Pengaruh Kapasitas Dapar dan pH pada Iritasi Jaringan Iritasi jaringan minimal jika: Kapasitas dapar makin rendah Ketika obat bertemu dengan air akan terdegradasi sehingga diperlukan larutan dapar. Jika pembuatan larutan dapar dengan kapasitas dapar maksimal secara farmasetik memang bagus, tetapi secara fisiologis plasma memiliki pH = 7,4 jika kita membuat larutan dapar dengan kapasitas dapar maksimal maka dapar tubuh tidak dapat menerima , sehingga iritasi jaringan minimal jika kapasitas jaringan minimal. Volume larutan dapar dengan jmlah tertentu makin kecil Semakin kecil volume larutan dapar yang dimasukkan dalam tubuh maka tubuh akan semakin mudah menyesuaikan. Volume dan cairan fisiologis makin besar Semakin besar volume dan cairan fisiologis yang dimiliki oleh tubuh maka tubuh akan semakin mudah menyesuaikan terhadap larutan dapar yang dimasukkan ke dalam tubuh. Friedenwald et al: pH mata = 4,5-11,5 Martin & Mims Dapar fosfat Sorensen aman pd pH 6,5-8 Dalam tubuh sering dugunakan dapar fosfat, karena : 1. Tubuh memiliki dapar fosfat 2. Range yang dibuat dapar fosfat lebih lebar dari pada dapar sitrat, dapat diketahui dari pKa. Lar. As. Borat pH 5 Latihan Soal Hitung penimbangan bahan-bahan untuk membuat larutan dapar sitrat pH 8,0 dengan kapasitas dapar 0,01 sebanyak 200 mL, jika bahan yang tersedia a.H3Sitrat dan NaOH b.Na3Sitrat dan Na2HSitrat c.NaH2Sitrat dan NaOH
Diketahui : pKa asam sitrat: pKa1: 3,15; pKa2: 4,78; pKa3: 6,40 BM: NaOH= 40 Na2HSitrat = 254 AsamSitrat= 210,14 NaH2Sitrat = 232 Na3Sitrat = 276 Jawab : pH = pKa + log 8 = 6,4 + log garam = 39,81 asam pKa = - log Ka 6,4 = - log Ka Ka = 3,98 x 10 -7 pH = - log [ H+ ] 8 = - log [ H+ ] H+ = 10-8 = 0 00= = C = 0,176 C = garam + asam 0,18= 39,81 asam + asam asam= 0,004 garam = 0,18 0,004 = 0,176
Tahapan Disosiasi Dapar Sitrat I. H3Sitrat m 0,18 r 0,18 s + + NaOH 0,18 0.18 NaOH 0,18 0.18 + NaOH 0,176 0.176
+
a. Penimbangan H3Sitrat dan NaOH [H3Sitrat] = 0,18M = 0,18M [H3Sitrat] = 0,18M = m= = 7,57 g
b. Penimbangan Na3Sitrat dan Na2HSitrat [Na3Sitrat] = 0,176M [Na3Sitrat] = g [Na2HSitrat] = 0,004M 0,176M = m= = 9,72
[Na2HSitrat]=
0,004M=
m=
= 0,20g
b. Larutan Dapar Isotonis Larutan isotonis adalah larutan yang memiliki konsentrasi yang sama dengan larutan lain yang dipisahkan membrane semipermeabel sehingga tidak terjadi pergerakan molekul air. Suatu larutan mempunyai kecenderungan untuk menjadi isotonis, sehingga air akan bergerak dari larutan berkonsentrasi rendah kelarutan berkonsentrasi tinggi hingga kedua larutan menjadi sama konsentrasinya. Larutan berkonsentrasi rendah atau hipotonis adalah larutan yang memiliki konsentrasi lebih rendah dari pada larutan yang lainnya, sedangkan larutan hipertonis adalah larutan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi dari larutan lainnya. Pergerakan molekul atau kecenderungan larutan menjadi isotonis ini dikarenakan adanya tekanan osmosis. Peristiwa osmosis dapat terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi antara dua zat atau lebih yang dipisahkan oleh suatu membran semipermeabel yang hanya dapat dilalui oleh air sehingga air dari larutan hipotonis akan bergerak ke arah larutan hipertonis untuk menjadi isotonis. Prinsip kerja seperti ini juga terdapat dalam sel makhluk hidup, dimana sel mengalami peristiwa osmosis untuk mempertahankan keadaan isotonis sehingga sel tidak rusak.
c. Perhitungan Tonisitas Harga L merupakan penurunan titik beku larutan suatu senyawa dengan macam ionik tertentu pada suatu konsentrasi cairan yang isotonik dengan cairan tubuh, sehingga dapat ditulis persamaan: LISO = dimana LISO merupakan harga tonisitas, Tb adalah penurunan titik beku, dan C merupakan konsentrasi cairan. Contoh: Harga LISO dari 0,9% (0,154 M) larutan NaCl yang memiliki penurunan titik beku 0,52 dan isotonis dengan cairan tubuh adalah: LISO = = = 3,4 / M
d. Penyesuaian Tonisitas dan pH Ada empat metode penyesuaian tonisitas dengan pH, yng sering kali digunakan sebagai intra vena suntikan atau untuk digunakan pada mata atau saluran hidung atau telinga. Dimana cairan yang masuk ke dalam tubuh harus menjadi isotonik dengan cairan tubuh. Hala ini dapat dilakukan oleh salah satu dari metode-metode tadi. Empat metode tadi digolongkan menjadi dua, yaitu metode golongan I dan metode golongan II. Metode golongan I terdiri dari metode Cryoscopic dan metode NaCl Ekivalen. Metode golongan I ini dilakukan dengan cara menambahkan larutan NaCl sehingga titil beku senyawa menjadi -0,52. Sedangkan metode golongan II dilakukan dengan menambahkan air dalam jumlah tertentu sehingga membentuk larutan yang isotonis. Metode golongan II ini terdiri dari metode White Vincent dan metode Sprowls.