Anda di halaman 1dari 4

Menjawab pertanyaan rekan kita lucy disini tentang penyebab terjadinya miscarriage/abortus maka kali ini saya akan

menjabarkan jawaban atas pertanyaan tersebut dalam sebuah tulisan sebab akan terlalu sempit dan panjang bila ditulis di kolom komentar. Tulisan ini sekaligus menyambung tulisan saya sebelumnya tentang Abortus dengan judul Selayang Pandang Tentang Abortus. Sebelum melangkah lebih jauh, kita segarkan ingatan dulu tentang apa itu abortus. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500gram. Jadi untuk bisa mengatakan seorang wanita mengalami abortus haruslah memenuhi persyaratan diatas. Namun di beberapa buku yang saya baca ada yang menggunakan patokan umur kehamilan 28 minggu, tetapi sebagian besar menyebut angka 20 minggu. Setelah tahu tentang apa itu abortus, mulailah sekarang kita membahas, apa yang menyebabkan terjadinya abortus. Abortus pada wanita hamil bisa terjadi karena beberapa sebab diantaranya : 1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang paling umum menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum umur kehamilan 8 minggu. Beberapa faktor yang menyebabkan kelainan ini antara lain : kelainan kromoson/genetik, lingkungan tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak bagus atau kurang sempurna dan pengaruh zat zat yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obat obatan, tembakau, alkohol dan infeksi virus. 2. Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan pembentukan pembuluh darah pada plasenta yang disebabkan oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun. 3. Faktor ibu seperti penyakit penyakit khronis yang diderita oleh sang ibu seperti radang paru paru, tifus, anemia berat, keracunan dan infeksi virus toxoplasma. 4. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim, kelainan bentuk rahim terutama rahim yang lengkungannya ke belakang (secara umum rahim melengkung ke depan), mioma uteri, dan kelainan bawaan pada rahim. Nah, itulah 4 hal yang paling sering menyebabkan keguguran atau abortus pada ibu hamil sehingga untuk pencegahannya kudu dilakukan pemeriksaan yang komprehensip atau mendetail terhadap kelainan kelainan yang mungkin bisa menyebabkan terjadinya abortus.

Macam-macam Abortus adalah: 1. Abortus spontan 2. Abortus yang disengaja 3. Abortus tidak aman 4. Abortus septik Abortus spontan adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas (usia kehamilan 22 minggu). Tahapan abortus spontan meliputi :

1. Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut). 2. Abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadi abortus inkomplit atau abortus komplit). 3. Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan). 4. Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan). Abortus yang disengaja adalah suatu proses dihentikannya kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas. Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal atau keduanya. Abortus septik adalah abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi-sepsis dapat berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bawah setelah abortus spontan atau abortus tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi jika terdapat sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis merupakan komplikasi yang sering terjadi pada abortus tidak aman dengan menggunakan peralatan. Aborsi/abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, yaitu sebelum usia 20 minggu kehamilan dan atau sebelum janin mencapai berat badan setengah kilogram. Abortus yang terjadi akibat tindakan disebut abortus provokatus. Abortus provokatus dibagi berdasarkan sifatnya, ada yang bersifat kriminal (abortus kriminalis) dan ada yang bersifat pengobatan (abortus medisinalis). Selain abortus provokatus, ada pula abortus yang terjadi secara spontan yaitu abortus spontaneus. Penyebab Aborsi:

Secara

klinis

abortus

dibedakan

sebagai

berikut:

Pertama. Abortus iminens: Terjadinya perdarahan dari uterus (rahim) pada kehamilan kurang dari 20 minggu, di mana janin masih di dalam rahim, serta leher rahim belum melebar (tanpa dilatasi serviks).

Kedua. Abortus insipien: Terjadinya perdarahan dari rahim pada

kehamilan kurang dari 20 minggu, di mana janin masih di dalam rahim, serta diikuti dengan melebarnya leher rahim (dengan dilatasi serviks).

Ketiga. Abortus inkomplet: Keluarnya sebagian dari organ janin (hasil konsepsi) pada kehamilan sebelum 20 minggu, di mana sebagian organ janin lain masih tertinggal di dalam rahim.

Keempat. Abortus komplet: Keluarnya semua bagian dari janin pada kehamilan sebelum 20 minggu.

Kelima. Missed abortion: Kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati tersebut tidak dikeluarkan 8 minggu atau lebih. Dengan kata lain, missed abortion adalah abortus iminens yang "bertahan" selama 8 minggu atau lebih.

Keenam. Abortus habitualis: Abortus spontan (non-provokatus) yang telah terjadi 3 kali atau lebih secara berturut-turut pada seorang wanita.

Ketujuh. Abortus septik: Abortus provokatus yang disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.

Dari ketujuh abortus tersebut, yang paling menjadi momok sekaligus perbincangan adalah abortus septik karena abortus jenis ini

dilatarbelakangi oleh abortus provokatus kriminalis yaitu abortus yang tindakannya dilakukan secara ilegal atau dilakukan oleh tenaga medis

yang tidak kompeten. Sebagian besar abortus provokatus kriminalis ini dipicu oleh makin maraknya perilaku seks bebas di kalangan remaja. Salah satu akibat buruknya ialah bertambahnya angka kematian remaja wanita akibat syok septik (sejenis kegawatan medis yang salah satunya dipicu oleh abortus septik).

Anda mungkin juga menyukai