Anda di halaman 1dari 34

CASE REPORT SESSION ASMA BRONKIAL

oleh

IHSAN DITYA

KETERANGAN UMUM
Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. A : 35 tahun : Laki-laki : Cibenying : Islam : SMP : Pensiunan

Keluhan Utama : Sesak napas Anamnesis khusus : Sejak 1 hari SMRS pasien mengeluh sesak napas yang timbul tiba-tiba dan terus menerus. Sesak disertai oleh nafas yang berbunyi. Sesak tidak dirasakan berkurang apabila penderita berbaring (telentang, miring ke kiri/kanan), berdiri maupun duduk. Sesak bertambah berat saat malam hari, cuaca dingin, stres, kelelahan dan terpapar oleh debu. Keluhan yang sama sudah dirasakan penderita sejak 10 tahun yang lalu. Pada awalnya keluhan terjadi sebulan sekali lalu sesak muncul sekitar 2-3 kali dalam seminggu dan bisa diatasi oleh penderita dengan menggunakan obat hirup penghilang sesak Sesak disertai suara mengi, tidak disertai nyeri dada, tidak disertai bengkak pada kelopak mata, perut dan anggota tubuh. Tidak disertai batuk dan panas badan

ANAMNESA

Riwayat sering terbangun pada malam hari karena sesak nafas diakui atau ingin buang air kecil disangkal. Penderita tidur menggunakan satu bantal. Riwayat bengkak pada kaki atau kelopak mata sebelumnya disangkal. Riwayat cepat lelah bila beraktivitas disangkal. Riwayat batuk lama, keringat malam berat badan menurun atau kontak dengan penderita batuk lama disangkal. Riwayat merokok diakui. Pasien mengaku serangan asma selalu terjadi setelah pasien mengalami kelelahan fisik, emosi atau marah yang hebat dan juga batuk. Selain asma, pasien juga sering bersin dan pilek jika terkena debu, terkadang disertai mata merah dan berair, serta kulit gatal dan kemerahan jika berkeringat. Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dalam waktu yang lama kecuali obat asma. Dalam keluarga, pasien juga memiliki penyakit yang sama. Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi ataupun kencing manis,

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Kesadaran : Compos Mentis Tekanan Darah : 110/80 Nadi = Heart Rate : 88x/menit Respirasi : 28x/menit Suhu : 36 o C Tinggi badan : 170 Berat badan : 79 kg Keadaan Sakit : sakit sedang

Kepala Rambut Mata

Telinga Hidung sekret -/Bibir : Sianosis perioral (-), tidak kering Rongga mulut : Gigi dan Gusi : dalam batas normal Tonsil : T1 T1 tenang

: Distribusi normal, tidak mudah dicabut : Konjungtiva : Tidak anemis Sklera : Tidak ikterik Kornea : Jernih Pupil : Bulat, isokhor, RC +/+ : Sekret -/: Deviasi septum (-), pernafasan cuping hidung (-),

Leher Inspeksi : Tidak ada benjolan JVP : 5 + 2 cmH2O Trakea di tengah : Kelenjar tiroid tidak teraba KGB tidak teraba

Palpasi

Thoraks Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris, deformitas (-) Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi

: Iktus kordis teraba di ICS 5 Linea Mid Clavicula Sinistra, kuat angkat Ekspansi dada : simetris, dalam batas normal Vokal fremitus kiri = kanan Perkusi : Paru : kanan = kiri, sonor Batas paru hepar : ICS 5 dengan peranjakan 2 cm Cor: Batas kanan : Linea sternalis dekstra ICS 4 Batas kiri : Linea mid clavicula sinistra ICS 5 Batas atas : ICS 3 Auskultasi : Paru : Suara pernafasan VBS kiri = kanan, ronkhi (-), wheezing (+) VR kanan = kiri, ekspirasi memanjang Cor : Bunyi jantung S1, S2 normal, S3 (-), S4 (-), murmur (-)

Abdomen Inspeksi : Jaringan parut (-), benjolan (-) Palpasi : Datar, lembut, nyeri tekan (-), Hepar : tidak teraba pembesaran Lien : tidak teraba pembesaran Perkusi : Ruang Traube kosong Pekak samping (-) Auskultasi : BU (+)normal Ekstremitas : Edema (-), Sianosis (-)

Pemeriksaan lab
Hb : 14 (13-18) gr/dL Leukosit : 11000 (3800 10600)/mm3 Hematokrit : 27 (40-54) % Trombosit : 165.000 (150.000 440.000)/mm3 Glukosa sewaktu: 215 (140) mg/dL

pH arteri 7,09 (7,35-7,45) pCO2 arteri 74,1 (35-48) mmHg pO2 arteri 71,9 (80-108) mmHg HCO3 arteri 22,1 (22-26) mEq//L Total CO2 arteri 24,5 (22-29) mmHg Base Excess arteri -10,4 (-2 - +3) mEq/L Saturasi O2 85,8 (95-96) %

Diagnosa banding
- Asma bronkial - PPOK

Diagnosis kerja
Asma bronkiale persisten sedang DD/Bronkitis kronis

Usul Pemeriksaan
Hb, Ht, leukosit, trombosit, LED Ig E , AGD Skin prick test Spirometry Foto toraks

Klasifikasi
Derajat berat asma berdasarkan gambaran klinis (sebelum pengobatan)
Berat/ringannya asma
Asma intermiten

Gejala klinis
Kambuhan < 1 kali seminggu, eksaserbasi hanya sebentar, tidak ada gejala dan fungsi paru normal diantara kambuhan Kambuhan 1 kali seminggu, tetapi < 1 kali/hari. eksaserbasi dapat mengganggu aktivitas dan tidur Setiap hari sesak nafas / kambuh, eksaserbasi mengganggu aktivitas dan tidur Kambuhan sering, gejala sesak terus menerus, aktivitas fisik terbatas karena asma

Gejala malam hari


2x sebulan

Fungsi paru
APE 80% prediksi, variabilitas APE < 20%

Asma persisten ringan

> 2x sebulan

APE 80 % prediksi Variabilitas APE < 20-30 %

Asma persisten sedang

> 1x seminggu

APE 60 - 80 % prediksi Variabilitas APE >30%

Asma persisten berat

sering

APE < 60 % prediksi Variabilitas APE >30%

Derajat berat asma berdasarkan gambaran klinis (dalam pengobatan)


Gejala dan faal paru Tahap I intermiten Tahap II persisten ringan Tahap III persisten sedang
Persisten sedang

Tahap I : intermiten Gejala < 1x/mgg Serangan singkat Gejala malam < 2x/bln Faal paru normal diluar serangan Tahap II : Persisten ringan Gejala 1x / mgg, tapi <1x / hr Gejala malam >2x / bln, tapi < 1x / mgg Faal paru normal diluar serangan Tahap III : persisten sedang Gejala tiap hari Serangan mempengaruhi aktivitas dan tidur Gejala malam > 1x / mgg 60%<VEP1<80% nilai prediksi 60%<APE<80% nilai terbaik Tahap IV : Persisten berat Gejala terus menerus Serangan sering Gejala malam sering VEP160%nilai prediksi APE60% nilai terbaik

Intermitan

Persisten ringan

Persisten ringan

Persisten sedang

Persisten berat

Persisten sedang

Persisten berat

Persisten berat

Persisten berat

Persisten berat

Persisten berat

Komponen pengobatan asma


1. Edukasi 2. Menilai & monitor berat asma 3. Identifikasi & kendali faktor pencetus 4. Rencana & pengobatan jangka pnjang 5. Pengobatan serangan akut 6. Kotrol teratur 7. Pola hidup sehat

EDUKASI
Terus menerus sejak kunjungan pertama Edukasi yang baik akan: Me morbiditi dan mortaliti Me biaya pengobatan krn bekurangnya serangan akut Me
Pemahaman tentang asma Keterampilan dalam penanganan Kepatuhan penderita

Komunikasi yg baik adalah kunci kepatuhan penderita Ketidakpatuhan disebabkan oleh:


Faktor obat
Kesulitan menggunakan obat inhalasi Paduan obat yg tdk menyenagkan Harga obat mahal Tidak menyukai obat Apotik jauh

Faktor di luar obat


Salah pengertian atau kurang informasi Takut pada efek samping Maalah yg dirasakan tdk terpecahkan Harapan yg tdk sesuai Lupa Sikap terhadap sakit dan sehat

PENILAIAN DAN PEMANTAUAN BERKALA


Tujuan:
Gejala dan berat asma berubah perubahan terapi Pajanan pencetus perubahan pada asma Daya ingat dan motivasi perlu direview membantu penaganan asma mandiri

Frekuensi kunjungan bergantung kepada berat penyakit dan kesanggupan penderita memonitor asmanya. Umumnya follow up pertama <1bulan (12 minggu) Ditanyakan apakah asmanya membaik atau memburuk dibandingkan kunjungan terakhir

Penilaian derajat penyakit asma:


Pengukuran gejala Pemeriksaan uji faal paru Analisis gas darah

Pengukuran gejala
Setiap penderita diajarkan bagaimana mengenal gejala dan tanda perburukan asma & cara mengatasinya. Gejala dan tanda asma dipantau setiap kunjungan melalui anamnesis dan pem fisik. Segala pertanyaan mengenai gejala asma meliputi 3 hal:
Gejala asma sehari-hari (mengi,batuk2,rasa berat di dada & sesak nafas) Asma malam (terbangun malam hari krn gejala asma Gejala asma dini hari yg tdk menunjukkan perbaikan setelah 15mnt pengobatan agonis beta2 kerja singkat

Pemeriksaan uji faal paru


Spirometri:
Awal penilaian/kunjungan pertama

Arus Puncak Ekspirasi


Monitoring berat asma Respons pengobatan - Murah,mudah,sederhana,kuantitatif, reproducible,membutuhkan instruksi yang jelas/demonstrasi berulang

Analisa Gas Darah


Untuk ekserbasi berat

Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus


Allergen yang dihirup Pajanan lingkungan kerja Polutan dan iritan di dalam dan di luar ruangan. Asap rokok Reluks gastroesofagus Sensitif dengan obat-obatan

Perencanaan Pengobatan jangka panjang


Untuk mencapai dan mempertahankan keadaan asma yang terkontrol ada 3hal yang harus dipertimbangkan:
Obat-obat anti asma Pengobatan farmakologis- sistem anak tangga Pengobatan asma berdasarkan sistem wilayah

Obat-obat anti asma


Controller
Dipakai setiap hari Obat antiinflamasi dan bronkodilator kerja panjang Mempertahankan keadaan asma terkontrol pada asma persisten Contoh:
Kortikosteroid hirup Kortikosteroid sistemik Natrium kromolin Natrium nodokromil Metilsantin Agonis beta2 kerja panjang hirup dan oral Leukotrine modifiers

Reliever
Relaksasi otot polos Memperbaiki/menghambat konstriksi Contoh:
Agonis beta2kerja singkat Kortikosteroid sistemik Antikolinergik Metilsantin Agonis beta2 oral

CONTROLER
Kortikostseroid Inhalasi
Medikasi jangka panjang yang paling efektif Pilihan bagi pengobatan asma persisten Perbaikan faal paru,mengurangi frekuensi & berat serangan, menurunkan hiperresponsif jalan nafas,mengurangi gejala,memeperbaiki kualiti hidup Peningkatan dosis steroid tidak bermanfaat bahkan meningkatkan E.S tambahkan obat pengontrol lain E/S :
Kandidiasis orofaring Disfonia batuk

Kortikosteroid Sistemik
Pemberian per oral / parenteral Pengontrol pada asma persisten berat Digunakan apabila bronkodilator lain sudah optimal tetapi hasil blm tercapai Dikombinasikan dengan bronkodilator lain Di Indonesia:diberi pada asma sedang-berat apabila tidak mampu beli steroid inhalasi E/S sistemik > E/S inhalasi

Prognosis
Quo Ad Vitam : ad bonam Quo Ad Functionam : ad bonam

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai