Anda di halaman 1dari 5

Unit 7

Pembatas Kapasitas Parkir Kendaraan dengan PLC


A. Tujuan a. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja sistem aplikasi PLC untuk pembatas kapasitas parkir kendaraan. b. Mahasiswa dapat merancang diagram tangga tentang aplikasi PLC pembatas kapasitas parkir kendaraan. c. Mahasiswa dapat menganalisa hasil praktikum aplikasi PLC untuk pembatas kapasitas parkir kendaraan. B. Dasar Teori
Sistem aplikasi sederhana menggunakan PLC, yang dapat membatasi kapasitas kendaran dengan maksimum 100, setiap kali mobil masuk secara otomatis PLC akan menambahkan ke jumlah total kendaraan, setiap kali mobil keluar maka PLC akan mengurangi nilai total kendaraan secara otomatis. Ketika jumlah kendaraan mencapai nilai 100 maka sinyal indikator tempat parkir akan menyala yang menandakan kapasitas penuh, dan memberi tahu pengemudi lain untuk tidak masuk karena sudah tidak ada tempat lagi. Gambar aplikasi

Cara kerja: Sensor S1 pada pintu masuk garasi parkir di set pada IR200.00, bit ini untuk mengeksekusi dua instruksi dalam program, yang pertama mereset Carry bit CY (Ini diperlukan sebelum perhitungan lain dilakukan), instruksi kedua untuk menambahkan satu jumlah mobil pada HR00 dan menjumlahkannya lalu hasilnya disimpan dalam HR00. Ruang memory HR (Holding Relay) dipilih untuk menyimpan jumlah kendaran karena ketika supply padam memori didalam HR tidak akan hilang. Simbol "#" di samping dan instruksi pengurangan mendefinisikan konstanta desimal yang sedang ditambahkan atau dikurangkan dari sejumlah mobil yang sudah ada di garasi. Kondisi untuk melaksanakan instruksi perbandingan BPT selalu dieksekusi karena bitSR253.13 selalu diset, perbandingan akan dilakukan dalam setiap siklus terlepas apakah mobil telah memasuki atau meninggalkan garasi. Sinyal lampu untuk "garasi penuh" terhubung ke output IR010.00.Kerja lampu dikendalikan oleh EQ (equal) flag di alamat SR255.06 dan GR (greater than) flag di alamat SR255.05. Kedua bit di ORkan (OR logika) dengan output IR010.00 lampu sinyal. Lampu menyala ketika sejumlah mobila lebih besar dari atau sama dengan 100. C. Alat dan bahan Alat yang digunakan dalam praktikum PLC ini adalah : Personal Computer (PC) dilengkapi software CX-Programmer PLC OMRON CPM1A-10CDR-A-V1 Mini Circuit Breaker (MCB) Push Button Kabel jumper Lampu indikator D. Langkah Kerja 1. Memahami tujuan dan materi tentang praktikum 7. 2. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 3. Melakukan instalasi PLC , yaitu : Menghubungkan L1 pada fasa (R or S or T), dan L2 pada Netral. Menghubungkan negative ke CO, positif ke button, dan dari button ke 00. Memindahkan output dari push button dari terminal input 00 ke 01 ke 02 ke 03 ke 04 ke 05 kemudian mengamati led indikator pada PLC (menyala/tidak) 4. Menghubungkan PLC dengan Personal Computer 5. Menyalakan Personal Computer 6. Membuka program pada CX Programmer, 7. Setelah menulis program selanjutnya mendownload program

8. Mencoba program hasil praktikum, yaitu dengan cara melihat kondisi output, apakah sudah sesuai dengan program yang telah dibuat apa belum. E. Hasil Percobaan Diagram leader

LADDER 1

Tabel Mneumonik Alamat Intruksi 00.000 00.001 00.002 00.003 LD OR LD NOT OUT

Operand 0.00 10.00 CNT000 10.00

LADDER 2

Alamat 00.004 00.005 00.006

Intruksi LD LD NOT OUT

Operand 10.00 TM002 TIM001 #0010

LADDER 3

Alamat 00.007 00.008

Intruksi LD OUT

Operand 10.00 TIM002 #0020

LADDER 4

Alamat 00.009 00.010 00.011

Intruksi LD LD NOT OUT

Operand 10.00 TIM001 CNT000 #0010

LADDER 5

Alamat 00.011 00.012

Intruksi LD NOT OUT

Operand 10.00 CNT000 #0010

LADDER 6

Alamat 00.013 00.014 00.015

Intruksi LD LD NOT OUT

Operand 10.00 TIM001 10.01

F. Analisa Data Kerja dari sistem pengaturan ini terdiri dua macam, yaitu sistem kerja otomatis dan sistem kerja manual. Kerja otomatis digunakan pada operasioanal parkir dalam keadaan normal, dimana kerja dari pintu parkir diatur secara otomatis, tanpa campur tangan seorang operator. Sedangkan kerja manual digunakan apabila beberapa bagian sensor mengalami perbaikan, sehingga kerja dari pintu parkir dioperasikan oleh operator secara manual. Pada saat sistem dalam keadaan tidak bekerja, maka lampu tanda keadaan sistem OFF S1 akan menyala. Lampu tanda tersebut memberikan informasi bahwa sistem tidak bekerja baik secara otomatis maupun manual. Sistem kerja otomatis dan sistem kerja manual bekerja secara berpengunci (interlock). Apabila sistem akan dijalankan secara otomatis, maka tombol kerja otomatis S2 ditekan, sehingga lampu tanda kerja otomatis S2 akan menyala. Pada saat kerja otomatis, tombol tekan kerja manual tidak berfungsi. G. Kesimpulan 1. PLC Omron CPM2A dapat digunakan untuk perancangan sistem parkir otomatis dengan menggunakan beberapa fungsi-fungsi khusus dari PLC tersebut. 2. Sistem kerja otomatis dan sistem kerja manual pada perancangan sistem parkir otomatis bebasis PLC Omron CPM 2A ini bekerja secara berpengunci, sehingga tidak dapat bekerja secara bersama. 3. Kerja motor membuka pintu parkir dan kerja motor menutup pintu parkir adalah berpengunci, sehingga kedua kerja tersebut tidak dapat dilakukan secara bersamaan. H. Daftar Pustaka - Modul Bahan Ajar Bapak. Sujito - http://www.tutorial-mikrokontroler.com/2011/06/pembataskapasitas-parkir-kendaraan.html diakses tgl 09 april 2013 13.08

Anda mungkin juga menyukai