Anda di halaman 1dari 2

Analisis Peran Ekonomi Kelembagaan Dalam Pengelolaan Lahan Berkelanjutan Konsep ekonomi kelembagaan dapat digunakan untuk memahami

kompleksitas pengelolaan lahan yang berkelanjutan dan sekaligus dapat dijadikan penyelesaian masalah yang terjadi di sektor pertanahan di Indonesia. Permasalahan sektor pertanahan di Indonesia antara lain tentang kepemilikan lahan yang berada ditangan perorangan menimbulkan konflik karena terganggunya proses transfer pemanfaatan lahan dari perorangan ke kepentingan publik. Biaya transaksi menjadi mahal dan penyediaan sarana publik sering terhambat oleh konflik kepentingan tersebut. Pembangunan ekonomi di Indonesia menganggap lahan hanya sebagai faktor produksi semata sementara nilai pasif dari sumber daya lahan cenderung diabaikan. Nilai pasif ini antara lain meliputi fungsi hidrologis, fungsi pencegah bencana dan beberapa aspek ekologi lainnya. Dalam skala tertentu benturan ini memicu masalah yag lebih besar seperti konflik sosial, urbanisasi, urban sprawl, kemiskinan dan degradasi lingkungan. Peran ekonomi kelembagaan dalam permasalahan pengelolaan lahan ditunjukan melalui kebijakan mekanisme intitusi. Mekanisme institusi digunakan untuk menentukan dan mengendalikan ketentuan-ketentuan yang disepakati mengenai bagaimana sumber daya lahan dikelola. Faktor institusi yang lemah merupakan salah satu faktor yang menjadi driving force dari degradasi lahan. Buruknya institusi yang diejawantahkan dalam bentuk kebijakan formal yang tidak kondusif, iklim kebijakan yang tidak baik (korupsi dan mismanagement) serta masalah property right yang kompleks yang tidak ditangani dengan baik adalah beberapa faktor yang sangat krusial dalam memicu degradasi lahan dan buruknya pengelolaan yang berkelanjutan. Salah satu kunci dalam aspek ekonomi kelembagaan adalah menyengkut property right atau hak pemilikan. Property right ini melekat dalam bentuk aturan formal dan juga norma sosial dan adat. Bagian lain yang penting dalam konteks ekonomi kelembagaan adalah menyangkut biaya transaksi. Biaya transaksi mempertimbangan beberapa aspek penting dalam ekonomi yakni rasionalitas terbatas, masalah informasi, biaya negosiasi kontrak dan opportunism. Aspek property right dan transaction cost adalah bagian penting yang memerlukan pemahaman yang serius dalam kelembagaan pengelolaan lahan.

Mekanisme tata kelola lahan yang optimal harus dilihat dari prespektif hak pemilikan bukan dari aspek eksternalitas. Interaksi tata kelola dan property right memiliki keunggulan karena memperhatikan dua hal sekaligus yakni struktur kelembagaan dan ekstitensi biaya transaksi. Di sisi lain dua sektor terlibat di dalamnya yakni sektor publik (pemerintah) dan sektor privat. Kompleksitas interaksi ini ditambah pula dengan berperannya tiga aktor yakni politisi (pengambil keputusan), professional (PPAT dan sebagainya) serta masyarakat luas. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk meyakinkan bahwa framework kelembagaan ini bekerja dengan baik sehingga pasar lahan (land market) akan bekerja dengan benar sehingga tidak saja mengahsilkan pengelolaan yang efisien tapi juga memiliki aspek equity. Demikian juga aparat pelaku yang terlibat dalam pengelolaan lahan harus memperhatikan aspek ekonomi kelembagaan ini karena interaksinya yang kuat antara pasar dan tata kelola akan menentukan besarnya manfaat yang akan dirasakan oleh semua pihak.

Anda mungkin juga menyukai