Anda di halaman 1dari 28

Tetanus (in Emergency Medicine)

Yudis JP 07700262

Pembimbing: dr. Dicky, Sp.B RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto

Tetanus
Penyakit infeksi akut yang ditunjukkan dengan gangguan neuromuskuler akut berupa trismus, kekauan dan kejang otot disebabkan eksotoksin spesifik dari Clostridium tetani.

Etiologi
Clostridium tetani :
anaerob murni
membentuk spora bentuk yang khas (drumstick)

Spora dapat bertahan bertahun- tahun Spora terdapat di tanah atau debu, tidak jarang pada feses manusia, juga feses kuda, anjing, dan kucing Tahan antiseptic Tahan pemanasan 100C Tahan otoklaf 120C selama 15-20 menit

Patogenesis
Masuk melalui luka Port dentre: kaki, post persalinan menular ke bayinya, otitis media atau gigi berlubang Bentuk spora menjadi bntk vegetatifnya bila lingkungan memungkinkan untuk perubahan tersebut dan kemudian mengeluarkan eksotoksin. Eksotoksin:
Tetanolisin Tetanospasmin

Tetanolisin
???? menghancurkan Sel Darah Merah

Tidak menimbulkan tetanus secara langsung Menambah optimal kondisi lokal untuk berkembangnya bakteri

Tetanospasmin
Terdiri atas protein yang toksik terhadap sel saraf. Diabsorbsi end organ saraf di ujung saraf motorik dan diteruskan melalui saraf sampai sel ganglion dan sistem saraf pusat. Cara kerjanya: menghambat beberapa neurotransmitter inhibitor (glycine-GABA), dimana berakibat kontraksi berlebihan yang berujung pada spasme otot.

Tetanospasmin

Tetanospasmin End organ saraf motorik

Sistem Saraf Pusat dengan cara: menghambat GABA-Glysine

Manifestasi klinis
Masa inkubasi antara 3 hari - 4 minggu Rata-rata 8 hari Makin pendek masa inkubasi, prognosis makin buruk. Tetanus:
Local Cephalic General Neonatal

Tetanus lokal
Kaku persisten pada kelompok otot di dekat luka yang terkontaminasi basil tetanus.

Tetanus cephalic
Fenomena-nya sesuai serabut saraf kepala yang terkena (biasanya N. VII)

Tetanus Neonatal
Mirip dengan tetanus general, hanya beda pasiennya adalah neonatus

Tetanus General
Gejala pertama yang terlihat dan dirasakan px adalah kaku otot maseter yang mengakibatkan gangguan membuka mulut (trismus) Slanjutnya timbul opistotonus yg disebabkan kaku kuduk, kaku leher, dan kaku punggung. Selain dinding perut yang menjadi keras seperti papan

Tampak risus sardonicus karena kaku otot wajah dan keadaan kekakuan extremitas. Sangat terganggu juga oleh gangguan menelan Kejang otot merupakan kekakuan karena hipertonus dan TIDAK bersifat klonus dapat timbul hanya karena rangsangan yang LEMAH, seperti bunyi-bunyian dan cahaya. Selama sakit, sensorium TIDAK terganggu, sehingga nyeri terasa akibat kaku otot.

Diagnosis
Gx klinis Pemeriksaan C. tetani belum tentu berhasil.

Anamnesis tentang adanya kelainan yang dapat menjadi tempat masuknya kuman tetanus; trismus; risus sardonicus; kaku kuduk; opistotonus; perut keras seperti papan atau kejang tanpa gangguan kesadaran cukup untuk menegakkan Dx.

Differential Diagnosis
Inf lokal daerah mulut juga sering disertai trismus. Meningitis atau ensefalitis. Px hysteria juga susah dibedakan dgn tetanus.

Komplikasi
Pneumonia Asfiksia Fraktur Vertebra

Pengobatan
Mengatasi eksotoksin yang sudah terikat pada SSP Menetraliasi toksin yang masih beredar dalam darah

Menghilangkan kuman penyebab

Tolok ukur Masa inkubasi < 48 jam 2 5 hari 6 10 hari 11 14 hari > 14 hari Internal/umbilical Leher, kepala, dinding tubuh Ekstremitas proksimal Ekstremitas distal Tidak diketahui Tidak ada Mungkin ada/ibu mendapat >10 tahun lalu <10 tahun Proteksi lengkap
Penyakit/trauma membahayakan jiwa Keadaan tidak langsung membahayakan jiwa Keadaan tidak membahayakan jiwa Trauma atau penyakit ringan A.S.A derajat

Nilai 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 10 8 4 2 0 10 8 4 2 1

Lokasi infeksi (Port dentre)

Imunisasi (Status imunologi)

Faktor memberatkan

Mengatasi kaku otot beri obat bersifat melemaskan otot

Sedasi fenobarbital, klorpromazin, atau diazepam Perawatan px tetanus sebaiknya dilakukan di ruangan yang tenang dan terlindung dari rangsangan penglihatan, pendengaran, dan perabaan.

Toksin yang masih beredar dinetralkan melalui pemberian serum antitetanus (ATS) atau immunoglobulin tetanus manusia.
ATS diberi 20.000 IU/hari selama 5 hari berturut-turut, ingat alergi Immunoglobulin tetanus manusia cukup dengan dosis tunggal 3000 6000 unit

Kuman penyebab dihilangkan melalui perawatan luka yang dicurigai sebagai sumber infeksi dengan cara:
wound excision (debridement), pemakaian antibiotic. AB yang dianjurkan adalah penicillin (3 x 1,5 juta unit/hari). Metronidazol (3 x 1 g/hari)

Pencegahan
Perawatan luka adekuat Imunisasi aktif serta pasif

Imunisasi aktif Penyuntikan toksoid tetanus untuk merangsang tubuh membentuk antibody
Imunisasi pasif Pemberian serum yang mengandung antitoksin heterolog (ATS) atau antitoksin homolog (immunoglobulin antitetanus).

Eksotoksin
Tetanospasmin
Antibiotics

End organ saraf motorik


ATS-HTIG

Sistem Saraf Pusat dengan cara: menghambat GABA-Glysine

Prognosis
Faktor yang memengaruhi mortalitas px tetanus:
Masa inkubasi Periode awal pengobatan Imunisasi Lokasi focus infeksi Penyakit lain menyertai Beratnya penyakit Penyulit yang timbul

Tetanus merupakan infeksi akut oleh karena bakteri C. tetani yang bersifat anaerob murni Menyebabkan gangguan yang lokal maupun sistemik Bakteri ini masuk ke manusia terutama melalui luka yang kotor

Kesimpulan

Kejang pada tetanus disebabkan oleh eksotoksin

Diagnosis cukup dengan gejala klinis serta anamnesa Pengobatan dengan rawat luka yang baik, pemberian ATS atau HTIG serta pemberian Antibiotik ATS ataupun HTIG hanya berfungsi untuk mencegah melekatnya eksotoksin pada SSP Antibiotik berfungsi sebagai membunuh kuman serta mencegah terbentuk eksotoksin baru

Pencegahan dilakukan dengan imunisasi aktif maupun pasif Prognosis dari tetanus ini dapat baik tergantung bagaimana managemen perawatan dan pencegahan penyakit secara dini serta adekuat

SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai