Anda di halaman 1dari 3

Pada suatu hari disebuah desa di Jepang, tinggalah dua anak laki-laki bernama Sinci dan Kito.

Mereka sudah bersahabat sejak kecil, bahkan sebelum mereka lahir orang tua mereka sudah saling kenal. Sekarang Sinci dan Kito berumur 5 tahun dan satu tahun lagi mereka akan memasuki sekolah dasar. Setiap waktu luang mereka habiskan untuk belajar dan bermain bersama. Tak jauh dari rumah mereka, terdapat sungai yang airnya sangat jernih. Mereka biasa untuk bermain air disana. Sinci pandai sekali berenang sedangkan Kito biasanya hanya duduk dipinggiran sungai sambil mencipratcipratkan air. Kito sama sekali tidak bisa berenang, maka dari itu Sinci memutuskan untuk mengajarkannya berenang dimusim panas kali ini. Sepanjang hari Sinci terus melatih Kito berenang. Sinci tidak pernah lelah melatih Kito dan Kito pun tidak pernah menyerah. Akan tetapi Kito tetap tidak bisa berenang. Sepanjang musim panas kali ini dihabiskan mereka untuk berlatih berenang, walaupun Kito tetap tidak bibsa berenang karena dia masih takut untk berada di air. Kito yang sudah menyerah dibangkitkan semangatnya oleh Sinci. Sinci pun berjanji akan mengajari Kito sampai Kito bisa berenang. Tidak masalah jika kamu masih tidak bisa berenang, aku berjanji akan terus mengajarimu sampai bisa berenang walau hanya satu meter sekalipun.kata Sinci Janji ya?kata Kito sambil menyodorkan jari kelinkingnya Iya aku janji.balas Sinci sambil mengaitkan jari kelingkingnya dengan Kito Musim panas kali ini adalah yang terakhir mereka lalui sebelum memasuki sekolah dasar. Tetapi tiba-tiba ada kabar yang mengejutkan dari ayah Kito bahwa ia harus pindah keluar kota. Ayah Kito tidak dapat menceritakan hal ini ke Kito, karena ia tau Kito pasti akan sangat sedih. Setelah berunding dengan Ibu kito dan orang tua sinci mereka memutuskan untuk merahasiakan hal ini dari Kito dan Sinci. Tujuan orang tua Kito dan Sinci merahasiakan hal tersebut adalah agar mereka berdua tidak berlarut-larut dalam kesedihan karena harus berpisah. Dihari kepindahannya, keluarga kito pergi pagi-pagi sekali sebelum Kito dan Sinci bangun. Saat Kito terbangun ia kaget karena telah berada di dalam

kereta. Ia menanyakan ke orangtua nya kenapa mereka berada di dalam kereta. Ayah Kito pun menceritakan semuanya, langsung saja kito terdiam dan air matanya keluar terus menerus. Ia sedih sekali karena belum sempat mengucapkan selamat tinggal kepada Sinci. Sinci pun kaget saat ia pergi kerumah kito dan menemukan didalam rumah tersebut sudah tidak ada orang. Ia langsung kembali kerumahnya dan menanyakan apa yang terjadi dan orang tua Sincipun menjelaskan. Seperti kito, sinci pun langsung menangis. Mereka berdua sama-sama berharap dapat bertemu lagi. Tiga tahun setelah kepindahan kito kekota, Kito masih belum dapat melupakan Sinci walaupun Kito telah mempunyai banyak teman. Kito sering sekali menanyakan kepada ayahnya kapan kita berkunjung ke tempat Sinci. Akhirnya ayah kito meyetujuinya, liburan musim panas tahun ini mereka akan berangkat ke desa. Kito merasa senang karena keinginannya dapat terwujud. Ia tidak sabar menunggu hari tersebut. Liburan musim panas pun dimulai. Keluarga kito berangkat kedesa mengunakan kereta. Disepanjang perjalanan Kito membayangkan bagaimana ia nanti akan bermain bersama Sinci lagi. Sesampainya disana Kito dan keluarganya langsung berangkat kerumah Sinci. Kedatangan mereka membuat orang tua Sinci kaget, karena selama tiga tahun mereka tidak pernah berkomunikasi lagi. Dirumah Sinci, Kito tidak dapat menemukan Sinci. Ia langsung inisiatif ke sungai karena ia tahu itu adalah tempat kesukaan Sinci. Disungai ia melihat anak laki-laki yang sepantaran dia duduk di pinggir sungai. Kito pun teriak memanggil nama Sinci, Sinci! Anak laki-laki tersebutpun menoleh dan benar dugaan Kito, anak tersebut benar-benar Sinci. Kito langsung memeluk Sinci erat-erat. Mereka mengobrol dan bercanda ria sampai orang tua Kito memanggilnya. Kito mengajak Sinci untuk ikut kerumah tetapi Sinci menolak dengan berkata Kamu duluan saja nanti aku menyusul. Kata Sinci Akhirnya Kito memutuskan untuk pergi duluan. Sesampainya dirumah ia bercerita ke Orang tuanya dan orang tua Sinci

Tadi aku bermain bersama Sinci, dia ada diluar, Apa kita panggil saja?kata Kito . Orang tua Kito dan Sinci pun kaget. Mereka langsung melarang Kito bermain dengan Sinci. Kito jauhi dia, Sinci sudah meninggal sejak setahun yang lalu dan jasadnya belum ditemukan. Yang diluar itu pasti bukan Sinci Tidak mungkin aku yakin dia adalah Sinci.kata Kito sambil berlari ke pinggir sungai tempat Sinci berada. Apakah kamu benar-benar Sincikata Kito ke Sinci dengan mata yang berkaca-kaca. Sinci hanya menganguk pelan. Kito langsung mengandeng tangan Sinci dan berlari disepanjang sungai untuk menjauhkan diri dari kejaran ayah Kito dan Sinci. Akan tetapi Kito terpeleset dan jatuh kesungai. Tolong aku Sinci!kata Kito Aku tidak dapat menolongmu, kamu harus berusaha dengan kemampuanmu sendiri. Aku yakin kamu bisa. Kitopun berusaha sendiri dan akhirnya ia dapat sampai di tepian sungai. Aku berhasil Sinci, Aku bisa berenang.ujar Kito dengan ekspresi yang gembira Selamat Kito kamu berhasil. Sekarang aku telah menepati janjiku, aku bisa pergi dengan tenang. Terima kasih Kito kamu telah menjadi sahabat terbaikku kata Sinci Kitopun kaget dan ekspresinya seketika berubah, tetapi ia berusaha menerima semua itu, dengan mengucapkan selamat tinggal, dan Sincipun tersenyum kepadanya dan perlahan-lahan menghilang. Beberapa hari setelah itu jasad Sinci ditemukan tidak jauh dari tempat Kito terpeleset. Jasad Sinci sekarang telah dimakamkan di pemakaman dekat rumahnya. Kitopun sudah dapat menerima ketiadaan Sinci. Dia berterima kasih karena pada waktu itu ia dapat bertemu Sinci untuk terakhir kalinya. Sekarang Kito hidup damai dan kembali tinggal dikota, sesekali ia berkunjung kemakam Sinci yang ada di desa.

Anda mungkin juga menyukai