama
2. Menentukan taraf signifikansi 3. Menentukan statistik uji a. 4 < n < 50 ( di mana: di : perbedaan peringkat untuk setiap pasang observasi n : jumlah pasangan observasi b. 4 < n < 50 dan jika proporsi nilai pengamatan yang sama banyak, maka nilai rs (koefisien korelasi Spearman) dihitung dengan rumus: dengan: di mana: T : faktor koreksi t : banyaknya pengamatan yang berangka sama pada suatu peringkat tertentu c. n > 50 4. Menentukan wilayah kritis a. 4 < n < 50 Tolak H0 jika rs > rs tabel b. n > 50 Tolak H0 jika zhitung > z 5. Melakukan penghitungan a. Nilai pengamatan dari dua variabel yang akan diukur hubungannya diberi peringkat (1 sampai n). Bila ada nilai pengamatan yang sama dihitung peringkat rata-ratanya. b. Setiap pasang peringkat dihitung perbedaannya (di). )
c. Perbedaan setiap pasang peringkat tersebut dikuadratkan (di2) dan dihitung jumlahnya ( )
d. Hitung nilai koefisien korelasi rank Spearman dengan statistik uji yang digunakan 6. Kesimpulan Kesimpulan diambil berdasarkan kriteria keputusan Nilai rs : Berkisar antara -1 < rs < 1 : rs =1 : hubungan positif sempurna antara X dan Y dan dapat diartikan pemberian peringkat sejalan rs = -1 : terdapat hubungan antara X dan Y tetapi pemberian peringkat bertolak belakang rs = 0 : tidak ada korelasi antara X dan Y
Contoh Soal: Suatu SMA ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemampuan berbahasa dan matematis siswa. Hal tersebut diteliti dari nilai ujian semester mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika yang telah dilakukan. Sepuluh siswa telah dipilih secara acak. Nilai ujian Bahasa Indonesia dinyatakan dengan X dan nilai ujian Matematika dinyatakan dengan Y. Hasil penelitiannya sebagai berikut: Tabel 5 Nilai Ujian Bahasa Indonesia dan Matematika Siswa A B C D E F G H I Bahasa Indonesia X 65 70 76 75 80 78 83 84 85 Matematika Y 30 25 35 40 38 42 48 50 55
J Jawab: a. Hipotesis
90
45
H0 : Tidak ada korelasi antara kemampuan berbahasa dengan kemampuan matematis siswa H1 : Ada korelasi antara kemampuan berbahasa dengan kemampuan matematis siswa b. = 5% = 0,05 c. Statistik uji:
( )
d. Wilayah kritis : Tolak H0 jika rs > r0,025;10 = 0,648 e. Penghitungan Tabel 6. Perangkingan Nilai Ujian Bahasa Indonesia dan Matematika Bahasa Indonesia Matematika X Peringkat Y Peringkat A 65 1 30 2 B 70 2 25 1 C 76 4 35 3 D 75 3 40 5 E 80 6 38 4 F 78 5 42 6 G 83 7 48 8 H 84 8 50 9 I 85 9 55 10 J 90 10 45 7 Koefisien Korelasi Spearman dapat dihitung dengan: ( ( ) ) Siswa d -1 1 1 -2 2 -1 -1 -1 -1 3 d2 1 1 1 4 4 1 1 1 1 9
f. Keputusan : Tolak H0 karena rs = 0,855 > r0,025;10 = 0,648 g. Kesimpulan Ada korelasi positif yang nyata antara kemampuan berbahasa dengan kemampuan matematis siswa
S : statistik untuk jumlah konkordansi dan diskordansi C : banyaknya pasangan kondkordansi D : banyaknya pasangan diskordansi N : jumlah pasangan X dan Y b. N < 30 dan ada peringkat yang bernilai sama dalam observasi X atau Y
dengan:
TX = t (t-1), t adalah banyak observasi berangka sama dalam tiap kelompok angka sama pada variabel X TY = t (t-1), t adalah banyak observasi berangka sama dalam tiap kelompok angka sama pada variabel Y
c. N > 30
dengan
( (
) )
Tolak H0 jika hitung > /2;n atau hitung < -/2;n ii. N > 30 Tolak H0 jika z > z/2 atau z > -z/2 b. (Satu arah) ( > 0) i. N < 30 Tolak H0 jika hitung > ;n ii. N > 30 Tolak H0 jika z > z c. (Satu arah) ( < 0) i. N < 30 Tolak H0 jika hitung < -;n
ii.
5. Melakukan perhitungan a. Berilah peringkat observasi-observasi pada variabel X dari 1 hingga N. Begitu juga dengan observasi-observasi variabel Y. Jika ada nilai yang sama, maka peringkatnya adalah rata-rata dari peringkat untuk nilai-nilai yang sama itu. b. Observasi-observasi pada variabel X disusun ulang sehingga berada pada urutan peringkat yang wajar yaitu 1,2,...,N. c. Susun ulang data observasi Y agar bersesuaian dengan variabel X yang telah disusun ulang dalam urutan wajar tadi. d. Hitung harga S untuk urutan peringkat Y. S adalah jumlah konkordasi (+1 untuk setiap pasang peringkat dalam urutan wajar ) dan diskordasi (-1 untuk setiap pasang peringkat dalam urutan tak wajar). e. Hitung statistik uji korelasi Kendall 6. Kesimpulan Pengambilan kesimpulan berdasarkan kriteria pengambilan keputusan.
Contoh Soal: Suatu SMA ingin mengetahui ada tidaknya hubungan searah antara kemampuan berbahasa dan matematis siswa. Hal tersebut diteliti dari nilai ujian semester mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika yang telah dilakukan. Sepuluh siswa telah dipilih secara acak. Nilai ujian Bahasa Indonesia dinyatakan dengan X dan nilai ujian Matematika dinyatakan dengan Y. Hasil penelitiannya sebagai berikut: Tabel 5 Nilai Ujian Bahasa Indonesia dan Matematika Siswa A B C D E F Bahasa Indonesia X 65 70 76 75 80 78 Matematika Y 30 25 35 40 38 42
G H I J Jawab: a. Hipotesis
83 84 85 90
48 50 55 45
H0 : Tidak ada korelasi antara kemampuan berbahasa dengan kemampuan matematis siswa H1 : Ada korelasi searah antara kemampuan berbahasa dengan kemampuan matematis siswa b. = 5% = 0,05 c. Statistik uji:
( )
d. Wilayah kritis : Tolak H0 jika hitung > 0,05;10 = 0,467 e. Penghitungan Berdasarkan Tabel 6 (Perangkingan Nilai Bahasa Indonesia dan Matematika untuk Uji Koefisien Korelasi Spearman), maka kita susun ulang variabel X (Nilai Ujian Bahasa Indonesia) ke dalam urutan yang wajar menjadi: Tabel 7. Pengurutan Peringkat Nilai Ujian Bahasa Indonesia dan Matematika Siswa A B D C F E G H I J Bahasa Indonesia X Peringkat 65 1 70 2 75 3 76 4 78 5 80 6 83 7 84 8 85 9 90 10 Matematika Y Peringkat 30 2 25 1 40 5 35 3 42 6 38 4 48 8 50 9 55 10 45 7
Untuk menghitung nilai S, kita lihat variabel Y, hitung nilai konkordasi dan diskordasinya. Misal : AB = -1 ; AD = +1 ; ... ; AJ = +1; BD = +1 ; ... ; IJ = -1. Atau secara lebih mudah adalah menghitung berapa jumlah urutan wajar untuk pasangan pengamatan A dengan pengamatan-pengamatan setelahnya dan berapa yang tidak wajar, begitu seterusnya untuk pengamatan B, C, dst hingga pasangan pengamatan terakhir yaitu IJ.
S = (8 1) + (8 - 0) + (5 2) + (6 0) + (4 1) + (4 0) + (2 1) + (1 1) + (0 - 1) = 31 Sehingga koefisien korelasi Kendall (): ( f. Keputusan : Tolak H0 karena hitung = 0,69 > 0,05;10 = 0,467 g. Kesimpulan : Ada korelasi searah antara kemampuan berbahasa dengan kemampuan matematis siswa ) ( )
di mana:
xy,z : korelasi antara X dan Y ketika ada perlakuan (kontrol) untuk Z xy xz yz b. N > 20 : korelasi antara X dan Y : korelasi antara X dan Z : korelasi antara Y dan Z
dengan
( (
) )
Tolak H0 jika hitung > 1-/2;n atau hitung < -1-/2;n ii. N > 20 Tolak H0 jika z > z1-/2 atau z > -z1-/2 2. (Satu arah) ( > 0) i. N < 20 Tolak H0 jika hitung > 1-;n ii. N > 20 Tolak H0 jika z > z1- 3. (Satu arah) ( < 0) i. N < 20 Tolak H0 jika hitung < - 1-;n ii. N > 20 Tolak H0 jika z < - z1- 5. Melakukan perhitungan a. Tentukan dua variabel X dan Y yang saling berhubungan dan variabel Z yang mendapatkan perlakuan. b. Beri peringkat 1 sampai N untuk setiap variabel
c. Hitung nilai xy , xz , dan yz menggunakan rumus Kendall: Tidak ada peringkat yang sama ( Ada peringkat yang sama )
d. Hitung statistik uji korelasi partial Kendall 6. Kesimpulan Pengambilan kesimpulan berdasarkan kriteria pengambilan keputusan.
Contoh Soal: Suatu SMA ingin mengetahui ada tidaknya hubungan searah antara kemampuan berbahasa dan seni siswa apabila kemampuan matematis dianggap konstan. Hal tersebut diteliti dari nilai ujian semester mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Kesenian yang telah dilakukan. Sepuluh siswa telah dipilih secara acak. Nilai ujian Bahasa Indonesia dinyatakan dengan X, nilai ujian Matematika dinyatakan dengan Y, dan nilai ujian Kesenian dinyatakan dengan Z. Hasil penelitiannya sebagai berikut: Tabel 8 Nilai Ujian Bahasa Indonesia, Matematika, dan Kesenian Siswa A B C D E F G H I J Jawab: Bahasa Indonesia X 65 70 76 75 80 78 83 84 85 90 Matematika Y 30 25 35 40 38 42 48 50 55 45 Kesenian Z 60 64 63 70 62 80 76 73 68 65
a. Hipotesis H0 : Tidak ada korelasi antara kemampuan berbahasa dan kemampuan seni siswa apabila kemampuan matematis dianggap konstan H1 : Ada korelasi searah antara kemampuan berbahasa dan kemampuan seni siswa apabila kemampuan matematis dianggap konstan b. = 5% = 0,05 c. Statistik uji:
d. Wilayah kritis : Tolak H0 jika hitung > 0,95;10 = 0,413 e. Penghitungan Buat peringkat masing-masing: Tabel 9. Pengurutan Peringkat Nilai Ujian Bahasa Indonesia dan Matematika Siswa B A C E D F J G H I xy = 0,69 Bahasa Indonesia X Peringkat 70 2 65 1 76 4 80 6 75 3 78 5 90 10 83 7 84 8 85 9 Matematika Y Peringkat 25 1 30 2 35 3 38 4 40 5 42 6 45 7 48 8 50 9 55 10
Tabel 10. Pengurutan Peringkat Nilai Ujian Kesenian dan Matematika Siswa B A C E D F J G H I yz = 0,42 Matematika Y Peringkat 25 1 30 2 35 3 38 4 40 5 42 6 45 7 48 8 50 9 55 10 Kesenian Peringkat 4 1 3 2 7 10 5 9 8 6
Z 64 60 63 62 70 80 65 76 73 68
Tabel 11. Pengurutan Peringkat Nilai Ujian Bahasa Indonesia dan Kesenian Siswa A B C D E F G H I J xz = 0,29 Bahasa Indonesia X Peringkat 65 1 70 2 76 4 75 3 80 6 78 5 83 7 84 8 85 9 90 10 Kesenian Peringkat 1 4 3 7 2 10 9 8 6 5
Z 60 64 63 70 62 80 76 73 68 65
( f. Keputusan :
)(
Gagal tolak H0 karena hitung = 0,0003 < 0,95;10 = 0,413 g. Kesimpulan : Tidak ada korelasi antara kemampuan berbahasa dan kemampuan seni siswa apabila kemampuan matematis dianggap konstan