OLEH: DR. CHAIRUL SALEH, M.SI FAKULTAS MIPA UNIV. MULAWARMAN SAMARINDA 2010
PENDAHULUAN
Karbohidrat pernah disangka hidrat dari karbon
fotosintesis.
KLASIFIKASI KARBOHIDRAT
Berdasarkan jumlah atom karbonnya:
monosakarida, polisakarida
disakarida,
oligosakarida,
Important Monosaccharides
Important Disaccharides
Important Polysaccharides
Structure of Polysaccharide
PERPANJANGAN MONOSAKARIDA
dua karbon asimetri pada posisi yang sama dalam proyeksi Fischer, sedangkan threosa adalah diastereomer dengan gugus OH berseberangan pada proyeksi Fischer.
KONFIGURASI D DAN L
Konfigurasi sistem D dan L menunjukkan letak
gugus fungsi OH pada karbon kiral terakhir pada proyeksi Fischer. Menurut Konvensi FischerRosanoff letak OH pada posisi kiral terakhir:
Bila berada di kanan maka disebut D (dekstro)
Absolut R dan S menunjukkan stereokimia suatu struktur senyawa pada proyeksi Fischer. Bila suatu karbon akiral mengikat keempat gugus fungsi yang berbeda, sehingga berdasarkan aturan deret prioritas, bila urutan searah jarum jam maka dinyatakan berkonfigurasi R (rectus) sedangkan bila berlawanan arah jarum jam maka dinyatakan berkonfigurasi S (sinister).
pembaca sedangkan posisi atas dan bawah menjauhi pembaca. Pengubahan proyeksi Fischer ke siklik (perspektif Haworth): Posisi di kanan pada proyeksi Fischer menjadi ke bawah pada bentuk siklik sedangkan posisi di kiri pada proyeksi Fischer menjadi ke atas pada bentuk siklik. C-1 disebut karbon anomer (a atau b). Mutarotasi terjadi a dan b mengalami penyetimbangan lambat bentuk rantai terbuka.
EPIMER
Epimer adalah jika gula hanya berbeda secara
dalam basa berair dapat mengalami reaksi enolisasi dan reaksi tautomerisasi keto-enol dan menuju isomerisasi.
UJI KARBOHIDRAT
Uji Tollens
Gula dapat mereduksi reagen Tollens menghasilkan cermin perak sehingga disebut gula reduksi. Uji Tollens tidak berbeda antara aldosa dan ketosa karena reagen Tollens menghasilkan penataan ulang enediol. Dalam kondisi basa, bentuk rantai terbuka dari keton dapat berisomerisasi menjadi suatu aldosa sehingga dapat bereaksi memberikan positif uji Tollens.
UJI KARBOHIDRAT
UJI KARBOHIDRAT
Uji Benedict
Gula juga memberikan tes positif dengan larutan Benedict, dikenal sebagai gula reduksi. Semua karbohidrat yang mengandung gugus hemiasetal memberikan tes positif, sedangkan karbohidrat yang hanya mengandung gugus asetal tidak memberikan tes positif dengan larutan Benedict atau Tollens.
Hemiasetal memberikan test positif dengan larutan Benedict dan Tollens Asetal memberikan test negatif dengan larutan Benedict dan Tollens
REAKSI KARBOHIDRAT
Pembentukan
ke ester, jika monosakarida ditreatment dengan asetat anhidrida dan suatu basa lemah (seperti piridin atau natrium asetat) akan mengubah semua gugus hidroksil termasuk hidroksil anomer menjadi gugus ester. Anomer-a menghasilkan a-asetat dan anomer b menghasilkan b-asetat
REAKSI KARBOHIDRAT
Pembentukan ke asetal siklik
REAKSI KARBOHIDRAT
Reduksi, jika aldosa atau ketosa ditreatment dengan NaBH4
menghasilkan polialkohol (alditol). Reduksi terjadi dengan reaksi pembukaan cincin dalam persamaan aldehida/keton hemiasetal.
REAKSI KARBOHIDRAT
Reaksi dengan fenilhidrazin, Gula dapat bereaksi dengan fenilhidrazin menghasilkan suatu fenilhidrazon.
REAKSI KARBOHIDRAT
REAKSI KARBOHIDRAT
Reaksi
gula
dengan
fenilhidrazin
menghasilkan
osazon.
Dari C6
Dari C1 C5