Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nova Nurjanah NIM : 1124060055 Humas /II/B

LIFE SKILL ; COMMUNICATION SKILL ; DAN DIGITAL SKILL

1. LIFE SKILL
Menurut definisi World Health Organization (WHO), life skills atau ketrampilan hidup adalah kemampuan untuk berperilaku yang adaptif dan positif yang membuat seseorang dapat menyelesaikan kebutuhan dan tantangan sehari-hari dengan efektif. Definisi itu adalah menurut World Health Organization (WHO). Berikut ini beberapa kelompok ketrampilan yang termasuk life skills menurut UNICEF dan UNESCO: 1. a. LEARNING TO KNOW: Cognitive abilities Ketrampilan memecahkan masalah dan membuat keputusan

Ketrampilan mengumpulkan informasi Ketrampilan mengevaluasi dampak pada masa depan dari keputusan yang dilakukan pada saat ini pada diri sendiri dan orang lain Ketrampilan menentukan solusi alternatif untuk sebuah masalah Ketrampilan melakukan analisis terhadap pengaruh nilai dan sikap diri & orang lain mengenai motivasi b. Ketrampilan berfikir kritis (critical thinking)

Ketrampilan menganalisis pengaruh sebaya dan media Ketrampilan menganalisis sikap, nilai, norma-norma sosial, dan keyakinan; dan faktorfaktor yang mempengaruhinya Ketrampilan mengidentifikasi informasi yang relevan dan sumber-sumber informasi 2. a. LEARNING TO BE: Personal abilities Ketrampilan meningkatkan pusat kontrol internal

Kepercayaan diri (self-esteem) dan ketrampilan membangun kepercayaan diri (confidence) Ketrampilan sadar-diri (self-awareness skills), termasuk kesadaran akan hak, pengaruh, nilai-nilai, sikap, kekuatan, dan kelemahan Ketrampilan menentukan tujuan (goal-setting skills) Ketrampilan evaluasi diri, penilaian diri, dan monitoring diri b. Ketrampilan mengelola perasaan

Ketrampilan mengelola amarah (anger management) Ketrampilan mengelola keluhan dan keresahan Ketrampilan mengelola kehilangan, penghinaan (abuse), dan trauma c. Ketrampilan mengelola stress

Ketrampilan manajemen waktu Ketrampilan berfikir positif Menguasai teknik-teknik relaksasi 3. a. LEARNING TO LIVE TOGETHER: Interpersonal abilities Ketrampilan komunikasi interpersonal

Komunikasi verbal dan nonverbal Ketrampilan mendengarkan aktif Ketrampilan mengekspresikan perasaaan; memberikan umpan balik (tanpa menyalahkan) dan menerima umpan balik b. Ketrampilan negosiasi dan menolak

Negosiasi dan manajemen konflik Ketrampilan bersikap asertif Ketrampilan menolak c. Ketrampilan berempati

Kemampuan mendengarkan dan memahami kebutuhan dan kondisi orang lain dan mengekspresikan pengertiannya. d. Kerjasama dan kerja kelompok

Ketrampilan mengekspresikan penghargaan atas kontribusi orang lain dan gaya yang berbeda-beda. Ketrampilan menilai kemampuan diri dan berkontribusi pada kelompok e. Ketrampilan advokasi

Ketrampilan mempengaruhi orang lain (influence) dan melakukan persuasi Ketrampilan membangun jaringan dan memotivasi orang lain

2. COMMUNICATION SKILL Communication Skill merupakan kemampuan seseorang untuk menyampaikan pesan kepada khalayak (penerima pesan). Ketrampilan komunikasi ini sangat penting agar komunikasi yang dijalankan berjalan dengan lancar serta memberi manfaat baik bagi pihak penyampai pesan maupun bagi pihak penerima pesan. Thomas M. Schiedel dalam Mulyana D. (2007:4) menyatakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Komunikasi tidak akan berjalan secara dinamis tanpa adanya reaksi dari pihak penerima pesan. Hal tersebut menandakan bahwa pesan yang disampaikan mendapatkan tanggapan, serta tentu saja dalam berkomunikasi tersebut diharapkan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi siapa saja yang terlibat. Sedangkan jenis komunikasi yang oleh setiap orang jalani dalam kehidupan sehari-hari antara lain komunikasi verbal, komunikasi fisik dan komunikasi emosional. Dalam melakukan komunikasi verbal, seseorang harus terampil dalam menggunakan kata-kata, menggunakan tata bahasa yang teratur dan sopan, serta mampu menjadi pendengar yang baik bagi lawan bicara. Dalam Komunikasi fisik, komunikasi yang terjadi apabila dua orang atau lebih melakukan kontak dengan menggunakan bahasa tubuh. Misalnya, ekspresi wajah, posisi tubuh, gerakgerik dan kontak mata dan lambaian tangan. Tujuannya yaitu agar pesan dapat mudah diterima dan dipahami oleh penerima pesan. Dalam komunikasi emosional, interaksi terjadi apabila individu melakukan kontak satu sama lain dengan melakukan curahan perasaan. Misalnya, mengeluarkan air mata sebagai tanda sedih, haru, atau bahkan terlalu bahagia akan tetapi semuanya masih dalam batas kewajaran sehingga tidak berlebihan atau lebay. Communication Skill penting untuk keunggulan kompetitif agar tidak terjadi salah pengertian atas informasi yang didapat saat berkomunikasi dan agar komunikasi berjalan

dengan lancar serta mudah dipahami. Apabila manusia mempunyai communication skill yang baik maka akan sangat mendukung keunggulan kompetitif. Dengan kata lain communication skill merupakan dasar untuk mencapai keunggulan kompetitif. Sebagai contoh yaitu dalam hal persaingan bisnis. Dalam hal ini, bisnis yang baik adalah bisnis yang mempunyai keunggulan kompetitif. Sehingga dalam dunia bisnis diperlukan orangorang yang mempunyai communication skill yang berkualitas. Communication skill yang baik dapat dilihat dari beberapa aspek seperti dalam hal penggunaan bahasa dan tingkah laku. Di sini kekuatan bahasa sangat penting. Dalam hal penggunaan bahasa diperlukan beberapa hal seperti: a. b. c. Penggunaan bahasa yang sejelas mungkin Hindari pengulangan kata yang tak perlu Dan sebagainya

Selain itu dalam hal tingkah laku diperlukan sikap sopan santun dan hindari kelakuan yang tidak senonoh serta menggunakan gaya bicara yang elegan dan enak didengar agar tidak terjadi miscommunication sehingga tujuan dari komunikasi tersebut dapat tercapai secara sempurna. Wilbur Schramm dalam Efendy O.U. (2004:29) menyatakan the condition of success in communication yang secara gamblang dapat diringkas sebagai berikut: a. Pesan harus dirancangkan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud. b. Pesan harus menggunakan tanda-tandanyang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama dapat dimengerti. c. Pesan harus membenagkitkan kebutuhan pribadi pihak komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu. d. Pesan harus menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok tempat komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

Adapun upaya pengembangan communication skill untuk keunggulan kompetitif yaitu dengan cara harus memiliki a. Kepercayaan (Credibility)

Komunikator yang baik dan efektif harus memiliki kredibilitas yang tinggi. Untuk mengembangkan kepercayaan atau kredibilitas, seseorang harus mampu memperkuat

karakter pribadinya, mengendalikan emosinya dan memiliki kemampuan berargumentasi yang baik dan berdasar. b. Daya tarik (Attractive)

Daya tarik adalah salah satu faktor yang harus dimiliki oleh seorang komunikator selain kredibilitas. Faktor daya tarik banyak menentukan berhasil tidaknya komunikasi. Untuk meningkatkan daya tarik maka seseorang harus mampu belajar dan mengembangkan diri untuk menjadi pribadi yang menyenangkan dan menjaga penampilan fisik. c. Kekuatan (Power)

Kekuatan dapat diartikan sebagai kekuasaan dimana khalayak dengan mudah menerima suatu pendapat kalau hal itu disampaikan oleh orang yang memiliki kekuasaan. Apabila seseorang ingin memiliki kekuatan dalam berkomunikasi, maka ia harus mampu mengembangkan kepercayaan dirinya. Kesimpulan Communication Skill adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan pesan kepada khalayak (penerima pesan) agar komunikasi yang dijalankan berjalan dengan lancar serta memberi manfaat baik bagi pihak penyampai pesan maupun bagi pihak penerima pesan. Communication Skill penting untuk keunggulan kompetitif karena communication skill merupakan dasar untuk mencapai keunggulan kompetitif Apabila manusia mempunyai communication skill yang berkualitas maka akan sangat mendukung keunggulan kompetitif. Sedangkan upaya pengembangan communication skill yaitu dengan cara harus memiliki kepercayaan (credibility), daya tarik (attractive) dan kekuatan (power).

3.

DIGITAL SKILL

Keaksaraan digital (digital literacy) menurut wikipeda.org adalah kemampuan untuk secara efektif dan kritis menavigasi, mengevaluasi dan membuat informasi dengan menggunakan berbagai teknologi digital. Untuk itu membutuhkan sesuatu yang dapat mengenali dan menggunakan kekuatan itu, untuk memanipulasi dan mengubah media digital, mendistribusikan secara luas, dan mudah beradaptasikannya ke dalam bentuk-bentuk yang baru". Digital literacy tidak menggantikan bentuk-bentuk keaksaraan tradisional, teknologi ini dibangun di atas pondasi dan bentuk keaksaraan tradisional. Digital literacy merupakan perkawinan dua istilah: "digital" dan "melek aksara" (literacy), bagaimanapun kenyataannya digital liteacy memiliki makna lebih dari kombinasi dari dua istilah tersebut. Informasi digital (digital information) adalah representasi simbolis dari data dan

keaksaraan yang mengacu pada kemampuan membaca untuk mendapatkan pengetahuan, menulis secara koheren, dan berpikir secara kritis tentang kata-kata tertulis. Penelitian sekitar literasi digital berkaitan dengan aspek-aspek yang lebih luas terkait dengan cara menemukan model pembelajaran efektif, memanfaatkan, meringkas, mengevaluasi, membuat, dan mengkomunikasikan informasi saat menggunakan teknologi digital, bukan hanya sekedar melek dalam menggunakan komputer. Keaksaraan digital meliputi semua perangkat digital, seperti perangkat keras komputer, perangkat lunak, internet, dan telepon seluler. Seseorang menggunakan kemahiran ini dalam berinteraksi dengan masyarakat yang disebut warga digital (digital citizen). Beberapa definisi lain tentang melek digital (digital literacy) adalah sebagai berikut: kemampuan untuk menggunakan alat teknologi komunikasi digital atau jaringan mengevaluasi, menggunakan dan menciptakan informasi. kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai format dari berbagai sumber ketika disajikan melalui komputer. kemampuan seseorang untuk melakukan tugas-tugas secara efektif dalam lingkungan digital Literasi mencakup kemampuan untuk membaca dan menafsirkan media, mereproduksi data dan memanipulasi gambar melalui teknik digital, dan mengevaluasi dan menerapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari lingkungan digital (digital environments). Digital Literacy dalam Dunia Pendidikan Beberapa sekolah secara terus memperbarui kurikulum mereka menuju arah "melek digital" (digital literacy) dalam rangka mengimbangi percepatan perkembangan teknologi. Langkah ini sering kali diwujudkan dengan penyediaan komputer di dalam kelas, penggunaan perangkat lunak pendidikan untuk mengajarkan konten kurikulum, dan materi kursus yang didesain dan disedikan untuk kepentingan para siswanya secara online. Beberapa kelas dirancang dengan menggunakan smartboards (aktivboard) dilengkapi dengan sistem respon dari peserta kelas. Semua langkah-langkah tersebut merupakan langkah paling efektif bila guru/pendidik yang mengajarnya melek digital. Kebanyak pendidik mengajarkan keterampilan keaksaraan digital (digital literacy) kepada siswanya dengan menggunakan komputer untk kepentingan penelitian. Keterampilan tersebut dimaksudkan untuk memverifikasi sumber yang dapat dipercaya secara online dan bagaimana mengutip situs web tertentu. Google dan Wikipedia adalah contoh yang sering digunakan siswa kepentingan penelitian kehidupan sehari-hari. Pendidik diwajibkan untuk melakukan difersifikasi dalam melek digital (digital literacy) dalam kegiatan mengajarkan software tertentu. dan secara lebih luas langkah ini dilakukan untuk mencegah plagiarisme di kalangan mahasiswa.

Urgensi Digital Literacy bagi Pendidik Melek digital (digital literacy) merupakan hal yang penting untuk dikuasi oleh seorang pendidik berkaitan dengan beberapa alasan sebagai berikut: generasi muda perlu dipersiapkan untuk sukses di masa dewasa pada dunia yang semakin jenuh/penuh dengan teknologi digital. generasi muda pada dasarnya sudah terlibat dengan penggunaan teknologi digital dan menggunakan media digital untuk mencari informasi dan mengkomunikasikan makna dalam mode dan format yang berbeda. Hal ini memberikan peluang dan tantangan yang signifikan bahwa hal tersebut merupakan aspek yang penting untuk ditangani. Tidak semua generasi muda memiliki keterampilan, pengetahuan dan pemahaman yang memungkinkan mereka secara kritis terlibat dengan teknologi dan menggunakannya dengan baik. Mengembangkan digital literacy dapat membantu siswa mampu mengakses subjek-subjek pengetahuan sedangkan teknologi digital mengubah cara pengetahuan terebut dibuat dan dikomunikasikan. Hal ini juga dapat membantu sekolah untuk melibatkan pengalaman hidup para siswa dengan pengetahuan dalam rangka memperluas dan mendiversifikasikan pengalaman dan pengetahuan agar belajar lebih relevan dan terarah. Adanya penekanan kebijakan pada peningkatan mengembangkan digital literacy siswa dalam seluruh aspek kurikulum sekolah. Komponen-Komponen Digital Literacy Apa yang dimaksud dengan melek digital (digital literacy)? Keaksaraan digital adalah keterampilan (skills), pengetahuan dan pemahaman kritis, kreatif, cerdas dan aman ketika terlibat dengan teknologi digital di semua bidang kehidupan. Beberapa orang mengasosiasikan melek digital hanya dengan keterampilan fungsional dengan menggunakan paket perangkat lunak komputer atau perangkat tertentu secara efektif. Sebetulnya melek digital adalah lebih dari sekedar memiliki akses atau kemampuan menggunakan komputer. Digital literacy berkaitan dengan kolaborasi dan berkomunikasi yang aman dan efektif. Digital literacy merupakan kesadaran budaya dan pemahaman sosial, dan berkaitan dengan bagaimana menjadi lebih kreatif. Menjadi melek digital berkaitan tentang usaha mengetahui kapan dan mengapa teknologi digital dapat sesuai dan bermanfaat membantu menyelasikan tugas-tugas dan ketika teknologi tersebut tidak. Digital literacy juga berkaitan dengan berpikir kritis mengenai semua peluang dan tantangan teknologi digital saat ini, apakah dia, misalnya, Web 2.0 tools seperti situs jejaring sosial dan wiki atau animasi dan mengedit perangkat lunak atau kamera digital. Digital literacy juga dapat membantu untuk memikirkan literasi digital yang terdiri dari sejumlah komponen atau dimensi yang saling terkait. Keaksaraan digital dapat dipahami sebagai satu ruang di mana semua komponen tumpang tindih, sebagai jangkauan dan sumber daya yang luas juga berkaitan praktik yang

memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam hubungan sosial, budaya dan ekonomi dalam lanskap semakin digital. Interaksi masyarakat dengan teknologi digital bersifat multi, kaya dan kompleks, ada beragam praktik yang melibatkan mereka dalam melek digital. Salah satu definisi tentang melek digital adalah "praktek terus berubah di mana orang dapat membuat pelacakan makna dan menggunakan teknologi digital." Komponen di atas mengacu pada dimensi melek digital yang berbeda, semuanya mendukung penciptaan dan saling berbagi makna juga tidak saling terpisahkan tetapi satu sama lainnya saling memperkuat. Ini berarti bahwa pemahaman tentang melek digital tidak harus dimulai dengan teknologi atau alat digital. Memahami masalah budaya dan berfikir sosial, kritis dan bersikap kreatif semuanya menciptakan bagian dari serangkaian praktek bahwa siswa perlu mengemas penggunaan alat apapun dan mengembangkan agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam setiap jenis budaya.Teknologi digital adalah alat dimana mahasiswa saat ini cenderung peningkatan sepanjang hidup mereka. Tapi itu bukan satu-satunya alat. Pendekatan digital literacy harus dimulai dengan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan belajar bahwa guru sudah bercita-cita untuk mendorong orang-orang muda. Hal ini kemudian memungkinkan untuk mempertimbangkan bagaimana teknologi digital mungkin memberikan konteks lain, kadang-kadang berbeda untuk mempelajarinya dan meningkatkan juga mendukungnya. Keterkaitan antar-komponen digital literacy dapat dikembangkan pada saat yang sama sebagaimana siswa mengembangkan subjek pengetahuan mereka. Subjek pengetahuan menyediakan link antara komponen dengan kontennya. Sementara pada beberapa kesempatan, ada kesempatan untuk mengajarkan literasi digital secara diskrit. Demikian juga adalah hal penting untuk mengembangkan melek digital pada mata pelajaran di sekolah. Pada saat hal tersebut terisolasi, maka akan menimbulkan risiko dan menjadikan suatu konten menjadi bebas dan kurang memberikan makna sebagai pendekatan yang hanya menekankan kepada pengajaran keterampilan fungsional dalam menggunakan teknologi digital.

->>>>>rujukan

http://tbalfabet.wordpress.com/2010/05/24/apa-itu-life-skill-adalah/
http://jeffadiasmoro.blogspot.com/2011/03/pentingnya-communication-skill-untuk.html http://www.jim-zam.com/urgensi-digital-literacy-skills/

Anonim. 2010. Pengembangan Ketrampilan Komunikasi. Diakses dari http://mungkinandaperlu.blogspot.com/ (Online) pada tanggal 6 Maret 2011. Efendy O.U..2004. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja

Anda mungkin juga menyukai