Anda di halaman 1dari 9

JURNAL ANALISIS TOKSIKOLOGI PREPARASI SAMPEL DARAH DAN URIN

NAMA KELOMPOK :

AYU PUTU ASTITI NATIH KOMANG JATMIKA NI MADE RAI NOVI KARTIKA KADEK SUSI WIANDARI SERAFINA C. DANAL

P07134011002 P07134011010 P07134011018 P07134011028 P07134011036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2013

BAB I PENDAHULUAN I. A. B. Tujuan Tujuan Umum Mahasiswa dapat melakukan preparasi sampel darah dan urine Tujuan Khusus 1. Untuk dapat memisahkan atau menyingkirkan pengotor atau zat-zat yang tidak diinginkan (selain analit) dari sampel darah dan urine. 2. Untuk dapat memperoleh plasma, serum, eritrosit dan whole blood dari sampel darah. 3. Untuk dapat melakukan pengamatan dan menangani sampel urine. II. Latar belakang Darah adalah satu bagian tubuh manusia yang paling penting yang harus ada dalam jumlah yang sesuai. Darah merupakan cairan yang terdiri dari banyak sel bebas yang membawa zat penting yang diperlukan oleh tubuh melalui sebuah jalur yang disebut pembuluh darah. Kinerja darah diatur oleh master kontrol yaitu jantung. Zat yang dibawa bisa apa saja, seperti oksigen, mineral, protein, vitamin dan hormon yang berasal dari sistem endokrin. Hasil sisa olahan tubuh seperti karbondioksida dibawa oleh darah ke paru-paru untuk ditukar dengan oksigen. Begitu pula banyak racun dan bahan kimia yang tidak dikehendaki tubuh dibawa ke hati dan ginjal untuk kemudian dideportasi keluar dari tubuh manusia melalui feces atau urine.(Ridwan, 2012). Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Dalam melakukan pemeriksaan terhadap darah dan urine perlu dilakukan perlakuan khusus karena dalam darah dan urine yang diperiksa masih banyak mengandung pengotor yang dapat mengganggu proses analisis. Selain itu darah dan urine diberikan perlakuan khusus agar sesuai dengan spesifikasi bahan dalam pemeriksaan tertentu Perlakuan khusus ini lebih dikenal sebagai preparasi sampel.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Preparasi Sampel Menurut Flagan (2007) preparasi sampel adalah suatu proses penyiapan sampel yang bertujuan untuk memisahkan atau menyingkirkan pengotor atau zatzat yang tidak diinginkan (selain analit) sehingga diperoleh hasil yang valid. Penyiapan sampel yang baik sangat diperlukan pada uji pemastian identifikasi dan kuantifikasi, terutama pada teknik kromatografi. Karena pada umumnya materi biologik merupakan materik yang komplek, yang terdiri dari berbagai campuran baik senyawa endogen maupun senyawa eksogen xenobiotika. Penyiapan sampel umumnya meliputi hidrolisis, ekstraski, dan pemurnian analit. Prosedur ini haruslah mempunyai efesiensi dan selektifitas yang tinggi. Perolehan kembali yang tinggi pada ekstraksi adalah sangat penting untuk menyari semua analit, sedangkan selektifitas yang tinggi diperlukan untuk menjamin pengotor atau senyawa penggangu terpisahkan dari analit (Indonesian Journal of Legal and Forensic Science, 2008). 2.2 Urine Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih

atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. ( Subijakto,2010) 2.3 Darah Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon diogsida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/ kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041-1,065, temperatur 380C, dan PH 7,37-7,45. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kirakira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah. (Ridwan,2012) Darah terdiri dari bagian padat dan bagian cair. Bagian padat berupa sel-sel darah seperti eritrosit, leukosit, dan tromosit. Sedangkan bagian cair berupa plasma darah . plasma darah adalah bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu jaringan atau organ. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, di samping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya. (Ridwan,2012)

BAB III METODE 3.1 a. Alat Spuit Neraca analitik Sendok tanduk Kertas perkamen pH meter Ball filler Lemari es/freezer Pipet volume Pipet tetes Eppendorf Tabung vial + penutup Tabung sentrifugasi + penutup Rak tabung reaksi + tabung reaksi Sentrifugasi Tabung vortex Vortex Alat dan Bahan

a. Bahan Sampel darah Urin Buffer saline EDTA Asam Sitrat Metanol

3.2 3.2.1

Cara kerja Penanganan Sampel Urin

Urine + asam sitrat 2% b/v

sentrifug asi

Bagian cair diambil + disimpan

3.2.2 Perlakuan pada Sampel Darah 1. Cara memperoleh plasma dari darah
darah disentrifu gasi plas ma

2. Cara memperoleh Serum dari Darah

darah Didiamkan 15 menit (suhu kamar) tanpa antikoagulan serum dipindahk an Tabung eppendorf

3. Cara memperoleh sel darah merah (eritrosit) dari Darah


Darah + antikoagulan

sentrifu gasi

plas ma

plate let

eritro sit Dicuci dengan buffer saline

Disimpan(s 0c) uhu 2-80 atau digunakan langsung

10% dibuang

4. Cara memperoleh Whole Blood


EDTA + Darah Disimpan pada suhu 0c -200

tabung

5. Pengendapan protein dari plasma darah


Plasma + methanol (2x plasma) sentrifug asi Lapisan padat Lapisan cair

diambil

Tabung reaksi + diberi tanda

DAFTAR PUSTAKA

Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences . 2008. Toksikologi Forensik . Asosiasi Forensik Indonesia. Ridwan. 2012. Pengertian Darah dan Bagiannya. Tersedia pada : http://ridwananalis.wordpress.com/2012/08/13/pengertian-darah-danbagiannya/ (Diakses tanggal 12 Maret 2013) Subijakto. 2010. Makalah Urine. Tersedia pada : http://subijakto.blogspot.com/2010/11/makalah-urine-2010.html tanggal 12 Maret 2013) Wirasuta, Made Agus Gelgel. 2008. Analisis Toksikologi Forensik Dan Interpretasi Temuan Analisis. Tersedia pada : http://gelgelwirasuta.blogspot.com/2009/12/analisis-toksikologi-forensik.html (Diakses tanggal 12 Maret 2013) (Diakses

Anda mungkin juga menyukai