1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Fira Dewinda, S.Farm Lindung Wulantari Isma, S.Farm Meryza, S.Farm Nofrianto, S.Farm Novadhila, S.Farm Suci Prima Putri, S.Farm Tommy Suhendry, S.Farm Wilda, S.Farm Yashinta Alistia, S.Farm
Mempertahankan osmolitas plasma dengan mengubah eksresi air Mempertahankan kadar elktrolit plasma Mempertahankan PH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan kelebihan H dan membentuk HCO3 Eksresi produk akhir nitrogen
Menghasilkan renin untuk pengaturan tekanan darah Menghasilkan eritropoitin untuk membentuk eritrosit Metabolisme vitamin D menjadi aktif Menghasilkan prostaglandin untuk memperlancar aliran darah ke ginjal
Ginjal menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin
Filtrasi di glomerolus
Sekresi aktif di tubuli proksimal Reabsorpsi pasif di tubuli proksimal dan distal
VIDEO GINJAL
Nefritis atau peradangan ginjal Nefrosis Nefrosklerosis Batu (kalkulus) ginjal Uraemia Pielonefritis Tumor Wilms Gagal ginjal
Nefrosklerosis atau pengerasan pembuluh arteri yang menuju ke ginjal, adalah suatu kelainan yang ditunjukkan dengan adanya albumin dalam urin
Dalam istilah kedokteran, batu ginjal disebut Nephrolithiasis atau renal calculi yang merupakan suatu keadaan dimana terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau calyces dari ginjal atau di dalam saluran ureter. Batu (kalkulus) ginjal dapat terbentuk dari timbunan kristal pada urin pada ginjal atau pelvis ginjal. Seringkali batu ini tersusun atas kalsium oksalat
Uremia adalah keracunan yang disebabkan oleh akumulasi zat-zat buangan tubuh yang tidak dapat diuraikan oleh ginjal
Pielonefritis adalah infeksi ginjal karena bakteri. Pielonefritis akut seringkali disertai demam, rasa dingin, pedih pada bagian yang sakit, sering buang air kecil, dan sensasi seperti terbakar saat buang air kecil
Disfungsi ginjal (gagal ginjal) adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urin
Cont..
3. Postrenal Obstruksi pada muara kandung kemih (hipertrofi prostat, karsinoma) Obstruksi ureter bilateral (kalkuli, bekuan darah, tumor, fibrosis, retroperitoneal, trauma pembedahan, papilitis nekrotikans). Obstruksi duktus pengumpul ginjal (asam urat, sulfa, protein Bence Jones).
Perjalanan klinis GGA biasanya dibagi menjadi tiga stadium, yaitu: 1. Stadium oliguri Biasanya timbul dalam waktu 24 sampai 48 jam sesudah trauma, meskipun gejala biasanya tidak timbul sampai beberapa harisesudah kontak bahan kimia yang nefrotoksik. Oliguria biasanya disertai azotemia. 2. Dieresis Stadium dieresis dimulai bila pengeluaran kemih meningkat sampai lebih dari 400 ml per hari. Stadium ini berlangsung 2 sampai 3 minggu. 3. Pemulihan Stadium penyembuhan GGA berlangsung sampai satu tahun, dan selama masa itu, anemia dan kemampuan pemekatan ginjal sedikit demi sedikit membaik. Tetapi beberapa pasien tetap menderita penurunan GFR yang permanen.
Merupakan gagal ginjal yang progresif dan lambat, biasanya berlangsung beberapa tahun. Gagal Ginjal Kronik (CRF) atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversibel.
Gagal Ginjal Kronik, Merupakan sindrom yg : a. Di sebabkan oleh penurunan fungsi ginjal b. bersifat menahun c. berlangsung progresif d. terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 mL/min
PENYAKIT SISTEMIK
UREMIA
TERTIMBUN DIDARAH
GGK
Stadium III Uremi gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 10 %). Semua gejala sudah terlihat dengan jelas dan penderita masuk dalam keadaan dimana tak dapat melakukan tugas sehari-hari sebagaimana mestinya. Gejala-gejala yang timbul antara lain mual, muntah, nafsu makan berkurang, sesak nafas, pusing, sakit kepala, kurang tidur, kejangkejang dan akhirnya terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Stadium akhir timbul pada sekitar 90 % dari massa nefron telah hancur. Stadium 3: sindrom uremik, GFR <5 10ml/mnt, kadar kreatinin dan BUN meningkat tajam, terjadi kelainan biokimia dan gejala kompleks
METABOLISME
EKSKRESI
ABSORBSI
Peningkatkan kadar urea dalam saliva menyebabkan peningkatan pH lambung. KEADAAN URAEMIA
DISTRIBUSI
1
Volume Distribusi
Pasien disfungsi ginjal Peningkatan volume distribusi Kadar obat dalam plasma rendah
METABOLISME
HATI
Namun, metabolit aktifnya dapat tertimbun akibat gangguan ginjal yang akan menimbulkan masalah klinis
EKSKRESI
EKSKRESI
GINJAL
DISFUNGSI GINJAL: KLIERENS OBAT YANG TERELIMINASI BERKURANG DAN WAKTU PARUH OBAT DALAM PLASMA LEBIH PANJANG
Kebanyakan obat yang larut air diekskresikan dalam bentuk yg tidak berubah di ginjal
Molekul obat yg tdk terikat relatif kecil untuk difiltrsi di glomerolus Obat secara aktif disekresikan lewat ginjal telah melalui proses di tubulus proksimal Beberapa pengobatan memungkinkan direabsorpsi dari urin kembali ke darah untuk
KREATININ SERUM
Kreatinin adalah produk limbah dalam darah yang berasal dari aktivitas otot. Produk limbah ini biasanya dibuang dari darah melalui ginjal, tapi ketika fungsi ginjal melambat, tingkat kreatinin akan meningkat
Dlm keadaan normal, produksi kreatinin scr kasar sd ekskresi kreatinin, shg kadar kreatinin serum konstan Pd seorang dengan filtrasi glomerulus menurun, kreatinin serum akan terakumulasi seuai dgn derajat hilangnya filtrasi glomerulus pd ginjal Secara farmakokinetik, kilrens kreatinin dapat dikatakan sbg laju ekskresi kreatinin lewat urin
DEWASA : Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl. Perempuan : 0,5-1,0 mg/dl. (Wanita sedikit lebih rendah karena massa otot yang lebih rendah daripada pria).
ANAK : Bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dl. Bayi : 0,7-1,4 mg/dl. Anak (2-6 tahun) : 0,3-0,6 mg/dl. Anak yang lebih tua : 0,4-1,2 mg/dl. Kadar agak meningkat seiring dengan bertambahnya usia, akibat pertambahan massa otot.
LANSIA : Kadarnya mungkin berkurang akibat penurunan massa otot dan penurunan produksi kreatinin.
atau
Keterangan: Umur = umur (tahun) BB = Berat Badan (Kg) sCr = Konsentrasi serum kreatinin (mg %)
Keterangan: Umur = umur (tahun) BB = Berat Badan (Kg) sCr = Konsentrasi serum kreatinin (mg %) Persamaan ini hanya dapat digunakan pada pasien dengan kriteria: Umur 18 th Berat badan 30 % IBW IBW (male) (kg) = 50 + 2,3 (Ht 60) IBW (female) (kg) = 45 + 2,3 (Ht 60) Keterangan : Ht (tinggi) dalam inchi Jika nilai sCr tidak stabil, makan persamaan ini tidak dapat digunakan
PERSAMAAN JELLIFFE and JELLIFFE Ess male = IBW [ 29,3 (0,203.age) ] Ess female = IBW [ 25,1 (0,175.age) ] Keterangan: Ess = Ekskresi kreatinin IBW = Ideal Body Weight (kg) Age = umur (tahun) PERSAMAAN SALAZAR AND CORCORAN (untuk pasien obesitas)
PERSAMAAN UNTUK ANAK-ANAK DAN DEWASA CrCl (ml/min/1. 1,73 m2) = (0,45 . Ht) / sCr ; age 0-1 tahun CrCl (ml/min/1. 1,73 m2) = (0,55 . Ht) / sCr ; age 1-20 tahun Keterangan : Ht = tinggi (cm) sCr = kreatinin serum (mg/dl) PERSAMAAN TRAUB AND JOHNSON (Anak 1-18 th)
LFG x P = U x V LFG = laju filtrasi glomerulus P = kadar marker dalam plasma U = kadar marker dalam kemih V = volume kemih yang dikeluarkan selama masa uji
Kreatinin Klirens
Ccr (mL/min/1.73m2) = Ucr (mg/dL) x V (mL) x 1.73 Pcr (mg/dL) x 1440 x SA (m2) Ccr = klirens kreatinin Ucr = kadar kreatinin V = volume kemih yang dikumpulkan dalam 24 jam Pcr = kreatinin plasma SA = luas permukaan tubuh 1440 = jumlah waktu dalam menit dimana kemih ditampung (24 jam x 60 menit = 1440 menit)
Asam Urat
Asam Urat adalah produk akhir metabolisme purin (adenine dan guanine) yang merupakan konstituen asam nukleat Asam urat dapat mengkristal dalam saluran kemih pada kondisi urin yang bersifat asam dan dapat berpotensi menimbulkan kencing batu; oleh sebab itu fungsi ginjal yang efektif dan kondisi urin yang alkalis diperlukan bila terjadi hiperuresemia
Lanjutan
Jenis spesimen yang diperlukan adalah serum atu plasma heparin. Diambil 3-5 ml darah vena dimasukkan ke dalam tabung bertutup merah atau tabung bertutup hijau (heparin) kemudian disentrifus; cegah terjadinya hemolisis. Serum atau plasma heparin dipisahkan. Kadar asam urat diukur dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer atau analyzer kimiawi.
Nilai Rujukan DEWASA : Laki-laki : 3.5-7.0 mg/dl. Perempuan : 2.5-6.0 mg/dl. Kadar panik : >12mg/dl. ANAK : 2.5-5.5 mg/dl LANSIA : 3.5-8.5 MG/DL Catatan : nilai normal dapat bervariasi di setiap laboratorium.
Protein Urin
Bila ginjal rusak maka dapat terjadi kebocoran protein ke urin. Adanya protein dalam urin merupakan tanda awal penyakit ginjal kronis. Nilai Rujukan Urin acak : negatif (15 mg/dl) Urin 24 jam : 25 150 mg/24 jam.
Penatalaksanaan
Pengelolaan meliputi: terapi penyakit ginjal pengobatan penyakit penyerta penghambatan penurunan fungsi ginjal pencegahan dan pengobatan penyakit kardiovaskular pencegahan dan pengobatan komplikasi akibat penurunan fungsi ginjal terapi pengganti ginjal dengan dialisis atau transplantasi jika timbul gejala dan tanda uremia
Dalam waktu 4 sampai 6 jam dengan frekuensi 4 kali sehari, terjadi proses difusi serta ultrafiltrasi dalam ginjal, sehingga zat racun yang ada didalamnya terserap keluar dan diganti cairan baru. Metode ini, tidak mengganggu proses cerna dan sisa fungsi ginjal juga terus terpelihara. 3. Transplantasi ginjal Transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti ginjal (anatomi dan faal). Pertimbangan program transplantasi ginjal, yaitu: Cangkok ginjal (kidney transplant) dapat mengambil alih seluruh (100%) faal ginjal, sedangkan hemodialisis hanya mengambil alih 70-80% faal ginjal alamiah Kualitas hidup normal kembali Masa hidup (survival rate) lebih lama Komplikasi (biasanya dapat diantisipasi) terutama berhubungan dengan obat imunosupresif untuk mencegah reaksi penolakan Biaya lebih murah dan dapat dibatasi
B. Terapi farmakologis
1.2 KONTROL OPTIMAL HIPERTENSI Pemilihan kelas obat untuk membatasi perkembangan CKD disajikan dalam bagian berikut
2.3 PENGOBATAN HIPERLIPIDEMIA Beberapa obat yang tersedia untuk menurunkan lipid, -hidroksi-methylglutaryl coenzyme A (HMG-CoA) reduktase inhibitor dan gemfibrozil paling sering digunakan dalam dislipidemik pasien dengan CKD dengan dan tanpa proteinuria
Strategi terapetik unt mencegah progesif penyakit pada pasien GG dengan diabetes
LANGKAH DALAM MENENTUKAN DOSIS OBAT PADA PASIEN DENGAN DISFUNGSI GINJAL
WARNING!!!!
Gol. Tetrasiklin a. Tetrasiklin dapat meningkatkan kadar ureum darah. b. Penggunaan tetrasiklin dan turunannya pada pasien gagal ginjal dpt menyebabkan azotemia. c. doksisiklin dan minosiklin dapat diberikan asal fungsi ginjal tetap dimonitor d. selain itu, juga dapat diatasi dg menggantikannya dg antibiotik lain
Siprofloksasin
Cholcicine
CrCl < 20 mL/mnt dosis harus diturunkan atau interval pemberian ditingkatkan dan kadar plasma harus selalu dimonitoring
Tidak boleh digunakan pada gagal ginjal berat dosis tidak boleh melebihi 600 g/hari pada pasien dengan serum kreatinin 1.6 mg/ 100 mL atau lebih, atau dengan kreatinin klirens < 50 mL/minute.
Kasus
Seorang pasien wanita kulit putih berusia 27 thn dengan diabetes tipe 1 yang didiagnosa pada umur 14 thn ketika dia jg mengalami diabetes ketoasidosis. Pengobatan insulin awalnya komplikasi dgn kontrol glikemia yg buruk, seringnya tjd hipoglikemia dan penaikan BB. Dua tahun yg lalu ia jg menderita hipertensi yang diobati dgn bendroflumetazid, 5 mg/hari. Level urea 8,2 mmol/L, kreatinin serum 80 mol/L, dan dipstik urinalisis negatif protein. Dia jg diberitahu mengalami retinopati diabetik non proliferasi dan diberikan pengobatan dgn laser.
Lanjutan...
Sekarang, dia mengalami keluhan mual & muntah. Pada pemeriksaan, dia mengalami dehidrasi, nafasnya beraroma keton. Dia dlm keadaan sadar dan gemetar. Glukosa darah yang dites dari jarinya menunjukkan 25,4 mmol/L dan dipstik urin positif kuat menunjukkan adanya glukosa, keton, dan protein. Dia didiagnosa mengalami diabetes ketoasidosis dan dipindahkan keruangan intensif untuk terapi lebih lanjut.
Hasil Laboratorium
Na+ 127 mmol/L (135-150 mmol/L) K+ 4,5 mmol/L (3,5-5,2 mmol/L) pH darah 7,15 (7,36-7,44) Base excess -20,9 mmol/L Bikarbonat 5,8 mmol/L (22-31 mmol/L) Urea 18,3 mmol/L (3,5-5,2 mmol/L) Kreatinin 246 mikromol/L (60-110 mol/L) Glukosa 40,1 mmol/L HbA1c (3,9-6,1 %) BB 54 kg, tinggi 160 cm
Pertanyaan
Hitung fungsi ginjal pasien tsb dgn persamaan MDRD Apa yg menyebabkan kerusakan ginjal pd kasus tsb? Apa intervensi farmakologis dan yg lainnya yg dpt menurunkan resiko masalah pd pasien tsb? Apa saran yg dpt anda berikan sbg seorang apoteker?
Jawaban
Patient renal function : MDRD eGFR = 22 ml/min/1,73 m2
GFR = 1,04 x (140-Umur)x BB kreatinin serum = 1,04 x 113 x 54 246 = 25,8 ml/min
Lanjutan...
Tanpa pengobatan, nefropati klinis berkembang selama 5 thn, dan kerusakan ginjal yg parah menyebabkan gagal ginjal stadium akhir yg berkembang sekitar 5 thn berikutnya. Hipertensi timbul berkaitan dgn mikroalbuminuria dan berkembang dgn diabetes nefropati, yg lebih lanjut merusak ginjal. Ketika penyakit ginjal stadium akhir terjadi, racunracun dlm tubuh tdk dpt dibersihkan secara sempurna oleh ginjal, yg apabila tdk diterapi dgn dialisis, akan menyebabkan fatal.