Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PERIODE PASCA PARTUM

PENGERTIAN

Postnatal (Latin for 'after birth', from post meaning "after" and natalis meaning "of birth") is the period beginning immediately after the birth of a child and extending for about six weeks. The period is sometimes incorrectly called the postpartum period, which refers to the mother and, less commonly, puerperium (www.wikipedia.com) Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari. S, dkk, 2002) Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelim hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. (Rustam Mochtar, 1998 ) Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama 6 minggu. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002) Puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. (Obstetri Fisiologi, 1983)

Masa Nifas diBagi Dalam 3 Periode:


1. 2.

3.

Early post partum : Dalam 24 jam pertama. Immediate post partum : Minggu pertama postpartum. Late post partum : Minggu kedua sampai dengan minggu keenam.

Perubahan Anatomi dan Fisiologi Wanita Setelah Melahirkan

1.

Sistem Reproduksi dan Struktur Terkait : Uterus : a. Proses Involusi Yaitu proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai setelah placenta lahir pada proses ini terjadi proses autolisis yaitu proses perusakan secara langsung terhadap jaringan hipertropi (pembesaran sel yang ada) selama hamil. Menurut Irene M Bobak (1995) yaitu : Dalam waktu 12 jam tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm diatas umbilikus, tinggi fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam pertama, pada hari ke-6 fundus berada pada pertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis, 9 hari post partum, fundus tidak terasa pada abdomen. Sub involusi adalah kegagalan uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil penyebab tersering, tertahannya fragmen placenta dan infeksi. a. Kontraksi Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar hipofisis posterior, memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengkompresi pembuluh darah dan membantu homeostatis. Selama masa ini kontraksi Uterus penting untuk dipertahankan.

a.

Afterpain

Yaitu rasa nyeri pada masa awal purperium terutama daerah uterus. Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami multipara dan bisa menimbulkan nyeri yang tertahan sepanjang masa awal puerperium pada primipara.

b.

Tempat placenta
Proses involusi daerah implantasi placenta 2-3 hari pelepasan jaringan nekrotik, 7 hari post partum ke bentuk lapisan basal, 15 hari post partum regenerasi endometrium kecuali pada bekas placenta. 6 minggu post partum perkembangan sel-sel epitel endometrium

c.

Lochea
Yaitu Rabas (cairan) uterus yang keluar setelah bayi lahir. Jenis dan karakteristik lokia : Lokea rubra : mengandung darah segar debris dosi dua dan debris prokoblastik, sekitar 3-4 hari. Lokea serosa : mengandung darah agak kecoklatan, mengandung serum, leukosit dan debris jaringan. Lokea alba : 10 hari setelah bayi lahir warna coklat menjadi kuning, mengandung leukosit, desi dua epitel, mucus, serum dan bakteri. Lokea alba bisa bertahan selama 6-8 minggu setelah bayi lahir.

1.

2.

3.

Serviks Setelah melahirkan serviks menjadi lunak, edematosa, tipis dan rapuh, sedikit laserase. Vagina dan Perineum Vagina yang semula sangat tegang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil (6-8 minggu setelah bayi lahir). Rugae akan mulai terlihat sekitar minggu ke-4 dan pada umumnya rugae akan memipih secara permanen. Proses penyembuhan luka episiotomi sama dengan operasi lain dan luka episiotomi sembuh sebelum minggu ke-6. Topangan Otot Panggul Struktur penopang uterus dan vagina bisa mengalami cedera sewaktu melahirkan dan masalah ginekologis dapat timbul dikemudian hari karena jaringan dasar panggul yang robek.

Sitem Endoktrin o Hormon Plasenta o Hormon Hifofisis Abdomen o Setelah persalinan dinding perut longgar sehingga masih seperti orang hamil. o Dalam 2 minggu dinding abdomen akan rileks. o Dalam 6 minggu akan pulih seperti sebelum hamil. Sistem Urinaria o Fungsi ginjal menurun saat postpartum dan kembali normal dalam waktu 1 bulan. o Adanya odema trigonium yang menimbulkan obstruksi uretra sehingga terjadi retensi urin. o Diaforesis merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk mengurangi cairan yang teretansi dalam tubuh, terjadi selama 2 hari setelah melahirkan. Sistem Pencernaan o Pada masa awal post partum dapat terjadi penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna, penurunan bising usus, rasa mual, konstipasi dan hemoroid.

Payudara o Setelah bayi lahir dengan cepat terjadi penurunan konsentrasi hormon yang menstimualsi perkembangan payudara, sebagian hormon-hormon ini kembali ke kadar sebelum hamil yang ditentukan oleh ibu menyusui atau tidak. Ketika bayi menghisap puting, reflek saraf merangsang lobus posterior kelenjar pituitary untuk mensekresi hormon oksitasin. Ketika ASI di hisap maka sel-sel laktasi terangsang untuk menghasilkan ASI yang lebih banyak. Sistem Kardiovaskuler o Denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat segera setelah melakukan persalinan (lebih tinggi selama 30-60 menit). o Curah jantung normal 8-10 minggu setelah melahirkan. o Tanda-tanda vital setelah melahirkan dalam batas normal, bila temperatur selama 24 jam pertama meningkat sampai 38 derajat (keadaan ini sebagai akibat dehidrasi denyut nadi), tekanan darah sedikit berubah atau menetap, dan evaluasi rutin perlu dilakukan selama 48 jam pertama. Sistem Neurologi o Perubahan neurologis pada masa postpartum lebih disebabkan karena adanya trauma saat melahirkan, yaitu : trauma jaringan (episiotomi) dan kandung kemih penuh. Sedangkan nyeri kepala bisa disebabkan oleh hipertensi, stress dll.

Sistem Muskuloskletal o Adaptasi sistem muskuloskeletal yang terjadi selama hamil secara langsung kembali pada masa postpartum. o Adaptasi ini mencakup antara lain : relaksasi, mobilitas dan perubahan pusat berat akibat pembesaran rahim. Sistem Integumen o Kloasma yang muncul pada masa hamil bisa menghilang. o hiperpegmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya atau dapat menetap, o kulit yang menegang pada payudara, abdomen, paha dan panggul mungkin memudar, tetapi tidak menghilang. o Rambut halus yang tumbuh pada saat hamil akan menghilang. o Olaporesis perubahan yang paling jelas terlihat pada sistem integumen. Sistem kekebalan
o

Kebutuhan ibu untuk mendapatkan vaksin ditetapkan

Adaptasi Psikologis Postpartum


Selama periode postpartum tugas dan tanggung jawab baru muncul dan kebiasaan lama perlu ditambah atau dirubah. Dengan adanya perubahan tersebut diperlukan suatu adaptasi baik pada ibu maupun bapak. Tiga fase penyesuaian terhadap peran sebagai orang tua yang ditandai oleh perilaku independen, perilaku dependenmandiri, dan perilaku interdependen. Periode ini di ekspresikan oleh Reva Rubin yang terjadi tiga tahap, yaitu : 1. Taking In Periode (1-2 hari setelah persalinan) 2. Taking Hold Periode (3-4 hari setelah persalianan) 3. Letting Go Periode (setelah tiba dirumah)

Perawatan Pasca Persalinan

Mobilisasi Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka. Diit Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori, serta makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, tinggi serat, sayur-sayuran dan buahbuahan. Miksi Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi. Defekasi Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi konstipasi apalagi BAB keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rektal. Perawatan Payudara Untuk Ibu Menyusui Suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar air susu keluar dengan lancar.

Perawatan Payudara Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan sekali ibu untuk menyusui bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayi dan ibunya. Laktasi Untuk menghadapi masa laktasi (menyusui) sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan seperti : Proliferasi jaringan pada kelenjarkelenjar, adanya keluaran colostrum, hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam payudara, dan setelah melahirkan adanya pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu (banyak dalam 2-3 hari pasca persalinan). Perawatan Perinium Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil. Senam Nifas Ibu yang baru melahirkan mungkin enggang banyak bergerak karena merasa letih dan sakit.

Postpartum Patologis

1.

Postpartum Blues
Postpartum Blues merupakan respon emosi ibu postpartum dimana ia merasa sangat tertekan, mungkin menangis, individu tidak tahu mengapa ia merasa depresi. Keadaan ini sifatnya sementara 1-10 hari menghilang, penyebab koping dan respon menjadi orang tua tidak adaptif meliputi : memberi makan, menstimulasi bayi, mengistirahatkan bayi, persepsi yang realitas, memiliki inisiatif melakukan kegiatan positif, menginteraksikan dengan anak lain, rasa puas terhadap peran mengasuh Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah dukungan yang konsisten dari keluarga dan pemberi perawatan, meyakinkan kembali bahwa ia tidak gila dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan istirahat. Selain itu, dukungan positif terhadap keberhasilannya dalam menjadi orang tua bayi yang baru lahir dapat membantu memulihkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya.

1.

Perdarahan Post Partum Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir. (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH,1998) Haemoragic Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi. (Williams, 1998). HPP biasanya kehilangan darah lebih dari 500 ml selama atau setelah kelahiran. (Marylin E Dongoes, 2001) Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: 1. Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir 2. Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum : 1. Menghentikan perdarahan. 2. Mencegah timbulnya syok. 3. Mengganti darah yang hilang.

ASUHAN KEPERAWATAN POSTPARTUM

1. Pengkajian 1. Biodata Klien : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian. 2. Keluhan Utama 3. Riwayat Haid : Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi, siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal partus. 4. Riwayat Perkawinan 5. Riwayat Obstetri : Riwayat kehamilan Riwayat persalinan 6. Riwayat KB dan Perencanaan Keluarga 7. Riwayat Penyakit Dahulu 8. Riwayat Psikososial-Kultural : Adaptasi psikologi ibu setelah melahirkan, pengalaman tentang melahirkan, apakah ibu pasif atau cerewet, atau sangat kalm.

1.

2.

3.

4. 5.

6.
7.

8.

Riwayat Kesehatan Keluarga : Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara genetic, menular, kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah diderita oleh keluarga. Profil Keluarga : Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang terdekat, sibling, type rumah, community seeting, penghasilan keluarga, hubungan social & keterlibatan dalam kegiatan masyarakat. Kebiasaan Sehari-hari : Pola nutrisi, Pola istirahat dan tidur, Pola eliminasi, Personal Hygiene, Aktifitas, Rekreasi dan hiburan. Seksual Konsep Diri Peran Pemeriksaan Fisik : Keadaan Umum, BB, TB, LLA, Tanda Vital normal, Kepala, Breast, Abdomen, Genitalia, Muskoloskeletal Pemeriksaan Laboratorium : Darah (Hemoglobin dan Hematokrit), Klien dengan Dower Cateter diperlukan culture urine.

Analisa Data

No

Tanda dan Gejala

Etiologi

Masalah

1.

DO : TTV : Suhu : menurun Nadi : menurun TD : menurun RR : menurun Tingkat energi : letih, dapat memperlihatkan kebutuhan untuk tidur. Rahim : setinggi umbilikus Lokia rubra : sedikit bekuan, tercium bau seperti cairan menstruasi normal Perinium : oedema, ada luka episiotomi dan jahitan. Tungkai : oedema di telapak kaki (pedal) Payudara : keras saat palpasi, kolostrum belum dikeluarkan. Jumlah darah yang keluar pascapartum : lebih dari 500cc. Terdapat ketuban pecah dini dan partus lama. Terjadi peningkatan haluaran urine. Berkeringat (diaforesis).

Penurunan masukan cairan tidak adekuat, kehilangan cairan berlebihan.

Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan

2.

DO : TTV : Suhu : meningkat (38,5o C / lebih setelah 24 jam pertama) Nadi : meningkat, (takikardi) TD : meningkat (hipertansi) RR : meningkat (24x/menit / lebih) Tingkat energi : letih, lemas, dapat memperlihatkan kebutuhan untuk tidur. Wajah terlihat : pucat, gelisah. Rahim (TFU) : tidak sesuai dengan proses involusi. Lokea : purulen, sedikit bau busuk. Perinium : oedema, ada luka episiotomi dan jahitan serta ada tanda-tanda infeksi. Kontraksi uterus : lembek. Pembalut : penuh oleh darah lebih dari 500cc. Kulit : dingin. capilaryferiltime : memanjang (>2 detik). Frekuensi BAK

Jaringan atau kerusakan kulit, penurunan Hb, tindakan infasif, Risiko dan atau infeksi peningkatan pemajanan lingkungan malnutrisi

tinggi

3.

DO : TTV : TD : meningkat Nadi : meningkat Pernafasan : meningkat Perinium : oedema, ada luka episiotomi, ada jahitan. Adanya diaforesis berlebihan Terdapat kontraksi uterus. Tinggi Fundus : fundus uteri pada hari pertama setinggi pusat. Lokia : ada pengeluaran. Payudara : membengkak, ASI belum keluar. Ada nyeri palpasi pada daerah lokasi. Inpeksi daerah nyeri : memperlihatkan kemerahan, pembengkakan. Mobilisasi / gerak : terasa nyeri Isrirahat : tidak mampu istirahat atau tidur.

Trauma mekanisme oedema / pembesaran jaringan atau distansi efekefek hormonal.

Nyeri akut atau ketidaknyamanan.

4.

DO: Dampak pengalaman melahirkan : sesuai dengan keinginan atau tidak (mis. Ingin lahir pervaginam berhasil atau tidak). Interaksi orang tua-bayi : respon orang tua terhadap kelahiran anak meliputi perilaku adaptif atau maladaftif. Taking in periode (Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan) : Ibu masih pasif dan sangat tergantung, fokus perhatian terhadap tubuhnya, Ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, kebutuhan tidur meningkat, nafsu makan meningkat. Taking Hold Periode (Berlangsung 3-4 hari post partum) : Ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Ibu menjadi sangat sensitif sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat. Letting Go Peroide (Dialami setelah tiba dirumah secara penuh ) : Ibu menerima tanggung jawab sebagai orang tua dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.

Transisi atau peningkatan perkembangan anggota keluarga.

Perubahan proses keluarga

5.

DO : Pengalaman melahirkan pertama (partus pertama). Informasi perawatan diri Kurangnya yang tidak adekuat dari tim informasi kesehatan. Belum adanya penyuluhan perawatan diri dan bayi dari tim kesehatan.

Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi

Diagnosa Keperawatan

1.

2.

3.

4.

5.

Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan masukan tidak adekuat, kehilangan cairan berlebihan. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / kerusakan kulit, penurunan Hb, tindakan infasif, dan atau peningkatan pemajanan lingkungan malnutrisi. Nyeri akut atau ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanisme oedema / pembesaran jaringan atau distansi efek-efek hormonal. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau peningkatan perkembangan anggota keluarga. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan dengan kurangnya informasi.

Intervensi Keperawatan

No

Diagnosa Keperawatan

Tujuan

Kriteria hasil

Intervensi

Rasional Potensial hemorangi atau kehilangan darah berlebihan pada waktu kelahiran berlanjut pada periode post partum dapat diakibatkan dari persalinan yang lama. Uterus yang relaks atau menonjol dengan peningkatan aliran lochea dapat diakibatkan dari persalinan yang lama. Merangsang kontraksi uterus dapat mengontrol perdarahan. Membantu dalam analisa keseimbangan cairan dan derajat kekurangan cairan Indikator dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat hidrasi.

Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan masukan tidak adekuat, kehilangan cairan berlebihan (muntah, diafonesis, peningkatan haluaran urine). Dapat meningk atkan masukka n cairan yang adekuat. . Menunjukk an tekanan darah dan nadi dalam batas normal. Masukan cairan dan haluaran urine seimbang. Hb, Ht dalam kadar normal

1.

Catat kehilangan cairan pada waktu kelahiran, tinjau ulang riwayat intranatal. Kaji lokal dan kontraktilitas fundus uteri jumlah lochea, vagina dan kondisi perineum setelah 2 jam pada 8 jam pertama. Dengan perlahan masase fundus bila uterus menonjol. Kaji masukan cairan dan keluaran urine. Pantau suhu, nadi, dan tekanan darah.


Mendemonstra sikan teknik teknik untuk menurunkan risiko / meningkatkan penyembuhan, menunjukkan luka yang bebas dari drainase purulen, bebas dari infeksi ; tidak febris ; dan mempunyai aliran lokhial dan karakter normal.

2.

Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / kerusakan kulit, penurunan Hb, tindakan infasif, dan atau peningkatan pemajanan lingkungan malnutrisi.

Klien dapat mende monstr asikan tehnikteknik untuk menuru nkan resiko, mening katkan penyem buhan Tandatanda infeksi tidak ada

Pantau suhu dan nadi dengan rutin sesuai indikasi, catat tandatanda menggigil, anorexia dan malaise Catat jumlah lochea, bau, karakteristiknya atau perubahan pada kemajuan normal dari rubra menjadi serosa Inspeksi sisi perbaikan episiotomi setiap 8 jam. Perhatikan nyeri tekan berlebihan. Observasi frekuensi berkemih Kaji terhadap tandatanda infeksi saluran kemih

Peningkatan suhu dapat memperberat, takikardi dapat terjadi. Peningkatan suhu sampai 38,5oC dalam 24 jam I menandakan adanya infeksi. Loctica secara normal mempunyai bau amis / anyir. Namun pada endometritis, mungkin purulen dan bau busuk. Diagnosis dini dari infeksi lokal dapat dicegah penyebaran pada jaringan uterus. Status urinarius meningkatkan resiko terhadap infeksi . Gejala ISK dapat tampak pada hari 2-3 pasca partum karena naiknya infeksi.

3.

Nyeri akut atau ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanisme oedema / pembesaran jaringan atau distensi efek-efek hormonal.

Mengiden tifikasi dan menggun akan intervensi untuk mengatasi ketidakny amanan .

Klien dapat mengident ifikasi dan mengguna kan intervensi untuk mengatasi ketidakny amanan dengan tepat. Klien dapat mengungk apkan berkurang nya ketidakny amanan

Anjurkan perawatan perincal Tentukan adanya, lokasi, dan sifat ketidaknyamanan. Inspeksi perbaikan perineum dan epiostomi. Berikan kompres es pada perineum, khususnya selama 24 jam pertama setelah kelahiran. Berikan kompres hangat ( misalnya ; rendam duduk / bak mandi) Anjurkan duduk dengan otot gluteal terkontraksi diatas perbaikan episiotomi Kolaborasi dalam pemberian obat analgesik 30-60 menit sebelum menyusui.

Pembersihan sering membantu mencegah atau menghalangi penyebaran infeksi. Mengidentifikasi kebutuhan kebutuhan khusus dan intervensi yang tepat. Dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan perineal dan terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi / intervensi lanjut. Memberi anestesia lokal, meningkatkan vasokonstriksi, dan mengurangi edema dan vasodilatasi. Meningkatkan sirkulasi pada perineum, meningkatkan oksigenasi dan nutrisi pada jaringan, menurunkan edema dan meningkatkan penyembuhan. Penggunaan pengencangan gluteal saat duduk menurunkan stres dan tekanan langsung pada perineum. Memberikan kenyamanan, khususnya selama laktasi, bila afterpain paling hebat karena pelepasan oksitosin.

Mengungkap kan masalah dan pertanyaan tentang menjadi orang tua, mendiskusika n peran menjadi orang tua secara realistis, secara aktif mulai melakukan tugas perawatan bayi baru lahir dengan tepat, mengidentifi kasi sumber sumber.

4.

Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau peningkatan perkembangan anggota keluarga

Mengg endong bayi saat kondisi ibu dan neonat us memun gkinka n. Mende monstr asikan prilaku kedeka tan dan ikatan yang tepat.

Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh dan memeriksa bayi Anjurkan ayah untuk menyentuh dan menggendong bayi serta membantu dalam perawatan bayi sesuai kondisi Anjurkan dan bantu pemberian ASI tergantung pada pilihan klien dan keyakinan

Jam-jam pertama setelah kelahiran memberikan kesempatan unik untuk terjadinya ikatan keluarga, karena ibu dan bayi secara emosional saling menerima isyarat yang menimbulkan kedekatan dan penerimaan Ayah yang secara aktif berpartisipasi dalam proses kelahiran dan aktifitas interaksi terutama dari bayi, secara umum menyatakan perasaan ikatan khusus pada bayi. Kontak awal mempunyai efek positif pada durasi pemberian ASI, kontak kulit dengan kulit dan mulainya tugas ibu meningkatka ikatan.

Mengungkapk an berhubungan dengan pemahaman perubahan fisiologis, kebutuhan individu, hasil yang diharapkan, melakukan aktivitas / prosedur yang perlu dan menjelaskan alasan alasan untuk tindakan

5.

Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan dengan kurangnya informasi.

Mengun gkapkan pemaha man perubaha n fisiologis . Melakuk an aktivitas atau prosedur yang diperluka n dan menjelas kan alasanalasan untuk tindakan.

Anjurkan klien berbaring tengkurap dengan bantal dibawah abdomen dan klien melakukan teknik visualisasi atau aktivitas pengalihan. Kaji kesiapan klien dan motivasi untuk belajar Mulai rencana penyuluhan tertulis dengan menggunakan format yang distandarisasi dengan menggunakan ceklist. Berikan informasi tentang perawatan diri, termasuk perubahan peran dan perubahan fisik serta emosional. Berikan penyuluhan mengenai perawatan tali pusat dan memandikan bayi. Diskusikan tentang kebutuhan seksualitas dan rencana untuk kontrasepsi

Periode postpartum dapat merupakan pengalaman positif bila penyuluhan yang tepat diberikan. Menbantu menstandarisasi informasi yang diterima orang tua dari perawat dan menurunkan kebinggungan klien Membantu mencegah infeksi, mempercepat penyembuhan dan berperan pada adaptif yang positif dari perubahan fisik dan emosional Ibu yang baru pertama kali melahirkan akan kurang sekali pengetahuannya mengenai cara perawatan bayi dan akan takut dalam merawat bayinya sendiri. Pasangan mungkin memerlukan kejelasan mengenai ketersediaan metoda kontrasepsi Meningkatkan kenyamanan, meningkatkan rasa kontrol dan kembali memfokuskan perhatian.

Implemenasi dan Evaluasi Keperawatan

No.

Diagnosa Keperawatan

Implementasi
Metode tindakan keperawatan teoritis yang dilakukan pada diagnosa keperawatan risiko tinggi terhadap volume cairan berhubungan dengan penurunan masukan tidak adekuat, kehilangan cairan berlebihan, membutuhkan asuhan keperawatan secara langsung dengan menggunakan : tindakan pencegahan preventif dalam memberikan asuhan, menerapkan teknik yang tepat, dan menyiapan klien dengan prosedur yang spesifik, dan menyelamatkan jiwa dalam situasi darurat.

Evaluasi

1.

Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan masukan tidak adekuat, kehilangan cairan berlebihan (muntah, diafonesis, peningkatan haluaran urine).

Evaluasi formatif : adalah merefleksikan observasi dan analisis perawat terhadap respons klien pada intervensi keperawatan mengenai apa yang terjadi pada klien saat itu dari intervensi 1 sampai 5. Evaluasi sumatif : adalah merefleksikan dan sinopsis observasi dan analisis mengenai status klien terhadap waktu yang menguraikan kemajuan terhadap pencapaian kondisi sesuai kriteria hasil tertentu yaitu tercapai dan tidak tercapai. Evaluasi : Menunjukkan tekanan darah dan nadi dalam batas normal. Masukan cairan dan haluaran urine seimbang. Hb, Ht dalam kadar normal

2.

Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / kerusakan kulit, penurunan Hb, tindakan infasif, dan atau peningkatan pemajanan lingkungan malnutrisi.

Metode tindakan keperawatan teoritis yang dilakukan pada diagnosa keperawatan risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / kerusakan kulit, penurunan Hb, tindakan infasif, dan atau peningkatan pemajanan lingkungan malnutrisi. , membutuhkan asuhan keperawatan secara langsung dengan menggunakan : Tindakan pencegahan preventif dalam memberikan asuhan, Menerapkan teknik yang tepat, dan Menyiapan klien dengan prosedur yang spesifik dan menyelamatkan jiwa dalam situasi darurat.

Evaluasi formatif : adalah merefleksikan observasi dan analisis perawat terhadap respons klien pada intervensi keperawatan mengenai apa yang terjadi pada klien saat itu dari intervensi 1 sampai 5. Evaluasi sumatif : adalah merefleksikan dan sinopsis observasi dan analisis mengenai status klien terhadap waktu yang menguraikan kemajuan terhadap pencapaian kondisi sesuai kriteria hasil tertentu yaitu tercapai dan tidak tercapai. Evaluasi : Menunjukkan demonstrasikan tehnik-teknik untuk menurunkan resiko secara mandiri. Menghilangnya tanda-tanda infeksi.

3.

Nyeri akut atau ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanisme oedema / pembesaran jaringan atau distensi efek-efek hormonal.

Metode tindakan keperawatan teoritis yang dilakukan pada diagnosa keperawatan nyeri akut atau ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanisme oedema / pembesaran jaringan atau distensi efek-efek hormonal , membutuhkan asuhan keperawatan secara langsung dengan menggunakan : Tindakan pencegahan preventif dalam memberikan asuhan, Menerapkan teknik yang tepat, dan Menyiapan klien dengan prosedur yang spesifik dan menyelamatkan jiwa dalam situasi darurat.

Evaluasi formatif : adalah merefleksikan observasi dan analisis perawat terhadap respons klien pada intervensi keperawatan mengenai apa yang terjadi pada klien saat itu dari intervensi 1 sampai 7. Evaluasi sumatif : adalah merefleksikan dan sinopsis observasi dan analisis mengenai status klien terhadap waktu yang menguraikan kemajuan terhadap pencapaian kondisi sesuai kriteria hasil tertentu yaitu tercapai dan tidak tercapai. Evaluasi : Dapat menggunakan intervensi untuk mengatasi ketidaknyamanan dengan tepat. Dapat hilangnya keluhan mengenai nyeri.

4.

Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau peningkatan perkembangan anggota keluarga.

Metode tindakan keperawatan teoritis yang dilakukan pada diagnosa keperawatan perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau peningkatan perkembangan anggota keluarga, membutuhkan konseling keperawatan dengan salah satu strategi konseling berikut ini : Modifikasi prilaku. Konseling untuk kelahiran. Umpan balik biologi. Pelatihan relaksasi. Orientasi realitas. Intervensi krisis. Imajinasi terbimbing. Terapi bermain.

Evaluasi formatif : adalah merefleksikan observasi dan analisis perawat terhadap respons klien pada intervensi keperawatan mengenai apa yang terjadi pada klien saat itu dari intervensi 1 sampai 3. Evaluasi sumatif : adalah merefleksikan dan sinopsis observasi dan analisis mengenai status klien terhadap waktu yang menguraikan kemajuan terhadap pencapaian kondisi sesuai kriteria hasil tertentu yaitu tercapai dan tidak tercapai. Evaluasi : Dapat medontrasikan kedekatan dan iktan yang tepat kepada bayi, tanpa ada paksaan. Mulai mengerti perannya sebagai orang tua. Dapat melaksananakan tugas perawatan bayi baru lahir dengan tepat.

5.

Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan dengan kurangnya informasi.

Evaluasi formatif : adalah merefleksikan observasi dan Metode tindakan analisis perawat terhadap respons keperawatan teoritis yang klien pada intervensi keperawatan dilakukan pada diagnosa mengenai apa yang terjadi pada kurang pengetahuan klien saat itu dari intervensi 1 mengenai perawatan diri sampai 6. dan bayi berhubungan Evaluasi sumatif : adalah dengan kurangnya merefleksikan dan sinopsis informasi, membutuhkan observasi dan analisis mengenai penyuluhan keperawatan status klien terhadap waktu yang dengan pengertinya adalah menguraikan kemajuan terhadap suatu metoda pencapaian kondisi sesuai kriteria implementasi yang hasil tertentu yaitu tercapai dan digunakan untuk tidak tercapai. menyajikan : Evaluasi : Prinsip, Dapat mengungkapkan Prosedur, pemahaman mengenai perubahan Teknik yang tepat tentang fisiologis. perawatan kesehatan, Mampu melakukan aktivitas atau Menginformasikan klien prosedur yang diperlukan dalam tentang status perawatan diri dan bayi. kesehatannya. Mampu menjelaskan alasan-alasan untuk tindakan.

DAFTAR PUSTAKA
1. 2.

3.
4. 5. 6.

www.denipurnama.blogspot.com/2009/02/askep-nipas.html - 87k www.healthreference-ilham.blogspot.com/2008/07/kondas-postpartum.html - 171k www.indonurs.webng.com/maternitas.html Bobak, Lowder Milk, Jensen (2005), Buku Ajar Keperwatan Maternitas, EGC : Jakarta. (hal : 522 s/d 546). sumber: http://maidungleekapay.blogspot.com/2008_05_01_archive.html www.borneo-ufi.blog.friendster.com/2008/07/konsep-nifas-eklamsiforceps/ - 95k-

TERIMA KASIH semoga berguna untuk anda sekalian...

Anda mungkin juga menyukai