Anda di halaman 1dari 5

1. Hasil Analisis Univariat Analisis univariat untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dari masing-masing variabel.

1.1. Tingkat Pendidikan Tabel 1.1 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Di Kecamatan X tahun 2013 Pendidikan SD SMP SMU PT Total Jumlah 10 11 16 13 50 Persentase 20,0 22,0 32,0 26,0 100,0

Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa distribusi tingkat pendidikan responden hampir merata untuk masingmasing tingkat pendidikan. Paling banyak responden berpendidikan SMU yaitu 16 orang (32,0%) sedangkan untuk pendidikan SD, SMP dan PT masing-masing 20,0%, 22,0% dan 26,0%.

1.2. Rata- Rata Umur Ibu Tabel 1.2 Distribusi Rata-Rata Umur Ibu Di Kecamatan X tahun 2013 Variabel Mean SD Minimal- Maksimal 95% CI 23,72 26,48

Umur

25,10

4,85

19 - 35

Hasil analisis didapatkan rata-rata umur ibu adalah 25,10 tahun (95% CI: 23,72 26,48), dengan standar deviasi 4,85 tahun. Umur termuda 19 tahun dan umur tertua 35 tahun. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata umur ibu adalah diantara 23,72 sampai dengan 26,48 tahun.

2. Hasil Analisis Bivariat Analisis bivariat ini untuk melihat hubungan masing-masing variabel baik variabel independen maupun variabel dependen

2.1. Hubungan Antara Perilaku Menyusui Dengan Kadar Hb

Untuk melihat hubungan antara distribusi rata-rata kadar Hb responden dilakukan uji t independen sebagai berikut : Tabel 2.1 Distribusi Rata-Rata Kadar Hb Responden Menurut Perilaku Menyusui di Kecamatan X th 2013 Menyusui Mean SD SE P value N

Ya Eksklusif Tdk Eksklusif

10,277 10,421

1,322 1,471

0,259 0,300

0,717

26 24

Berdasarkan tabel 2.1 diketahui hasi analisis hubungan rata-rata kadar Hb responden dengan perilaku menyusui. Didapatkan bahwa rata-rata kadar Hb ibu yang menyusui eksklusif adalah 10,277 gr% dengan standar deviasi 1,322 gr%, sedangkan untuk ibu yang menyusui non eksklusif rata-rata kadar Hb-nya adalah 10,421 gr% dengan standar deviasi 1,471 gr%. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,717, berarti pada alpha 5% terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata kadar Hb antara ibu yang menyusui secara eksklusif dengan non eksklusif.

2.2. Perbedaan Kadar Hb Antara Pengukuran Pertama dan Pengukuran Kedua Untuk membandingkan kadar Hb Responden pada pengukuran pertama dan pengukuran kedua dilakukan uji t independen sebagai berikut :

Tabel 2.2 Distribusi Rata-Rata Kadar Hb Responden Menurut Pengukuran pertama dan Kedua di Kecamatan X Th 2013 Variabel Kadar Hb Pengukuran I Pengukuran II 10,346 10,860 1,38 1,05 0,19 0,14 0,001 50 Mean SD SE P value N

Rata-rata kadar Hb pada pengukuran pertama adalah 10,346 gr% dengan standar deviasi 1,38 gr%. Pada pengukuran kedua didapat rata-rata kadar Hb adalah 10,860 gr% dengan standar deviasi 1,05 gr%. Terlihat nilai mean perbedaan antara pengukuran pertama dan kedua adalah 0,514 dengan standar deviasi 0,982. hasil uji statistik didapatkan nilai 0,001 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara kadar Hb pengukuran pertama dan kedua. 2.3. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Berat Badan Bayi Untuk melihat hubungan tingkat pendidikan yang terdiri dari 4 kategori dengan berat badan bayi dilakukan uji ANOVA sebagai berikut : Tabel 2.3 Distribusi Rata-Rata berat Bayi Menurut Tingkat Pendidikan

Variabel Pendidikan - SD - SMP - SMU - PT

Mean

SD

95% CI 2291,4 2648,6 3565,2 2889,3 3287,3 3575,1 3528,1 3994,9

P value

2470,0 2727,2 3431,2 3761,5

249,6 241,2 270,1 386,3

0,0005

Dari tabel 2.3 dapat dilihat rata-rata berat badan bayi pada responden yang berpendidikan SD adalah 2470,0 gram dengan standar deviasi 249,6 gram. Pada responden yang berpendidikan SMP rata-rata berat bayinya adalah 2727,20 gram dengan standar deviasi 241,2 gram. Pada responden yang berpendidikan SMU rata-rata berat bayinya adalah 3431,2 gram dengan standar deviasi 270,1 gram. Pada responden yang berpendidikan PT rata-rata berat bayinya adalah 3761,5 gram dengan standar deviasi 386,3 gram. Hasil uji statistik didapat niali p=0,0005, berarti pada alpha 5% dapat disimpulkan ada perbedaan berat bayi diantara keempat jenjang pendidikan. Analisis lebih lanjut membuktikan bahwa kelompok yang berbeda signifikan adalah tingkat pendidikan SD dengan SMU, SD dengan PT, SMP dengan SMU,SMP dengan PT dan SMU dengan PT. 2.4. Hubungan Berat Badan Ibu dengan Berat Badan Bayi Untuk mengetahui hubungan berat badan ibu dengan berat badan bayi dilakukan uji korelasi dan regresi linier sederhana sebagai berikut :

Tabel 2.4 Analisis Korelasi dan regresi berat badan ibu dengan berat badan bayi Variabel Umur R 0,684 R2 0,468 Persamaan garis bbayi =657,93 + 44,38 P value *bbibu 0,0005

Hubungan berat badan ibu dengan berat badan bayi menunjukkan hubungan kuat (r=0,684) artinya semakin bertambah berat badan ibu semakin besar berat badan bayinya. Nilai koefisien dengan determinasi 0,468 artinya, persamaan garis regresi yang kita peroleh dapat menerangkan 46,8,6% variasi berat badan bayi atau persamaan garis yang diperoleh cukup baik untuk menjelaskan variabel berat badan bayi. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang signifikan antara berat badan ibu dengan berat badan bayi (p=0,005).

2.5. Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Perilaku Menyusui Untuk mengetahui hubungan antara jenis pekerjaan dengan perilaku menyusui dilakukan uji kai kuadrat sebagai berikut :

Tabel 2.5 Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan dan Perilaku menyusui Jenis Pekerjaan Menyusui Tdk Eksklusif Eksklusif Total OR (95% CI) P value

n Bekerja Tdk Bekerja Jumlah 17 7 26

% 68,0 28,0 52,0

n 8 18 24

% 32,0 72,0 48,0

n 25 25 50

% 100 100 100 5,464 1,6 18,3 0,011

Dari tabel 2.5 diketahui hubungan antara status pekerjaan dengan perilaku menyusui eksklusif bahwa ada sebanyak 8 (32%) ibu yang bekerja menyusui bayi secara eksklusif. Sedangkan diantara ibu yang tidak bekerja, ada 18 (72,0%) yang menyusui secara eksklusif. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,011 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi kejadian menyusui eksklusif antara ibu tidak bekerja dengan ibu yang bekerja (ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku menyusui). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=5,464, artinya ibu tidak bekerja mempunyai peluang 5,46 kali untuk menyusui eksklusif dibanding ibu yang bekerja.

Anda mungkin juga menyukai