Anda di halaman 1dari 10

TUJUAN

1. dapat mengukur viskositas (kekentalan) suatu zat cair dengan air sebagai pembanding dan pengaruhnya terhadap temperatur dengan viskometer Ostwald. 2. Dapat mengukur viskositas (kekentalan) beberapa macam sampel oli dengan menggunakan viscotester VT-04E. Dasar Teori Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memilik tingkat kekentalan yang berbeda. Misalnya sirup dan air. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Viskositas adalah gaya gesekan internal fluida. Ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antar molekul. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dan lain-lain. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida riil (rill = nyata). Fluida riil/nyata adalah fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lain-lain. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan Fluida Dinamis). Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas rendah, misalnya air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viskositas yang lebih besar. Setiap fluida, gas atau cairan, memiliki suatu sifat yang dikenal sebagai viskositas. Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viskometer mengukur kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas ( gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat, maka viskositas dari cairan itu viskositasnya tinggi (misalnya madu). Salah satu cara untuk menentukan viskositas cairan ialah metoda kapiler dari Poiseuille. Pada metoda ini diukur waktu (t), yang diperlukan untuk volume tertentu cairan (V), untuk mengalir melalui pipa kapiler dibawah pengaruh tekanan penggerak (P) yang tetap. Dalam hal ini, untuk cairan yang mengalir dengan aliran laminar, persamaan Poiseille dinyatakan sebagai,

Keterangan : V t P R L : viskositas cairan : volume cairan : waktu yang diperlukan cairan dengan V mengalir melalui alat : tekanan pada cairan : jari jari tabung : panjang pipa

Persamaaan ini berlaku untuk cairan dan gas. Ada beberapa viscometer yang seringdigunakan untuk menentukan viskositas suatu larutan, yaitu : 1. Viskometer Ostwald : untuk menentukan laju aliran kuat kapiler. 2. Viscotester VT-04E Viskometer Ostwald Metoda Ostwald merupakan suatu variasi dari metoda Poiseuille. Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Didalam percobaan diukur waktu aliran untuk volume (antara tanda a dan tanda b) melalui pipa kapiler yang vertikal. Jumlah tekanan (P) dalam hukum Poisseuille adalah perbedaan tekanan kedua permukaan cairan dan berbanding lurus dengan berat jenis cairan ( ). Dalam prakteknya R dan L sukar secara teliti, karenanya viskositas cairan ditetapkan dengan cara membandingkannya dengan cairan yang mempunyai viskositas tertentu, misalnya air. Persamaan yang digunakan :

Sehingga ( ( ( ) ) ) ( )

Keterangan : P : x konstanta

: viskositas : massa jenis T : waktu Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik antar molekul dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang, maka sebelum suatu lapisan molekul melewati lapisan molekul lainnya diperlukan suatu energy tertentu. Sesuai dengan hukum Distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah molekul yang memiliki energy yang diperlukan untuk mengalir dihubungkan dengan faktor dengan empirik,

. Maka fluiditas sebanding dengan

dan viskositas sebanding

. Secara kuantitatif pengaruh suhu terhadap viskositas dinyatakan dengan persamaan

ln = ln - ERT, dengan A = tetapan yang sangat bergantung pada massa molekul relative dan volume moler cairan, dan E = energy ambang per Mol yang diperlukan untuk proses awal aliran.

VISCOTESTER VT-04E
Salah satu cara untuk menentukan viskositas suatu cairan lainnya, yaitu dengan alat Viscotester VT-04E yang terdiri dari : 1. Main Unit : bagian alat ukur utama yang memiliki bagian petunjuk skala harga viskositas. 2. AC adaptor : komponen alat yang mengatur sumber arus listrik AC. 3. Rotor : komponen alat yang mengukur sampel, VT-04E menggunakan tiga jenis rotor, yaitu: Rotor no. 3 untuk pengukuran dengan harga viskositas 0.3 dPa.s sampai 13 dPa.s. Rotor no. 1 untuk pengukuran dengan harga viskositas dPa.s sampai 150 dPa.s. Rotor no. 2 untuk pengukuran dengan harga viskositas 100 dPa.s sampai 3000 dPa.s 4. Cup/beaker : bejana untuk menampung sampel. 5. Baterai : sumber arus pengganti arus AC. 6. Rotor extension : batang pengaduk tambahan apabila diperlukan Klemp/stand. Jika harga viskositas sampel belum diketahui, pengukuran menggunakan rotor disesuaikan dengan prosedur berikut : rotor no. 2, no. 1 kemudian baru rotor no 3. Selain dengan menggunakan metoda Viskometer Ostwald dan Viscotester VT-04E, penentuan nilai viskositas dapat dicari dengan cara-cara sebagai berikut : 1. Viskometer Hoppler Pada viskositas ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena andanya gravitasi akan jatuh melaui medium yang berviskositas (seperti cairan misalnya), dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila gravitas sama dengan frictional resistance medium (Bird, 1993:59).

Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga : gaya gesek = gaya berat, gaya Archimides : 6 r Vmax = 4/3 r3 (bola cair) g = {2/9 r3 (bola cair) g} / Vmax Vmax = h / t t = waktu jatuh bola pada ketinggian h Dalam percobaan ini dipakai cara relatif terhadap air, harganya: a = [2/9 r2 (a 1) g ta ] / h x = [2/9 r2 (x 1) g tx ] / h x / a = [(x 1) tx ] / [ (a 1) g ta] (Tim Kimia Fisik. 2010:6) 2. Viskometer Cup dan Bob Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat(Anonim, 05 November 2010).

3. Viskometer Cone dan Plate


Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecapatan dan sampelnya digeser didalam ruang semit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar(Anonim, 05 November 2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas


1. Suhu Semakin tinngi suhu maka semakin rendah nilai viskositasnya. Hal ini disebabkan gaya-gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang menyebabkan berturunnya viskositas dari zat cair tersebut. Oleh karena itu semakin tinggi suhu maka cairan semakin encer, karena kerapatan komponen penyusun zat cair semakin renggang. Suatu viskositas akan menjadi lebih tinggi jika suhu mengalami penurunan karena pada saat suhu di naikkan maka partikel-partikel penyusun zat tersebut bergerak secara acak sehingga kekentalan akan mengalami penurunan, dan jika suhu mengalami penurunan akan terjadi kenaikan viskositas karena partikel-partikel penyusun senyawa tersebut tidak mengalami gerakan sehingga gaya gesek yang bekerja juga semakin besar.

2. Tekanan Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan. Salah satu faktor kekentalan (viskositas) suatu cairan adalah suhu. Menurut teori lubang, terdapat kekosongan dalam suatu cairan, dan molekul bergerak secara continue kedalam kekosongan ini. Sehingga kekosongan akan bergerak keliling. Proses ini menyebabkan aliran, tetapi memerlukan energi karena ada energi yang harus dimilikii suatu molekul agar dapat bergerak kedalam kekosongan itu. Energi pengaktifan lebih mungkin terdapat pada suhu yang tinggi, dan dengan demikian cairan lebih mudah mengalir pada suhu yang tinggi. Selain itu kerapatan zat cair semakin renggang dengan bertambahnya suhu, sehingga tingkat kekentalannya berkurang. 3. Konsentrasi larutan Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. 4. Berat molekul solute Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga manaikkan viskositas.

Definisi Piknometer
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas dari fluida. Berbagai macam fluida yang diukur massa jenisnya, biasanya dalam praktikum yang diukur adalah massa jenis oli, minyak goreng, dan lain-lain. Piknometer itu terdiri dari 3 bagian, yaitu tutup pikno, lubang, gelas atau tabung ukur. Cara menghitung massa fluida yaitu dengan mengurangkan massa pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong. Kemudian di dapat data massa dan volume fluida, sehingga tinggal menentukan nilai cho/massa jenis () fluida dengan persamaan = cho () = m/v (Whille, 1988).

ALAT & BAHAN Alat : 1. Viskometer Ostwald 2. Satu set viscotester VT-04E 3. Piknometer 4. Thermostat 5. Pipet Filler 6. Gelas ukur 7. Botol semprot 8. Gelas kimia 9. Thermometer 10. Stop watch

Bahan : 1. 2. 3. 4. Alcohol Aseton Aquadest Berbagai macam oli

CARA KERJA
Viskometer Ostwald

Menentukan berat jenis menggunakan piknometer Langkah-langkah Timbang piknometer kosong, dan catat hasilnya Isi piknometer dengan aquadest yang sudah diukur suhunya sampai penuh, tutup sampai airnya meluber, timbang, dan catat Isi piknometer dengan sampel yang lain, lakukan langkah 2

Menentukan viskositas Langkah-langkah Simpan viskometer ostwald dalam termostat. Viskometer dijepit dengan klemp pada Statif Masukkan aquadest ke dalam ostwald, kemudian isap aquadest memakai pipet filter sampai melewati garis a pada pipa kapiler Biarkan aquadest mengalir, pada saat permukaan aquadest tepat sejajar dengan garis a hidupkan stopwatch. catat waktu yang diperlukan sampai cairan melewati garis b, ulangi hingga 3x

Viscotester VT04E Langkah-langkah Peganglah viscotester dan pasangkan pada klemp. Gunakan sekrup dibawah klemp untuk membuat posisi main unit horizontal, untuk mengeceknya dengan melihat posisi water pass (gelembung air pada display), posisi water pass berada ditengah menunjukkan posisi main unit sudah horizontal tempelkan rotor yang sesuai untuk sampel dengan memutar sekrup rotor pada bagian bawah main unit berlawanan arah jarum jam Meletakkan rotor ditengah-tengah breaker dan mengisinya dengan cairan sampel hingga permukaan cairan tepat pada penunjuk batas sampel pada rotor, aturlah agar jarak ujung rotor dengan dasar breaker kira-kira 15mm Ubahlah klemp pengunci jarum pada main unit ke arah yang berlawanan Set power on Ketika rotor berputar, jarum penunjuk viskositas bergerak ke arah kanan dan menunjukkan viskositas cairan sampel, bacalah meter viskositas selama rotor masih berputar dan jarum penunjuk stabil Jika pengukuran selesai, set power off kemudian setelah jarum penunjuk meter kembali ke awal, kembalikan posisi klemp pengunci jarum ke arah yang berlawanan lagi Lepaskanlah rotor lebih dulu dengan hati-hati kemudian pindahkan ke breaker

DATA PENGAMATAN Viskometer Ostwald A. Penentuan berat jenis dengan piknometer 1. Penentuan volume piknometer Berat piknometer kosong : 5,850 Berat piknometer + air : 102,238 Berat air : 48,388 Suhu air : 270,1 air pada suhu tersebut : 0,996512 Volume piknometer adalah : air = massa air volume pikno Volume pikno = massa air = 48,388gram = 48,567 ml air 0,996512 gram/ml 2. Penentuan berat jenis sampel Berat piknometer kosong =53,715 Volume piknometer = 50 Jenis sampel Alcohol Aseton Berat jenis () sampel 1. alcohol = 0,7786 2. aseton = 0,7622 Berat pikno + isi (gram) 92,645 91,825

gram gram gram C g/ml

gram ml Berat isi atau sampel (gram) 38,93 38,11

gram/ml gram/ml

B. Penentuan viskositas dengan Ostwald Sampel Waktu alir (detik) Air Alcohol Aseton 114 195 59

air = air tair sampel sampel sampel Data air dan air pada suhu pengukuran didapat dari handbook Viskositas sampel 1. alkohol 2. aseton jawab

= 1,33 = 0,395

cp cp

a e

Viscotester VT-04E No Jenis sampel 1 SAE 20W 50 Prima XP

Variasi suhu ( ) 50 60 70 80 90

Viskositas (mPa.s) 43 31 23 18 14

Rotor ke 5 5 4 4 4

keterangan

PERHITUNGAN 1) Hitung viskositas cairan yang diukur pada suhu 50 C, 55 C, 60 C, 65 C, 70 C dan 73 C dengan merujuk pada viskositas air (literatur) pada suhu tersebut 2) A ur a er adap 1/ , emudia e u a e ergy amba g ya (E) Jawab
No 1 2 3 4 5 6
5.000 4.900 4.800 4.700 4.600 4.500 4.400 4.300 Series1 Linear (Series1) y = 2475.2x - 2.8787 R = 0.853

T (K) 323 328 333 338 343 346

Viskositas (mPa.s) 135 95 90 84 78 75

1/T 0.00310 0.00305 0.00300 0.00296 0.00292 0.00289

ln 4.905 4.554 4.500 4.431 4.357 4.317

4.200 0.00285 0.00290 0.00295 0.00300 0.00305 0.00310 0.00315

1) Tan =

= =
E = 2,9899 .10-4

PEMBAHASAN Hasil pengamatan dari praktikum yang dilakukan adalah: 1) Penentuan berat jenis dengan piknometer Hal yang pertama kali dilakukan adalah penentuan massa jenis aquadest, alkohol dan aseton. Dengan suhu masing-masing yaitu sebesar 25 C. 24,8 C dan 24 C. massa jenis pada masingmasing sampel didapatkan dari pembagian massa sampel (yang didapatkan dari selisih berat hasil penimbangan piknometer kosong dengan piknometer yang berisi sampel) dengan volume piknometer. Sehingga dapat diketahui massa jenis alkohol sebesar 0,7786 gram/ml dan massa jenis aseton sebesar 0,7622 gram/ml. Mendekati dengan literature yang kita temukan bahwa massa jenis alkohol adalah sebesar 0.8119 0.8139 dan dari hasil tersebut juga dapat diketahui bahwa suhu berbanding terbalik dengan dengan massa jenis zat. Sehingga semakin tinggi suhu maka semakin kecil massa jenis zatnya dan berlaku sebaliknya, hal ini dikarenakan ketika suhu meningkat, molekul pada zat cair akan bergerak lebih cepat yang diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, sehingga terjadi peregangan molekul dan akhirnya massa jenisnya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan massa jenis semula. 2) Penentuan viskositas dengan metoda Ostwald Penentuan viskositas dengan metoda Ostwald yaitu dengan cara mencatat waktu aliran masingmasing sampel dengan menggunakan pipa kapiler. Fluida yang lebih cair akan lebih mudah mengalir dibandingkan fluida yang lebih kental. Hal ini dikarenakan fluida yang lebih kental memiliki nilai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan fluida yang lebih cair. Hal tersebut berakibat pada waktu yang dibutuhkan fluida yang lebih kental untuk mengalir pun menjadi lebih lama dibandingkan fluida yang lebih cair. Dari percobaan ini didapatkan viskositas alkohol sebesar 1,336 cp dan viskositas aseton sebesar 0,395 cp. 3) Penentuan viskositas dengan viscitester VT-04E. Dari data hasil pengamatan didapatkan bahwa nilai viskositas zat cair berbanding terbalik dengan temperature, sehingga nilai viskositas zat cair akan menurun jika bertambahnya temperature dan berlaku sebaliknya. Karena secara mendasar, nilai viskositas sendiri dipengaruhi oleh temperature, tekanan, kohesi dan laju perubahan momentum molekularnya. Nilai viskositas yang kita dapatkan dari sampel oli bermerk Prima Xp SAE 20W-50 adalah sebesar 43 mPa.s pada suhu 50 C, 31 mPa.s pada suhu 60 C, 23 mPa.s pada suhu 70 C, 18 mPa.s pada suhu 80 C, 14 mPa.s pada suhu 90 C. Perbedaan nilai yang kita dapatkan dari percobaan ini dibandingkan nilai yang seharusnya diakibatkan oleh 1) Tingkat ketelitian alat yang digunakan 2) Perlakuan terhadap alat yang digunakan meliputi : kedataran posisi alat ketika pembacaan hasil pengukuran, kebersihan alat, serta ketidaktepatan sepersekian mili detik dalam menghitung waktu menggunakan stopwatch 3) Setiap kenaikan suhu, misalnya ketika kenaikkan 5 C itu tidak benar-benar tepat naik 5 C. hal ini dapat mempengaruhi nilai viskositas yang didapatkan 4) Masih adanya sedikit gelembung yang sulit dikeluarkan pada viskometer Ostwald yang dapat berpengaruh pada nilai viskositas yang didapatkan PERTANYAAN 1) Sebutkan cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan. Beri penjelasan secara singkat? 2) Apakah viskositas cairan selalu berkurang bila suhu dinaikkan, jelaskan? 3) Perkirakan mana yang viskositasnya lebih besar minyak tanah atau nibyak kelapa? JAWABAN PERTANYAAN 1. Cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan adalah : Rotation viscometer, yaitu dengan cara mengukur gaya puntir sebuah rotor silinder (spindle) yang dicelupkan dalam sampel Viskometer cone & plate,

yaitu dengan cara sampel di letakkan di tengah papan, kemudian naikkan hingga pada posisi kerucut yang di gerakkan oleh motor-motor dengan kecepatan yang berbeda dan sampel digeser dalam ruang semitransparan yang diam kemudian kerucut yang berputar. Viskometer hoppler, Pada viskositas ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan untuk sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu Viskometer cup & bob, Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup, dimana bob masuk tepat ditengah. Vibro viskometer Mendapat nilai viskositas dengan cara mengendalikan amplitude sebuah pelat sensor yang dicelupkan ke dalam sensor (sampel) dan mengukur arus listrik yang diperlukan untuk menggerakkan sensor tertentu 2. Ya, viskositas suatu cairan akan selalu berkurang bila suhu dinaikkan, karena berkaitan dengan struktur molekul dalam cairan tersebut. Ketika diberi panas, jarak antar molekul dalam cairan menjadi agak renggang, sehingga menjadi strukturv molekulnya kurang padat. Perubahan kondisi dari cairan yang struktur molekulnya lebih padat menjadi cairan yang struktur molekulnya kurang padat menyebabkan cairan lebih mudah mengalir atau memiliki viskositas yang lebih rendah. Selain itu, karena semakin tinggi suhu maka energy kinetik yang dimiliki partikel-partikel penyusunnya akan semakin besar sehingga pergerakannya semakin cepat, sehingga semakin encer, yang menyebabkan laju air makin cepat dan menyebabkan viskositas berkurang 3. Diantara minyak kelapa dan minyak tanah, yang viskositasnya lebih tinggi adalah minyak kelapa karena minyak kelapa sebagian besar mengandung asam lemak yang memiliki viskositas 7,30 mPa.s. namun penyusunnya lebih bervariasi yaitu asam kaproat yang memiliki rantai karbon 6 hingga asam arachidie yang memiliki rantai karbon 20. Sedangkan minyak tanah komposisinya disusun oleh alkana dengan rantai karbon hingga 16. Rantai karbon 6 (heksana) memiliki viskositas 0,294 mPa.s. sedangkan rantai karbon 16 (heksadekana) memiliki viskositas 3,34 mPa.s, jadi viskositas minyak tanah bervariasi antara 0,294-3,34 mPa.s, tergantung dari kualitas minyak ntanah tersebut. Dan pada umunya asam lemak memiliki viskositas jauh lebih tinggi dibandingkan alkana. KESIMPULAN 1) Nilai massa jenis alkohol yang didapatkan dari percobaan ini adalah sebesar 0,7786 gram/ml 2) Nilai massa jenis aseton yang didapatkan dari percobaan ini adalah sebesar 0,7622 gram/ml 3) Nilai viskositas alkohol yang didapatkan dari percobaan ini adalah sebesar 1,336 cp 4) Nilai viskositas aseton yang didapatkan dari percobaan ini adalah sebesar 0,395 cp 5) Nilai viskositas dari sampel oli bermerk Prima Xp SAE 20W-50 adalah sebesar 43 mPa.s pada suhu 50 C, 31 mPa.s pada suhu 60 C, 23 mPa.s pada suhu 70 C, 18 mPa.s pada suhu 80 C, 14 mPa.s pada suhu 90 C.
6)

Energi ambang yang didapatkan dari penentuan viskositas dengan viskotester VT-04E adalah sebesar 2,9899 .10-4 Semakin lambat waktu aliran zat cair semakin besar viskositas zat tersebut Semakin cepat waktu aliran zat cair semakin kecil viskositas zat tersebut

7) 8)

DAFTAR PUSTAKA 1. Id.answer.yahoo.com/question/indeq?qid=20110612161443AAXSBFD (di akses tanggal 19-02-2013) 2. http://technologyofpharmacheutical.blogspot.com/p/bab-i-pendahuluani.html?zx=70c2cfdbacf71e40 (diakses tanggal 20-02-2013 jam 17.14) 3. Da ie e a ., Experime i P i yca C emi ry , ed. , 1 . 4. J.M. Wi , Experime i P i yca C emi ry ,ed. , 1 8. 5. Instruction manual viscotester VT-04E Rion., LTD.

Anda mungkin juga menyukai