Anda di halaman 1dari 9

Penilaian keadaan umum pasien meliputi : 1.

Kesan keadaan sakit termasuk fasies dan posisi pasien Hal pertama yang harus dinilai adalah kesan keadaan sakit, apakah pasien tidak tampak sakit, sakit ringan , sakit sedang ataukah sakit berat. Kesan keadaan sakit bersifat subjektif. Deskripsi obyektif untuk menarik kesimpulan kesan keadaan sakit diambil dengan penilaian penampakan pasien secara keseluruhan. Perlu ditekankan bahwa kesan keadaan sakit tidak selalu identik dengan serius atau tidaknya penyakit yang diderita.seorang pasien leukimia dalam pengobatan , misalnya tampak sehat , bergizi baik serta tampak aktif padahal ia menderita penyakit potensial yang fatal. Perhatikan juga fasies pasien. Fasies adalah istilah yang menunjukkan ekspresi wajah pasien dan kadang dapat memberikan informasi tentang keadaan klinisnya. Bayi baru lahir dapat terlihat dalam keadaan tidur, bangun terdiam atau menangis , bayi yang lebih besar dan anak akan memberikan reaksi bila diberikan stimulus. Pasien yang tersenyum , berbicara atau tertawa biasanya dalam keadaan baik atau hanya menderita sakit ringan.anak-anak yang menangis terus-menerus mungkin dalam keadaan sakit yang lebih serius. Anak yang sedikit bergerak , pasif dan melamun biasanya dalam keadaan sakit yang lebih serius misalnya fasies pasien dengan dehidrasi berat ( khususnya kolera) disebut fasies kolerika yang ditandai oleh mata cekung dan kering serta muka yang layu. Posisi pasien serta aktivitasnya perlu dinilai dengan baik : apakah pasien datang berjalan , duduk , tiduran aktif , tiduran pasif ataukah ia mengambil posisis abnormal tertentu. Dari posisi pasien dapat diduga adanya paresis, paralisis atau ada bagian tubuh yang sakit apabila digerakkan. Misalnya, pasien sesak nafas sering mengambl posisi duduk atau setengah duduk dengan kedua lengan menyanggga dibelakang.

2. Kesadaran Perhatikan kesadaran pasien , kesadaran baru dapat dinilai bila pasien tidak tidur. Penilaian kesadaran meliputi : Komposmentis ialah pasien sadar sepenuhnya dan memberi respons yang adekuat terhadap semua stimulus yang diberikan Apatik ialah pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya, ia akan memberi respons yang adekuat bila diberikan stimulus

Somnolen ialah tingkat kesadaran yang lebih rendah daripada apatik, pasien tampak mengantuk, selalu ingin tidur ( ia tidak responsif terhadap stimulus ringan, tetapi masih memberikan respons terhadap stimulus yang agak keras , kemudian tertidur lagi) Sopor ialah keadaan ini pasien tidak memberikan respons ringan maupun sedang , tetapi masih memberi sedikit respons terhadap stimulus yang kuat, refleks pupil terhadap cahaya masih positif Koma ialah pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun , refleks pupil terhadap cahaya tidak ada , ini adalah tingkat kesadaran paling rendah Delirium ialah kesadaran menurun serta kacau , biasanya disertai disorientasi , iritatif dan salah persepsi terhadap rangsangan sensorik hingga (sering terjadi halusinasi) Selain kesadaran , dinilai pula status mental dan perilaku pasien , apakah tampak gembira , tenang, koperatif , ketakutan , agresif , hiperaktif , gaduh-gelisah , murung, atau cengeng. Pasien anak yang koperatif lebih sering disebabkan oleh rasa ketidaksenangannya terhadap situasi pemeriksaan. Pemeriksaan yang sabar , banyak tersenyum dan pandai membujuk akan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi bayi dan anak , daripada pemeriksa yang diam dan selalu tampak serius. Karakteristik tangisan pasien kadang dapat memberi petunjuk umum ke arah diagnosis tertentu. Tangisan yang kuat biasanya memberi petunjuk bahwa pasien tidak dalam distres yang berat , dan pasien tidak dalam keadaan lemah. Sebaliknya tangisan lemah menunjukkan keadaan pasien yang lemah atau sakit cukup berat misalnya pada malnutrisi.

3. Kesan status gizi Penilaian status gizi pasien secara klinis dilakukan terutama dengan inspeksi dan palpasi. Pada inspeksi secara umum dapat dilihat bagaimana proporsi atau postur tubuhnya. Apakah baik , kurus atau gemuk.juga dinilai apakah ada kelainan yang menyebabkan proporsi tubuh berubah, seperti hidrosefalus, edema anasarka atau achodroplasia. Tulang-belulang yang menonjol , kulit keriput , abdomen yang membuncit atau cekung (skafoid) serta otot yang hipotrofik merupakan sebagian tanda malnutrisi. Hal-hal tersebut dapat dipastikan dengan palpasi (dengan cara cubit tebal dapat diperiksa tebal jaringan lemak subkutan dan keadaan otot terutama di ekstremitas apakah eutrofi, atrofi , hipotrofi atau hipertrofi ).

Penilaian Apgar score Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kemampuan laju jantung, kemampuan bernafas, kekuatan tonus otot, kemampuan refleks dan warna kulit. Caranya: a. Lakukan penilaian apgar Score dengan cara menjumlahkan hasil penilaian tanda, seperti laju jantung, kemampuan bernafas, kekuatan tonus otot, kemampuan refleks dan warna kulit. b. Tentukan hasil penilaian, sebagai berikut : Adaptasi baik : skor 7-10 Asfiksia ringan-sedang : skor 4-6 Asfiksia berat : skor 0-3

Tabel Penilaian Apgar Score TANDA Frekuensi jantung Usaha bernafas Tonus otot Refleks Warna Kulit 0 Tidak ada Tidak ada Lumpuh Tidak bereaksi Seluruh tubuh biru / pucat 1 100 Lambat Ekstermitas fleksi sedikit Gerakan sedikit Tubuh Kemerahan, Ekstermitas Atas Biru 2 100 Menangis kuat Gerakan Aktif Melawan Seluruh tubuh kemerahan

Bayi baru lahir normal memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Berat badan 2500 4000 gram Panjang badan 48 52 cm Lingkar kepala 33 35 cm Lingkar dada 30 38 cm 1. Kepala

Lakukan Inspeksi pada daerah kepala. Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan

bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubunubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21. Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak. Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya. 2. Wajah

Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri. Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis. 3. Mata

Lakukan inspeksi daerah mata. Periksa jumlah, posisi atau letak mata Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down. 4. Hidung Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring. Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis congenital.

Periksa adanya pernapasan cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan. 5. Mulut

Lakukan Inspeksi apakah ada kista yang ada pada mukosa mulut. Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia. Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut) Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak. Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat Episteins pearl atau gigi. Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk ( tanda foote). 6. Telinga

Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah ( low set ears)

terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin). Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal. Bunyikan bel atau suara. Apabila terjadi refleks terkejut maka pendengarannya baik, kemudian apabila tidak pendengaran. 7. Leher terjadi refleks maka kemungkinan terjadi gangguan

Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya.Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher. Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21. Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur. 8. Dada, Paru dan Jantung

Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan bayi yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan. Frekuensi

pernapasan bayi normal antara 40-60 kali permenit. Perhitungannya harus satu menit penuh karena terdapatperiodic breathing, dimana pola pernapasan pada neonatus terutama pada premature ada henti nafas yang berlangsung 20 detik dan terjadi secara berkala. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal. Lakukan palpasi pada daerah dada, untuk menentukan ada tidaknya fraktur klavikula dengan cara meraba ictus cordis dengan menentukan posisi jantung. Lakukan Auskultasi paru dan jantung dengan menggunakan stetoskop untuk menlai frekuensi dan suara napa/jantung. Secara normal frekuensi denyut jantung antara 120160 x / menit. 9. Abdomen

Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan Lakukan pemeriksaan pada tali pusat bertujuan untuk menilai ada tidaknya kelainan pada tali pusat seperti, ada tidaknya vena dan arteri, tali simpul pada tali pusat dan lainlain. Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten. Lakukan Auskultasi adanya bising Usus. Lakukan perabaan hati, umumnya teraba 2-3 cm di bawah arkus kosta kanan. Limpa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri. Lakukan palpasi ginjal, dengan cara atur posisi terlentang dan tungkai bayidi lipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat di raba setinggi umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut bagian ginjal dapat di raba sekitar 2-3 cm. Adanya pembesaran pada ginjal dapat di sebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena renalis 10. Ekstermitas Atas

Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21 Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan. 11. Ekstermitas Bawah

Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis. Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki. 12. Periksa Spinal spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda

abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra 13. Genetalia Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis Periksa adanya hipospadia dan epispadia Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding) 14. Anus dan Rectum Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan 15. Kulit Perhatikan kondisi kulit bayi. Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir Periksa adanya pembekakan Perhatinan adanya vernik kaseosa ( zat yang bersifat seperti lemak berfungsi sebagai pelumas atau sebagai isolasi panas yang akan menutupi bayi cukup bulan). Perhatikan adanya lanugo(rambut halus yang terdapat pada punggung bayi) jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan daripada bayi cukup bulan.
Tanda-tanda Vital Setelah keadaan umum hal kedua yang dinilai adalah tanda vital, yaitu
1. 2. 3. 4. Tekanan darah Nadi / pols Suhu Tubuh / temperatur Pernapasan

TEKANAN DARAH Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang adalah: - Bayi usia di bawah 1 bulan : 85/15 mmHg

- Usia 1 6 bulan - Usia 6 12 bulan - Usia 1 4 tahun - Usia 4 6 tahun - Usia 6 8 tahun - Usia 8 10 tahun - Usia 10 12 tahun - Usia 12 14 tahun - Usia 14 16 tahun

: 90/60 mmHg : 96/65 mmHg : 99/65 mmHg : 160/60 mmHg : 185/60 mmHg : 110/60 mmHg : 115/60 mmHg : 118/60 mmHg : 120/65 mmHg : 130/75 mmHg

- Usia 16 tahun ke atas - Usia lanjut

: 130-139/85-89 mmHg

Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah: * Hypertensi rendah : 140 159/ 90-99 mmHg * Hypertensi sedang : 160 169/100-109 mmHg * Hypertensi berat : 180 209/110-119 mmHg Seseorang dikatakan hypotensi jika tekanan darahnya lebih kecil dari 110/70 mmHg Tempat untuk mengukur tekanan darah seseorang adalah: - Lengan atas - Pergelangan kaki NADI Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang berdasarkan systol dan gystole dari jantung. Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang adalah: - Bayi baru lahir - Umur 1 6 bulan - Umur 6 12 bulan - Umur 1 2 tahun - Umur 2 6 tahun - Umur 6 10 tahun - Umur 10 14 tahun - Umur 14 18 tahun - Umur di atas 18 tahun - Usia Lanjut : 140 kali per menit : 110 kali per menit : 130 kali per menit : 115 kali per menit : 110 kali per menit : 105 kali per menit : 95 kali per menit : 85 kali per menit : 82 kali per menit : 60 100 kali per menit - Umur di bawah umur 1 bulan

: 60 -70 kali per menit

Jika jumlah denyut nadi di bawah kondisi normal, maka disebut pradicardi. Jika jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka disebut tachicardi. Tujuan mengetahui jumlah denyut nadi seseorang adalah: * Untuk mengetahui kerja jantung * Untuk menentukan diagnosa * Untuk segera mengetahui adanya kelainan-kelainan pada seseorang Tempat-tempat menghitung denyut nadi adalah: - Ateri radalis - Arteri temporalis - Arteri caratis : Pada pergelangan tangan : Pada tulang pelipis : Pada leher

- Arteri femoralis - Arteri politela - Arteri bracialis - Ictus cordis SUHU

: Pada lipatan paha : Pada punggung kaki : pada lipatan lutut : Pada lipatan siku : pada dinding iga, 5 7

- Arteri dorsalis pedis

Tempat untuk mengukur suhu badan seseorang adalah: - Ketiak/ axilea, pada area ini termometer didiamkan sekitar 10 15 menit - Anus/ dubur/ rectal, pada area ini termometer didiamkan sekitar 3 5 menit - Mulut/oral, pada area ini termometer didiamkan sekitar 2 3 menit Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36oC 37,5oC Seseorang dikatakan bersuhu tubuh rendah (hypopirexia/hypopermia), jiak suhu tubuhnya < 36oC Seseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika: - Demam : Jika bersuhu 37,5 oC 38oC - Febris : Jika bersuhu 38oC 39oC - Hypertermia : Jika bersuhu > 40oC PERNAPASAN Pola pernapasan adalah: - Pernapasan normal (euphea) - Pernapasan cepat (tachypnea) - Pernapasan lambat (bradypnea) - Sulit/sukar bernapas (oypnea) Jumlah pernapasan seseorang adalah: - Bayi : 30 40 kali per menit - Anak : 20 50 kali per menit - Dewasa : 16 24 kali per menit

Anda mungkin juga menyukai