Anda di halaman 1dari 34

PENYAKIT MALARIA

DISUSUN OLEH : NAMA NIM SEMESTER : SUHERMAN : 210240057 : V EPIDEMIOLOGI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE TAHUN 2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat mengumpulkan bahanbahan materi makalah ini dari buku yang kami pelajari. Kami telah berusaha semampu kami untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang mata kuliah survailans epidemiologi yang berjudul penyakit malaria Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan dari para pembaca, Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.

Parepare, 8 januari 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ...................................................................................................... BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... A. LATARBELAKANG ......................................................................................... B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................... C. TUJUAN PENULISAN ..................................................................................... BAB 2 Tinjauan pustaka .................................................................................. Pengertian ? ................................................................................................ Etiologi ........................................................................................................ patologi ....................................................................................................... jenis-jenis ................................................................................................... Gambaran kliniks ........................................................................................ Diagnose...................................................................................................... pengobatan ................................................................................................. Pecegahan ................................................................................................... BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA Egent ........................................................................................................... Distribusi ..................................................................................................... Ferekwensi .................................................................................................. Feterminan .................................................................................................. BAB 4 PEMBAHASAN ......................................................................................
Perinsip survailans malaria Tindakan yang penting dalam sisitem survailans malaria. Tujuan survailan malaria Eradikasi atau pemberantasan penyebaran penyakit malaria Pilihan setrategi era dikasi malaria. Kebijakan pemerintahan terhadap malaria Indikator strategis penyakit malaria Langkah-langkah kegiatan survailans malaria

BAB 5PENUTUP kesimpulan saran daftar pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera, dan primata lainnya,

hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi Protozoa dari genus plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin menggigil ) serta demam berkepanjangan. Penyakit malaria memiliki 4 jenis plasmodium, dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap jenis biasanya berupa meriang, panas dingin menggigil dan keringat dingin. Dalam beberapa kasus yang tidak disertai pengobatan, gejalagejala ini muncul kembali secara periodik. Malaria adalah penyakit yang bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria disebabkan oleh parasit malaria / protozoa genus plasmodium bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles) betina (WHO 1981) ditandai dengan demam, muka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh manusia. Parasit malaria pada manusia yang menyebabkan malaria adalah plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium ovale dan plasmodium malariae. Parasit malaria yang terbanyak di Indonesia adalah plasmodium falciparum dan plasmodium vivax atau campuran keduanya, sedangkan plasmodium ovale dan malariae pernah ditemukan di sulawesi, irian jaya dan negara timor leste. Proses penyebaran penyakit ini dimulai dari nyamuk malaria yang mengandung parasit malaria menggigit manusia sampai pecahnya sizon darah atau timbulnya gejala demam.

Proses penyebaran ini akan berbeda dari setiap jenis parasit malaria yaitu antara 9-40 hari ( WHO 1997). Malaria termasuk penyakit yang ikut bertanggung-jawab terhadap tingginya angka kematian di banyak negara dunia. Diperkirakan, sekitar 1,5-2,7 juta jiwa melayang setiap tahunnya akibat penyakit ini. Walau sejak 1950 malaria telah berhasil dibasmi di hampir seluruh benua Eropa, Amerika Tengah dan Selatan, tapi di beberapa bagian benua Afrika dan Asia Tenggara, penyakit ini masih menjadi masalah besar. Sekitar seratus juta kasus penyakit malaria terjadi setiap tahunnya, satu persen diantaranya berakibat fatal. Seperti kebanyakan penyakit tropis lainnya, malaria merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang. Penyebaran malaria juga cukup luas di banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995, diperkirakan 15 juta penduduk Indonesia menderita malaria, 30 ribu di antaranya meninggal dunia. Morbiditas (angka kesakitan) malaria sejak tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Di Jawa dan Bali terjadi peningkatan: dari 18 kasus per 100 ribu penduduk (1998) menjadi 48 kasus per 100 ribu penduduk (2000). Peningkatan terjadi terutama di Jawa Tengah (Purworejo dan Banyumas) dan Yogyakarta (Kulon Progo). Di luar Jawa dan Bali, peningkatan terjadi dari 1.750 kasus per 100 ribu penduduk (1998) menjadi 2.800 kasus per 100ribu penduduk (2000): tertinggi di NTT, yaitu 16.290 kasus per 100 ribu penduduk. Banyumas, seperti diklaim pemerintah, merupakan daerah yang sudah bebas malaria sejak 10-15 tahun terakhir. Tapi tiba-tiba, Juli 2001 terjadi kejadian luar biasa (KLB) malaria yang menjangkiti sekitar 150 penduduk; Desember 2001-Januari 2002, kembali terjadi lonjakan kasus malaria, terutama di empat kecamatan (Kemrajen, Somagede, Sumpiuh dan Tambak) yang meliputi 17 desa. Sejak Juli 2001 sampai pertengahan Januari 2002 itu, tercatat

5.409 penderita malaria klinis, 1.127 orang di antaranya positif ada parasit dalam darahnya. KLB malaria pun memakan korban jiwa delapan orang. Pemerintah menilai Banyumas sebagai wilayah pantai selatan yang merupakan habitat nyamuk Anopheles sp, tidak mungkin memberantas nyamuk itu sampai habis. Karena perubahan iklim global meningkatkan populasi nyamuk secara drastis. Yang bisa dilakukan hanyalah menekan populasi nyamuk dengan, misalnya menebar ikan di persawahan. Selain itu, adanya lonjakan KLB juga disebabkan, kendurnya pemantauan populasi nyamuk oleh petugas kesehatan, lantaran sudah lama tidak ada kasus malaria. Masyarakat pun menjadi lengah. Sementara itu, krisis ekonomi membuat kemampuan menyediakan insektisida untuk menyemprot nyamuk juga menjadi terbatas, sehingga timbul KLB pertama pada Juli 2001. KLB kedua terjadi lebih dikarenakan selama bulan Puasa dan Lebaran, banyak penduduk yang merantau pulang kampung. Penduduk yang merantau di daerah endemis, seperti Lampung, Riau atau Kalimantan, pulang membawa parasit dan menularkannya ke penduduk desa. Memang, cepatnya pertumbuhan penduduk, migrasi, sanitasi yang buruk dan daerah yang terlalu padat, memudahkan penyebaran penyakit ini. Pembukaan lahan-lahan baru serta perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) telah memungkinkan kontak antara nyamuk dengan manusia yang bermukim di daerah itu. Selain itu, perubahan iklim, perubahan lingkungan seperti penelantaran tambak, genangan air di bekas galian pasir juga penebangan hutan bakau, juga mempercepat penyebaran penyakit malaria. Hal itu diperparah dengan perpindahan penduduk dari daerah endemis ke daerah bebas malaria dan sebaliknya. Hasil analisis Geographic Health Information System yang dikembangkan di enam provinsi termasuk Jawa Tengah, menunjukkan seluruh Jawa Tengah berpotensi terjadi KLB

malaria. Didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemerintah daerah endemik malaria mulai mencanangkan Gerakan Berantas Kembali (Gebrak) Malaria secara komprehensif dan terpadu. Upaya penanggulangan lewat Gebrak Malaria dilakukan dimulai sejak 2000 untuk daerah Kabupaten Kepulauan Riau (Riau), Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah) dan Kabupaten Lombok Barat (NTB). Pada 2001, Gebrak Malaria dikembangkan di beberapa kabupaten di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Jawa Barat dan Jawa Tengah. 1.2 Rumusan masalah

berdasarkan urain yang telah di paparkan pada latar belakang di atas ,maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini dapat di rumuskan sebagai berikut : ,1.3 Pengertian penyakit malaria ? Bagaimana etiologi dan patogenesis malaria? Apa jenis-jenis penyakit malaria? Tujuan penuliasan Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing, selain itu penulisan makalah ini juga bertujuan untuk membuka wawasan dan cara berpikir kita agar dapat memahami berapa pentingnya menjaga kesehatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Penyakit. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit ( protozoa ) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah malaria diambil dari dua kata dari bahasa Italia, yaitu Mal ( buruk ) dan Area ( udara ) atau udara buruk, karena dahulu banyak terdapat didaerah rawa rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropic, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme ( Arlan prabowo 2004: 2 ) Malaria adalah penyakit protozoa yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk anopheles ( Nach, 2003 : 207 ). Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera, dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat yang disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium dan mudah dikenali gejala meriang ( panas dingin menggigil ) serta demam berkepanjangan

Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria disebabkan oleh parasit malaria / protozoa genus plasmodium bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk anopeles betina ditandai dengan demam, muka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh manusia, ( WHO. 1981 ).

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. ( Drs. Bambang Mursito, Apt.M.Si.2002 )

Malaria adalah penyakit yang terjadi bila eritrosit di inovasi oleh salah satu dari empat spesies parasit protozoa plasmodium ( Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15, Volume 2. 2002 ). Etiologi malaria Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum Protozoa, kelas sporozoa. Terdapat empat spesies Plasmodium pada manusia yaitu : Plasmodium vivax menimbulkan malaria vivax (malaria tertiana ringan). Plasmodium falcifarum menimbulkan malaria falsifarum (malaria tertiana berat), malaria pernisiosa dan Blackwater faver. Plasmodium malariae menimbulkan malaria kuartana, dan Plasmodium ovale menimbulkan malaria ovale. Keempat spesies plasmodium tersebut dapat dibedakan morfologinya dengan membandingkan bentuk skizon, bentuk trofozoit, bentuk gametosit yang terdapat di dalam darah perifer maupun bentuk pre-eritrositik dari skizon yang terdapat di dalam sel parenkim hati. patologi malaria Sporozoit pada fase eksoeritrosit bermultiplikasi dalam sel hepar tanpa menyebabkan reaksi inflamasi, kemudian merozoit yang dihasilkan menginfeksi eritrosit yang merupakan proses

patologi dari penyakit malaria. Proses terjadinya patologi malaria serebral yang merupakan salah satu dari malaria berat adalah terjadinya perdarahan dan nekrosis di sekitar venula dan kapiler. Kapiler dipenuhi leukosit dan monosit, sehingga terjadi sumbatan pembuluh darah oleh roset eritrosit yang terinfeksi. (Harijanto.P.N. 2006) Jenis-jenis malaria dibedakan pada jenis parasit malaria yang menjadi penyebab malaria yaitu protozoa dari jenis Plasmodium. Parasit malaria ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anophheles yang habitat hidupnya adalah tempat-tempat basah dan lembab.

Jenis-jenis Malaria digolongkan menjadi 4, yaitu: Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga. Merupakan penyebab kira-kira 43% kasus malaria pada manusia Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat. Menyebabkan kira-kira 7% malaria didunia. Malaria tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, merupakan malaria yang paling patogenik dan seringkali berakibat fatal. Jenis penyakit malaria ini adalah yang terberat, karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti cerebral malaria (malaria otak), anemia berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan, sesak nafas, dll.Penderita Malaria jenis ini mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak. Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Malaria jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat. Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya campuran Plasmodium falciparumdengan Plasmodium Vivax atau Plasmodium Malariae. Infeksi

campuran tiga jenis sekaligus jarang sekali terjadi. Infeksi jenis ini biasanya terjadi di daerah yang tinggi angka penularannya. Malaria yang disebabkan oleh P.Vivax dan P.Malariae dapat kambuh jika tidak diobati dengan baik. Malaria yang disebabkan oleh spesies selain P.Falciparum jarang berakibat fatal, namun menurunkan kondisi tubuh; lemah, menggigil dan demam yang biasanya berlangsung 10-14 hari. Dengan adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan serta tampak oleh Tim kesehatan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium (khususnya pemeriksaan darah) untuk memastikan penyebabnya dan diagnosa yang akan diberikan kepada penderita. gejala kelinis penyakit malaria
Gambaran khas dari penyakit malaria adalah adanya demam yang periodik, pembesaran limpa dan anemia (turunnya tingkat haemoglobin dalam darah).

a. Demam Biasanya sebelum timbul demam, penderita malaria akan mengeluh lesu, sakit kepala, nyeri pada tulang dan otot, kurang nafsu makan, rasa tidak enak pada perut, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin dipunggung.Umumnya keluhan seperti ini timbul pada malaria yang disebabkan oleh P. Vivax dan P. ovale, sedangkan pada malaria yang disebabkan

oleh P.Falciparum dan P.malriae , keluhan-keluhan tersebut tidak jelas.Serangan demam yang khas pada malaria terdiri dari tiga stadium. Berikut ditampilkan stadium demam yang khas pada malaria: 1). Stadion Menggigil Dimulai dengan perasaan kedinginan sampai menggigil. Penderita sering membungkus tubuhnya dengan selimut atau sarung. Pada saat menggigil, seluruh tubuhnya bergetar, denyut nadinya cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari tangannya biru dan kulitnya pucat. Pada anak-anak sering

disertai dengan kejang - kejang. Stadium ini berlangsung 15 menit sampai satu jam yang diikuti dengan meningkatnya suhu tubuh. 2). Stadion Puncak Demam Penderita yang sebelumnya merasa kedinginan berubah menjadi panas sekali. Wajah penderita merah, kulitkering dan terasa panas seperti terbakar, frekuensi pernapasan meningkat, nasdi penuh dan berdenyut keras, sakit kepala semakin hebat, muntah-muntah, kesadaran menurun sampai timbul kejang (pada anak-anak). Suhu tubuh bisa mencapai 41 0 C. Stadium ini berlangsung selama 2 jam atau lebih yang diikuti dengan kondisi berkeringat. 3). Stadion Berkeringat Penderita berkeringat banyak diseluruh tubuhnya hingga tempat tidurnya basah. Suhu badan turun dengan cepat, penderita merasa sangat lelah dan sering tertidur. Setelah bangun dari tidurnya, penderita akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan seperti biasa padahal sebenarnya penyakit ini masih bersarang dalam tubuh penderita. Stadium ini berlangsung 2 sampai 4 jam. b. Pembesaran Limpa Pembesaran limpa merupakangejala khusus pada malaria kronis atau menahun. Limpa menjadi bengkak danterasa nyeri. Limpa membengkak akibat penyumbatan oleh sel-sel darah merah yang mengandung parasit malaria.Lama-lama, konsistensi limpa menjadi keras karena jaringan ikat pada limpa semakin bertambah. Dengan pengobatan yang baik, limpa berangsur normal kembali. c. Anemia Pada penyakit malaria, anemia atau penurunan kadar hemoglobin darah sampai di bawah nilai normal karena penghancuran sel darah merah yang berlebihan oleh parasit malaria. Selain itu,

anemia timbul akibat gangguan pembentukan sel darah merah disum - sum tulang. Gejala anemia berupa badan yang terasa lemas, pusing, pucat, penglihatan kabur, jantung berdebar-debar dan kurang nafsu makan. Diagnosis anemia ditentukan dengan pemeriksaan kadar hemoglobin dalam darah. Anemia yang paling berat adalah anemia yang disebabkan oleh P.falciparum Masa ingkubasi malaria Masa inkubasi intrinsik adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk ke tubuh manusia sampai timbulnya gejala klinis pertama yang biasa di tandai dengan demam. Masa inkubasi pada penularan secara alamiah bagi masing-masing spesies parasit adalah sebagai berikut :

Parasit Plasmodium falciparum Plasmodium vivax Plasmodium ovale Plasmodium malariae

Masa inkubasi 9 14 hari (12) 12 17 hari (15) 16 18 hari (17) 18 40 hari (28)

Beberapa strain dari Plasmodium vivax mempunyai masa inkubasi yang jauh lebih panjang yakni sampai 9 bulan. Strain ini terutama dijumpai didaerah Utara dan Rusia nama yang diusulkan untuk strain ini adalah Plasmodium vivax hibernans. penyebab malaria Saat ini, sekitar 2 juta kematian per tahun di seluruh dunia karena infeksi Plasmodium. Sebagian besar terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun di negara-negara Afrika sub-Sahara. Ada sekitar 400 juta kasus baru per tahun di seluruh dunia. Di Amerika, kebanyakan orang didiagnosis terinfeksi malaria yang diperoleh dari luar negeri, biasanya ketika tinggal atau melakukan perjalanan melalui daerah dimana merupakan kawasam endemik penyakit malaria. Penyakit malaria merupakan masalah kesehatan utama di banyak daerah tropis dan subtropis. Diperkirakan bahwa ada 300-500 juta kasus malaria setiap tahun, dan lebih dari 1 juta orang meninggal. Ini menyajikan bahaya penyakit utama bagi wisatawan untuk iklim hangat. Di beberapa wilayah di dunia, nyamuk yang membawa malaria telah mengembangkan resistensi terhadap insektisida, sedangkan parasit telah mengembangkan resistensi terhadap antibiotik. Hal ini mengakibatkan kesulitan dalam mengendalikan baik tingkat infeksi

Malaria adalah suatu infeksi pada bagian dari sel darah yaitu infeksi pada sel darah merah. Penyakit malaria ini ditularkan oleh nyamuk yang membawa parasit yang menyebabkan malaria. Bila nyamuk pembawa parasit ini menggigit Anda, parasit dapat masuk ke dalam darah

Anda. Parasit tersebut bertelur, yang kemudian akan berkembang, melakukan replikasi sehingga menjadi banyak, dan parasit tersebut hidup dari sel darah Anda sampai Anda menjadi sakit. Jika tidak dilakukan pengobatan, malaria dapat sangat fatal sehingga berakibat pada kematian seseorang. Diagnosa malaria Sejak Charles Laveran pertama divisualisasikan parasit malaria dalam darah pada tahun 1880, andalan diagnosis malaria telah pemeriksaan mikroskopis darah. Demam dan syok septik biasanya didiagnosis sebagai malaria berat di Afrika, mengarah ke kegagalan untuk mengobati lain penyakit yang mengancam jiwa. Di daerah endemik malaria, parasitemia tidak menjamin diagnosis malaria parah karena parasitemia dapat insidentil untuk penyakit konkuren lainnya. Penyelidikan terbaru menunjukkan bahwa retinopati malaria adalah lebih baik (sensitivitas 95% kolektif dan spesifisitas 90%) daripada fitur klinis atau laboratorium lain di malaria membedakan dari non-malaria koma. Meskipun darah adalah sampel yang paling sering digunakan untuk membuat diagnosis, baik air liur dan urin telah diteliti sebagai alternatif, spesimen kurang invasif. Pemeriksaan mikroskopik dari film darah Diagnosis yang paling ekonomi, disukai, dan dapat diandalkan malaria adalah pemeriksaan mikroskopis dari film darah karena masing-masing dari spesies parasit empat besar telah membedakan karakteristik. Dua jenis apus darah secara tradisional digunakan. Film tipis yang mirip dengan film darah yang biasa dan memungkinkan identifikasi spesies parasit karena penampilan adalah yang terbaik diawetkan dalam persiapan ini. Film tebal memungkinkan microscopist untuk layar lebih besar volume darah dan sekitar sebelas kali lebih sensitif

dibandingkan dengan film tipis, sehingga mengambil tingkat rendah infeksi lebih mudah pada film tebal, tetapi penampilan parasit jauh lebih menyimpang dan karenanya membedakan antara spesies yang berbeda dapat jauh lebih sulit. Dengan pro dan kontra dari pap kedua tebal dan tipis dipertimbangkan, sangat penting untuk memanfaatkan kedua Pap ketika mencoba untuk membuat diagnosis definitif. Dari film tebal, sebuah microscopist berpengalaman dapat mendeteksi tingkat parasit (atau parasitemia) turun ke level 0,0000001% dari sel darah merah. Diagnosis spesies dapat sulit karena trophozoites awal ("bentuk cincin") dari semua empat spesies terlihat sama dan tidak pernah mungkin untuk mendiagnosa spesies berdasarkan bentuk cincin tunggal, identifikasi spesies selalu didasarkan pada beberapa trophozoites. Lapangan tes Di daerah di mana mikroskop tidak tersedia, atau di mana staf laboratorium tidak berpengalaman di diagnosis malaria, ada tes deteksi antigen yang hanya membutuhkan setetes darah. Tes immunochromatographic (juga disebut: Malaria Tes Diagnostik Cepat, Antigen-Capture Assay atau "dipsticks") telah dikembangkan, didistribusikan dan fieldtested. Tes ini menggunakan jaritongkat atau darah vena, tes menyelesaikan membutuhkan total 15-20 menit, dan laboratorium tidak diperlukan. Ambang deteksi oleh tes diagnostik cepat adalah di kisaran 100 parasit / ml darah dibandingkan dengan 5 dengan mikroskop film tebal. Tes pertama diagnostik cepat yang menggunakan''P. falciparum glutamat dehidrogenase''sebagai antigen. PGluDH segera digantikan oleh''''dehidrogenase laktat P.falciparum, sebuah kDa 33 oxidoreductase 1.1.1.27. Ini adalah enzim terakhir dari jalur glikolisis, penting untuk generasi ATP dan salah satu enzim yang paling banyak diungkapkan oleh P.falciparum''''. PLDH tidak bertahan di dalam darah tetapi membersihkan sekitar waktu yang sama seperti parasit setelah

pengobatan berhasil. Kurangnya ketekunan antigen setelah perawatan membuat tes pLDH berguna dalam memprediksi kegagalan pengobatan. Dalam hal ini, pLDH mirip dengan pGluDH. Alat tes Optimal-TI dapat membedakan antara''P. falciparum''dan''P. vivax''karena perbedaan antigen antara isoenzim pLDH mereka. Optimal-TI dipercaya akan mendeteksi''P. falciparum''turun ke 0,01% parasitemia dan spesies lainnya turun ke 0,1%. Paracheck-Pf akan mendeteksi parasitemias turun ke 0,002% tetapi tidak akan membedakan antara falciparum dan non-falciparum malaria. Asam nukleat parasit yang terdeteksi menggunakan polymerase chain reaction. Teknik ini lebih akurat daripada mikroskop. Namun, mahal, dan membutuhkan laboratorium khusus. Selain itu, tingkat parasitemia yang tidak selalu korelatif dengan perkembangan penyakit, khususnya ketika parasit mampu mematuhi dinding pembuluh darah. Oleh karena itu lebih sensitif, alat berteknologi rendah diagnosis perlu dikembangkan dalam rangka untuk mendeteksi tingkat rendah parasitemia di lapangan. Molekul metode Metode molekuler yang tersedia di beberapa laboratorium klinis dan cepat real-time tes (misalnya, QT-NASBA berdasarkan reaksi rantai polimerase) sedang dikembangkan dengan harapan untuk dapat menyebarkan mereka di daerah endemik. Cara Pencegahan dan Pengobatan Bagi orang yang hendak berkunjung ke daerah endemik malaria, agar tak tertular dianjurkan mengonsumsi chloroquin tablet 300 mg satu kali seminggu dimulai satu minggu sebelum berangkat sampai empat minggu setelah pulang. Hal ini untuk memastikan tidak ada parasit yang berkembang di masa inkubasi, kita masih terlindungi oleh obat tersebut.Di daerah yang parasitnya telah resisten terhadap chloroquin bisa digunakan doksisiklin tablet 100 mg satu

kali seminggu dengan cara sama. Makan obatnya harus setelah makan agar tidak terjadi iritasi lambung. Alternatif lain adalah tablet kina atau primakuin. Namun, primakuin tidak boleh dikonsumsi ibu hamil karena bisa memengaruhi pertumbuhan janin. Yang perlu diperhatikan, obat tidak 100 persen melindungi dari malaria. Karenanya, menghindari gigitan nyamuk tetap yang terbaik, di daerah endemik malaria. Upaya yang tidak mudah, namun bisa dicoba agar terhindar dari penyakit malaria antara lain : penngobatan malaria Dalam pengobatan malaria terapi antiplasmodium dan perawatan suportif sangat penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas klorokuin merupakan obat anti malaria yang efektif terhadap p falciparum yang sensitive terhadap klorokuin .keuntunganya tidak menyebabkan hipoglikemi dan tidak mengganggu kehamilan namun dengan meluasnya resistensi terhadap klorokuin maka obat ini sudah jarang di pakai untuk pengobatan malaria berat kona merupakan obat-anti malaria yang sangat efektif untuk semua jenis plasmodium dan dipilih sebagai obat utama untuk menangani malaria berat karna masih berefek kuat terhadap p falciparum yang resisten terhadap klorokuin meskipun kina dpat digunakan pada masa mkehamilan , tetapi dapat menyebabkan kontraksi uterus dan memberikan konstribusi untuk hipoglikemia (Wilson.2001.) Pencegahan malaria Pasang kawat kasa pada semua ventilasi rumah Usahakan untuk tidak membuat kandang ternak dengan jarak yang sangat dekat dengan tempat tinggal anda Gunakan baju dan celana panjang jika hendak keluar rumah

Gunakan kelambu jika nyamuk anopheles masih bisa masuk missal karena dinding rumah anda masih terbuat dari kayu atau bamboo

Laporkan pada dinas kesehatan setempat bahwa didaerah tempat anda tinggal termasuk daerah endemic malaria

Segera berobat kerumah sakit jika anda atau orang-orang disekiling anda mengalami gejala diatas. Mencegah selalu lebih baik dari pada mengobati! Salam sehat.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia, dan splenomegali. Dapat berlangsung akut ataupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komlikasi ataupun mengalami komlikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat. Sejenis infeksi parasit yang menyerupai malaria ialah infeksi babesiosa yang menyebabkan babesiosis. Plasmodium yang sering dijumpai adalah Plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana (Benign Malaria) dan Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria). Plasmodium malariae pernah juga dijuumpai pada suatu kasus, tetapi sangat jarang. Plasmodium ovale pernah dilaporkan dijumpai di Irian Jaya, pulau Timor, pulau Owi (utara Irian Jaya). agent malaria Agent atau penyebab penyakit adalah semua unsur atau elemen hidup ataupun tidak hidup dimana kehadirannya, bila diikuti dengan kontak efektif dengan manusia yang rentan akan terjadi stimulasi untuk memudahkan terjadi suatu proses penyakit. Agent penyebab penyakit malaria termasuk agent biologis yaitu protozoa.

Jenis Parasit (Plasmodium)

Sampai saat ini dikenal empat macam agent penyebab malaria yaitu : Plasmodium Falciparum, penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan malaria berat/malaria otak yang fatal, gejala serangnya timbul berselang setiap dua hari (48 jam) sekali. Plasmodium vivax, penyebab penyakit malaria tertiana yang gejala serangannya timbul berselang setiap tiga hari (Sering Kambuh) Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria quartana yang gejala serangnya timbul berselang setiap empat hari sekali. Plasmodium ovale, jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat. Seorang penderita dapat ditulari oleh lebih dari satu jenis Plasmodium, biasanya infeksi semacam ini disebut infeksi campuran (mixed infection). Tapi umumnya paling banyak hanya dua jenis parasit, yaitu campuran antara Parasit falsiparum dengan parasit vivax atau parasit malariae. Campuran tiga jenis parasit jarang sekali dijumpai

Distribusi Frekuensi Malaria

Penyebaran masalah kesehatan. Menunjuk pada keadaan masalah kesehatan yang dikelompokan berdasarkan orang (man), tempat (place), dan waktu (time).
Orang Di Indonesia, malaria merupakan masalah kesehatan yang penting, oleh karena penyakit ini endemik di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di luar Jawa dan Bali. Epidemi malaria seringkali dilaporkan dari berbagai wilayah dengan angka kematian yang lebih tinggi pada anakanak di bawah 5 tahun dibanding orang dewasa.

tempat Batas dari penyebaran malaria adalah 64LU (Rusia) dan 32LS (Argentina). Ketinggian yang dimungkinkan adalah 400 meter di bawah permukaan laut (Laut mati dan Kenya) dan 2600 meter di atas permukaan laut (Bolivia). Plasmodium vivax mempunyai distribusi geografis yang paling luas, mulai dari daerah beriklim dingin, subtropik sampai kedaerah tropik .

waktu Berdasarkan data laporan bulanan malaria, kejadian malaria di Kawasan Ekosistem Leuser berdasarkan Annual Malaria Incidence (AMI) terjadi peningkatan malaria, yaitu dari 12,8 tahun 2003 meningkat menjadi 14,3 tahun 2004 dan 25,4 tahun 2005.21

ferekwensi Frekuensi masalah kesehatan Untuk mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan terlebih dahulu harus dilakukan 2 hal pokok yaitu menemukan atau mengidentifikasi dan mengukur jadi untuk mengetahui ferekwensi penyakit malaria perlu dilakukan identifikasi penyakit malaria .

determinan malaria
Dalam epidemiologi selalu ada 3 faktor yang diselidiki : Host (umumnya manusia), Agent (penyebab penyakit) dan Environment (lingkungan).17

Faktor Host Penyakit malaria mempunyai keunikan karena ada 2 macam host yakni manusia sebagai host intermediate (dimana siklus aseksual parasit terjadi) dan nyamuk anopheles betina sebagai host definitive (tempat siklus seksual parasit berlangsung).

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan atau factor determinan. adapun fakto yang mempengaruhi penyakit malaria adalah nyamuk , perilaku dan linkungan ,
Faktor Agent Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia family plasmodiidae dan ordo coccidiidae. Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4 macam parasit malaria yaitu: 1. Plasmodium vivax 2. Plasmodium malariae 3. Plasmodium ovale 4. Plasmodium falciparum. Faktor Environment Penelitian Suwito, dkk, tahun 2005 di Puskesmas Benteng Bangka Belitung dengan desain penelitian kasus kontrol, diperoleh bahwa adanya rawa-rawa di sekitar lingkungan rumah juga merupakan faktor risiko kejadian malaria. Hasil analisis diperoleh nilai OR 2,6 (95% CI: 1,086,14). Artinya responden yang menderita malaria 2,6 kali kemungkinan di sekitar rumahnya terdapat rawa-rawa dibandingkan dengan responden yang tidak menderita malaria.

BAB IV PEMBAHASAN perinsip survailans Malaria prinsip survailans malaria dilakukan dengan mengambil serta mengatasi maslaah melalui penyuluhan serta pemberantasan penyakit malaria di masyarakat dan mengambil sampel menijau serta memantau terus penderita penyakit malaria agar tidak menyebar ke masyarakat yang lain . tindakan yang penting dalam sisitem survailans malaria. melakukan penyuluhan kemasyarakat tentang bahaya ,gejala serta penyebab penyakit malria melakukan pendeteksian gejala awal penyakit malria melakukan penyemprotan pembasmi nyamuk anhopeles pemberian pengobatan kepada penderita penyakit malria . tujuan survailan malaria Sementara pengertian Surveilans epidemiologi menurut Depkes RI (2003), merupakan suatu proses pengamatan terus menerus dan sistematik terhadap terjadinya penyebaran penyakit serta kondisi yang memperbesar risiko penularan dengan melakukan pengumpulan data, analisis,

interpretasi dan penyebaran interpretasi serta tindak lanjut perbaikan dan perubahan.Sedangkan surveilans malaria menurut Depkes R.I (1998), adalah kegiatan terus menerus, teratur dan sistimatis dalam pengumpulan, pengolahan, analisis, interpretasi data malaria untuk menghasilkan informasi yang akurat yang dapat disebarluaskan dan digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan tindakan penanggulangan yang cepat dan tepat sesuai dengan kondisi daerah setempat.

Tujuan surveilans dalam program pemberantasan malaria antara lain :

Melakukan pengamatan dini (SKD) malaria di Puskesmas dan unit pelayanan kesehatan lainnya dalam rangka mencegah kejadian luar biasa (KLB) malaria

Menghasilkan informasi yang cepat dan akurat yang dapat disebarluaskan dan dipergunakan sebagai dasar penanggulangan malaria yang cepat dan tepat yang direncanakan sesuai dengan permasalahan.

Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) secara dini. d). Mengetahui trend penyakit dari waktu ke waktu.

Mendapatkan gambaran distribusi penyakit malaria menurut orang, tempat dan waktu.

Tujuan diatas kemudian dioperasionalkan dalam bentuk beberapa kebijakan yang telah ditetapkan oelh kementerian kesehatan, sebagai berikut : Pengumpulan, pengolahan, interpretasi data malaria dilakukan pada semua tingkatan administratif mulai dari Puskesmas pembantu, Puskesmas, Rumah sakit, Dinas Kesehatan dan Departemen Kesehatan.

Meningkatkan peran-serta masyarakat seperti kader malaria, pos obat desa (POD), terutama dalam kegiatan pengobatan

Meningkatkan kemitraan dalam jaringan informasi malaria dengan sektor terkait.Upaya pemberantasan malaria yang tepat dan cepat yang berpedoman pada petunjuk dasar atau evidence based.

Meningkatkan kerja sama lintas batas wilayah administratif (perbatasan wilayah Puskesmas, kabupaten, propinsi dan antar negara) dalam perencanaan dan upaya penanggulangan malaria.

Pelaksanaan kebijakan diatas, kemudian diterapkan dalam bentuk penyelenggaraan surveilans program pencegahan penyakit malaria, yang antara lain meliputi tahap pengamatan dan survei. Pada tahap pengamatan penyakit malaria beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain berupa kegiatan penemuan penderita malaria. Tujuan penemuan penderita adalah menemukan penderita secara dini dan secepatnya memberikan pengobatan, memantau fluktuasi malaria pada suatu tempat, sebagai alat bantu menentukan musim penularan, dan peringatan dini terhadap kejadian luar biasa (KLB).

Tahap diatas dilaksanakan dengan beberapa jenis kegiatan yang seperti Active Case Detection (ACD). Kegiatan ini dilakukan secara aktif oleh juru malaria desa atau petugas lapangan malaria, dengan jenis kunjungan dilakukan pada beberapa jenis kriteria desa endemik malaria, antara lain :

Desa High Case Incidence (HCI), dengan melakukan kunjungan rumah 2 minggu sekali.

Desa Middle Case Incidence (MCI), dengan melakukan kunjungan rumah 1 bulan sekali.

Desa Low Cace Incidence (LCI), dengan melakukan kunjungan ditingkat dusun sebulan sekali.

Tindak lanjut kunjungan diatas, kemudian diikuti dengan kegiatan pengambilan sediaan darah (SD). Kegiatan ini hanya dilakukan pada penduduk yang memenuhi beberapa criteria yang dipersyaratkan seperti demam, menggigil, baik disertai sakit kepala atau tidak dalam tiga hari terakhir.

Selain pengambilan sediaan darah juga dilakukan kegiatan passive case detection (PCD). PCD dilakukan dengan mengintensifkan pengambilan sediaan darah di institusi/pusat pelayanan kesehatan swasta maupun pemerintah dan kader pelayanan kesehatan.

Sebagai indikator kinerja petugas, target pengambilan sediaan darah ditetapkan sebagai berikut:

Pada Desa High Case Incidence (HCI) sebesar 5%K

Pada Desa Middle Case Incidence (MCI) sebesar 5%K

Pada Desa Low Case Incidence (LCI) sebesar 3%K

(Keterangan : K merupakan kunjungan ke Puskesmas dengan standard 60 % dari populasi).

Setelah beberapa tahap kegiatan diatas dilakukan, selanjutnya dilaksanakan tahap kegiatan penyidikan epidemiologi. Kegiatan ini dilakukan pada seluruh penghuni rumah, tempat tinggal penderita positip malaria dan seluruh penghuni pada empat rumah ddisekeliling rumah penderita

tersebut. Selain itu juga dilaksanakan survey penderita malarai. Survei yang dilakukan dalam pemberantasan malaria meliputi jenis survei malariometrik (MS), Mass fever survei (MFS), Survei kontak, dan survei migrasi. Kegiatan lain yang tidak kalah penting dalam surveilans malaria adalah pengamatan vektor.

eradikasi atau pemberantasan penyebaran penyakit malaria

Upaya pemberantasan penyakit malaria akan dilakukan peningkatan terhadap penemuan dan pengobatan penderita serta melakukan pemeriksaan sedian darah. Sedangkan untuk menghilangkan vector akan dilakukan pengontrolan terhadap nyamuk dewasa dengan melakukan penyemprotan dengan insektisida (secara kimiawi). Pemberantasan vector penyakit secara mekanis seperti penggunaan kelambu dan secara biologis dengan menggunakan ikan pemakan jentik. Pencegahan penyakit malaria dapat juga dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat Chloroquine bila mengunjungi daerah endemik malaria.Pemberantasan penyakit malaria bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan serendah mungkin dan mencegah penyebarabn penyakit.Penyuluhan kesehatan hendaknya diselenggarakan terus-menerus di tingkat desa untuk membimbing masyarakat mengenal malaria, mendorong segera mencari pengobatan bila terserang malaria dan menyadarkan pendududk bahwa penyakit malaria dapat dicegah dan diberantas.Peranan dan tanggung jawab masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria perlu ditingkatkan antara lain dalam hal pelaksanaan upaya yang bersifat sederhana misalnya menggalakkan perilaku hidup bersih dan sehat, melapporkan kejadian penyakit malaria secepatnya. pilihan setrategi era dikasi malaria.

Melakukan penemuan dini dan pengobatan dengan tepat. Memberdayakan dan menggerakan masyarakat untuk mendukung secara aktif upaya eliminasi malaria.

Menjamin akses pelayanan berkualitas terhadap masyarakat yang berisiko. Melakukan komunikasi, advokasi, motivasi dan sosialisasi kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk mendukung secara aktif eliminasi malaria.

Menggalang kemitraan dan sumber daya baik lokal, nasional maupun internasional, secara terkoordinasi dengan seluruh sector terkait termasuk sektor swasta, organisasi profesi, dan organisasinkemasyarakatan melalui forum gebrak malaria atau forum kemitraan lainnya.

Menyelenggarakan sistem surveilans, monitoring dan evaluasi serta informasi kesehatan. Melakukan upaya eliminasi malaria melalui forum kemitraan Gebrak Malaria atau forum kemitraan lain yang sudah terbentuk. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengembangkan teknologi dalam upaya eliminasi malaria.

kebijakan pemerintahan terhadap malaria Rumah sakit : melakukan pengobatan untuk penderita penyakit malria melakukan pelaporan, dan pendataan pada Dinas Kesehatan Setempat dalam bentuk laporan yang berisi narasi singkat, tabel, atau grafik yang menarik serta di lakukan secara berkala. Puskesmas : melakukan penyuluhan tentang penyakit malria , dan melakukan pencegahan dan pengobatan penyakit malria. Eliminasi Malaria dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah bersama mitra kerja pembangunan termasuk LSM, dunia usaha, lembaga donor, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan masyarakat. Eliminasi Malaria dilakukan secara bertahap dari kabupaten/kota, provinsi, dan dari satu pulau atau ke beberapa pulau sampai ke seluruh wilayah Indonesia menurut tahapan yang didasarkan pada situasi malaria dan kondisi sumber daya yang tersedia.

indikator setrategis penyakit malaria Surveilans rutin : pengamatan epidemiologi kasus penyakit malria yang telah di lakukan secara rutin berdasarkan sumber data rutin yang telah ada serta sumber data lain yang dapat di jangkau pengumpulannya. Pemeriksaan laboratorium pada kondisi tertentu. mengenal penyakit malria mengetahui etiolog penyakit malaria mengetahui patologi penyakit malaria mengetahui gejala klinis penyakit malria mengetahui jenis-jenis penyakit malria mengetahui cara pencegahan dan pengobatan penyakit kelinis mengetahui tujuan survailans malaria mengetahui kebijakan pemerintah terhadap penyebaran penyakit malria di masyarakat. langkah-langkah kegiatan survailans malaria.

langkah-langkah kegiatan survailans melelui penyuluhan terhadap bahaya penyakit malaria serta penyemprotan bahan anti nyamuk anhopeles di tempat masyarakat . pencarian msyarakat yang terinfeksi penyakit malaria dan menaganinya secara serius .

BAB V PENUTUP kesimpulan malaria adalah penyakit teropis malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan di tandai dengan ditemukan bentuk aseksual di dalam darah

penyebab infeksi malaria ialah pelasmodium .ada 4 jenis plasmodium penyebab penyakit malaria yaitu pelasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana (beningan malaria )dan plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika (malignan malaria ). plasmodium malariae dan plasmodium ovale

Proses terjadinya patologi malaria serebral yang merupakan salah satu dari malaria berat adalah terjadinya perdarahan dan nekrosis di sekitar venula dan kapiler.

Dalam menginfeksi manusia, plasmodium membutuhkan vector yaitu nyamuk Anopheles.

Bagi orang yang hendak berkunjung ke daerah endemik malaria, agar tak tertular dianjurkan mengonsumsi chloroquin tablet 300 mg satu kali seminggu dimulai satu minggu sebelum berangkat sampai empat minggu setelah pulang.

Gambaran khas dari penyakit malaria adalah adanya demam yang periodik, pembesaran limpa dan anemia (turunnya tingkat haemoglobin dalam darah).

saran

Diharapakan Dinas Kesehatan Melakukan penyuluhan secara intensif guna memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mencegah dan

menanggulangi malaria yaitu dengan memasang kasa nyamuk pada ventilasi rumah, menggunakan kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur. Melakukan kegiatan surveilens malaria secara menyeluruh, baik pemantauan parasit dan spesies vektor serta kepadatan vektor malaria. Bagi masyarakat agar memperbaiki lingkungan dalam rumah seperti pemasangan kasa nyamuk pada ventilasi rumah. Menghindari gigitan nyamuk malaria dengan cara pemakaian kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur.

Daftar pustaka

Prabowo A. 2004. Malaria; Mencegah dan Mengatas inya. Jakarta: Penerbit Puspa Swara. Cross, C. 2004. The Life Cycle of Anopheles Mosquitoes. Murti, B. 1997. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

http://malaria.welcoome.ac.uk/mosquito. diakses pada tanggal 28 Mei 2010. Sudoyo, A. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI: Jakarta.

Wilson, R. 2001. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. The McGraw Hill Companies, Inc united states of America.

Anda mungkin juga menyukai